Huuummm Zeira menghela napasnya dengan kasar " dia pikir aku wanita murahan ?" Ucap Zeira dan berjalan keluar meninggalkan ruangan itu, namun ia tetap membawa amplop dan memasukkannya ke dalam saku celana jeansnya dan kembali bekerja.
" Bagaimana Ra ? Apa yang dikatakan Bapak Reyhan kepadamu ?" Ucap Vivi dengan penasaran
" Tidak ada apa-apa, pak Reyhan hanya membicarakan tentang utang ayah " Dia berbohong karena dia merasa keinginan Reyhan itu adalah suatu hinaan bagi dirinya.
" Iya kan....! Benar apa yang aku katakan tadi kepada kamu, dia tidak akan datang kesini jika bukan karena hal yang penting. "
Zeira hanya tersenyum dengan ucapan sahabatnya itu, tetapi di dalam hatinya dia merasa bersalah karena sudah berbohong.
"Oooohhh iya, apa kamu tahu besok hari apa ?" Tanya Vivi kepada Zeira, dengan senyum yang genit
" Tentu saya tahu besok adalah hari Minggu "
" Terus ..... Hanya itu kah ?" ucap Vivi dengan kesal
Zeira melihat Vivi dan sejenak berpikir " uuuummmm besok hari Minggu tanggal 27 dan hari libur. Jangan katakan kalau kamu ingin mengajak aku untuk jalan-jalan ".
"Hhhhmmmm ya sudah lupakan sajah, nanti kamu akan tahu ".
Waktu telah menunjukkan pukul 12.00. " happy birthday yang ke 19 tahun Zeira khairana " ucap Vivi tepat di telinga sebelah kanannya.
Zeira tidak bisa berkata-kata dia hanya membulatkan mata dan mengusap pipi mulusnya dengan jari lentiknya yang ramping. Dia sama sekali tidak ingat kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya. Setelah ibunya tiada 2 tahun yang lalu, dia tidak pernah mendapat ucapan ulang tahun.
" Maaf aku tidak bisa memberikan kamu hadiah, karena ini dadakan, besok siang aku akan mentraktir kamu makan siang " ucap Vivi dengan merangkul punggung Zeira.
" Aku tidak butuh apa-apa, dengan kamu mengingatnya saja ! Itu sudah lebih dari segalanya. Kamu memang sahabatku yang sejatih, kamu ingat hari ulang tahunku, sedangkan aku sendiri tidak mengigatnya.
" Hmmm kamu tidak usah memuji aku, nanti aku bisa jadi lupa diri. Yang pasti besok kita makan siang bersama, aku yang akan membayarnya, oke ?"
*****************
Benda bulat yang ada di tembok sebelah kanan menunjuk pukul 4 pagi, waktunya untuk pulang bekerja. Zeira tanpa berlama-lama dia langsung menaiki ojek online yang dia pesan dari ponselnya.
Setelah sampai di rumah kontrakannya, dia membuka pintu dengan pelan supaya ayahnya tidak terganggu, lalu ia masuk kedalam kamar dan berbaring diatas ranjang.
Tida lama suara burung berkicau yang menandakan hari sudah pagi, tetapi Zeira tidak bisa membuka matanya dan dia kembali Tertidur.
Saat dia membuka mata dia melihat cahaya matahari sudah masuk kedalam kamarnya dari kaca jendela. Sontak membuat ia terbangun dan meraih ponselnya, dan benar saja sudah 5 panggilan tidak terjawab dari supervisor tempat kerjanya di swalayan. Tanpa menelepon balik, dia berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, dan bersiap-siap untuk berangkat bekerja, bahkan dia tidak sarapan dan tidak bertemu dengan Rizal.
