"Dia keracunan makanan, tapi gejalanya ringan. Aku sudah memberinya obat dan dia hanya perlu istirahat yang cukup agar cepat pulih."Sinta berseru, "Keracunan makanan?""Ini kesalahanku." Daniel menatapnya."Sinta … tadi pagi aku melarangmu untuk memakan sup karena aku curiga Bibi Inem telah memasukan racun."Sinta menarik napas dalam-dalam. Namun, dia tahu bahwa Daniel tidak akan mencurigai seseorang tanpa alasan, apalagi salah menuduh seorang pelayan tua yang setia padanya."Tadinya aku berniat membawakan semangkuk sup untukmu, tapi kemudian Haju melompat ke jendela untuk mencari makanan, jadi aku memberikan padanya.""Lalu Haju menunduk sambil mengendus-endus.""Saat itu juga, aku bertanya-tanya apa mungkin ada sesuatu di dalam supnya."Sinta baru mengerti Kenapa Daniel begitu sibuk saat itu, kenapa Daniel mengatakan hal aneh yang melarang memakan makanan yang dibuatkan oleh Bibi Inem …."Aku pulang ke rumah pada sore hari dan melihat Bibi Inem yang sedang sibuk." Daniel melanju
"Apa?" Mata Daniel sedikit menyipit saat berpikir sejenak, lalu mencibir, "Aku takut dia melarikan diri dari kejahatannya!"Sinta menatap Daniel dengan bingung. Secara kebetulan, barusan dia juga menduga bahwa itu adalah Ismail karena selain Ismail dan Daniel, Taman Imperial tidak pernah menjamu tamu lain."Wilman." Daniel menatap dengan tatapan tegas, "Apakah kamu tahu ke mana dia pergi?"Wilman mengangguk, "Tiket Ismail langsung menuju ke Semarang."Sepertinya ada sesuatu di Semarang yang membuat Ismail tertarik."Pertama, kendalikan beberapa pekerja bermarga Fairul di rumah itu." Nada suara Daniel jelas dan dingin, "Segera kirim seseorang ke Semarang untuk melacak keberadaannya!""Oke.""Ismail bisa mengambil cuti panjang dan melarikan diri dari kediaman Keluarga Hidayat, pasti ada yang membantunya!"Tatapan Daniel tampak tegas dan jelas, dia sudah memiliki rencana awal di kepalanya. Ismail hanyalah umpan, Daniel akan menggunakan Ismail untuk memancing orang yang berada di bel
Raut wajah Daniel menjadi muram.Sinta juga tercengang. Dia secara samar-samar ingat kalau terakhir kali Ismail dan Diana datang untuk bermain, mereka membawa sesuatu di tangan mereka."Barang-barang itu disimpan di dapur dan aku tidak pernah memerhatikannya." Bibi Inem menghela napas. "Aku ingin membuatkan sup sarang burung dan kurma untuk Nona Sinta hari ini, jadi aku mengeluarkannya. Aku tidak tahu kalau …."Ekspresi Daniel langsung berubah menjadi ganas.Jadi, Ismail bukanlah karyawan permanen yang sederhana! Tujuannya mendekati Diana sudah jelas.Ismail hanya ingin menggunakan tangan Diana untuk menyingkirkan Daniel dan Sinta!Kalau sesuatu terjadi pada Daniel dan Sinta ketika mereka tinggal di Taman Imperial, Keluarga Sanjaya yang pasti akan disalahkan.Ketika saatnya tiba, Keluarga Hidayat dan Keluarga Sanjaya akan saling berselisih. Kedua pihak akan bersaing satu sama lain dan hanya akan merugikan semua orang …."Daniel." Sinta juga menyadari betapa seriusnya masalah ini. "Kita
"Apa?" Daniel mengerutkan kening.Daniel tidak tahu kapan terakhir kali Ismail datang ke Taman Imperial.Sinta menceritakan keseluruhan ceritanya dan berkata, "Aku tidak memberitahumu sebelumnya. Pertama, aku merasa masalah ini telah diselesaikan dan tidak perlu menceritakannya lagi. Kedua ….""Pikiranku memang terlalu polos." Sinta merasa kesal. "Aku tidak menyangka Ismail akan menyembunyikan identitasnya begitu hebat!""Jangan salahkan dirimu sendiri." Daniel membelai bahu Sinta. "Bahkan aku juga tidak menyangka Ismail ternyata orang seperti itu.""Ponsel ini dirusak oleh Bibi Inem." Sinta memandang Daniel. "Saat itu, aku khawatir foto keluarga kita di ponsel itu tidaklah aman, jadi Bibi Inem memikirkan cara dan menjatuhkan ponsel itu ke dalam sup panas."Daniel mengangguk.Meskipun ponsel telah rusak, kalau data dapat dipulihkan, foto di dalam ponsel masih dapat dilihat ….Daniel menyerahkan ponsel pada Wilman. Dalam sekejap, Wilman tahu apa yang harus dilakukan dan segera mundur."
