Home / Romansa / Nona Muda, Mari Bercinta / Ternyata Lelaki Hidung Belang

Share

Ternyata Lelaki Hidung Belang

last update Last Updated: 2025-01-15 19:21:58

Suara denting peralatan makan di meja panjang bertaplak putih itu terdengar di sela-sela obrolan yang didominasi para orang tua. Celia yang duduk berseberangan dengan Harry Livingstone nampak cuek dan memilih mengisi perut dengan hidangan lezat di hadapannya.

Dengan terang-terangan Harry menatap calon mempelainya dengan penuh minat. Dia pun memberi kode dengan suara berdesis agar Celia memperhatikannya alih-alih terus mengunyah makanan ini dan itu. "Sstt ... Celia, apa besok kita bisa bertemu di cafe? Aku ingin mengenalmu lebih dekat lagi, Sweetheart!" ucapnya.

"Hmm ... boleh. Jam sepuluh pagi di Riverside Cafe dekat rumahku, apa kau bisa, Harry?" jawab Celia yang ingin tahu sifat asli calon suaminya. 

Pembicaraan orang tua mereka sepertinya sudah pasti akan terjadi pernikahan kilat beberapa hari ke depan. Itu sedikit membuat Celia tak nyaman. Dia tidak ingin memilih suami seperti membeli kucing dalam karung. 

"Okay, aku pasti akan menemuimu di sana besok pagi, Celia. Ngomong-ngomong, berapa umurmu?" tanya Harry yang mulai menikmati hidangan pencuci mulut yang disajikan pelayan kediaman Richero.

Celia mengamati pria di hadapannya itu, dia sedikit mengerutkan kening sesaat menangkap basah Harry menatap genit ke Edna, pelayan rumahnya yang berusia remaja. 'Ckk ... semua pria sama saja! Dia pasti seperti Austin yang mudah berselingkuh. Hell!' batin Celia kecewa. Dia nyaris ingin membatalkan janji mereka besok pagi karena kesan pertama yang dia dapatkan sudah cukup untuk mencoret Harry dari daftar suami idaman versinya.

"Hello ... Celia, apa kau melamun?" tegur Harry tanpa mengetahui isi pikiran wanita itu.

"Ohh ... hanya teringat sesuatu saja. Umurku 25 tahun, kenapa?" jawab Celia dengan polos. Terkadang orang mengira dia hanya seorang nona muda payah yang kurang pintar, hanya bisa berfoya-foya menghabiskan harta keluarga Richero. Berbeda dengan Esmeralda yang menjadi CEO.

Harry pun berkomentar, "Usiamu sudah saatnya berkeluarga, jangan menolak tawaran pernikahan dariku. Ini sudah yang terbaik untuk kita berdua!"

'Cih ... pede sekali kau!' batin Celia seraya mengulas senyum manis di bibir mungilnya. "Kita lihat saja nanti, Harry. Bukankah jodoh itu misteri Illahi?" balasnya netral.

"Ahh ... jangan mengelak lagi, Celia. Kaulah jodohku!" tukas Harry tanpa goyah sedikit pun.

Celia enggan menanggapi berlebihan karena pasti akan berujung ke perdebatan. Dia hanya tersenyum tipis dan menikmati Chantily Cake dengan isian cream vanilla dan buah persik segar.

Acara makan malam perjodohan Harry dan Celia dianggap sukses oleh kedua belah keluarga konglomerat di Kansas tersebut. Namun, tidak bagi Celia, dia bertekad untuk kabur saja dari pernikahan yang dipaksakan oleh orang tuanya.

Pagi harinya di Riverside Cafe, Celia menemui Harry Livingstone sesuai janji. Mereka duduk di meja saling berhadapan. "Kuharap kau suka bunga ini, Celia Darling!" ucap Harry yang membawakannya buket bunga mawar merah berisi 20 tangkai bunga mekar.

"Wah, cantik sekali. Terima kasih, Harry!" puji Celia yang sontak membuat calon suaminya bangga. 

"Excuse me. Apa ingin memesan sekarang atau nanti saja?" Waitress cafe berpenampilan menarik dengan celemek dan seragam rok mini setengah paha menghampiri meja mereka.

Mata Harry berbinar-binar memandangi waitress itu dan mengerling genit sekali. Dia tak tahu bahwa Celia memperhatikan setiap gerak geriknya. 

