Home / Urban / No Cerai No Pisah! / Chapter 30 - Day 1

Share

Chapter 30 - Day 1

Author: Elodri
last update Last Updated: 2025-07-07 19:32:12

"Rosa tersenyum, lalu menyegel perjanjian ini dengan berkata, "Deal."

Tanpa sepatah kata, Devon berbalik dan melangkah menuju ruang kerja. Punggungnya yang menjauh seperti menarik serta beban berat yang sedari tadi menggantung di udara.

Rosa tidak mempermasalahkannya. Kepergian Devon membuat napasnya terasa lebih lega. Bahunya yang tegang perlahan mengendur, dan embusan napas panjang pun meluncur dari bibirnya.

'Aku marah dengan sikap semena-menanya. Tapi karena dia sudah setuju, akan ku maafkan. Aku rela harga diriku ternodai sekali lagi.'

'Nggak apa-apa. Aku tahan banting!' Rosa mencoba menghibur diri. Namun, sepositif apapun dia, kemarahan itu tetap ada. 'Begitu syuting selesai, hati-hati kau! Aku akan membalasmu dua kali lipat sebelum minggat dari rumah ini.'

TV yang semula menyala dibiarkan mati. Film yang Rosa tonton kehilangan daya tariknya. Suasana rumah pun terasa terlalu hening. Bahkan jejak langkah pelayan pun tak terdengar. Sejak Devon memutuskan kerja dari rumah, Pak Sugi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • No Cerai No Pisah!   Chapter 34 - Aku punya kekuatan super!

    CATATAN: Tanda suara isi pikiran Rosa bakal diganti menjadi [...]Contoh: [Devon jelek!]---Devon menatap pucuk kepala Rosa yang bersandar manja di bahunya. Dari bibir wanita itu terus keluar gumaman kecil yang terdengar seperti semilir angin—halus, menggelitik, dan tanpa makna.Rosa melepas pelukanya. Tapi bukan berarti dia mundur. Justru sebaliknya. Dia mengulurkan tangan dan meraih pundak Devon lagi. Kedua kakinya terangkat, lalu menggelayuti Devon, bergerak naik perlahan demi mencari tempat bertengger baru.Namun di pertengahan jalan, salah satu kaki Rosa tanpa sadar menggesek bagian tubuh Devon yang ... sensitif.Ekspresi dingin pria itu langsung retak. Sejenak, matanya kehilangan fokus, dan napasnya tertahan di tenggorokan.Rosa berhenti saat dia berhasil menggantung seperti koala, mengalungkan lengannya di leher Devon dan menjepit pinggangnya dengan kaki. Devon mesti memegangi kedua paha Rosa dari bawah agar tidak terjatuh.Dengan santai, Rosa berseru pelan, nyaris mendesah, “

  • No Cerai No Pisah!   Chapter 33 - Mabuk

    Devon tak membalas lambaian itu. Dia memutar tubuh dan menghilang kembali ke dalam ruang kerjanya. Tirai kaca bergoyang pelan, tertiup angin sore yang lembut. Seolah menjadi penutup adegan dingin barusan.Sementara itu, Rosa menurunkan tangannya perlahan. Senyum masih menghiasi wajahnya, meski ada getir yang tak bisa ditutupi. Dia menutup bukunya, berdiri anggun, dan melangkah masuk ke dalam rumah dengan kepala tegak.'Kamu nggak mau lihat aku? Baik. Aku juga males.'Di kamarnya, dia mengganti baju ke dress hitam seksi selutut dan melingkarkan choker senada di leher jenjangnya. Rosa melepas sandal rumah dan menggantinya dengan hak tinggi yang menegaskan langkahnya.Sebelum keluar, Rosa sempat memberi isyarat kepada Pak Sugi dengan satu kedipan jenaka dan tawa kecil yang menggoda.Pak Sugi yang tahu betul arah tujuan Nona-nya itu hanya bisa menghela napas panjang.Kalau Tuan Muda sampai tahu, bisa perang dingin beneran.Rosa keluar dengan riang gembira, tak sabar untuk melepas penat.D

