Home / Romansa / Nikah Kontrak / Berbalas Cemburu

Share

Berbalas Cemburu

Author: Rasyidfatir
last update Last Updated: 2021-04-15 14:18:16

Verrel melihat Angela menatap dalam ke arah Brian. Ia tidak suka jika Angela bersikap begitu di hadapannya. Apalagi memperhatikan pria lain selain dirinya. Selama ini ia terlalu percaya diri Angela akan jatuh hati padanya. Tak tahunya Angela juga memiliki masa lalu dengan cinta pertamanya.

"Maaf, Tuan kami sedang berbulan madu. Jadi tolong hargai privasi kami,"kata Verrel dengan tatapan tidak suka.

"Senior, kok bisa ada di sini?" Angela berusaha mencairkan suasana. Ia tahu jika Verrel menatap tidak suka ke arah seniornya. 

"Hemm, kamu sangat berbeda hari ini terlihat sangat cantik di antara tamu lainnya," Brian menatap Angela dari atas hingga kebawah lalu terbitlah sebuah senyuman di bibirnya.

Seorang laki-laki memberikan serangan melalui tatapan tajamnya kearah Pak Brian, "Ehem!! Verrel tampak kesal melihat keakraban keduanya. Apalagi Angela terlihat sangat senang bertemu dengan seniornya.

"Ooh, maaf saya sudah lancang mengganggu bulan madu Anda,  karena mata saya terpesona melihat kecantikan junior saya...," puji Brian seraya melirik ke arah Angela.

"Cukup ... haruskah aku bilang jika ...!!" Angela langsung mencekal lengan Verrel. Ia mengedipkan matanya meminta Verrel untuk tidak mengatakan apapun. Karena pria itu bisa berkata setajam pisau jika tidak menyangkut hal yang tidak di sukainya.

"Maaf, kenapa Senior bisa kebetulan ada di restoran ini?" tanya Angela.

"Ooh ... itu, aku sedang ada janji dengan klien.  Aku menunggunya disini, kebetulan tadi melihatmu yang awalnya aku tak yakin jika itu dirimu," terang Brian.

"Maksud ... Pak Brian?" Angela tidak mengerti.

"Terus terang aku tidak mengira jika itu adalah dirimu, karena kau kelihatan sangat berbeda setelah memakai gaun ini ...." 

Angela tersipu malu, "Ah, ... Senior bisa saja."

"Silahkan kalau Senior mau duduk  disini" kata Angela mempersilahkan.

"Tidak ... aku tadi hanya bercanda saja, mejaku di sebelah sana," Brian menunjuk meja lainnya.

"Oke, kalian ... teruskan saja. Lain kali mungkin aku yang mengajakmu dinner," Brian mengedipkan matanya pada Angela. Ingin rasanya Verrel menimpuk kepala lelaki yang berani menggoda istrinya itu, tapi ini tempat umum. Terlalu mencolok jika melakukan hal itu, bisa-bisa identitasnya terbongkar.

Setelah Brian pergi, entah kenapa suasana seperti di dalam kuburan. Sunyi senyap. Rachel merasa bulu kuduknya berdiri, yah ... Verrel tatapannya menjadi menyeramkan ke arahnya. Angela pura-pura tidak tahu dengan mengalihkan pembicaraannya ke arah lain.

"Sepertinya masakannya enak, penyajiannya juga ...hemm membuat perutku tidak sabar memakannya," Angela berusaha mencairkan suasana. Sebenarnya Verrel ingin sekali marah ... tapi ia tidak ingin Angela menjadi tinggi hati kalau tahu ia cemburu pada seniornya itu.

"Makanlah yang banyak ... karena sebentar lagi aku akan mengajakmu melihat pameran lukisan yang ada di sekitar sini," kata Verrel.

"Pameran lukisan ... tapi aku kurang mengerti seni. Nilai menggambarku saja selalu mendapatkan nilai C ...," kata Angela di sela-sela makannya.

Verrel yang mendapati Angela sedikit belepotan lalu mengambilkan tisu untuk mengelap bibir istrinya. Angela kaget Verrel menyentuh bibirnya. 

