Share

Bab 4

Author: Ursula
Begitu membuka mata, yang terlihat adalah cahaya putih yang menyilaukan. Jari tangan Ashley bergerak sedikit, langsung membangunkan Noah yang duduk di sampingnya.

Tatapan Noah penuh kebahagiaan. Dia menggenggam tangan Ashley erat-erat. "Ashley, kamu koma dua hari dua malam. Akhirnya kamu sadar juga."

Semua yang terjadi sebelum dia pingsan kembali terputar di benak Ashley. Dia memandang pria di hadapannya yang terlihat sangat peduli padanya, tetapi pada kenyataannya sudah berselingkuh.

Dari sorot matanya, Ashley bisa melihat bahwa Noah masih menyayanginya. Namun, kalau memang masih cinta, kenapa dia selingkuh? Apa benar hanya karena wajahnya?

Padahal saat wajahnya baru rusak, Ashley mengusulkan untuk ke luar negeri menjalani operasi transplantasi kulit seluruh wajah.

Namun, saat itu Noah melarangnya. "Ashley, operasi itu bukan cuma sakit, tapi juga berisiko tinggi infeksi. Aku nggak bisa biarkan kamu ambil risiko sebesar itu. Percayalah, di mataku kamu tetap wanita tercantik."

Noah bahkan mencium satu per satu luka mengerikan di wajahnya, seolah-olah benar-benar tak peduli dengan penampilannya, hanya mencintai dirinya yang sebenarnya.

Namun sekarang, yang jijik pada wajah rusaknya dan berselingkuh justru dia sendiri.

Dengan suara parau, Ashley membuka mulut. "Noah, kamu ...."

Belum sempat kalimat itu selesai, pintu kamar rumah sakit tiba-tiba terbuka. Seorang perawat yang memakai masker berjalan masuk.

"Pak Noah, waktunya Bu Ashley diinfus." Perawat itu membuka alat infus, lalu mengambil jarum tajam dan menusukkannya ke punggung tangan Ashley. Namun, jarumnya tak masuk ke pembuluh darah.

Dia mencabut jarum berdarah itu, lalu menusukkan lagi. Ashley menahan sakit hingga alisnya berkerut. Punggung tangannya pun memar.

Melihat itu, Noah langsung bangkit dan mendorong perawat itu sambil membentak, "Nomor ID-mu berapa? Aku mau laporin kamu sekarang juga!"

Perawat itu menatap Noah dengan mata berkaca-kaca. "Pak, aku cuma perawat magang. Makanya belum terlalu terampil."

Noah tertegun, lalu memekik, "Kalian mau jadikan istriku sebagai objek latihan? Hari ini aku akan laporin kamu! Ikut aku ke pos perawat!"

Dia langsung menarik tangan si perawat dan menyeretnya ke luar kamar. Namun, Ashley tahu Noah bukan membawanya ke pos perawat.

Karena perawat tadi adalah Yessy yang sedang menyamar. Ashley bangkit dan diam-diam mengikuti mereka dari belakang.

Noah menyeret Yessy sampai ke atap gedung rumah sakit. "Siapa yang suruh kamu datang?"

Yessy membuka kancing seragam perawatnya, memperlihatkan lingerie berenda seksi di baliknya, lalu memeluk leher Noah. "Dua hari ini kamu terus jagain istri di rumah sakit. Aku kangen ...."

Nada marah Noah langsung melunak, tidak sekeras sebelumnya. "Tapi kamu nggak seharusnya nyamar jadi perawat dan bikin dia kesakitan begitu."

"Kamu sendiri yang bilang aku ini terlalu penakut dan suruh aku latihan biar lebih berani ...."

"Kamu gila? Siapa suruh kamu latihan pakai istriku?"

Wajah Yessy tampak berpura-pura sedih, tetapi tatapannya justru penuh gairah. "Ya, ya, aku salah. Aku minta dihukum ya?"

Tangannya mulai bergerak ke bagian bawah tubuh Noah. "Biar kamu yang suntik aku saja, boleh?"

Godaan seperti itu membuat Noah tak mampu menahan diri lagi. Dia langsung memeluk Yessy dan melancarkan aksinya. Desahan Yessy terdengar semakin keras, semakin menggoda.

Ashley tidak sanggup melihat lebih lama lagi. Dia berbalik dengan tatapan kosong dan berjalan pergi.

