Home / Rumah Tangga / Nikah Kontrak Demi Balas Dendam / Bab 50 : Ada Apa Denganmu, Al.

Share

Bab 50 : Ada Apa Denganmu, Al.

Author: Apple Cherry
last update Last Updated: 2025-05-13 11:44:39

Pagi yang sunyi. Aileen membuka mata lalu berbaring menyamping hadap jendela yang masih tertutup. Ada celah kecil cahaya di ujung sana membuat ia termenung. Belum lama ini, seorang pria tidur disampingnya dengan suara dengkuran pelan pertanda sangat lelah. Namun sekarang pria itu tak ada lagi disampingnya. Mata kecilnya lalu terbuka sempurna, ia berjalan mendekati jendela, membuka tirainya perlahan hingga cahaya mentari masuk membuat ruangan yang tadinya gelap menjadi terang benderang.

"Selamat pagi," ucapnya pada diri sendiri.

Hari ini ia baru akan memulai perusahaan barunya dengan menemui beberapa investor yang akan menanamkan modal di perusahaannya. Sebagai perusahaan baru, Aileen berharap berita itu menyebar hingga mengundang pria brengsek bernama Rio muncul ke permukaan lagi.

Somasi, Albani bilang akan menuntut Rio. Tapi Aileen menahannya sementara karena ingin fokus menghancurkan Rio sampai ke akarnya. Dia tahu, uang yang diambil dari rekeningnya akan dilakukan untuk invest
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 54 : Rasa Yang Berbeda

    "Apa?" Aileen memaku sebentar sebelum kesadarannya kembali. Ia lalu menarik tangan Albani ke sisinya. "Kau nggak perlu pukul orang, kan, Al!" tegasnya. Rio memegang ujung bibirnya yang sedikit berdarah. Lalu ia mendekati Aileen. "Kau pulang bersamaku saja, Ai?" "Kau masih berani?!" "Hei, kau sendiri kenapa membiarkan istrimu sedih sendirian? apa yang kau lakukan sampai dia menangis begitu hah!!" tegur keras Rio. Albani meremas telapak tangan. Ia benar-benar marah karena Rio beraninya mengintervensi dirinya. "Rio itu sama sekali bukan urusanmu asal kau tau!" tegas Aileen pada Rio. "Al, kenapa kau malah di sini, kita perlu bicara, Sayang." Marsha muncul lagi menggelayuti Albani dengan lancang. Rio membulatkan mata, tak percaya bahwa ada wanita lain yang mendekati Albani, padahal jelas ada Aileen di depannya. "Ai, kau tak lihat suamimu begitu di depanmu?" tegur Rio pada Aileen. "Lepaskan saya!!" Marsha didorong oleh Albani sampai wanita itu jatuh. "Argh!" Marsha menj

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 53 : Kemarahan Albani

    "Kau baik-baik saja?" tanya Albani pada gadis yang masih diam sejak tadi. Padahal sudah satu jam dari selesainya acara interview di perusahaan, tapi Aileen belum mau berbicara sepatah kata pun. "Kau tau rasanya aku tak merasakan apa-apa saat menatap keputusasaan Rio." "Hem, maksudnya?" "Dia, kenapa masih saja mau menjalani hidup seperti itu setelah disia-siakan Lenka?" "Memangnya apa yang kau harapkan?" Aileen menatap Albani ragu. "Seharusnya tadi dia tidak menerima dengan pasrah, saat kau menempatkan dia di bagian kebersihan, kan. Dia punya gengsi, tapi kenapa dia mau?" "Bukannya itu bagus. Anggap saja dia bertahan saat ini menerima semua takdirnya, itu lebih baik menurutnya karena dia tak punya pilihan. Sedangkan kau, hanya tinggal menyaksikan bagaimana proses dia menghadapi titik terendah dalam hidupnya."Aileen yang berhati lembut tak terbiasa menyakiti orang lain. Ia tak berani bilang pada Albani bahwa sebenarnya ia tidak tega kalau harus menempatkan Rio, yang b

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 52 : Awal Mula Balas Dendam Aileen