'Ohh Gosh! Dasar hidung belang payah, kambing betina diberi bedak pun sepertinya akan digoda kalau lewat di hadapan Harry!' geram Celia dalam hatinya. Keputusannya sudah bulat, pria itu tak layak menjadi suaminya sampai dunia berakhir.

"Maafkan aku, Harry. Ternyata aku ada janji penting dengan Esme dan Austin terkait perusahaan. Izinkan aku pergi sekarang ya?" ujar Celia berpura-pura. Dia malas membuang waktu untuk lelaki playboy yang tak selevel dengannya. Dia tidak akan pernah bisa menuntut kesetiaan dari pria semacam Harry Livingstone.

"Apa tidak bisa minta ditunda beberapa jam saja, Celia? Kita baru saja bertemu di sini!" Harry merajuk tak ingin ditinggalkan.

Celia mengendikkan bahunya. "Maaf, ini hal penting terkait klien perusahaan kami. Aku baru saja bergabung dengan bisnis keluarga Richero!" kilahnya mencari alasan yang meyakinkan. Dia segera bangkit dari kursi dan membawa buket bunga mawar merah itu dan berkata, "Terima kasih untuk buket cantik ini ya!" Celia pun melangkah cepat meninggalkan Riverside Cafe.

Dari bangku cafe, Harry hanya bisa bengong menatap calon istrinya menjauh menuju ke parkiran mobil. Dia pun tetap memesan kopi espresso dan donat ke waitress seksi tadi sembari merayu meminta nomor handphonenya.

Celia tak menghubungi Harry setelah pertemuan di cafe itu. Dia memikirkan cara untuk kabur dari pernikahan yang telah diurus oleh wedding organizer atas perintah papanya. Tak ada yang bisa diandalkan di kediaman Richero. Dia pun mencari orang pekerja lepas untuk membantu memuluskan rencananya di situs lowongan kerja dan bursa karyawan. 

Hari yang dinantikan pun tiba, Celia merasa gelisah saat dirinya dirias oleh bridal make up artist. Segalanya telah dia rencanakan dengan sempurna. Dave Sinclair, orang yang dia bayar untuk membantunya kabur telah stand by dengan sepeda motor di pintu depan katedral.

Esmeralda mendatangi tempat Celia dirias. Dia bersedekap memandang lurus ke wajah adik tirinya melalui pantulan bayangan cermin. Dia berdecak lalu berkata, "Akhirnya kau mendapat pengganti Austin juga, Celia. Kuharap suamimu tidak akan kecewa setelah malam pengantin. Hahaha!"  

"Apa maksud perkataanmu, Esme?" sahut Celia curiga.

"Sudahlah, Celia. Malam ketika kau putus dengan Austin di night club itu, kau menghabiskan malam bersama pengunjung bar bukan?" jawab Esmeralda. Dia yakin adik tirinya itu sudah tak perawan lagi karena mabuk dan dibawa ke kamar tamu VVIP oleh Damian, waiter yang dia bayar untuk menjebak Celia.

Bagaikan petir di siang bolong, Celia menyadari bahwa apa yang dia alami bukanlah kebetulan belaka. Esme yang menjadi dalang kemalangan yang menimpanya malam itu. Dia pun bangkit berdiri dan membalik badan menghadapi Esmeralda lalu menamparnya.

"PLAK!"

"Kau tega! Apa masalahmu denganku, hahh? Tunanganku dulu kau rebut, masih tak puas juga malah kau mencelakaiku!" teriak Celia dengan berair mata.

Esmeralda memegangi wajahnya yang perih terkena tamparan Celia. Dia memelototi adiknya dengan tatapan mata sengit. "Kau selalu menjadi pusat perhatian. Bahkan, papa mengistimewakanmu, Nona Muda Celia Richero. Padahal kau hanya anak dari istri muda papa. Siapa suruh kau dilahirkan? Aku benci kamu, Celia!" 

Perkataan beracun Esme menusuk hingga ke lubuk hati Celia. Dia menyeka air matanya tanpa peduli riasan wajahnya menjadi amburadul. "Fine. I knew it. Aku paham batasan kita sekarang. Kau tidak menerima kehadiranku di dunia!" jawab Celia dingin lalu mendorong bahu Esmeralda dengan pundaknya agar minggir dari jalannya. 

"Tunggu, Nona Celia. Riasanmu harus dibetulkan!" sergah make up artist dari Victoria Bridal.