Setelah sampai di swalayan, dia langsung menuju ruangan supervisor. " Tok.....tok...tok.... Permisi Bu " suara Zeira dari balik pintu
" Iya.... Masuklah "
Zeira masuk dengan wajah yang pucat karena dia tidak sempat merias wajahnya ditambah lagi karena dia bekerja 1 malam ini di Bar " maaf Ibu saya terlambat "
" Duduklah " supervisornya meletakkan amplop berwarna cokelat di hadapan Zeira " Maaf Zeira ini gaji terakhir kamu, mulai hari ini kamu sudah tidak karyawan di sini lagi "
Zeira hanya menunduk dan meneteskan air mata, dia tidak berani mengatakan apa pun, karena dia sadar, dia sudah seringkali membuat kesalahan " maafkan aku, telah membuat ibu kecewa."
" Tidak apa-apa semoga kamu mendapat pekerjaan yang lebih baik lagi. "
" Terima kasih ibu, saya permisi " Zeira mengambil amplopnya dan keluar dari ruangan itu.
*
*
*
*
*
Satu bulan telah berlalu, Vivi sudah pulang dari rumah sakit. Bahkan saat ini ia, Roy dan putrinya sedang berada di kediaman Nicolas. Mereka sudah 3 hari menginap di sana, karena permintaan dari kedua mertuanya.Saat ini keluarga Nicolas telah berkumpul di ruang tamu bersama beberapa notaris dan pengacara. Richard sengaja mengundang mereka datang ke kediaman Nicolas, karena hari ini ia akan membagi warisan kepada kedua putranya. Sebenarnya Reyhan dan Roy menolak keputusannya. Tetapi Richard tidak ingin anaknya menjadi pecah di kemudian hari karena harta warisan, di mana saat itu ia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Sebelum ia menutup mata, Richard ingin melihat anak dan cucunya bagai dan berdamai."Daddy kenapa harus terburu-buru seperti ini ?" Ucap Reyhan"Ini tidak terburu-buru sayang. Daddy sudah tua, sudah sepantasnya membagi warisan untuk kalian" jawab Richard"Iya, apa yang dikatakan Daddy itu adalah benar sayang. Karena umur tidak ada yang t
Zeira menjalani hari-harinya dengan penuh kebahagiaan, walaupun terkadang sikap Reyhan membuatnya kesal, tetapi ia sangat bahagia dengan cara Reyhan memperlakukannya dan menghargainya, bahkan akhir-akhir ini, pria tampan itu selalu memanjakan Zeira bagaikan anak kecil.Satu bulan terakhir ini, Reyhan seringkali membawa anak dan istrinya makan malam di luar dan membawanya jalan-jalan. Pria tampan itu sudah mulai mengatur waktunya untuk bekerja dan waktu untuk keluarga, ia sudah jauh berubah dibandingkan hari-hari sebelumnya. Dulu ia selalu sibuk mengurus perusahan, samapi ia tidak ada waktu untuk Zeira dan anaknya."Sayang, bagaimana kalau Minggu depan kita pergi berlibur ?" Ucap Reyhan. Saat ini Zeira, dan Reyhan sedang duduk santai di kursi santai yang terletak di samping kolam renang sambil melihat Andrian dan Andela bermain di taman bersama baby sitter"Minggu depan ?" Ucap Zeira untuk memperjelas kata-kata Reyhan"Hm..." Sahut Reyhan
Zeira sengaja tidak membawa putrinya Andela, ia berencana akan pulang setelah selesai makan siang bersama Reyhan. Tetapi saat ia meminta pulang, Reyhan justru tidak mengizinkannya. Pria tampan itu meminta Zeira untuk pulang bersama dengannya. Akhirnya Zeira meminta Reyhan untuk menghubungi Bara dan menyuruhnya menjemput Andela ke kediaman Nicolas.Hanay butuh waktu 1 jam 20 menit, Bara sudah tiba di ruangan Reyhan sambil membawa Andela.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu ruangan Reyhan"Masuk" sahut suara bariton dari dalam"Permisi tuan, nyonya" Bara menjulurkan kepala dari balik pintu. Ia melangkah menuju Zeira dan memberikan Andela kepada ibunya."Anak sayang mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi tembem putrinya yang sedang tertidur pulas."Terima kasih ya paman" ucap Zeira kepada Bara."Sama-sama nyonya. Kalau begitu aku permisi dulu tuan, nyonya" Bara melangkah meninggalkan ruangan Reyhan.Zeir
