Share

Pesta Dansa

"Bersiap - siaplah, temani aku ke pesta," kata Verrel.

Angela melotot kearah Verrel.

"Aku tidak mau. Bukankah kau punya Hellen. Jangan bilang kalau kau sudah bosan dengannya," sindir Angela.

"Benar sekali. Dan sekarang aku hanya ingin main - main denganmu." jawab Verrel sinis.

"Sayangnya aku tidak tertarik sama sekali," kata Angela melenggang pergi.

"Bagaimana jika ku telepon mamamu, ku katakan bahwa kau hanya mengajakku main-main dalam pernikahan ini. Selebihnya semua modal yang di kucurkan perusahaan Burhan Prayoga akan di tarik secepatnya? Kau bisa bayangkan perusahaan peninggalan papamu akan gulung tikar!" ancam Verrel.

 Angela menghentikan langkahnya. Ia termenung sesaat. Laki - laki itu selalu saja mempunyai alasan untuk memaksakan kehendaknya.

"Persiapkan dirimu!" Verrel meletakkan paperbag yang berisi gaun pesta.

Angela melirik kearah paperbag nya setelah Verrel pergi. Tak ada jalan lain selain menuruti perkataan Verrel. Ia mengenakan baju berwarna merah dengan dress yang panjang sedikit belahan panjang yang menunjukkan kemulusan kakinya yang jenjang.

Gaun tanpa lengan dengan leher yang agak rendah. Verrel juga menyiapkan aksesoris mulai dari kalung dan anting serta gelang. Semuanya asli tidak imitasi. Angela memakainya satu persatu. Ia kelihatan sangat cantik dan sempurna.

Ia mengambil nafas panjang kemudian mengeluarkannya.

"Kamu bisa Angela, ini hanya akting." Angela mencoba menghibur dirinya sendiri.

Ia pun keluar dan menuruni anak tangga. Bak seorang Cinderella Angela tampak begitu anggun. Verrel tak berkedip menatap Adelia dari bawah hingga ke atas. Tapi ia segera mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Ayo, kamu lama sekali," kata Verrel berusaha menutupi rasa kagumnya.

Angela menyerahkan kalung pemberian Verrel.

"Bantu aku memakainya!" perintah Angela.

Verrel mendekat menerima kalungnya dan memakaikan di leher putih jenjang milik Angela. Verrel menelan salivanya. Ia sangat tergoda untuk mencium leher Angela.

"Sudah!" Suara Angela mengagetkan lamunan Verrel.

"Ehm, iya sudah," kata Verrel kecewa.

"Ayo, tunggu apalagi," ajak Angela.

"Sepertinya kau sangat bersemangat sekali," sindir Verrel.

"Oh, ya tentu saja. Barangkali disana aku akan bertemu pangeran yang menyelamatkanku dari cengkeraman singa!" jawab Angela tak kalah ketusnya.

"Kau lupa statusmu?" sindir Verrel.

"Ingat. Istri pura - pura CEO Verrel Burhan Prayoga yang terhormat," imbuh Adelia tersenyum sinis.

Tiba - tiba Angela terseok kakinya. Buru - buru Verrel menangkap pinggangnya. Sesaat mereka beradu tatap. Jantung Angela berdesir hebat begitu juga dengan Verrel. Angela mengagumi ketampanan lelaki yang menangkap tubuhnya.

"Apa kau sudah selesai mengagumiku?" tanya Verrel.

"Siapa yang mengagumimu?! sanggah Angela.

"Sebaiknya kau berpegangan padaku," Verrel menawarkan lengannya pada Angela. Iapun menerima tawaran Verrel karena ia memang butuh pegangan.

Mobil sport mewah tampak berhenti di depan sebuah gedung yang megah. Angela turun dari mobil, Verrel sudah siap menggandengnya. Siapa pun yang melihat mereka seperti pasangan yang sempurna. Yang satunya tampan dan satunya cantik.

"Jangan kemana - mana tunggu aku disini. Aku akan menyapa temanku yang lain." kata Verrel.

Angela mengangguk. Memang ia mau kemana disini tidak ada satu pun yang dikenalnya. Ia memutuskan untuk menikmati makanan saja. Tersedia aneka minuman yang sangat menggoda, dan cake kesukaannya.

Tampak seorang laki - laki mendekati Angela.

"Hola Hermosa ,(Hai cantik) sapa seorang lelaki memakai bahasa Spanyol

Adelia hanya tersenyum. Ia membenarkan anting di telinganya. Secara tidak langsung ia menunjukkan cincin pernikahannya. Lelaki itu langsung mundur selangkah setelah melihat cincin yang tersemat di jari Adelia.

"Disculpe lamento interrumpir" (Permisi maaf mengganggu). Adelia mengangguk memamerkan senyumnya.

"Oh, maaf." Seorang laki - laki lainnya tiba - tiba datang menubruk Angela. Segelas wine berhasil membasahi baju indahnya.

