Share

Bab 43

"Apa-apaan ini?" tanya Bunda.

Aku gemetar bukan main. Apalagi dihakimi oleh lima orang yang ada di sini. Bagaimana ini? Apa yang harus kulatakan? Ayo, Rumi! Berpikir, laah!

"I-itu air biasa kok," ucapku, sambil mengalihkan pandangan.

"Air apa, Rum?" tanya Mas Haris. Nada suaranya tegas, tak seperti Mas Haris biasanya.

Namun, itu membuatku merinding. Ya Tuhan, bagaimana ini? Aku pun beralasan ingin ke kamar mandi, lalu menutup rapat pintunya. Di dalam kamar mandi, aku berusaha berpikir keras. Alasan apa yang bisa kukeluarkan?

Lagi pula, kenapa Hana bisa mendapatkan itu semua? Apa ia merekamku kemarin? Saat aku membuatkan teh manis untuk Mas Haris dan hampir saja dipergokinya? Atau, jangan-jangan dia sudah tahu lebih awal? Dari saat pertama kali dia meminum teh buatanku itu.

Setelah mendapatkan jawaban, aku keluar. Kepercayaan diriku yang kubangun di dalam kamar mandi tadi, tiba-tiba menurun begitu saja karena tatapan dari lima orang di hadapanku.

Setelah berdehem, aku pun kembali
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status