Share

Bab 48

"Ya seperti ucapanku tempo hari. Aku mendengar semuanya, Rum."

"Iya, tapi kamu nggak mendengar semuanya."

"Kamu bilang iya, kok."

"Iya, aku minta maaf, tapi aku butuh waktu untuk berpikir," jawabku.

"Kamu jawab begitu?" tanyanya.

Aku mengangguk, ya memang begifu. Memangnya apa lagi?

"Jadi, masih ada kesempatan buat aku?"

Aku terdiam. Kesempatan? Menurutku, setelah kami bercerai, kesempatan itu tidak ada. Entah, aku tak berpikir untuk menjalin hubungan dengan seseorang akhir-akhir ini.

"Aku mau fokus lahirin anak dan membesarkannya, Mas. Kalau untuk menjalin hubungan lagi, kayaknya aku belum siap."

"Meski sama aku?"

"Di samping aku masih dalam masa iddah, aku juga masih kepikiran dengan pernikahan kita yang lalu."

"Kamu belum memaafkanku?"

"Bukan begitu. Aku sudah memaafkanmu dari jauh hari."

"Apa aku sudah tidak ada di hatimu?"

Aku menggeleng. Bukan, bukan itu. Ada alasan yang susah untuk aku jelaskan.

"Kenapa kamu tidak bisa memberi kesempatan buat aku, Rum? Untuk menebu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status