Share

Aris tak Bodoh

Aris keluar rumah dengan perasaan tak menentu. Ia terus memikirkan hal yang bisa saja terjadi setelah melaporkan kasus Laila ke kantor polisi. Berdiri sejenak untuk berpikir lebih matang.

"Apa aku perlu bertanya pada Papa dan Mama?" gumamnya disertai desahan. Seolah sudah lelah menghadapi ini.

"Ahrg!" Aris mengacak rambut kasar karena merasa frustasi.

Tentu tak mudah maju seorang diri, sementara Laila akan jadi korban lagi dan lagi. Korban fisik atau pun batinnya yang pasti terhujam berkali-kali. Aris yang hanya korban fitnah saja, sudah stres apalagi Laila?

"Hah! Sial! Kenapa juga aku harus merasa kasihan gadis karena gadis itu tertekan?"

Pemuda itu akhirnya berjalan meninggalkan rumah orang tuanya. Ia harus masuk kelas pagi jika tak ingin mendapat nilai C dari dosen killer yang mengisi.

Langkahnya bergerak menuju mobil sport hadiah dari sang papa. Satu-satunya mobil kesayangan yang mengantar ke mana saja kala waktu-waktu terdesak seperti s

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status