"Tak perlu, aku akan membersihkan sendiri riasan yang luntur di wajahku!" Celia bergegas menuju toilet dengan tas tangan berukuran sedang yang berisi celana skinny jeans dan lakban.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (51)
goodnovel comment avatar
Dhevitha Fhey
waah Wahh Celia bawa lakban buat apaan ya? mnding kamu bawa koper aja skalian Cel, ngga usah pulang dulu ke rumah... daripada kmu sakit hati terus oleh perlakuan KK tiri kmu itu. hmm smoga aja pernikahan nya sukses batalnya ya.
goodnovel comment avatar
Dhevitha Fhey
astagaa belum apa" aja si Harry udah jelalatan matanya. ke pelayan aja kek gitu hadehh.. bener tuh kata Celia, kambing hitam diberi bedak pun pasti bikin Harry klepek" ahaha... jangan" harry anaknya bukan cuma 4 tapi segudang dari wanita segudang pula. hiiii... papa Celia pasti ngga tau akan hal ini
goodnovel comment avatar
Tanzanite Haflmoon
kerjain aja kalau dia laki laki hidung belang... kenapa coba di jodohkan sama yg gak bener lagi kesel jdnya , walau maksud papa Celia baik. tapi masa gak bisa liat cowok bener Ama gak wkwkwk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Nona Muda, Mari Bercinta   Double Date Di Malam Bersalju

    "Bagaimana kalau besok aku ikut bersama kau dan adikmu berjalan-jalan ke mall?" pinta Agatha kepada Esmeralda yang mengatakan bahwa mereka ingin menghabiskan waktu window shopping sebelum acara pesta keluarga Falcon.Esmeralda mengangguk setuju karena dia menganggap Agatha adalah istri bos suaminya di rumah sakit. "Boleh saja, ini acara santai. Silakan bergabung kalau kamu berkenan, Agatha!" jawabnya lalu dia berpamitan untuk menghampiri suaminya yang sedang menjaga Celia.Dia maklum karena Morgan nampaknya sedang sibuk menjawab telepon penting di tepi kolam. Esmeralda memeluk Jeff dari balik punggung suaminya lalu berbisik, "Aku merindukanmu, Hubby!"Jeffrey tertawa pelan seraya menoleh menatap istrinya. Dia menjawab, "Sebentar lagi kita kembali saja ke kamar. Sudah petang dan sebentar lagi waktunya makan malam!""Ngomong-ngomong, kalian berencana makan malam di luar hotel atau bagaimana

  • Nona Muda, Mari Bercinta   Intuisi Morgan Untuk Melindungi Istrinya

    "TING TONG." "Siapa itu, Hubby? Apa kau memesan room service?" tanya Celia yang duduk di sofa ditemani Morgan sambil menonton TV."Entahlah, biar aku memeriksanya sebentar, Baby Girl!" Morgan bangkit berdiri lalu bergegas melihat siapa tamunya dari lubang intip pintu kamar hotel.Pasangan itu berseru kompak, "Surprise!" Jeff dan Esmeralda tersenyum lebar lalu memberi pelukan ke adik ipar mereka bergantian. "Kapan kalian tiba di New York?" tanya Morgan seraya memberi jalan masuk pasangan suami istri yang semakin akrab dengannya itu.Jeff menjawab, "Kami baru saja menaruh koper di kamar 511. Tiga kamar di sisi kanan kamar ini. Jadi lebih baik kami menyapa kalian terlebih dahulu.""Apa kalian sedang tidak ingin diganggu?" tanya Esmeralda sungkan. Dia mengecup pipi Celia kanan kiri lalu duduk di sofa tunggal di sisi adiknya.Celia menggelengkan kepala. Dia menjawab, "Kami hanya menghabiskan waktu dengan bersantai sebelum besok Morgan sibuk mengurusi jasa boga untuk pesta Madam Arabella

  • Nona Muda, Mari Bercinta   Spa Berpasangan yang Menerbitkan Gairah

    "Jeff, apa semua barang kita sudah masuk ke koper? Tak ada yang ketinggalan 'kan?" tanya Esmeralda di dalam mobil yang mengantarkan mereka ke Bandara Kansas."Tenanglah, Honey. Kita sudah rapikan berdua semalam. Tak ada yang tertinggal. Morgan dan Celia juga sudah sampai di New York terlebih dahulu, sepertinya akan seru!" hibur Jeffrey Norton seraya menggenggam telapak tangan Esmeralda yang terbalut sarung rajutan wool.Esmeralda pun berkata, "Yang paling menarik adalah hotel tempat kita menginap memiliki kolam air hangat indoor. Itu pilihan Celia karena dia ingin bisa berenang untuk mengisi waktu luang bersama Morgan.""Tetapi, Morgan memasak. Mungkin kita bisa menemani Celia juga nanti. Aku kuatir dengan kehamilan tripletnya yang sudah mendekati HPL!" sahut Jeff penuh perhatian. "Iya, kau benar. Kuharap ketiga calon keponakanku akan lahir sehat tanpa kurang suatu apa pun!" jawab Esmeralda. Dia pun menenggelamkan diri di pelukan suaminya hingga mobil keluarga Richero sampai di tujua

