Short
Saat Cinta Menyerah

Saat Cinta Menyerah

Oleh:  JuwitaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10Bab
6Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Tepat di hari ulang tahun pernikahan kami yang ketiga, Selena Vireya yang cinta terang-terangan suamiku, Zayn Evander, kini pamer kemesraan di media sosial.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Tepat di hari ulang tahun pernikahan kami yang ketiga, Selena Vireya, yang diam-diam mencintai suamiku, mengunggah status di media sosial:

[Dunia ini seharusnya tak membuatku sebahagia ini… sampai kamu datang.]

Saat siaran live berlangsung, Selena berada dalam dekapan seorang pria. Tangan pria itu menyelimuti tangannya, tepat di atas dadanya.

Pria itu tak menampakkan wajahnya, tapi suara itu jelas suara Zayn Evander.

[Andai saja kamu bisa selalu ada di sisiku…]

[Aku akan selalu ada di sisimu.]

Aku pun meninggalkan komentar singkat:

[Semoga kalian berdua ke-lock selamanya, makasih]

Tak lama kemudian, Selena menghubungiku, “Mbak Manda, Bang Zayn bukannya sengaja nggak datang ke acara ulang tahun pernikahan kalian. Tolong jangan marah … ini semua salahku. Kalau mau marah, luapkan semuanya ke aku.”

Aku hanya terdiam.

Di sisi lain, Zayn merebut ponsel dari tangan Selena.

“Amanda Mahira! Kenapa kamu selalu bersikap dingin dan kasar? Lihat Selena, dia begitu pengertian. Sudahlah, jangan cari masalah,” ucapnya dengan suara meninggi dan penuh emosi.

Dulu, aku pasti sudah buru-buru ke sana, menunjukkan pada semua orang kalau dia milikku. Tapi kali ini, aku ikhlas, semoga mereka berdua ke-lock selamanya. Karena aku … memilih untuk pergi.

….

Saat Zayn tiba di rumah, aku sedang membereskan balon dan pita-pita warna-warni di halaman.

Hari ini ulang tahun pernikahan kami yang ketiga. Sejak pagi, murid-murid Zayn sudah datang untuk merayakan hari istimewa ini. Namun hingga pukul tiga dini hari, pemeran utama baru pulang.

Aku sama sekali tak menggubrisnya. Zayn itu berdiri di samping dengan ekspresi canggung dan sedikit merasa bersalah. Aku tetap lanjut membereskan halaman.

Namun entah kenapa, hal itu justru membuatnya marah.

“Jangan pasang wajah seperti itu, Ini cuma hari ulang tahun pernikahan, dibandingkan nyawa seseorang, mana yang lebih penting? Kamu tuh memang nggak pernah ngerasain susah sejak kecil. Sudah umur tiga puluh, masih saja kekanak-kanakan begitu!”

“Zayn, aku… “ Suaraku terdengar lirih dan sedikit bergetar.

Aku lelah. Bukan hanya tubuh, tapi juga hati.

Tanpa sengaja, balon di tanganku meledak.

Duar!

Zayn pun mengerutkan alisnya.

“Ini sudah larut, Manda, kalau mau marah, pakai cara lain. Gimana kalau tetangga dengar?” ucapnya dengan nada keras yang belum pernah kudengar sebelumnya.

Selena lebih penting daripada ulang tahun pernikahan, lalu harga diri lebih berharga daripada aku.

Meski tahu itu fakta, tetap saja rasanya nyesek di hati.

Aku dan Zayn tumbuh bersama sejak kecil.

Dia tipe yang tenang, sedang aku aktif. Dia lembut, sementara aku kuat. Kami saling melengkapi satu sama lain, sampai akhirnya … Selena muncul.

Dia pernah bilang menyukai sikapku yang blak-blakan dan ceria. Dia juga pernah bilang kalau aku matahari kecilnya. Namun kini, dia menyebutku wanita yang kasar.

Aku tidak punya tenaga lagi untuk berdebat. Membersihkan sisa-sisa kebahagiaan di halaman sudah cukup menguras seluruh tenagaku.

Dalam diam, aku melanjutkan membersihkan panggangan bekas barbekyu.

Zayn tampaknya menyadari ucapannya barusan sudah keterlaluan. Dia pun mengulurkan tangan hendak membantu.

Tepat pada saat itu, ponselnya berdering. Nada deringnya seolah mengejekku.

[Sayang, Sayang, istrimu nelpon, nih]

“Jangan cemburu lagi tanpa alasan. Nada dering ini cuma buat menghibur Selena, hanya main-main saja,” ucap Zayn sedikit panik.

Bara api panggangan terjatuh dan mengenai punggung kakiku.

Aku menahan rasa terbakar di kaki, lalu mendongak ke arah Zayn. Di wajahnya sempat terlintas sedikit kegelisahan dan rasa bersalah.

Namun, seiring dengan suara isak tangis Selena, rasa bersalah itu pun lenyap tak bersisa.

Aku menggeleng pelan dan menepis tangannya yang hendak membantuku berdiri.

“Bang Zayn, sepertinya depresiku kambuh. Aku… aku ingin mati saja. Tapi, sebelum mati, aku ingin mendengar suaramu sekali lagi,” ucap Selena dari seberang telepon, suaranya lirih dan gemetar, seolah sedang menahan tangis.

Mendengar itu, raut wajah Zayn langsung berubah pucat. Dia pun membalikkan badan dan bergegas menuju pintu.

“Selena, jangan lakukan hal bodoh, aku sebentar lagi sampai.”

Di ambang pintu, langkah pria itu terhenti. Tubuhnya bergetar ringan.

Aku tahu… dia sedang memilih.

Antara tetap tinggal, menemani aku yang sedang terluka.

Atau…

Pergi, menghibur Selena yang hanya ingin mendengar suaranya.

Namun, pada akhirnya, dia tetap memilih pergi, meninggalkanku seorang diri di halaman.

Tubuhku melemas, lalu terjatuh perlahan di hamparan rumput sembari mendengar suara mobil yang menghilang perlahan dalam kegelapan malam.

Luka di kakiku nyaris tak terasa, tapi luka di hati justru semakin terasa.

Aku tahu, kita tak akan bisa kembali lagi.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
10 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status