Share

Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku
Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku
Author: Ria Abdullah

Nama kontak itu ,

Mohon dukungan untuk cerita terbaru saya ini.

Mohon sub, komen dan like.

**

Tak tahu harus terenyuh ataukah ini adalah hal yang lucu. Apakah pantas, menempatkan kontak dan nada dering panggilan istri sendiri dengan binatang yang disentuh saja adalah najis?

**

Tak usah basa basi banyak, langsung saja kuceritakan.

Tak sengaja, anakku memainkan ponselnya, ponsel ayahnya. Saat pria itu sedang tertidur di kamar kami.

Anakku yang berumur enam tahun itu diam diam mengambil ponsel ayahnya dan jeprat jepret main kamera dan tak sengaja pula aku meraih benda itu, karena panik, takut rusak dan ayahnya marah, cepat cepat diri ini melihat galeri, Alhamdulillah aman! Hanya beberapa foto bekas jepret anaku tadi yang langsung kuhapus saja.

Iseng, karena dorongan hati, kuperiksa foto foto diponselnya, ada foto kami dan anak anak kami, foto dia dan teman temannya, pose di tempat kerja dan gymnya juga foto kebanggaannya setiap kali mendaki gunung. Aman semuanya.

Tapi entah kenapa tangan ini gatal ingin memeriksa log panggilan, tidak ada yang mencurigakan, hanya nomor ibunya, bos dan teman kerja.

Lalu entah kenapa lagi, aku terdorong untuk mencari namaku di pencarian kontak, aku ingin tahu dia menyimpan namaku dengan sebutan apa, tapi sayang, tak kutemukan namaku, meski telah mengetik berkali kali, tidak ada. Kuketuk istriku, tidak ditemukan, kuketik Cintaku, juga tak ada.

Kuketik Mommy Daffa, nama anak sulungku, tak ditemukan lagi. Mama Sinta, nama anak bungsu, juga tidak ada. Bandar, no! Bank BINI, no! Polda, (polisi dapur) juga no!

Lalu apa namaku di kontak suamiku? Aku jadi penasaran dan makin makin saja rasa penasaran itu membuncah, mendorong keingin tahuan yang semakin mendalam.

Karena tidak menemukannya, aku meraih ponselku sendiri, mencoba menelpon nomor Mas Kevin yang dengan bangganya kuberi nama Hubby, artinya cintaku, suamiku tersayang, dengan bagian ujung emot jantung hati, karena aku begitu mencintainya.

Beberapa detik menanti, panggilan tersambung, kedua ponsel itu di tanganku, tiba tiba di ponselnya muncul gambar 4njing herder dengan nada dering menyalak.

Guk guk!

Dengan nada yang begitu buas dan menyeramkan.

Entah kenapa, aku tak percaya, mataku lekat menatap layar ponselnya hingga benda itu mati dengan sendirinya. Untuk memeriksa kembali dan memastikan, dengan tangan gemetar aku berusaha membuka log panggilan dan menekan kontak yang diberi nama dengan emoji 4njing empat biji.

Tring!

Ponselku berdering dengan nama Hubby, tak terasa air mataku jatuh, jatuh berderai tanpa alasan yang pantas ditangisi. Entah kenapa hatiku hancur, sedih, berkeping keping dan terkoyak luar biasa. Hatiku terluka dengan cara suamiku memperlakukan wanita yang selalu tulus untuknya. Ada sebutan yang sungguh bagai langit dan bumi di dua layar ponsel itu. Aku menyebutnya cinta sementara dia menyamakan diri ini dengan hewan.

Tidakkah dia ingat, aku ibu anak anaknya, aku istrinya, wanita yang hampir tiap malam tidur dengannya dan mencukupi kebutuhan lahir batinnya.

Apakah sungguh aku hanya 4njing pelayan baginnya? Allahu Akbar!

*

Sepanjang malam aku tak tidur, kepalaku berisik meski aku berusaha memejamkan mata hati ini terluka dan berdarah-darah sehingga membuatku tak bisa membendung air mata.

