Share

Bab 13 Kehilangan Hak Tanah

Author: Sungai Kecil
Dalam sesaat, Sinta tidak ada reaksi.

Sedangkan Anton terdengar sangat senang, dia mengatakan kalau tidak hanya biaya pengobatan saja, keluarga Wijoyo juga telah memindahkan ibu mereka ke bangsal VIP dengan perawat khusus yang menjaga, bahkan mengunakan obat impor terbaik.

"Kak, sebenarnya ayahmu masih mengenang cinta lamanya pada ibu," kata Anton dengan senyuman yang polos. "Sudah, yah. Aku harus pergi belajar dulu."

"Omong-omong ... kak, jangan lupa uang buku pelajaranku. Di kelasku, hanya aku yang belum bayar!"

"Oh ..." Sinta mengiyakan. Sampai Anton menyelesaikan panggilan itu, Sinta masih belum mengerti apa yang sedang terjadi.

Kesadaran Santi untuk bermurah hati?

Apa benar Hendra Wijoyo masih mengenang cintanya pada ibu?

Kemungkinan-kemungkinan seperti ini tampaknya sangat kecil.

Memikirkan perlakuan keluarga Wijoyo padanya tempo hari saat kembali ke rumah orang tua, Sinta sudah tidak menaruh harapan pada mas kawin senilai enam ratus juta ini.

Tidak disangka ....

Sinta buru-buru merondok di dalam kamar tidur dan meletakkan kembali gelang itu ke dalam kotak dengan hati-hati.

Untung belum dijual!

Sinta pun tersenyum kembali dan meraba perhiasan emas yang di dalam kotak itu satu per satu dengan jari-jarinya yang lentik dan berkomat-kamit sendiri, "Kelak, aku akan menjaga kalian dengan baik. Aku tidak akan menjual kalian pada siapapun!"

Dani berdiri di balik pintu dan diam-diam mengintip ke dalam kamar mengamati setiap gerak gerik dan sorotan mata wanita yang imut itu. Dani pun tersenyum puas dan merasakan kehangatan bias-bias cinta yang muncul di hatinya.

Lalu menatap ke layar ponselnya, pesan yang dikirim Billy hanya ada dua suku kata: 'Sudah beres'.

'Bagus, aku akan memberimu imbalan nanti.'

Dani jarang mengetik panjang lebar, setiap kata-kata yang dia tulis itu semahal emas. Apalagi dia hanya membalas pesan singkat saat suasana hatinya sedang baik. Ini pertama kalinya dalam seumur hidup, Billy menerima pesan singkat yang berisi banyak suku kata.

...

Pada akhir pekan, Sinta membenah rumah dan bersih-bersih. Sedangkan Dani meninju kantong pasir di halaman rumah.

Mendengarkan suara ritme menghantam karung pasir Sinta tersenyum ringan. Meskipun Sinta tidak mengerti kenapa pria itu begitu terobsesi dengan olah raga extrim ini dan berlatih setiap hari, dia tidak pernah melarang bahkan sangat mendukung Dani.

Memukul kantong pasir di rumah, tetap lebih baik dari pada berkelahi di luar.

Setelah Sinta selesai membersihkan rumah, saat dia bersiap untuk masak di dapur, tiba-tiba ponselnya berdering. Setelah dijawab, Sinta langsung mendengar suara Santi yang melengking tajam dan marah.

"Dik, kamu hebat sekali! Bahkan Tuan Muda keluarga Sanjaya pun mampu kamu taklukkan. Kamu benar-benar mewarisi kemampuan jalang tua itu!"

"Pagi-pagi, omong kosong apaan sih?"

Sinta diumpat Santi tanpa alasan, rasanya seperti bertemu anjing gila yang menyalak sembarangan. Baru saja Sinta ingin mematikan pangilan itu, dia mendengar Santi tertawa sinis dan berkata dengan kesal, "Jika bukan karena keluarga Sanjaya ikut campur, bagaimana mungkin ayah bisa kehilangan hak atas tanah itu? Kau tahu apa yang dibilang Tuan Muda keluarga Sanjaya pada ayah? Dia bilang kalau ayah bahkan mas kawin putrinya sendiri pun ditelan. Entah apa yang akan terjadi dengan dana rekan kerjasama!"

"Jadi kehilangan sebidang tanah itu, hilang!"

