Share

Tidak tahu malu!

Fayla terus mencibir Galuh yang hanya diam dan tetap diam. Namun sepertinya keterdiaman Galuh membuat Fayla menjadi leluasa terus mencercanya.

"Kenapa diam? Gak bisa jawab ya?" Fayla tertawa. "Jelas saja gak bisa. Dasar munafik!" umpatnya begitu kesal. 

Galuh tersenyum tipis menanggapinya, bersikap santai melipat kedua tangannya di depan dada. 

Sebenarnya Galuh agak terkejut tadi saat ia membuka pintu kamar mandi langsung dihadang oleh Fayla yang ternyata berdiri di luar pintu. Huh! Kurang kerjaan sekali. 

"Kenapa menuduhku? Dan kenapa baru sekarang melimpahkan masalah yang kamu buat sendiri padaku?" tanya Galuh kesal. "Seharusnya aku loh yang menuduhmu, kamu mengikutiku kesini dan berdiri di depan pintu menungguku. Maksudnya apa coba? Pasti mau mengintip, kan?" 

"Dih, enak aja! Kurang kerjaan banget," Fayla pun makin sewot.

"Udah deh gak usah ngelak, aku tahu kok kalau kamu sebenarnya rindu kan sama aku?" Galuh mendekati

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status