Tak tahu mengapa aku begitu cengeng dan terenyuh dengan perkara seperti itu saja. Entah dia melakukannya dengan serius atau secara bercanda, tapi aku merasa bahwa tidak pantas menyamakan diri ini dengan binatang.

Aku ini manusia, dan aku dilahirkan oleh dua orang tua yang berhati mulia di mana mereka juga adalah manusia. Pantaskah perlakuan suamiku?

*

Esok pagi.

Aku tetap mengerjakan tugas rumah dan tanggung jawabku tapi aku tidak banyak bicara, Aku ingin dia menyadari sendiri kesalahannya tapi di atas semua itu aku ingin tahu kenapa dia melakukannya. Apa sebatas lucu lucuan saja atau dia serius menganggap diri ini sebagai 4njing.

"Mana kopi?"

Kata-kata itu melekat di telingaku setiap pagi. Dulu saat kami baru menikah dan belum punya anak dia selalu memperlakukanku dengan baik penuh kemesraan pelukan dan ciuman, tapi belakangan setelah kami punya dua anak kemesraan itu mulai berangsur menghilang seiring berjalannya waktu dan menguap begitu saja.

Aku baru menyadari betapa hambarnya pernikahanku, di detik ia menanyakan di mana kopinya, tanpa berkata dengan lembut atau minimal menyebut namaku.

"Itu!" Aku juga memperlakukan dia dengan dingin meski biasanya diri ini penuh dengan penghormatan dan kasih sayang. Aku menjawabnya secara acuh tak acuh dan melanjutkan pekerjaanku

Mencuci piring dengan nada sedikit keras seperti sakitnya hatiku sejak semalam.

"Ada apa denganmu?"

"Tak ada. Makanlah!" Jawabku.

"Aneh," ujarnya yang semakin menyakiti perasaanku.

Kemarin aku bangga memilikinya, aku setia dan mencintainya sepenuh hatiku, meski lelaki itu tidak begitu kaya, aku menjaga kehormatannya dan hartanya, aku memuliakannya seperti seorang raja, aku menurutinya bahwa semua perkataannya adalah perintah bagiku! tapi begitu tahu dia menyamakan diri ini seperti hewan, aku kehilangan rasa hormatku 100%.

"Aku kerja dulu!"

"Ya kerja saja, banyak banyak bawa uang," jawabku dingin.

"... Agar aku bisa menggaji diriku sebagai babumu," lanjutku di dalam hati.

"Kamu kenapa sih?"

"Ga ada," jawabku sambil membereskan meja.

"Pergilah bekerja dan hasilkan uang yang banyak! Apa kau lupa kalau kau punya istri dan anak yang harus kau biayai! Hasilkan uang yang banyak agar aku dan anak-anakmu bisa hidup bahagia dan membeli apapun yang kami inginkan!"

"Bukankah selama ini itulah hal yang kulakukan sebagai bentuk tanggung jawab sebagai suami? Ada apa denganmu yang tiba-tiba aneh di pagi hari dan mengajakku bertengkar, sikapmu seperti ini tidak membawa berkah bagiku yang mau cari nafkah!"

"Cih!" Aku langsung mendecih sinis dan entah kenapa aku tidak mampu membendung sikap dan kekesalanku yang luar biasa. Mungkinkah karena selama ini aku begitu sabar dan taat padanya lalu tiba-tiba kekecewaan itu meracuni perasaanku.

"Ada apa denganmu!"

Dia langsung datang dan mencekal tanganku sementara aku berontak dan mendorong dirinya dengan sejuta kemarahan yang sudah melunjak di hatiku.

"Jangan sentuh aku! Bukankah aku hanya 4njing yang najis! Jika kamu memegangku maka itu akan mengotori tanganmu! Lepaskan aku!" Tak terasa air mata ini langsung tumpah sementara lelaki itu tertegun sambil menatapku dengan tatapan tidak percaya. Kaget, syok dan entahlah!

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sestiana Dewi
bagus sekali ceritanya ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status