 "Ah, ia jadi ingat ketika Verrel menciumnya saat tidur," Angela bisa merasakan jari Verrel menyenggol bibirnya. Otaknya kembali berselancar mengingat betapa lembutnya bibir Verrel ketika menempel di bibirnya.

"Sudah, kalau makan pelan-pelan ...," kata Verrel lirih setelah selesai mengelap bibir Angela. 

Angela melirik kearah Verrel, " Iih, kenapa ia makin tampan saja ... pantas saja jika para wanita banyak yang tergila-gila padanya."

"Kenapa tersenyum, apa aku perlu membawamu ke rumah sakit ...," goda Verrel. Ia tidak tahu jika Angela terpesona dengan dirinya hari ini.

"Keterlaluan ... aku marah nih," bibir Angela mengerucut.

Setelah merasa kenyang  terakhir Rachel menghabiskan minumannya yang tertata apik di dalam gelas berkaki.

"Kau tidak menghabiskan semuanya ...?" tanya Verrel.

"Aku sedang memakai gaun hari ini ... aku tidak ingin perutku terlihat buncit," jawab Angela.

**

Sesampainya di galeri ... Angela seperti kucing yang mau menangkap mangsanya. Ia berjalan merunduk pelan-pelan melihat keindahan lukisannya satu persatu.

"Terimakasih, kau sudah bersedia mampir di galeriku ...," seorang wanita cantik mendekat kearah Verrel dan memeluk tubuhnya sebentar kemudian mencium pipinya. Dahi Angela mengkerut melihat adegan berdurasi beberapa detik itu. Verrel adalah pengusaha muda ternama wajar saja jika banyak wanita yang berlomba-lomba ingin mendapatkan hatinya. Angela pernah melihat wanita itu di wawancari di salah satu channel tv swasta.

"Kenalkan ... dia istriku," Verrel langsung menarik lengan Angela.

"Angela." 

Ia mengulurkan tangan pada wanita di depannya itu. Tapi sialnya wanita itu tidak menyambut uluran tangannya,  ia asyik bergelayut di lengan suaminya. Yah, untuk saat ini Angela baru ingat jika Verrel itu memang suaminya. Ia merasa Verrel menjadi sangat berharga ketika ada seorang wanita cantik yang mendekatinya.

"Mari aku tunjukkan lukisanku yang lain ...," Tina memaksa Verrel melangkah ke arah lain meninggalkan Angela di belakang. Angela menghentakkan high heelsnya, ia merasa Verrel telah mengabaikannya.

Tapi ia penasaran apa yang dilakukan mereka, terpaksa ia mengikuti Verrel dari belakang. Wanita itu seperti ular yang melilit tubuh suaminya. Ah, Angela melihat kemesraan mereka menjadi naik pitam. 

Ia berjalan mendekati Verrel,"Suamiku ... sayang sepertinya aku sudah sangat lelah berjalan kesana kemari hanya untuk melihat lukisan yang tidak aku mengerti maksudnya ... aku ingin pulang ke hotel," rengek Angela. Verrel menghentikan langkahnya, ia tersenyum mendengar Angela akhirnya merengek pulang entah karena cemburu atau tidak. Tapi Verrel sangat senang wanita itu yang berinisiatif mengajaknya terlebih dahulu.

"Apa kakimu sakit ...?" Verrel langsung menggendong Angela ala bridal style.



"Oh, Tuhan ... kenapa dia jadi seromantis ini ...," pekik Verrel dalam hati. Sementara Tina hanya bisa memandanginya dengan wajah kesal.

Di dalam mobil Angela terdiam, ia tidak secerewet tadi. Tapi mukanya berubah menjadi muram. Ia sangat jengkel karena Verrel bermesraan dengan wanita penggoda itu. 

Tapi kenapa dia harus kesal ... bukankah dia sudah berjanji pada dirinya sendiri jika pernikahannya dengan Verrel sebatas kontrak selama setahun. 

"Kenapa jadi diam, aku ingin dipanggil ... sayang lagi," goda Verrel.

