Share

6.Kenangan Mantan

Author: Widya A.S
last update Last Updated: 2023-03-24 13:18:50

“Kamu apa kabar?” tanya Diandra.

“A-aku baik. Maaf, pertemuan kita harus diawali dengan keadaan kaya gini,” ucap Saga.

Saat ini mereka tengah berada di ruangan hanya berdua, lantaran Bella dibawa Sinta ke ruangannya untuk istirahat.

“Bukan masalah besar. Lagi pula aku gak kenapa-napa. Cuma luka sedikit yang sebentar lagi juga sembuh,” ujar Diandra sembari tersenyum.

“Kamu gak pernah berubah, Di. Sejak dulu kamu selalu begitu, mempertahankan senyummu meski keadaanmu lagi gak baik-baik aja,”  batin Saga menatap Diandra sendu.

“Mana istri kamu? Kenapa kamu jagain Bella sendirian? Kamu udah kabarin dia kan keberadaanmu sekarang?” tanya Diandra mencoba mencairkan suasana.

Saga yang mendengar itu seketika terdiam, berpikir jika mengatakan kebenaran sama saja akan mengungkit masa lalu.

“Andai kamu tau, kalau Mama Bella sudah gak ada. Dan Mama Bella adalah teman kita dulu, apa kamu akan merasa kecewa dan dikhianati, Di?” batin Saga.

“Ga?” panggil Diandra.

“Mama Bella udah gak ada sejak Bella lahir.” Hanya itu yang terucap dari mulut Saga.

Diandra yang mendengar itu menjadi tak enak hati, karena melihat perubahan raut wajah Saga.

“Maaf, aku gak bermaksud ngungkit luka lama kamu,” tutur Diandra.

“Gak masalah. Toh, kita baru ketemu, wajar kalau kamu tanya hal itu.” Meski ada rasa getir di hati, namun Saga tetap menjawab dengan tersenyum karena tak ingin Diandra merasa tak nyaman.

“Jadi, Bella belum tahu seperti apa Mamanya?” tanya Diandra.

“Bella Cuma tau fotonya. Tapi meskipun gitu, Bella anak yang kuat, dia tumbuh dikelilingi orang-orang yang sayang sama Bella. Jadi aku rasa Bella gak merasa kesepian,” ujar Saga.

“Kamu salah, Ga. Sehangat apapun orang sekelilingnya, gak akan bisa gantiin hangatnya dekapan Ibu kandungnya,” tutur Diandra.

“Kalau gitu kenapa gak kamu aja yang jadi Mama sambung buat Bella? Kamu masih seperti dulu, yang paling peka sama perasaan orang, tapi gak peka perasaan pasangan!” sindir Saga.

“Enak aja! Aku udah nikah, jadi jangan digodain, kualat nanti kamu! Lagian, emang kapan coba aku gak peka? Yang ada kamu tuh yang egois!” cibir Diandra.

“Aku egois kan karena sayang.” Saga mencoba membela diri dari ucapan Diandra.

Sementara Diandra yang mendengar kalimat itu terdiam. Pipinya memanas, ingatan masa lalu kembali berputar diingatan namun segera ia tepis kembali.

“Mikir apaan sih kamu, Di?! Bisa-bisanya ingat mantan padahal kamu sendiri udah punya suami. Gak boleh, gak boleh, aku gak boleh ingat-ingat masa lalu, yang bisa bikin hancur rumah tanggaku!” batin Diandra.

Saga yang melihat Diandra terdiam buru-buru meralat ucapannya. Ia tak ingin Diandra berpikir macam-macam dan menjadi canggung.

“Jangan salah paham, aku bersikap kaya gitu bukan Cuma sama kamu, tapi sama semua orang. Aku kan penyayang,” ucap Saga.

“Gimana sama pernikahan kamu? Apak amu Bahagia, Di?” tanya Saga mengalihkan pembicaraan.

“Ternyata kamu tetep Saga yang kaya dulu ya? Saga yang narsis,” ucap Diandra tersenyum memandang Saga. “Gak ada alasan buat aku gak Bahagia sama rumah tanggaku, karena aku menikah dengan lelaki yang tepat. Aku rasa kondisiku udah membaik, aku pulang sekarang ya,” sambungnya.

“Aku antar. Aku yang bertanggung jawab karena udah bikin  kamu kaya gini,” ucap Saga.

“Gak perlu. Aku bisa kok pulang sendiri. Mendingan kamu bawa pulang Bella, kasihan dia pasti capek. Ini juga rumah sakit, gak baik kalau Bella lama-lama di sini,” titah Diandra.

“Kita pulang sama-sama. Kamu tunggu sebentar, biar aku ambilin kursi roda sekalian jemput Bella. Ingat, tunggu aku!”ucap Saga mewanti-wanti Diandra.

Saga bergegas keluar menjemput putrinya di ruangan Sinta, sekaligus mengambil kursi roda dan tongkat untuk Diandra. Sebab kaki Diandra mengalami cedera hingga harus dipasangi alat bantu. Usai menjemput Bella, Saga bergegas kembali ke ruangan Diandra.