    "Rio Fernando Reifan." "Ya, saya Rio Fernando Reifan." "Silakan Anda masuk, Anda sebagai kandidat terakhir." "Baik, terima kasih." Rio harus optimis demi bisa menyambung hidupnya untuk ke depannya. Ia tak bisa mengandalkan siapapun selain dirinya sendiri. Beberapa waktu ke belakang hidupnya sangat suram saat bersama Lenka, ia harus kembali maju dan berhenti terpuruk. Apalagi keberuntungan baru saja memihak padanya. Padahal Rio belum lama melakukan submit cv untuk melamar pekerjaan di sebuah perusahaan baru. Namun ia yakin ia benar-benar beruntung, terbukti saat dirinya dipanggil oleh bagian personalia untuk melakukan tes kerja sebagai karyawan magang. "Selamat siang, Saya Rio Fernan—" Rio tersentak begitu membuka pintu dan melihat dua orang tak asing di depan matanya tengah duduk di kursi kehormatan. Kursi bertulis CEO di sana. "Aileen?" ucapnya kaget sampai kakinya seketika lemas. "Silakan duduk saudara Rio," ucap wanita di depan sana dengan penuh percaya diri

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 51 : Langkah Baru Aileen

    Ada perasaan yang meluap ketika mendapati sikap aneh Albani. Pria itu tidak biasanya mengajak Aileen untuk makan siang bersama. Tapi Aileen jadi cemas, apa mungkin Albani ingin mengajaknya membicarakan sesuatu. Setelah apa yang terjadi, keadaan tak sama seperti sebelumnya, ada rasa canggung dan tak tenang yang menghantuinya. "Kau sudah siap?" Albani muncul, ia sudah rapi dengan setelan jas dan kemeja di dalamnya. "Ya, aku sudah siap daritadi," sahut Aileen. "Baiklah, sebentar saya pakai dasi dulu." "Em, boleh aku bantu?" tawar Aileen. Albani awalnya ragu, tapi ia mempersilakan Aileen membantunya mengenakan dasi. "Sebelumnya aku tak pernah lihat kau pakai dasi, tumben sekali hari ini pakai." "Ya, hanya ingin saja, daripada tidak terpakai di dalam lemari," sahut Albani. Aileen masih memakaikan dasi di leher Albani. Ini pertama kalinya Aileen memakaikan dasi pada seseorang, itu diam-diam adalah impiannya dulu saat masih melajang. Ia pun tersenyum, merasa lucu denga

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 50 : Ada Apa Denganmu, Al.

    Pagi yang sunyi. Aileen membuka mata lalu berbaring menyamping hadap jendela yang masih tertutup. Ada celah kecil cahaya di ujung sana membuat ia termenung. Belum lama ini, seorang pria tidur disampingnya dengan suara dengkuran pelan pertanda sangat lelah. Namun sekarang pria itu tak ada lagi disampingnya. Mata kecilnya lalu terbuka sempurna, ia berjalan mendekati jendela, membuka tirainya perlahan hingga cahaya mentari masuk membuat ruangan yang tadinya gelap menjadi terang benderang. "Selamat pagi," ucapnya pada diri sendiri. Hari ini ia baru akan memulai perusahaan barunya dengan menemui beberapa investor yang akan menanamkan modal di perusahaannya. Sebagai perusahaan baru, Aileen berharap berita itu menyebar hingga mengundang pria brengsek bernama Rio muncul ke permukaan lagi. Somasi, Albani bilang akan menuntut Rio. Tapi Aileen menahannya sementara karena ingin fokus menghancurkan Rio sampai ke akarnya. Dia tahu, uang yang diambil dari rekeningnya akan dilakukan untuk invest

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 49 : Bukan Sekedar Nafsu

    Perasaan Aileen kacau karena rasa yang campur aduk antara malu, bingung, dan kecewa terhadap respon Albani tentang yang terjadi antara keduanya semalam. Memang benar sesuai perjanjian mereka tidak boleh saling jatuh cinta dan melakukan seks. Tapi apa yang terjadi semalam siapa yang harus disalahkan, Aileen bingung mencari jawabannya. Sehingga ia juga tak tahu harus bagaimana mengatakannya pada Albani, agar pria itu mengerti maksudnya. "Jangan menangis, Aileen, saya yang salah karena tak bisa mengendalikan hawa nafsu," ucap Albani. Aileen menatap Albani dengan linangan air mata. Semua sudah terjadi, menyesal hanya akan membuat semuanya jadi tampak bermasalah. "Kenapa kau melakukannya? Apa karena aku yang hendak menciummu duluan?" balas Aileen. Albani diam sambil memikirkan pertanyaan Aileen. "Kau sudah menolaknya dengan memalingkan wajah. Aku menyerah dan tau ini salah, tapi kau malah membawaku ke dalam ciuman—" Aileen tak sanggup melanjutkan karena terlalu malu. Pipinya m

