"Hari sudah pagi, ini waktunya kita pulang ke rumah. Adam, kau bangunkanlah calon istrimu!" ujar Tuan Royce Hopkins kepada putranya yang masih berdiang di depan bekas api unggun yang beruap hangat.
"Okay, Dad!" sahut Adam lalu bangkit menuju ke tenda di mana dia meninggalkan Celia tadi malam. Dia membuka simpul kain penutup pintu tenda berwarna hijau tua itu lalu mendadak bengong mematung di tempat. Tak ada wanita asal Kansas tersebut.
"Dad ... Dad! Celia tak ada di tenda!" teriak Adam yang membuat rombongan memancing itu berlarian menghampirinya.
"Ohh my God! Semua berpencar cari Celia, dia pasti belum jauh dari sini!" seru Tuan Royce dengan wajah galak berbeda dari biasanya.
Dengan jantung berdegub kencang Adam masuk ke area hutan kecil di sekitar danau. Dia dicekam rasa panik karena calon mempelai wanitanya menghilang beberapa jam sebelum pernikahan kejutan itu dimulai di peternakan kuda Blue Ivy.
"BRAKKK!" Pintu ruangan gedung yang ditengarai menjadi tempat penembak jitu yang berhasil melukai Joel Falcon didobrak paksa. Sayangnya pelaku sudah tak ada di sana. Frank berseru ke rekan-rekannya, "Kejar ke tangga darurat dan naik lift ke lantai lobi. Mungkin dia kabur membawa kotak senjata berukuran besar, geledah siapa pun yang mencurigakan!" Enam pengawal profesional itu berpencar membagi tugas agar penjahat yang mereka buru bisa tertangkap. Sesuai dugaan Frank Muller, penembak jitu itu kabur lewat tangga darurat. Leonardo Sanchez yang mengejar melalui jalur yang sama melihat sosok tersebut."Kyle?! Fuck ... ternyata itu kau, Bastard!" umpat Leonardo. Dia terus mengejar di tangga turun sampai nyaris ke pintu keluar yang bermuara di lantai lobi gedung perkantoran itu. Mantan orang kepercayaan Joel Falcon itu terengah-engah berlari membawa kotak Cello berisi senapan laras panjangnya. Dia kesulitan berlari kencang dan mulai terkejar oleh Leonardo. Kebetulan Alvin Soros yang naik
"Makanlah yang kenyang, Bella. Kau pasti butuh stamina prima saat menyanyi di panggung besar nanti!" ujar Joel yang sarapan pagi di dalam presidential suite Hotel Ritz-Carlton Los Angeles. Mereka tidak turun ke restoran hotel karena takut terpergok orang luar. Namun, hidangan yang tersaji di meja makan tak kalah banyak ragamnya. Joel sengaja memesan begitu agar Annabella bisa memilih sendiri menu yang disukai.Wanita muda itu mengunyah Belgian Chocolate Waffle dengan penuh semangat. Dia tahu suaminya sedang memanjakan dirinya dengan sarapan melimpah buatan chef hotel bintang lima. "Bagaimana kalau menu yang kau pesan tidak habis, Hubby? Ini jelas terlalu banyak untuk kita berdua!" ujarnya."Para pengawalku bisa memakan menu yang ada, mereka pasti suka asal kita tidak mengacak-acak makanan seperti orang udik!" jawab Joel ringan. Dia memang terbiasa makan dengan table manner yang berkelas karena diajari mamanya sejak masih kecil bersama Michael Falcon.Annabella mencicipi Pan Sheared S
"Hoamph ... astaga aku jadi mengantuk sekali karena terlalu banyak bercinta bersamamu kemarin, Joel!" Annabella menguap lebar lalu menyenderkan kepalanya ke bahu bidang Joel Falcon di dalam kabin pesawat private jet yang sedang mengudara.Joel membelai kepala istri mungilnya itu dengan penuh kasih sayang. "Nanti setelah geladi resik, beristirahatlah, Baby Girl. Aku janji tidak akan mengganggumu!" balasnya ringan."Baiklah, aku juga harus menahan hasratku sendiri demi konser besok. Jangan sampai aku pingsan di panggung karena kelelahan. Menyanyi di live concert itu butuh stamina prima selain suara yang stabil!" ujar Annabella yang jam terbangnya sebagai penyanyi sudah tinggi.Pesawat berukuran kecil itu melintasi Samudera Pasifik dan sebagian daratan Amerika utara menuju California tepatnya Los Angeles. Joel sengaja memesan layanan khusus private jet untuk mengantar istrinya yang harus tiba di LA hari ini juga untuk menjalani geladi resik konser musik akbar berkolaborasi dengan beberap