"Kamu tahu berapa banyak pengorbanan yang telah ayah curahkan untuk proyek ini? Proyek itu diperkirakan bernilai dua puluh triliun! Ditambah usaha kerja keras selama beberapa bulan, semuanya menghilang! Anak jalang, semua itu gara-gara kamu!"

"Apaan ..." Sinta kebingungan.

Siapa Tuan Muda keluarga Sanjaya, tanah apa?

"Kamu sudah gila? Bukankah kamu sendiri yang pergi ke rumah sakit dan memberikan kalung berlian itu pada adikku. Sekarang kamu mau menyangkalnya. Siapa pula Tuan Muda keluarga Sanjaya, aku sama sekali tidak mengenal orang itu!"

"Tidak usah berpura-pura di depanku! Kau anak jalang, penampilan sok suci, tetapi kotor di dalam. Wanita perayu! Kurasa diam-diam entah sudah berapa pria yang sudah menidurimu, 'kan? Dani Setyawangsa itu sungguh beruntung bisa menikahi barang bekas seperti dirimu!"

"Kau!"

Sekujur badan Sinta gemetar, wajahnya memerah. Dia yang berhati lembut, tetapi dia juga bukan penakut. Sejak kecil, dia sudah terbiasa diprovokasi dan dihina Santi, awalnya dia hanya diam dan menerima penghinaan itu, hingga akhirnya dia terpaksa melawan.

Namun kali ini, dia bahkan tidak tahu harus bagaimana melawannya.

Semua yang Santi katakan benar-benar aneh dan tidak beralasan!

Saat Sinta tidak tahu apa yang harus dia lakukan, tiba-tiba ponselnya diambil dari belakang. Sinta terkejut dan berbalik melihat wajah Dani yang suram dan bengis itu.

Dia berbicara dengan suara yang tenang dan berkata, "Aku tidak peduli siapa kamu. Tunjukkanlah rasa hormatmu saat berbicara dengan istriku!"

"Kalau aku mendengar kata-kata kotor seperti itu lagi untuk kedua kalinya, pikirkanlah konsekuensi apa yang bisa kamu terima!"

Tekanan dalam setiap kata-kata sangat jelas, membuat orang yang mendengar suaranya saja bisa membuat orang itu bergidik.

Orang dibalik ponsel itu tiba-tiba terdiam, mungkin karena Santi merasa terintimidasi suaranya yang terdengar berwibawa itu, tidak berani berbicara lagi.

Dani mengakhiri panggilan ponsel itu dan mengembalikannya pada Sinta. Lalu dia kembali ke halaman tanpa ekspresi apapun dan kembali memukul kantong pasir.

Sinta terkejut sebentar dan tiba-tiba hatinya tersentuh dengan emosi yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Sejak kecil, tidak ada orang yang melindunginya seperti ini. Dani adalah orang pertama.

...

Di halaman. Setelah Dani memukul kantong pasir beberapa kali, dia pun melepaskan sarung tinju dan membuangnya ke samping. Wajahnya tampak suram, napasnya berat.

Tak lama kemudian, Billy menerima pesan Dani: "Bagaimana kamu memberitahukan Hendra Wijoyo?"

Billy mempertimbangkan kata-katanya dengan hati-hati dan membalas: 'Kakak Ketiga, seperti yang kamu bilang, memberinya tekanan, benar?'

Barusan terkirim, dia sudah mengirim panggilan telepon dari Dani. Suara Dani sedingin es batu saat diserut.

"Aku memintamu untuk menekan tua bangka itu, apa aku menyuruhmu mengungkit soal mas kawin itu? Hegh?"

"Kakak Ketiga, ini ...."

Bukankah kamu ingin membantu istrimu? Kalau tidak mengungkit masalah mas kawin itu, bilang apa lagi?

"Billy!" Dani mengucapkan sepatah demi sepatah, "Otak itu barang bagus, kenapa sampai sekarang kamu masih tidak memakainya!"

Setelah selesai berbicara, telepon itu langsung ditutup. Billy masih tidak tahu apa yang telah terjadi. Untungnya ada Agus Haliman yang berada di sampingnya. Pria ini juga barusan datang dari Jakarta.

Mereka adalah teman bermain yang tumbuh besar bersama sejak kecil. Agus tertawa terbahak-bahak setelah mendengar Billy menjelaskan pokok permasalahannya.

"Kakak Ketiga benar, kamu itu benar-benar tidak memakai otak!"

Billy mengacungkan kepalan tangan pada Agus.