“Ayo kita pulang!” Dengan semangat Saga mengajak Diandra juga putrinya. Ia membantu Diandra duduk di kursi roda dengan sangat hati-hati.

Seperti gambaran keluarga Bahagia. Saga, Diandra, dan juga Bella tampak serasi ketika mereka berjalan bersama. Tanpa orang lain ketahui jika mereka hanya mantan yang bertemu tak sengaja.

Suasana dalam mobil terasa hening, semua terdiam dengan pikiran masing-masing. Hingga tiba-tiba suara Bella memecah suasana.

“Tante, Tante temannya Papa ya?” tanya Bella.

“Iya, sayang. Tante sama Papa Bella dulunya berteman waktu masih sekolah,” ujar Diandra.

“Oh, pantesan Papa tadi sampai nangisin Tante terus. Bella kira, Tante calon Mama baru buat Bella,” ujar Bella menunduk lesu.

Sementara Saga langsung membungkam mulut Bella agar tak meneruskan ucapannya lagi.

“Jangan didengarin, Bella kadang suka gini.” Saga buru-bru menghentikan ucapan putrinya sebelum merembet kemana-mana. Sedangkan Diandra sendiri tersenyum menanggapinya.

“Oh iya, rumah kamu di mana sekarang, Di?” tanya Saga.

“Perumahan Harmoni. Tapi kamu bisa turunin aku di jalan aja gak apa-apa,” pinta Diandra.

“No, kamu lupa kalau kamu belum bisa jalan? Lagian belanjaan kamu juga banyak banget. Kamu gak bakalan bisa bawanya.” Saga tersenyum mengejek ke arah Diandra, membuat Wanita itu mendengkus kesal.

Tak berselang lama kemudian mereka sudah tiba di kediaman Diandra. Namun, alangkah terkejutnya Diandra yang melihat ada mobil yang tak asing parker di halaman rumahnya.

‘Deg’

Diandra terdiam memaku, perasaannya mendadak tak tenang.

“Tuhan, aka nada drama apalagi ini?” batin Diandra.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Noda Lipstik di Kemeja Suamiku   25. Kenyataan Pahit

    “Rania,” ucap Saga lirih. “Rania adalah mendiang istriku, Di. Rania teman kita, adalah Mama Bella,” sambungnya. Diandra sangat terkejut mendengar apa yang Saga baru saja. Diandra tak ingin mempercayainya, tapi saat ia menoleh ke arah Kevin, nyatanya Kevin pun mengangguk membetulkan ucapan Saga. Dengan suara bergetar menahan tangis, Diandra bertanya, “Jadi, maksud kamu Rania sudah meninggal?” “Iya, Rania meninggal setelah sebelumnya mengalami kecelakaan saat kami dalam perjalanan menuju rumah sakit. Rania kehabisan banyak darah, dia meninggal begitu Bella lahir,” tutur Saga menunduk. Rasa bersalah kembali menyelimutinya. Setetes air mata berhasil lolos. “Maafin kita, Di. Kita gak ngabarin soal Rania, karena dia yang minta. Waktu Rania nikah dengan Saga, Rania meminta kita buat gak kasih tau ke kamu. Dan saat dia meninggal, kita semua gak ada yang punya nomor kamu,” timpal Kevin. Diandra masih shock mendengar kabar itu. Dengan tatapan kosong, ia bertanya, “Jadi, selama bertahun-t

  • Noda Lipstik di Kemeja Suamiku   24. Tamu tak Terduga

    Toko kue Diandra hari ini begitu ramai, para pembeli tengah mencicipi kue coklat pertama yang Diandra suguhkan. Promosi yang Diandra suguhkan itu sukses menarik perhatian para pembeli. Mereka sangat antusias, bahkan tak segan-segan memesan kue untuk esok hari agar tak kehabisan. Melihat reaksi para pembeli yang begitu menyukai kue buatannya, membuat Diandra semakin semangat untuk terus belajar membuat kue dengan varian lain lagi.“Toko rame banget, Di? Kira-kira aku kebagian kue coklatnya enggak ya?” ucap Arkan yang baru pulang kerja.“Eh, kamu, Ar? Tenang, kue buat kam sudah aku simpan di dalam. Sama buat Ibu-Bapak juga, ya. Awas kalau dihabisin sendiri!” ancam Diandra.“Iya, iya, bawel banget sih. Jadi makin sayang,” canda Arkan.“Tapi sayang, aku makin mual dengarnya,” balas Diandra.Saat mereka tengah asyik bercanda, tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti di depan toko kue milik Diandra, membuat semua pengunjung penasaran dengan pemilik mobil tersebut. Termasuk Diandra dan Arkan y

