Share

Bab 47

"Mas!"

Aku bernapas lega saat melihatnya tengah makan jeruk. Astaghfirullah, Mas Haris! Ibu, di sebelahnya hanya senyam-senyum menatap kami.

"Ibu, bikin kaget saja," ucapku sambil meletakkan tas di sofa.

"Hehehe, Ibu cuma ngetest aja, ternyata kamu masih peduli dengan mantan suamimu," ucap Ibu dengan tatapan yang membuatku salah tingkah.

Bunda datang terakhir karena tadi sempat ke toilet dulu. Beliau menghampiri Mas Haris dan memukul lengannya. Yang dipukul malah terkekeh.

"Kok bisa kecelakaan, sih?" tanyaku.

"Rumi bikin ulah."

Ngomong-ngomong rumi, ke mana dia? Kok gak kelihatan? Ingin bertanya, tapi ragu.

"Ruminya gimana?" tanya Bunda.

"Ada luka di kepalanya, tapi ga parah. Ada di ruangan sebelah. Tadinya minta disatukan aja ruangannya. Gimana pun, Ibu juga khawatir kalau dia sendirian. Tapi gak lama kemian, keuarga datang dan bilang mau di ruangan sebelah aja. Jadi ya udah."

Aku hanya manggut-manggut saja. Mas Haris terus memperhatikanku hingga membuatku salah tingkah.

"
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status