"Sayang ... sayang, nih!" Angela mencubit lengan Verrel. " Awww ... sakit ... kenapa aku di cubit sih."

"Memangnya aku nih patung manekin, terus ...  siluman ular tadi ngapain nempel terus kayak jamur ...." Angela bersungut-sungut marah.

"Cemburu ... nih ... yeee ...," ledek Verrel. 

"Eeh, ... siapa juga yang cemburu ... aku tuh tidak suka saja liat si ulet keket tadi nempel terus. Heran deh ... kamu kenal dimana sih model cewek begitu ..." sindir Angela.

"Dia teman SMA ku, hanya saja dia melanjutkan kuliahnya di luar negeri mengambil jurusan seni. Galerinya sudah menyebar di berbagai kota bahkan luar negeri, dia memang sikapnya seperti itu ... mungkin terpengaruh gaya hidup yang kebarat-baratan ...," terang Verrel panjang lebar. 



Mobil melaju perlahan membawa keduanya kembali lagi di hotel tempat mereka menginap.

---Bersambung----

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fitriyani Puji
lah ganti nama lagi jadi rachel
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Nikah Kontrak   Happy Ending

    Para tamu undangan telah datang memenuhi ballrom Hotel Diamond untuk datang memberikan selamat pada sepasang pengantin baru. Chika tampak memakai balutan gaun berwarna broken white serasi dengan setelan jas yang di pakai Saga.Chika merasa tegang karena baru kali ini ia menikah secara resmi di hadapan publik. Yang lebih mengesankan lagi pernikahan itu merupakan pernikahan ganda antara Chika dan Saga, Devan dan Viona. Sungguh di luar dugaan bagi Angela. Ia bergelayut mesra di lengan suami tercintanya Verrel. Demikian juga Mark dan Clara cukup lega menyaksikan putrinya berbahagia bersama dengan orang yang di cintainya.Bunga-bunga rose berwarna putih, lily putih dan baby breath menghiasi dekorasi pernikahan. Tampak meja-meja tamu sudah di penuhi pengunjung yang menyantap hidangan makanan yang di tawarkan. Di setiap sudut ruangan di hiasi bunga-bunga kering yang sudah tertata apik.Semua tamu tampak kagum dengan pasangan pengantinnya yang tampil sempurn

  • Nikah Kontrak   Bersama Selamanya

    Wajah Frans murung, hari ini adalah hari pengambilan raport kelulusannya di TK. Semua anak datang bersama kedua orang tuanya, Frans di temani Chika. Dalam hati sebenarnya Frans ingin seperti teman-temannya. Hanya saja ia tidak berani mengungkapkan perasaannya. Ia takut jika mamanya akan sedih.Chika mendapati Frans diam tidak seperti biasanya. Sementara tatapannya tertuju pada temannya yang sedang bercanda tawa dengan papanya membuat Chika cukup mengerti. Ia lalu mengambil ponsel dalam tasnya. Mengirimkan pesan pendek untuk Saga.Di kantor Saga tengah sibuk mengetik di laptopnya. Sekilas ia melihat ponselnya menyala. Bibirnya tersenyum manakala membaca pesan singkat dari Chika. Ia segera meraih jasnya. Lalu meninggalkan pesan pada asisten pribadinya untuk menghandel pekerjaan hari ini.Di sekolah semua anak mendapatkan jatah giliran pentas bersama kedua orang tuanya. Sang anak membacakan puisi lalu kedua orang tua mendampingi di kanan kirinya.Satu persat

  • Nikah Kontrak   Perceraian

    "Ma, apa benar Frans memang putraku?" tanya Saga sembari menangis di depan Angela. Ia merasa seperti orang bodoh tidak tahu apa-apa."Ya, akhirnya kau sudah tahu juga," kata Angela.Saga tercengang, ternyata kedua orang tuanya sudah tahu kebenarannya. Lalu mengapa mereka menyembunyikannya?"Kenapa mama tidak mengatakannya padaku? Aku merasa seperti orang paling bodoh, Ma. Putraku sendiri memakiku, membenciku, aku bisa melihat kemarahan di bola matanya," kata Saga."Itu karena Chika melarangku, aku juga tidak ingin melukai hatinya," kata Angela."Sekarang, apa yang harus aku lakukan? Putraku tidak mau menerimaku," keluh Saga."Kau harus bisa meraih hatinya. Bayangkan ia besar tanpa kasih sayang seorang papa. Frans sering melihat Chika bersedih sendirian. Sebagai seorang anak yang sangat menyayangi mamanya wajar jika dia ikut terluka.""Baiklah, Ma. Saga akan berusaha keras untuk mengambil hati Frans," kata Saga kemudian."Bagus,