  • No Cerai No Pisah!   Chapter 32 - Day 2

    Setelah Rama diseret pergi oleh Pak Sugi, Rosa tak buang-buang waktu dan segera meninggalkan meja makan tanpa mengucap selamat tinggal kepada Devon. Pria itu seperti dicampakkan untuk yang kedua kalinya.Yang pertama tentu saja saat Devon meminta cerai di restoran kala itu.Kejadiannya bagai terulang kembali. Barusan itu mirip sekali dengan Rosa yang pergi tanpa memedulikannya waktu itu. Rasanya sama persis.Devon mendadak kehilangan nafsu makannya.Sendok di tangannya menggantung di udara, tak jadi diarahkan ke mulut. Rasanya hambar. Bahkan makanan semewah apapun tak mampu mengusik perutnya yang perlahan mengeras karena emosi.Ada sesuatu yang menggelegak di dalam dirinya.Bukan kemarahan yang meledak-ledak, tapi jenis yang lebih sunyi—yang datang pelan namun menghantam dalam.Esok paginya, Devon kira keanehan Rosa telah berakhir.Namun, Devon tidak menemukan Rosa di ruang makan. Dan hanya menemukan secarik kertas notes tertempel di meja. Dengan sekali lihat, Devon dapat mengenali i

  • No Cerai No Pisah!   Chapter 31 - Cerminan Rosa

    Tawa Rosa perlahan mereda, hanya tersisa senyum samar yang menggantung di bibirnya. Dia tak langsung menjawab pertanyaan Devon. Tangannya bergerak mengambil dessert yang disediakan Pak Sugi. Puding karamel di piring mungil itu bergoyang lucu saat dia menyenggolnya dengan sendok, membuat senyum tipis kembali menyelinap di wajahnya.Tanpa menoleh, Rosa membuka suara. “Tadi kamu lagi sibuk rapat. Aku nggak mau ganggu kerjaan kamu.”Devon menarik kursi dan duduk, masih menatap Rosa dalam diam. Devon menebak alasan Rosa bukan berdasarkan rasa pengertian—tapi lebih karena sesuatu yang lain.Dia sengaja tidak memanggil Devon. Devon hapal betul kebiasaan Rosa. Sejarang apa pun dia pulang, Rosa selalu punya cara agar mereka tetap bisa makan malam bersama. Entah dengan membangunkannya saat tertidur, atau menunggunya selesai bekerja. Rosa akan memaksanya duduk di meja makan seraya berkata, tidak baik melewatkan jam makan.Tidak peduli sesibuk apa Devon, wanita itu akan mengetuk-ngetuk ruang ke

  • No Cerai No Pisah!   Chapter 30 - Day 1

    "Rosa tersenyum, lalu menyegel perjanjian ini dengan berkata, "Deal."Tanpa sepatah kata, Devon berbalik dan melangkah menuju ruang kerja. Punggungnya yang menjauh seperti menarik serta beban berat yang sedari tadi menggantung di udara.Rosa tidak mempermasalahkannya. Kepergian Devon membuat napasnya terasa lebih lega. Bahunya yang tegang perlahan mengendur, dan embusan napas panjang pun meluncur dari bibirnya.'Aku marah dengan sikap semena-menanya. Tapi karena dia sudah setuju, akan ku maafkan. Aku rela harga diriku ternodai sekali lagi.''Nggak apa-apa. Aku tahan banting!' Rosa mencoba menghibur diri. Namun, sepositif apapun dia, kemarahan itu tetap ada. 'Begitu syuting selesai, hati-hati kau! Aku akan membalasmu dua kali lipat sebelum minggat dari rumah ini.'TV yang semula menyala dibiarkan mati. Film yang Rosa tonton kehilangan daya tariknya. Suasana rumah pun terasa terlalu hening. Bahkan jejak langkah pelayan pun tak terdengar. Sejak Devon memutuskan kerja dari rumah, Pak Sugi

  • No Cerai No Pisah!   Chapter 29 - Devon vs Rosa

    "Taruhan apa?" tanya Devon merasa aneh, sekaligus waspada. Postur tubuhnya langsung berubah tegap dan kaku. Siaga tingkat dua soal keinginan Rosa. Namun, permintaan Rosa ternyata sangat normal, diluar ekspektasi Devon.Rosa menatap pria di hadapannya dengan keseriusan yang tak main-main. “Kalau aku berhasil mengendalikan diri saat bertemu Kirana, kamu harus ikut syuting.”Satu alis Devon terangkat. “Bukannya emang sudah tugasmu sebagai tuan rumah untuk menyambut semua tamu dengan ramah?”Rosa mengangguk, tak menyangkal. “Betul. Aku akan jadi tuan rumah yang tanpa cela buat semua orang. Tapi keramahanku bukan buat Kirana.”'Aku punya harga diri yang harus dijaga.'Devon tidak langsung menanggapi. Matanya hanya terfokus pada Rosa, seolah mencoba membaca pesan tersirat dari setiap ucapannya. Keheningan menggantung sesaat sebelum Rosa melanjutkan dengan suara datar namun mantap.“Kamu tahu, kan, rumor yang tersebar di luar soal statusku sebagai istrimu? Tentang bagaimana hatimu yang kata

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status