Share

Bab 11

Royhard adalah kekasih Zeira sewaktu mereka duduk di bangku Sekolah Menegah Atas, namun setelah lulus Royhard kembali ke Prancis untuk melanjutkan kuliah di salah satu universitas termana di Prancis. Namun sampai saat ini Roy tidak pernah kembali ke Indonesia, mereka hanya berkomunikasi melalui telepon selama 2 tahun ini.

******

Reyhan yang sedang dalam perjalanan menuju kantor agama, ia juga merasakan hal yang sama. Dia tidak merasa bahagia, sebab dia tidak menginginkan pernikahan ini. Dia melakukan ini hanya karena untuk mendapatkan warisan orangtuanya. Dia tidak ingin jika adik tirinya yang akan mendapatkan warisan terlebih dahulu. Sebab orang tuanya sudah membuat perjanjian, * bagi siapa yang akan menikah terlebih dahulu dan memiliki anak ! Dia akan mendapatkan 60% saham perusahaan.* 

Tidak lama Reyhan telah tiba di kantor agama, dengan memakai sepatu kulit berwarna hitam, jas hitam, dengan celana yang berwarna senada yang membuat ke tampannya semakin terpancar yang membuat semua mata tertuju kepadanya. Dia berjalan dengan santai masuk ke dalam ruangan dan duduk di bangku yang telah disediakan. Dia memutar matanya kearah sebela kanan dan melihat Zeira sedang berjalan didampingi 2 wanita " dia sangat cantik, bahkan aku tidak pernah terpikir kalau dia secantik ini " ucap dalam hati Reyhan.

Zeira sangat cantik saat ini, gaun berwarna pink muda yang ia pakai sangat sesuai dengan tubuhnya ditambah lagi dengan riasan tipis di wajahnya, yang membuat dirinya menjadi terlihat lebih anggun dan sempurna.

*****

Acara pernikahan pun berjalan dengan lancar dan singkat, tidak ada yang spesial di acara ini, dan tidak ada resepsi seperti pernikahan pada umumnya.

Saatnya mereka akan pulang ke kediaman Reyhan. Zeira sedikit bingung untuk masuk ke dalam mobil karena gaun yang ia pakai. Lalu Reyhan membantunya. " Jika kamu tidak bisa melakukannya, sebaiknya kamu minta tolong." Ucap Reyhan dengan wajah angkuhnya.

Zeira hanya diam dan menundukkan kepalanya. Di perjalanan menuju kediaman Reyhan tidak ada satupun yang berbicara di dalam mobil itu, semua saling acuh tidak acuh.

Tiga puluh lima menit kemudia, mereka telah tiba di rumah istana Reyhan. Bara sang Sopir segera membuka pintu untuk Reyhan dan  Zeira. Semua pelayan dan pengawal telah berdiri di depan pintu utama untuk menyambut kedatangan mereka. " Selamat Tuan dan Nyonya " ucap para pelayan dan pengawal.

" Hm apa kamar sudah disiapkan ?"

"Sudah Tuan" 

" Antarkan dia ke kamarnya." Sontak membuat Zeira kaget * haaah kamarnya ?* Tanya dalam hati zeira. Namun dia tetap mengikuti para pelayan yang membantunya naik ke kamar yang berada di lantai 2 rumah itu. " Silahkan masuk Nyonya, ini kamar khusus untuk nyonya, jangan membuka gaunnya sebelum tuan muda datang nyonya " lalu para pelayan itu keluar dari kamar.

Zeira memutar matanya untuk melihat setiap sudut kamar yang dilengkapi dengan probotan mahal, tempat tidur yang berukuran king size yang dibalut dengan seprai berwarna putih, lemari yang memiliki 8 pintu dengan warna gold yang menambah kesan kemewahan. Namun melihat itu semua tidak membuat ia bahagia. Dia hanya duduk diam di atas tempat tidurnya, dan tidak mengganti gaunya seperti yang dikatakan pelayan itu.

Tidak lama tiba-tiba pintu terbuka dan Reyhan muncul dari balik pintu. Tetapi Zeira tetap saja menundukkan kepalanya dan tidak berani melihat Reyhan.

" Apa kamu sudah siap " ucap Reyhan dengan tiba-tiba.

Zeira menggigit bibir bawahnya dengan kuat karena takut " tetapi ini masih siang pak "

" Melakukannya tidak harus malam, siang juga bisa " sambil Reyhan membuka kancing baju Zeira dari belakang. Yang membuat jantung Zeira berdebar.

" Bisakah kita melakukanya nanti malam saja Tuan, saya sedikit lelah, karena pakaian ini sangat berat di tubuhku."

Reyhan menghentikan gerakan tangannya " baiklah, siapkan tenagamu untuk nanti malam." Lalu ia pergi dengan wajah yang kesal. 

*Huuuhhh....* Zeira menghela napasnya dengan kasar, hatinya terasa tenang, karena dia lolos untuk siang ini. Setelah itu dia mengambil ponsel dari dalam tas mininya lalu menghubungi Vivi.

" Iya Ra, kamu sudah di mana ?" Ucap Vivi dari balik ponselnya 

" Vi saya masi ada urusan, mungkin hari ini saya tidak bisa kesana, tolong minta perawat untuk mengurus ayahku "

" Kamu di mana Ra ? Kenapa kamu tidak bisa pulang ?"

" Besok aku akan menceritakannya kepadamu. Ayah di mana Vi ?"

" Paman sedang tidur, kamu tenang saja panam Sudan lebih baik. Cepatlah selesaikan urusanmu agar kamu bisa kembali."

"Terima kasih sudah menolongku vi. Nanti aku akan menghubungimu kembali." Lalu dia mematikan sambungan teleponnya dan merebahkan tubuh di atas tempat tidur tanpa membuka gaunnya

*

*

*

*

*

Comments (37)
goodnovel comment avatar
Lesta Hanif
app nggak jelas...
goodnovel comment avatar
Jhonatan
novel taii.....
goodnovel comment avatar
Ro Yani
susah dah baca nya ga bisa lanjut
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status