Ini bukan hanya alasan pernikahan Daniel dengan Yenni, tetapi juga alasan kenapa Yenni memamerkan kekuatannya di hadapan Sinta beberapa kali!Semua itu karena Yenni terlahir sebagai nona muda dari keluarga yang hebat.Sinta menggigit bibirnya, tiba-tiba hatinya terasa sesak dan dia mendorong Daniel menjauh.Daniel terkejut dan mengamati ekspresi Sinta dengan cermat, dia tidak melewatkan ekspresi apa pun di wajah sang istri."Kenapa, istriku ….""Tidak apa-apa." Wajah Sinta tampak datar dan dia menyesali aksinya yang mendorong Daniel menjauh.Sinta tahu dirinya sudah bersikap tidak masuk akal.Namun, Sinta merasa cemas memikirkan wanita lain yang mendambakan suaminya!Daniel tersenyum tersanjung dan dengan ragu-ragu meletakkan tangannya di bahu Sinta lagi. “Kalau tidak apa-apa … bagaimana kalau kita tidur saja?""Kamu tidur dulu, aku masih ada pekerjaan lain yang harus diselesaikan.""Kamu masih mau bekerja?" Nada bicara Daniel mulai berubah.Sinta melirik Daniel secara samar-samar. San
"Sudah malam, tidurlah."Suara pria yang rendah dan nyaman didengar itu membuat Sinta Wijoyo tersadar dari lamunannya. Begitu dia memandang, matanya langsung bertemu dengan sepasang mata dengan pupil berwarna hitam gelap, mata itu terlihat seperti dipenuhi dengan emosi yang tidak dapat ditebak Sinta.Sinta dengan gugup mengangkat ekor gaunnya, hatinya berdebar-debar cepat.Dari sejak masuk ke kamar ini, Sinta sudah duduk di tepi ranjang, dia duduk dengan posisi seperti ini untuk waktu yang lama, bahkan tulang belakangnya pun sudah terasa kaku, tetapi gaun pengantin yang dia pakai, masih belum diganti juga. Sampai si pria selesai mandi dan keluar dari kamar mandi, Sinta baru menyadari kalau malam ini, dia akan menghabiskan malam pertamanya bersama pria yang ada di depannya ini.Akan tetapi, Sinta tidak tahu harus bagaimana melewatkan malam pertama bersama pria yang baru saja sah menjadi suaminya ini, apalagi dia sebenarnya hanyalah pengantin pengganti.Dengan identitasnya sebagai anak d
Kepala Sinta benar-benar kosong.Dia merasakan dada yang panas, menekan di punggungnya, mendengar suara detak jantung yang berdebar keras. Pria yang berada di atasnya itu memeluknya erat sekali. Sinta mencoba mengambil napas yang dalam, tetapi kedua kaki dan tangannya masih terjepit kaku, dia bahkan tidak dapat bergerak sedikit pun.Tangan pria itu tiba-tiba berhenti."Kamu tahu siapa aku, 'kan?"Sinta terkejut.Apa yang ingin si pria katakan adalah, sekarang dia sudah menjadi suaminya Sinta. Ini adalah malam pertama mereka, hubungan suami istri seperti ini adalah hal yang wajar-wajar saja.Namun, Sinta malah benar-benar menjawab pertanyaannya dengan jawaban yang terasa kaku, "Aku tahu ... kamu adalah Dani Setyawangsa."Matanya sedikit menyipit dan sudut bibirnya menyungging naik.Dani Setyawangsa ... ah, sayang sekali wanita ini hanya tahu nama ini.Sayangnya, dia sama sekali bukan Dani Setyawangsa.Wanita ini juga bukanlah Santi Wijoyo.Sebenarnya, saat Sinta masuk, dia sudah tahu ka
Sinta mengenakan sehelai pakaian dan pergi ke halaman, dia menemukan Dani sedang berolah raga pagi.Pria itu bertelanjang dada mengangkat dumbbels silih berganti dengan kedua tangannya. Sekujur tubuhnya penuh dengan otot-otot kekar itu, saat diterpa sinar mentari pagi, dia terlihat seperti dewa matahari yang turun dari khayangan. Wajah mungil Sinta sedikit terasa hangat, dia menyapa Dani dengan lembut, "Pagi sekali!" Dani Setyawangsa berbalik dan meliriknya dengan pandangan datar.Sinta menatap ke sekeliling dan melihat kalau halaman rumah ini tidak besar dan agak berantakan. Penuh dengan barang-barang seperti karung pasir, sarung tinju, pentungan baseball, dumbbells dan lain-lain yang tergeletak begitu saja di tanah. Sinta merasa kurang nyaman, dia tidak berani mencetuskan apakah rumor yang beredar itu nyata atau tidak, tetapi Dani pasti sering terlibat dalam perkelahian.Sinta tidak tahu bagaimana temperamen pria ini?Konon katanya pria yang ada di lingkungan ini agak kasar, mereka