Mimpi yang indah membuat Zeira terlambat bangun dari tidurnya, saat wanita cantik itu membuka mata di pagi hari ! Reyhan sudah tidak ada lagi di sampingnya. Ia refleks bangkit dari ranjang melangkah terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia melangkah ke luar dari kamar menuruni anak tangga menuju ruang makan."Bibi, apa tuan sudah sarapan ?" Ucap Zeira setelah tiba di meja makan dan melihat Reyhan tidak ada di sana"Tuan sudah pergi satu jam yang lalu nyonya. Tuan hanya sarapan roti dan teh" sahut pelayan Siti"Oh, baiklah" sahut Zeira. Ia merasa bersalah karena tidak melayani Reyhan sebelum berangkat ke kantor. Biasanya ia selalu membuatkan teh dan sarapan untuk suaminya."Nyonya ingin sarapan apa pagi ini ?" Tanya pelayan"Sarapan roti saja bi" sahut Zeira"Baik nyonya" pelayan bergegas masuk ke dapur membuat roti panggang untuk Zeira. Setelah 10 menit, Siti kembali ke meja
Tidak terasa waktu telah berputar, hari pun berganti. Kini usia kandungan Vivi memasuki tujuh bulan. Di mana saat ini mereka sedang mengadakan doa tujuh bulanan di kediamannya. Acara doa itu hanya di hadiri oleh para kerabat dekat dan tetangga, tentunya Zeira dan Reyhan beserta kedua anaknya.Setelah para undangan kembali ke rumahnya masing-masing. Keluarga Nicolas berkumpul di ruang tamu sambil berbincang-bincang. Reyhan dan Roy sedang membicarakan tentang warisan yang akan dibagi setelah Vivi melahirkan anaknya."Apa daddy sudah menghubungi kamu ?" Tanya Reyhan kepada Roy"Iya, daddy menghubungiku dan Vivi tadi pagi" jawab Roy"Apa daddy mengatakan sesuatu ?" Reyhan kembali bertanya"Tidak. Daddy dan mama hanya mengatakan kalau mereka akan ke Indonesia setelah Vivi melahirkan" sahut Roy dengan jujur "ada apa kak ?" Lanjut Roy bertanya"Daddy berencana ingin membagi warisan untuk kita berdua" jawab Reyhan."Benarkah
Tiga bulan telah berlalu, kehidupan keluarga Nicolas dipenuhi dengan kebahagiaan. Mereka menjalani aktifitasnya masing-masing. Saat ini hanya tinggal Zeira, Reyhan dan kedua anaknya yang tinggal di sana, karena Roy dan Vivi sudah pindah ke rumah yang baru mereka beli satu bulan yang lalu, dan Roy saat ini sudah tidak bekerja sama lagi dengan Carles, ia mengundurkan diri dari sana karena Zeira memintanya untuk memimpin perusahaan NIWIRA, sedangkan Zeira fokus untuk mengurus kedua buah hatinya."Mas, apa hari ini kamu ada kesibukan ?" Ucap Zeira. Saat ini mereka sedang menikmati sarapan pagi di ruang makan."Tidak, ada apa sayang ?" Sahut Reyhan"Jika tidak ada ! Aku ingin mengajak mas untuk berbelanja pakaian anak-anak""Oh, tentu saja bisa sayang. Aku pasti menemani kamu" sahut Reyhan"Terima kasih mas. Kalau begitu aku siap-siap dulu ya" Zeira melangkah meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Ia sebenarnya tidak ingin berbelanj