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 48 : Aku Benci Kata Maaf

    Wajah Lenka pucat begitu Albani muncul mengejutkan semua yang ada di sana. Penampilan Rio yang berantakan dengan bagian pelipis yang diperban. Lenka yang kacau setelah diporakporandakan harga dirinya oleh Aileen. Sementara Aileen yang paling mencolok di sana. Di mata Albani, Aileen sangat cantik dengan penampilan itu. "Kenapa tidak bilang kalau kau ada urusan," ucap Albani. Aileen meneguk ludah, ia tak ingin bertemu Albani saat ini karena itu dia sengaja tidak memberitahu. Setelah kejadian semalam, Aileen mengira Albani jua tak nyaman jika keduanya bertemu. Terlebih Albani meminta maaf karena kejadian semalam, seolah berharap malam itu tak terjadi apa pun diantara keduanya. "Tuan, apa Anda suami dari Nona ini?" tanya petugas yang memeriksa kasus itu. "Benar, saya suaminya." Albani lalu duduk di depan petugas itu, disamping Aileen. Lenka syok, ia masih belum mau menerima kenyataan bahwa gadis culun itu benar istri Albani. "Begini, Tuan, istri Anda terlibat keributan yang

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 47 : Keributan

    Penampilan Aileen kini sudah benar-benar siap untuk bertemu dengan orang yang meneleponnya tadi. Ia masih yakin bahwa orang itu adalah kekasih Rio. Kali ini Aileen meminta bantuan Grace lagi, sebab ia tak ingin hanya tampil cantik, ia harus tampil tidak dikenali sebagai Aileen, ia harus tampil sebagai Haura. Aileen keluar dari mobil mewah yang dibelinya beberapa hari lalu dari kartu tak terbatas pemberian Albani. Tak lupa juga menyewa sopirnya sekalian. Momen ini adalah momen yang paling ia tunggu, lebih bagus lagi jika Rio ikut muncul bersama dengan wanita itu sekalian. Begitu Aileen berjalan menuju restoran tempat mereka janjian, semua mata sudah terfokus padanya. Sebenarnya Aileen amat gugup, tapi ia terus berjalan dengan tubuh yang tegap dan langkah yang pasti tanpa memperlihatkan kegugupannya sama sekali. Beberapa hari saja cukup untuk membentuk kepribadiannya agar bisa lebih percaya diri. Padahal Aileen hanya mempelajarinya dari internet sendirian. "Ah, apa kau Haura?"

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 46 : Permintaan Maaf Yang Menyakitkan

    "Kau sudah tau kita tak boleh ada rasa semacam ini." Aileen mendorong tubuh Albani yang mulai menempel padanya. Pelukan itu terasa hangat tapi membuat Aileen takut dan sesak napas. Aroma Albani mulai menyebar ke dirinya, seperti membawa ia menelusuri kekokohan pria itu yang selama ini sulit diterjang oleh siapapun. . "Kau benar, tak boleh ada cinta, dan juga apa tak boleh ada seks?" Albani kelihatan gelisah dilihat dari sorot matanya. Kegelisahan itu membuat Aileen bingung menanggapinya. Dorongan yang memang kian menguat, tapi otaknya masih bekerja normal untuk menolak. "Jangan lakukan sesuatu yang hanya akan kau sesali, Al. Kita takkan melakukannya hanya karena ingin." "Lalu, untuk apa perhatian yang kau tunjukkan tadi?" tanya Albani. Pertanyaan itu mengintimidasi Aileen, menuntut agar segera dijawab. Namun sepertinya Albani sudah mengharapkan jawaban memuaskan dari mulut gadis itu. "Aku menginginkanmu, Albani Raditya. Tapi aku sadar kau tak mungkin pernah menginginkanku."

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status