"Coba pikirkan, kamu menekan Hendra dengan mengungkit masalah mas kawin dan merampas tanahnya. Bukankah itu sudah sangat jelas kalau kamu melakukannya untuk membantu Sinta atas ketidakadilan yang dia hadapi? Bahkan Nona Besar keluarga Wijoyo itu pun mengira kalau kamu punya hubungan simpang siur dengan Sinta. Apakah kamu pikir Kakak Ketiga akan senang mendengar hal ini?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nikah Pengganti: Suamiku Adalah Kuadriliuner   Bab 365 Aku Akan Datang Ke Duniamu

    Ini bukan hanya alasan pernikahan Daniel dengan Yenni, tetapi juga alasan kenapa Yenni memamerkan kekuatannya di hadapan Sinta beberapa kali!Semua itu karena Yenni terlahir sebagai nona muda dari keluarga yang hebat.Sinta menggigit bibirnya, tiba-tiba hatinya terasa sesak dan dia mendorong Daniel menjauh.Daniel terkejut dan mengamati ekspresi Sinta dengan cermat, dia tidak melewatkan ekspresi apa pun di wajah sang istri."Kenapa, istriku ….""Tidak apa-apa." Wajah Sinta tampak datar dan dia menyesali aksinya yang mendorong Daniel menjauh.Sinta tahu dirinya sudah bersikap tidak masuk akal.Namun, Sinta merasa cemas memikirkan wanita lain yang mendambakan suaminya!Daniel tersenyum tersanjung dan dengan ragu-ragu meletakkan tangannya di bahu Sinta lagi. “Kalau tidak apa-apa … bagaimana kalau kita tidur saja?""Kamu tidur dulu, aku masih ada pekerjaan lain yang harus diselesaikan.""Kamu masih mau bekerja?" Nada bicara Daniel mulai berubah.Sinta melirik Daniel secara samar-samar. San

  • Nikah Pengganti: Suamiku Adalah Kuadriliuner   Bab 364 Apakah Semua Itu Benar-benar Penting

    "Apa?" Daniel mengerutkan kening.Daniel tidak tahu kapan terakhir kali Ismail datang ke Taman Imperial.Sinta menceritakan keseluruhan ceritanya dan berkata, "Aku tidak memberitahumu sebelumnya. Pertama, aku merasa masalah ini telah diselesaikan dan tidak perlu menceritakannya lagi. Kedua ….""Pikiranku memang terlalu polos." Sinta merasa kesal. "Aku tidak menyangka Ismail akan menyembunyikan identitasnya begitu hebat!""Jangan salahkan dirimu sendiri." Daniel membelai bahu Sinta. "Bahkan aku juga tidak menyangka Ismail ternyata orang seperti itu.""Ponsel ini dirusak oleh Bibi Inem." Sinta memandang Daniel. "Saat itu, aku khawatir foto keluarga kita di ponsel itu tidaklah aman, jadi Bibi Inem memikirkan cara dan menjatuhkan ponsel itu ke dalam sup panas."Daniel mengangguk.Meskipun ponsel telah rusak, kalau data dapat dipulihkan, foto di dalam ponsel masih dapat dilihat ….Daniel menyerahkan ponsel pada Wilman. Dalam sekejap, Wilman tahu apa yang harus dilakukan dan segera mundur."

  • Nikah Pengganti: Suamiku Adalah Kuadriliuner   Bab 363 Ponsel yang Digunakan Ismail

    Raut wajah Daniel menjadi muram.Sinta juga tercengang. Dia secara samar-samar ingat kalau terakhir kali Ismail dan Diana datang untuk bermain, mereka membawa sesuatu di tangan mereka."Barang-barang itu disimpan di dapur dan aku tidak pernah memerhatikannya." Bibi Inem menghela napas. "Aku ingin membuatkan sup sarang burung dan kurma untuk Nona Sinta hari ini, jadi aku mengeluarkannya. Aku tidak tahu kalau …."Ekspresi Daniel langsung berubah menjadi ganas.Jadi, Ismail bukanlah karyawan permanen yang sederhana! Tujuannya mendekati Diana sudah jelas.Ismail hanya ingin menggunakan tangan Diana untuk menyingkirkan Daniel dan Sinta!Kalau sesuatu terjadi pada Daniel dan Sinta ketika mereka tinggal di Taman Imperial, Keluarga Sanjaya yang pasti akan disalahkan.Ketika saatnya tiba, Keluarga Hidayat dan Keluarga Sanjaya akan saling berselisih. Kedua pihak akan bersaing satu sama lain dan hanya akan merugikan semua orang …."Daniel." Sinta juga menyadari betapa seriusnya masalah ini. "Kita