  • Nikah Kontrak   Sebuah Kebenaran

    Dering suara telepon mengagetkan Chika dari aktivitasnya dengan Saga."Sudah, biarkan saja. Tanggung," kata Saga.Chika mendorong tubuh Saga. Ia yakin jika yang sedang menelepon adalah putranya. Dengan baju yang sudah terlihat berantakan Chika meraih ponselnya. Benar, memang Frans yang meneleponnya."Mamaa!""Cepat pulang!" teriak Frans di telepon."Iya, sayang. Sekarang juga mama pulang," kata Chika menghibur Frans. Ia lalu mematikan ponselnya.Saga langsung mengambil ponsel Chika dengan paksa, untung saja Frans sudah memutus panggilannya. Saga memeriksa riwayat panggilan Chika. Di sana ada gambar foto bocah tampan mirip dirinya."Jangan bilang, jika anak ini adalah putraku," kata Saga. Ia kembali menatap foto Frans lebih dekat lagi. Chika segera merebutnya. Ia tidak ingin Saga tahu jika dirinya sudah memiliki seorang anak."Lima tahun kau menghilang, anak ini juga berusia lima tahun. Itu berarti kemungkinan besar

  • Nikah Kontrak   Terjebak Di Villa

    "Minumlah, agar tubuhmu menjadi hangat," ucap Saga."Terima kasih."Chika tidak langsung meminumnya karena masih terlalu panas. Ia memilih meletakkannya di atas meja."Masih terlalu panas, aku akan meminumnya nanti," ucap Chika."Tunggu sebentar."Saga beranjak dari tempat duduknya ia melangkah menuju ke dapur. Tangannya membuka pintu lemari mengeluarkan beberapa bungkus mie instan. Ia tidak tahu apakah Chika mau mengonsumsi mie instan atau tidak.Ia pun mengambil panci dan memenuhinya dengan air. Setelah mendidih ia masukkan mie nya ke dalam panci. Sambil menunggu mie nya masak ia menyiapkan mangkuknya.Chika merasa sudah terlalu lama Saga meninggalkannya. Ia kemudian bangkit dari tempat duduknya mencari keberadaan Saga. Melihat Saga tengah memasak di dapur membuat nafasnya sedikit sesak. Ia tidak suka melihat kebaikan Saga. Hatinya bisa saja luluh lantah kalau di perlakukan seperti itu.Tidak seharusnya suas

  • Nikah Kontrak   Orang Yang Sama

    Saga mengikuti langkah Axella dari belakang. Kebetulan restorannya tidak begitu ramai sehingga mereka leluasa memilih tempat yang nyaman. Rupanya Chika memilih tempat di dekat jendela yang menghadap ke arah air terjun kecil. Di luar jendela terlihat taman landscape menghiasi sekitar restoran.Para pengunjung restoran merasa nyaman untuk berlama-lama di sana. Di dinding hotel banyak terpajang lukisan klasik dan ornamen unik yang tidak ada di tempat mana pun."Kenapa kita kesini? Bukankah seharusnya kita langsung ke lokasi untuk meninjau tempatnya," kata Axella."Jangan terlalu terburu-buru, Nona Axella. Saya tidak ingin Anda kelaparan di jalan hanya karena kurang makan," kata Saga sambil tersenyum.Chika malas membantah perkataan Saga. Ia lebih memilih melihat buku menu yang ada di depannya. Saga memberi isyarat pada pelayan untuk menghampirinya."Saya akan segera kembali membawa pesanan Anda."Chika kembali terpaku pada pem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status