Setelah kembali ke kamar, barulah perawat yang sebenarnya datang dan memasangkan infus. Ashley menatap cairan infus yang menetes sedikit demi sedikit, seolah-olah setiap tetesnya sedang mencabik-cabik hatinya menjadi serpihan kecil.

Tak tahu sudah berapa lama, ponselnya berdering. Ternyata itu telepon dari sahabatnya, Zoey.

"Ashley, operasi plastikmu sudah dijadwalkan oleh Dokter Jayden. Operasinya sepuluh hari lagi. Kamu harus datang lebih awal untuk pemeriksaan praoperasi."

Ashley hendak mengatakan bahwa visanya akan jadi tujuh hari lagi. Namun, saat itu juga suara Noah terdengar dari belakang, penuh rasa curiga. "Siapa yang mau operasi plastik?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nafsu Sesaat Dibayar Penyesalan   Bab 23

    Namun, benarkah Noah akan membiarkannya pergi begitu saja?Sejak percakapan antara Ashley dan Julie hari itu, sikap Julie benar-benar berubah. Dia tak pernah lagi berkata tajam, bahkan nadanya kini terdengar agak ramah.Noah juga pulih dengan sangat baik. Setengah bulan kemudian, dia sudah bisa berjalan sendiri.Ashley hanya sering menjenguk di awal-awal. Setelahnya, dia baru datang dua atau tiga hari sekali.Sebulan berlalu dengan cepat. Noah pun sudah nyaris sembuh total. Ashley memesan tiket pesawat ke Negara Herado untuk keesokan harinya.Malam itu, Noah datang ke rumah Ashley dan membawa banyak makanan. Di wajahnya tersungging senyuman pahit."Ashley, aku datang untuk mengantar kepergianmu." Mulutnya memang mengatakan itu, tetapi sebenarnya dia lebih ingin menggunakan makan malam ini untuk menahan Ashley agar tidak pergi.Sebulan terakhir, dia telah mencoba berbagai cara untuk memenangkan kembali hati Ashley, tetapi gagal. Ini adalah harapan terakhirnya.Ashley tahu maksud Noah, t

  • Nafsu Sesaat Dibayar Penyesalan   Bab 22

    Menghadapi pengakuan cinta yang datang begitu tiba-tiba, Ashley langsung terpaku, tidak tahu harus merespons seperti apa."Aku ... kamu ....""Nggak perlu dijawab sekarang," kata Jayden tenang. "Aku juga nggak berniat memaksamu. Aku hanya merasa ... hal seperti menyatakan perasaan sebaiknya dilakukan langsung oleh orangnya sendiri.""Kalau sebulan dari sekarang kamu kembali, tolong beri aku jawabanmu ya?""O ... oke.""Mm. Sampai saat itu, kita tetap seperti teman biasa saja."Setelah menutup telepon, Ashley bangkit dan pergi mencuci muka. Tak lama kemudian, terdengar suara Julie dari luar kamar.Begitu tiba, dia langsung memperhatikan putranya penuh kekhawatiran. Ketika tahu bahwa Noah tidak bisa tidur semalaman karena menahan sakit, dia langsung naik pitam dan hendak mencari dokter dan perawat untuk dimarahi.Akhirnya, Noah yang menghentikannya. Begitu melihat Ashley keluar dari ruang istirahat, ekspresi Julie langsung berubah masam dan nada suaranya tajam."Noah kesakitan sampai sem

  • Nafsu Sesaat Dibayar Penyesalan   Bab 21

    "Kenapa nggak mungkin? Kakakku belum nikah, kamu juga belum nikah. Bukankah kalian pasangan yang cocok? Kalau kamu jadi kakak iparku, kita nggak akan punya masalah antara ipar. Malah aku bisa sekalian bantu kamu hadapin ibuku. Ini benar-benar untung besar!" Zoey semakin semangat, seolah-olah ingin mereka langsung menikah di tempat.Ashley hanya bisa menghela napas. "Zoey, jangan bercanda. Mana mungkin kakakmu suka sama aku?"Jayden memang tidak punya pacar, tetapi dengan kualitasnya, dia bisa memilih siapa saja yang dia mau. Mana mungkin dia tertarik pada wanita yang pernah menikah dan pernah mengalami kerusakan wajah seperti dirinya?Namun, kata-kata Zoey selanjutnya justru membuat Ashley terkejut luar biasa. "Kenapa nggak mungkin? Kakakku memang suka sama kamu!""Apa?" Ashley menggeleng tak percaya. Apa dia sedang berhalusinasi?Karena sudah terlanjur, Zoey akhirnya mengungkapkan semuanya, "Serius, aku lihat dia diam-diam simpan fotomu di ponselnya.""Sebelum kamu naik pesawat waktu