  • Nona Muda, Mari Bercinta   Menggoda Suami Sepulang Kerja (21+)

    "Hubby, apa kamu yang akan memasak hidangan di pesta ulang tahun Nyonya Besar Falcon?" tanya Celia ketika suaminya baru saja pulang kerja.Morgan yang baru saja akan berpamitan akan terbang ke New York besok pun agak terkejut. Dia duduk di tepi tempat tidur seraya melepas sepatunya. Dia menjawab, "Benar. Mister Michael Falcon selalu meminta layanan khusus dariku setiap kali beliau menyelenggarakan pesta. Aku tak keberatan karena beliau pelanggan setia sejak lama. Ada apa, Celia?" "Aku ikut bersamamu ke New York kalau begitu, Morgan!" jawab Celia sembari tersenyum lebar."Jadi kau diundang hadir ke pesta itu, bersama siapa?" sahut Morgan sedikit kurang nyaman. Putra bungsu Nyonya Arabella Falcon yaitu Joel pernah bersengketa dengannya karena Celia dan mereka bertiga seolah-olah harus menjalani reuni tanpa disengaja. "Papa dan Esme juga akan hadir, Jeff ikut juga bersama kami. Namun, kalau kamu berangkat lebih dahulu maka aku akan memilih terbang besok juga denganmu, Morgan!" jawab Ce

  • Nona Muda, Mari Bercinta   Penembak Annabella Tertangkap

    "BRAKKK!" Pintu ruangan gedung yang ditengarai menjadi tempat penembak jitu yang berhasil melukai Joel Falcon didobrak paksa. Sayangnya pelaku sudah tak ada di sana. Frank berseru ke rekan-rekannya, "Kejar ke tangga darurat dan naik lift ke lantai lobi. Mungkin dia kabur membawa kotak senjata berukuran besar, geledah siapa pun yang mencurigakan!" Enam pengawal profesional itu berpencar membagi tugas agar penjahat yang mereka buru bisa tertangkap. Sesuai dugaan Frank Muller, penembak jitu itu kabur lewat tangga darurat. Leonardo Sanchez yang mengejar melalui jalur yang sama melihat sosok tersebut."Kyle?! Fuck ... ternyata itu kau, Bastard!" umpat Leonardo. Dia terus mengejar di tangga turun sampai nyaris ke pintu keluar yang bermuara di lantai lobi gedung perkantoran itu. Mantan orang kepercayaan Joel Falcon itu terengah-engah berlari membawa kotak Cello berisi senapan laras panjangnya. Dia kesulitan berlari kencang dan mulai terkejar oleh Leonardo. Kebetulan Alvin Soros yang naik

  • Nona Muda, Mari Bercinta   Penembakan Di Konser Musik Akbar

    "Makanlah yang kenyang, Bella. Kau pasti butuh stamina prima saat menyanyi di panggung besar nanti!" ujar Joel yang sarapan pagi di dalam presidential suite Hotel Ritz-Carlton Los Angeles. Mereka tidak turun ke restoran hotel karena takut terpergok orang luar. Namun, hidangan yang tersaji di meja makan tak kalah banyak ragamnya. Joel sengaja memesan begitu agar Annabella bisa memilih sendiri menu yang disukai.Wanita muda itu mengunyah Belgian Chocolate Waffle dengan penuh semangat. Dia tahu suaminya sedang memanjakan dirinya dengan sarapan melimpah buatan chef hotel bintang lima. "Bagaimana kalau menu yang kau pesan tidak habis, Hubby? Ini jelas terlalu banyak untuk kita berdua!" ujarnya."Para pengawalku bisa memakan menu yang ada, mereka pasti suka asal kita tidak mengacak-acak makanan seperti orang udik!" jawab Joel ringan. Dia memang terbiasa makan dengan table manner yang berkelas karena diajari mamanya sejak masih kecil bersama Michael Falcon.Annabella mencicipi Pan Sheared S

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status