"Apa menurutmu publik akan mengetahui hubungan kita, Joel?" tanya Annabella sembari menikmati makan siang tepat tengah hari waktu Kanada. "Mungkin saja, kau tahu bukan kalau paparazi ada di mana-mana. Aku bukan pencari sensasi di dunia maya. Media sosialku hanya terhubung secara privat dengan orang-orang penting jadi tidak memiliki banyak follower," jawab Joel apa adanya. Dia mengunyah Venison Steak menu favoritnya.Annabella pun mengangguk-angguk paham, dia sepertinya harus bertanya kepada Roxane, apa pernikahannya bersama Joel akan berpengaruh terhadap karirnya? Dia sedang menjadi idola segala usia saat ini. Bisa jadi kabar pernikahannya akan membuat para penggemar pria patah hati. "Joel, kalau aku ingin merahasiakan hubungan kita dari publik, apa kau keberatan?" tanya Annabella dengan hati-hati. Dia kuatir suaminya akan tersinggung."Silakan saja. Kamu harus tahu bahwa aku mendukung karirmu, Bella. Popularitas tidaklah penting bagiku karena bisnis yang kugeluti adalah pertambanga
"Aahh ... Joel, apa kau tidak lelah?" desah Annabella yang meringkuk di dalam selimut dengan kaki terbelit dengan suaminya yang bertubuh besar. Joel mengecupi leher jenjang Annabella dan menjawab, "Tidak. Namun, ada baiknya kita tidur setelah ini. Milikku sudah siap meledak di bawah sana, Bella!" Semburan dahsyat dari pucuk alat tempur Joel membanjiri rahim Annabella dengan kehangatan. Dia menyukai sensasi sepersekian detik itu saat percintaan mereka sempurna. Annabella memagut bibir tebal Joel lagi dan lagi, dia terlambat jatuh cinta kepada suaminya yang dahulu justru diabaikan dan dianggap sebagai kakek-kakek mesum."Apa kau ingin mencucinya sebentar atau langsung tidur, Babe?" tanya Joel. Dia tahu Annabella sangat letih melayaninya beberapa putaran selama tiga jam penuh."Gendong aku ke kamar mandi, Joel. Sepertinya kakiku terlalu lemah untuk berdiri apalagi berjalan," rengek Annabella yang kelelahan melayani gairah suami barunya.Dengan sigap, Joel mengurusi Annabella dan memban
"Selamat atas pernikahan kalian, Joel, Bella!" ucap Lindsey Alfreds seraya memeluk pasangan pengantin baru beda usia itu bergantian. "Thank you, Lindsey. Kau sangat membantu kami sehingga kami tidak nampak seperti sepasang gembel yang nekad kawin dadakan malam ini. HAHAHA!" sahut Joel mencandai sobat lamanya.Lindsey pun memukul lengan kekar Joel sambil berdecak gemas. "Oya, bagaimana kalau kita rayakan kecil-kecilan di kedai adikku, Jackie di dekat sini. Apa kalian mau? Dia buka 24 jam nonstop karena terkadang ada turis insomnia yang mencari makanan dini hari dengan harga terjangkau!" tawarnya tulus."Bagaimana Istriku? Apa kamu mau?" tanya Joel kepada Annabella. Dia tidak akan memaksa bila gadis itu tak ingin, meskipun merayakan hari bahagia di tengah sahabat-sahabat yang memberikannya dukungan terasa menyenangkan bagi pria itu.Annabella mengangguk-anggukkan kepalanya bersemangat. "Itu pasti seru. Ini seperti perayaan sesudah produksi sebuah acara saja, para pendukung di balik lay