  • Nafsu Sesaat Dibayar Penyesalan   Bab 20

    Suara Ashley tetap tenang saat melanjutkan, "Dulu aku pernah menyelamatkan nyawamu. Sekarang kamu juga sudah menyelamatkanku. Noah, kita sudah impas."Noah menggeleng. "Nggak, utangku padamu nggak akan pernah lunas. Kumohon, izinkan aku tetap di sisimu untuk menebus kesalahan.""Aku nggak butuh kamu menebus apa pun. Saat ini aku baik-baik saja. Wajahku sudah pulih dan setiap hari yang kujalani dengan bahagia bersama temanku di Negara Herado. Kalau kamu memaksakan dirimu tetap di sisiku, itu hanya akan menyakitiku."Bibir Noah bergetar. Dia tahu, melepaskan saat ini mungkin adalah pilihan terbaik bagi mereka berdua.Namun, saat membayangkan bahwa mulai sekarang Ashley tak lagi menjadi miliknya, bahwa dia tidak bisa lagi menyentuh atau memeluknya, dadanya terasa seperti dihujam ribuan pisau.Akhirnya, dia berkata dengan suara lemah, "Beri aku sebulan saja. Aku hanya memintamu tinggal di sisiku selama sebulan. Setelah itu, kalau kamu tetap ingin pergi, aku sendiri yang akan mengantarmu."

  • Nafsu Sesaat Dibayar Penyesalan   Bab 19

    "Ashley, bisa tolong datang ke rumah sakit sebentar? Noah sudah sadar, dia ingin bertemu denganmu.""Baiklah, aku akan segera ke sana."Ashley langsung naik mobil dan buru-buru kembali. Saat tiba di rumah sakit, malam sudah larut.Begitu melihat Ashley, Julie langsung memasang wajah masam dan berkata, "Sudah jam berapa sekarang? Dasar nggak tahu balas budi! Kamu sengaja datang terlambat untuk pasang harga ya?"Ashley yang sejak tadi menahan emosi sepanjang perjalanan akhirnya tak mau lagi bersikap sopan. "Bu Julie, aku nggak berutang apa pun kepada kalian. Jadi, kalau kamu masih nggak bisa bersikap sopan, aku rasa nggak ada gunanya aku tetap di sini."Julie membalas dengan nada tinggi, "Kenapa kamu bilang nggak berutang? Noah jadi seperti ini karena menyelamatkanmu!"Ashley menoleh ke arahnya. "Kalau begitu, apa kamu tahu siapa yang ingin menabrakku?"Julie menyahut dengan murka, "Siapa pun dia, karena dia berani melukai anakku, aku nggak akan pernah melepaskannya!""Yang menabrakku ad

  • Nafsu Sesaat Dibayar Penyesalan   Bab 18

    Ashley mengangkat tangan dan menepis pergelangan tangan Julie dengan tegas, melemparkannya ke samping."Dulu aku menghormatimu sebagai orang yang lebih tua, makanya aku bersabar dan menahan diri. Tapi sekarang kita sudah nggak ada hubungan lagi, jadi berhenti bersikap seolah-olah kamu masih mertuaku."Wajah Julie sampai memucat karena marah. "Ashley, kamu benar-benar perempuan nggak tahu diri! Anakku sekarang antara hidup dan mati karena menyelamatkanmu, tapi kamu malah buru-buru ingin cuci tangan dari semua ini. Kamu masih punya hati atau nggak?""Dia menyelamatkanku karena keinginannya sendiri. Bisa hidup atau nggak, itu tergantung nasibnya sendiri." Ashley menatap Julie lekat-lekat. "Aku rasa kalimat ini nggak asing buatmu, 'kan?"Dulu saat Ashley terluka parah dan terbaring di ruang ICU demi menyelamatkan Noah, Julie yang mengatakan kalimat itu tepat di depan anaknya sendiri.Tubuh Julie sampai bergetar karena marah. "Benar, memang aku yang bilang. Tapi, bukankah Noah tulus mencint

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status