" Saya ke toilet dulu," Angela menyingkir dari  kerumunan. Angela bingung arah dimana toiletnya.

"Nona, biar saya mengantar Anda," kata lelaki itu.

"Tapi saya mau ke toilet wanita," jawab Angela.

"Saya hanya menunjukkan arahnya saja. Sebagai ungkapan maaf." tawar Felix.

"Heem, baiklah." jawab Angela pertanda setuju.

Mereka berjalan berdampingan sesekali mengobrol memperkenalkan dirinya masing - masing.

"Hai, aku Felix. Kamu?"

"Aku Angela." Mereka berjabat tangan saling melepas senyuman.

"Hemm, aku lihat kamu terburu - buru tadi sampai tidak sengaja menyenggolku. Kenapa?" tanya Angela.

"Itu karena aku menghindari seseorang?" jawab Felix.

"Heem, mantan pacar ya," tebak Angela.

"Iya," jawab Felix.

"Masih sayang kenapa harus menghindar?" tanya Angela.

"Dia sudah menikah dengan temanku," jawab Felix.

"Ooh, benar juga jika harus menghindar," jawab Angela.

"Eh, sudah sampai di toiletnya. Terima kasih sudah mau antar," kata Angela mengakhiri pembicaraannya.

"Sama - sama. Ini kartu namaku. Jika suatu saat butuh pertolongan kau bisa menemuiku," tawar Felix.

"Oh, ya. Terima kasih." Angela menerima kartu nama Felix.

Angela memasuki toilet wanita seraya membersihkan gaunnya yang terkena minuman. Ia bingung apakah ia harus berdiam diri di toilet menunggu gaunnya kering.

TOK .. TOK ... TOK

"Nona Angela, Anda di dalam. Saya mengantarkan gaun untuk Anda," kata seorang perempuan dari luar.

Angela membukakan pintunya separuh. Hanya kepalanya yang menyembul keluar. Ia menerima paperbag yang di sodorkan untuknya.

"Ini kiriman dari Pak Felix, sebagai permintaan maaf." ucap pelayan di depannya.

"Oh, iya. Terima kasih." Angela mengambilnya dan menutup pintu toiletnya kembali. Ia mengeluarkan isi dari paperbag nya. Ternyata sebuah gaun yang indah sekali. Angrls sempat ragu memakainya. Namun tak ada pilihan lain. Bajunya yang pertama sudah basah dan butuh waktu lama untuk mengeringkannya.

Akhirnya ia memutuskan untuk mengganti bajunya dengan baju kiriman dari Felix. Setidaknya ia merasakan kenyamanan memakai baju kering. Setelah selesai berganti pakaian ia keluar dari toilet. Ternyata Brian sudah menunggu Angela di depan pintu.

"Aku takut jika kamu nyasar," kata Felix.

Angela tersenyum malu. Ia seperti anak kecil yang main tidak tahu arah jalan pulang.

"Tuan Felix bisa saja. Oh ya, terima kasih bajunya," kata Angela.

"Kamu sangat cantik memakai baju itu," puji Felix. Wajah Angela menjadi merah merona. Mereka berjalan menuju ruang utama tempat di adakannya pesta. Sementara Verrel sibuk mencari Angela. Ia mencari wanita yang memakai gaun merah. Tapi tidak ada wanita memakai gaun berwarna merah. Sejenak ia merasa mendengar suara tawa Angela. Verrel pun menoleh. Angela tampil cantik dengan gaun warna baby pink. Ia heran dari mana wanitanya itu bisa mendapatkan baju lainnya.

Verrel bertambah jengkel tatkala melihat Angela tertawa dengan pria lain. Ia bisa tertawa lepas tanpa beban tidak sama ketika bersamanya. Ia pun memutuskan untuk mendekati Angela.

Angela kaget tiba - tiba ada sentuhan hangat di pinggang langsingnya. Ternyata Verrel merangkulnya.

"Sayang, aku mencarimu kemana - mana rupanya kau disini," sindir Verrel.

Angela terbelalak kaget. Verrel muncul secara tiba-tiba. Ia lupa kalau harus bersandiwara sebagai istrinya. Angela sudah tidak peduli.

"Ayo sayang kita berdansa," ajak Verrel.

"Maaf, ini wanitaku. Permisi." Verrel pamit pada Felix seolah menegaskan kalau Angela adalah miliknya.

Angela hanya bisa pasrah mengikuti langkah Verrel. Ia mulai ke lantai dansa. Tangan Angela memegang kedua pundak Verrel. Sementara Verrel merangkul pinggang Angela. Perlahan - lahan mereka mulai berdansa.

"Kau lupa kau milikku, jadi jangan pikir bisa tertawa dengan pria lain." ancam Verrel.

----Bersambung----

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Fitriyani Puji
kalo bucin bucin aja napa pura pura
goodnovel comment avatar
Siti Maemunah2
thor di bab ini ada menggunakan nama adelia,, di bab sebelumnya menggunakan rachel dan leon ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status