  • Nikah Pengganti: Suamiku Adalah Kuadriliuner   Bab 362 Ismail dan Diana Bersekongkol

    "Apa?" Mata Daniel sedikit menyipit saat berpikir sejenak, lalu mencibir, "Aku takut dia melarikan diri dari kejahatannya!"Sinta menatap Daniel dengan bingung. Secara kebetulan, barusan dia juga menduga bahwa itu adalah Ismail karena selain Ismail dan Daniel, Taman Imperial tidak pernah menjamu tamu lain."Wilman." Daniel menatap dengan tatapan tegas, "Apakah kamu tahu ke mana dia pergi?"Wilman mengangguk, "Tiket Ismail langsung menuju ke Semarang."Sepertinya ada sesuatu di Semarang yang membuat Ismail tertarik."Pertama, kendalikan beberapa pekerja bermarga Fairul di rumah itu." Nada suara Daniel jelas dan dingin, "Segera kirim seseorang ke Semarang untuk melacak keberadaannya!""Oke.""Ismail bisa mengambil cuti panjang dan melarikan diri dari kediaman Keluarga Hidayat, pasti ada yang membantunya!"Tatapan Daniel tampak tegas dan jelas, dia sudah memiliki rencana awal di kepalanya. Ismail hanyalah umpan, Daniel akan menggunakan Ismail untuk memancing orang yang berada di bel

  • Nikah Pengganti: Suamiku Adalah Kuadriliuner   Bab 361 Sup Beracun

    "Dia keracunan makanan, tapi gejalanya ringan. Aku sudah memberinya obat dan dia hanya perlu istirahat yang cukup agar cepat pulih."Sinta berseru, "Keracunan makanan?""Ini kesalahanku." Daniel menatapnya."Sinta … tadi pagi aku melarangmu untuk memakan sup karena aku curiga Bibi Inem telah memasukan racun."Sinta menarik napas dalam-dalam. Namun, dia tahu bahwa Daniel tidak akan mencurigai seseorang tanpa alasan, apalagi salah menuduh seorang pelayan tua yang setia padanya."Tadinya aku berniat membawakan semangkuk sup untukmu, tapi kemudian Haju melompat ke jendela untuk mencari makanan, jadi aku memberikan padanya.""Lalu Haju menunduk sambil mengendus-endus.""Saat itu juga, aku bertanya-tanya apa mungkin ada sesuatu di dalam supnya."Sinta baru mengerti Kenapa Daniel begitu sibuk saat itu, kenapa Daniel mengatakan hal aneh yang melarang memakan makanan yang dibuatkan oleh Bibi Inem …."Aku pulang ke rumah pada sore hari dan melihat Bibi Inem yang sedang sibuk." Daniel melanju

  • Nikah Pengganti: Suamiku Adalah Kuadriliuner   Bab 360 Bibi Inem Masuk Rumah Sakit

    Raut wajah Sinta sedikit berubah dan dia merenung sangat lama.Sepertinya dia sudah lama tidak mendengar kabar dari Ismail sejak keributan yang terjadi di rumah waktu itu.Sinta menjawab dengan terus terang, "Aku tidak tahu dia ada di Jakarta atau tidak. Tapi, dia adalah pekerja lama di kompleks kediaman keluarga Hidayat. Setiap hari, kerjaannya sangat banyak, jadi tidak mungkin dia meninggalkan pekerjaannya, bukan?""Oh!" Lukas mengangguk sambil berkata, "Belakangan ini Diana tidak bertemu dengan pria ini, jadi aku kira pria ini sudah meninggalkan Jakarta.""Dokter Lukas!" Sinta segera berkata, "Bahkan kalau pria ini muncul, aku juga tidak akan membiarkan dia bertemu dengan Diana!""Aku dan Daniel tidak ingin Diana berhubungan dengan pria ini lagi. Dia terlalu berbahaya!"Lukas berpikir sebentar, kemudian mengangguk pelan.Pada saat ini, seorang asisten berlari ke arah Lukas dan memberitahunya, "Nona Diana sudah bangun, tapi kondisi mentalnya tidak terlalu baik."Lukas segera bergega

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status