  • Noda Lipstik di Kemeja Suamiku   23. Toko Kue

    Jika Reza tengah disibukkan dengan pernikahannya, lain halnya dengan Diandra yang kini tengah merintis usaha barunya. Diandra kini sudah resmi membuka toko kue dengan memanfaatkan gerai yang menyatu langsung dengan rumahnya. Dengan bantuan Sumi dan Arkan sebagai juri untuk menilai, Diandra kini sudah bisa membuat berbagai macam kue untuk dijual.“Kan, kamu kalau mau berangkat kerja, pergi aja gak apa-apa. Aku juga udah selesai, kok. Tinggal siapin kue terakhir aja,” ujar Diandra.“Gak apa-apa. Lagipula, masih terlalu pagi buat aku berangkat kerja sekarang,” balas Arkan.Namun, tiba-tiba ponsel Arkan berdering menandakan adanya panggilan masuk. Rupanya rekan satu kantornya yang menghubungi Arkan. Arkan dipinta untuk berangkat lebih awal guna menyelesaikan pekerjaannya yang kemarin belum selesai karena akan dipinta pagi itu oleh atasannya.“Hehe, maaf, Di. Aku ditelepon sama teman. Nanti pulangnya aku bantuin lagi ya. Jangan marah, abang bekerja untuk kita,” gurau Arkan.“Iya, Aban

  • Noda Lipstik di Kemeja Suamiku   22. Persiapan Pernikahan

    Hari demi hari telah berlalu, kini Reza dan Diandra telah resmi bercerai. Reza bahkan sudah mulai mempersiapkan pernikahannya bersama Clara. Setelah perceraiannya bersama Diandra, Reza tak pernah lagi bertemu dengan Diandra meski hanya sekali. Ia bahkan tak mengetahui kehidupan Diandra saat ini. Kini dunianya hanya dipenuhi oleh Clara. “Sayang, besok baju pengantinnya jangan yang ngetat ya. Kasihan anak kita kalau kamu harus pakai korset atau apapun. Lebih baik pakai gaun aja ya, jangan pakai kebaya,” pinta Reza pada Clara. “Gak mau ah, nanti aku gak cantik kalau pakainya yang besar-besar. Lagian cuman sehari doang, masa gak boleh sih? Kalau kamu mau aku pakai gaun, mendingan sekalian aja kita nikahnya di hotel mewah, Mas. Aku yakin, kalau kita nikahnya mewah, Diandra pasti bakalan cemburu,” ujar Clara. “Tapikan uangku gak sebanyak itu sayang, kita juga kan harus nabung buat biaya persalinan kamu nanti.” Sejak berpisah dengan Diandra, kondisi keuangan Reza memang sedikit menuru

  • Noda Lipstik di Kemeja Suamiku   21. Membuka Lembaran Baru

    Saga mendapat telepon dari bawahannya yang mengabarkan jika Diandra pergi dari rumahnya dengan menyeret koper. Mendengar kabar itu, membuat Saga berpikir jika Diandra di usir dari rumahnya. Satu sisi ia merasa senang, namun di sisi lain ia juga merasa sedih lantara Diandra harus mengalami hal yang tak menyenangkan seperti itu.“Akan ku pastikan mereka merasakan apa yang kamu rasakan sekarang,”ujar Saga. Tangannya mengepal menahan amarah.“Jadi apa yang mau lo lakuin sekarang?” tanya Kevin.“Gue harus tetap pura-pura bodoh. Jangan sampai Diandra tau kalau selama ini gue selalu mata-matain dia. Gue gak mau Diandra merasa terganggu terus ngejauhin gue. Tapi mulai sekarang lo udah bebas, lo gak peru sembunyi lagi dari Diandra. Kalau suatu saat lo ketemu sama dia dan dia nanyain soal Rania, lo cukup bilang kalau Rania udah meninggal. Biarin gue sendiri yang jelasin soal hubungan gue sama Rania nantinya,” terang Saga.“Ga, gue rasa lo musti periksa kejiwaan, deh. Lo itu udah lebih dari cint

  • Noda Lipstik di Kemeja Suamiku   20. Rumah Baru

    Rumah dengan desain klasik sederhana yang tertata rapi. Dibagian depannya terdapat gerai yang bisa dijadikan untuk buka usaha. Tepat seperti target yang Diandra cari. Meski kecil, namun rumah itu tampak begitu nyaman. “Bagaimana, Neng? Suka sama rumahnya?” tanya Sopir taksi. “Suka banget, Pak. Tapi maaf, kalau boleh tau, berapa harga perbulannya ya?” tanya Diandra. “Maaf, Neng. Tempatnya disewakan pertahun, bukan perbulan. Soalnya yang punya rumah lagi butuh uang buat biaya pengobatan istrinya di rumah sakit, satu tahunnya 36 juta. Kalau Neng berminat, biar Bapak sampaikan sama yang punya buat Neng tempatin sekarang. Bagaimana, Neng?” tanya Sang Sopir. “36 juta? Tabunganku kayanya sih cukup, tapi gimana buat ke depannya nanti ya? Aku juga kn butuh modal buat buka usaha. Tapi kalau gak diambil, sayang banget, mana udah ada gerainya jug, lokasi juga strategis. Ambil gak ya?” batin Diandra. “Neng? Gimana? Mau diambil atau mau cari kontrakan lain?” tanya Pak Sopir, menyadarkan Diandra

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status