Home / Romansa / Nona Muda yang Terbuang / Caraku Menunjukkan

Share

Caraku Menunjukkan

Author: Shanin.H
last update Last Updated: 2022-09-13 03:00:42

“Menyentuh dia layaknya seorang istri, hmmm?” Dai tersenyum tipis

Usai meeting dengan investor, dia melangkah ke  lantai paling atas, melewati pintu dengan lima tangga dan berada di taman atap gedung pencakar langit itu. Angin sejuk berhembus, memberikan sensasi sejuk dengan mata yang dimanjakan oleh pemandangan kota.

Sean khawatir dengan tingkah laku atasannya itu, jangankan sarapan, untuk menyentuh minuman kesukaannya saja sudah tidak.

“Tuan Dai?” Sean berdiri disampingnya, memandang pria yang tengah termenung dalam lamunannya itu

“Apa masih ada meeting?”

“Tidak, aku hanya bertanya-tanya tentang dirimu!”

“Kenapa?” mata Dai beralih untuk menatap Sean.

Sean memilih berdiri di depan atasannya, meskipun mereka sudah saling mengenal lama, ada batasan yang terkadang tidak bisa untuk Sean sentuh.

“Apa rencanamu untuk nona Richi?”

“Aku hanya perlu membantunya untuk membalaskan dendamnya kan?”

“Bagaimana kalau dia tidak mau?”

“Sudah kubilang, aku yang akan membunuhnya, dengan begitu! Tidak ada lagi rasa sakit yang dia tanggung untuk kebodohannya!”

“Kau berlebihan, hari ini dia menunggumu untuk pulang lagi!”

“A-apa?”

“Mona memberi kabar, dia tidak ingin sarapan karena tidak ada dirimu, dia juga tidak akan makan siang bahkan makan malam”

Pernikahan yang bermula oleh balas budi ini, entah mengapa tiba-tiba saja menjadi rumit bagi Daimaro. Dia tidak tertarik untuk jatuh cinta kepada wanita lain, baginya rasa sakit dari cinta hanya membuat harga dirinya menjadi rendah.

“Kita pulang sekarang!”

Sean mengikuti langkah atasannya itu. Butuh lima belas menit bagi mereka untuk sampai di rumah. Sean dengan tangkas selalu memberikan perlakukan terbaik untuk Dai, dia membuka pintu mobil dan atasannya itu sudah melompat masuk ke dalam istananya.

“Dimana dia?” Dai bertanya sembari terus berjalan

“Di kamarnya!” Mona menjawab

Langkah Dai sejalan dengan emosi di tumpuan kakinya. Dia tidak berencana untuk menjadi pria lembut yang membujuk wanita merajuk. Dia sudah lupa caranya menghangatkan wanita. Pintu kamar terbuka, matanya tidak mendapati keberadaan wanita itu.

“Mona bilang dia dikamarnya, dimana dia?”

Telinganya mendengar suara air, ia beralih masuk ke dalam kamar mandi. Richella tidak sengaja tergelincir di  kamar mandi, dia mencoba untuk bangkit tangannya malah menyalakan shower, alhasil dia tersiram basah kuyup

Richell mengenakkan dress berbentuk kemeja sepanjang pahanya, warna putih dress itu menjadi transparan karena basah. Mata Dai secara pria langsung melihat bulatan kenyal yang menggantung dengan lembut, dann pinggang ramping milik Richelle.

“Dai? Kau sudah pulang?”

“Apa yang kau lakukan?”

“Ha? Ohh aku terpeleset dan….”

Daimaro mengambil handuk, dia melemparkan handuk itu tepat mengenai wajah Richelle, membuat Richelle mundur satu langkah ke belakang. Tangannya tergopoh-gopoh untuk menggapai handuk itu.

Bereskan dirimu, aku tunggu di luar!” ucap Dai

Dia langsung menghindari hawa panas itu, sungguh insting prianya tidak bisa menahan diri. Sudah lama dia tidak menjakan tubuhnya, meskpun terbesit dihatinya, kalau Richelle sudah pernah disentuh pria lain.

Rona wajah sendu dari Richelle sulit untuk hilang, perlakukan dingin Dai padanya membuat batinnya semakin terpukul. Untuk apa dia bersedian dinikahi, padahal kehangatan rumah tangga yang dia dambakan begitu sulit dia dapatkan.

Richelle mengenakkan kaos satin berwarna hitam, dan hotpants denim yang  ia pilih tanpa fikir panjang. Dia keluar  melewati daun pintu dan tersentak karena Daimaro masih bersender di dinding luar kamar

“Sudah?”

“Hmm!” Richelle tersenyum tipis

Daimaro kembali masuk ke dalam kamar, dia menunggu Richelle masuk dan menghela nafasnya panjang menyaksikan lenggokkan pantat wanita itu. Justru hotpants yang ketat, malah membuat bentukkan bokong Richelle semakin terlihat

“Aku dengar, kau tidak ingin makan kalau tidak bersamaku, apa itu benar?” Daimaro merasakan tenggorokkannya kering. Ketika siang seperti ini, dia malah tergoda dengan penampilan Richelle, yang entah sejak kapan tiba-tiba saja tubuh gadis itu terkesan menarik dimatanya.

“Iya!” Richelle menjawab lirih, dia tidak menyembunyikan situasi itu.

“Kenapa?”

“Aku bilang, untuk apa menikahiku kalau kau saja tidak menganggap ini adalah rumah tangga!”

“Aku sudah bilang, aku menikahimu untuk membantumu bangkit dan membalaskan dendam mu, kepada mereka yang sudah menyakitimu!”

“setelah itu, apa yang akan kau lakukan padaku?”

“Tergantung situasi, jika kau berhasil aku akan menceraikanmu setelahnya, jika kau tidak berhasil dan masih bersikeras untuk menyakiti dirimu, aku akan membantumu untuk membunuhmu!”

Rona wajah Richelle begitu tenang, untuk sejenak saja. Dia tengah memikirkan kalimat yang pantas dia balaskan, sesuatu yang layak untuk mengusik perasaan Daimaro. Pupil matanya berkaca-kaca, namun air mata itu tidak akan pernah ia keluarkan lagi.

“Aku hanya punya satu pilihan untuk itu!”

“Pilihan? “

“Aku akan membuatmu mencintaiku! Dengan begitu kau tidak akan menceraikanku ataupun membunuhku”

Richelle tersenyum licik, dia melangkah keluar tanpa sepeninggalan kata-kata yang berhasil membuat tulang rusu Daimaro terasa ngilu.

“Gadis bodoh! Tidak ada wanita yang berhasil membuat aku jatuh cinta lagi!”

Setelah makan malam, Richelle meluncur ke kamarnya sementara Dai berbelok ke mini bar nya. Mona melayani minumnya seperti biasa, gelas kaca yang tersusun rapi. Minuman alkohol dengan berbagai mereka dan rasa, harga yang fantastis tidak luput dari sana.

“Sudah cukup! Kau sepertinya hampir mabuk, tuan Dai!”

Daimaro berdecak, ia meneguk habis minuman terakhir dan melepaskan krah yang terasa mengganggu “Wanita itu, hah! Dia ingin membuat aku jatuh cinta padanya! Sombong sekali”

“Dia tidak tau apapun tentang masa lalu mu!”

“Lalu? Kau fikir aku tau masa lalunya?”

“Kau tau bagaimana kesulitan yang Richi alami, orang tuanya mati bukan tanpa sebab kan?”

Setiap kali malam tragis itu teringat oleh Daimaro, maka dia juga akan mengingat wajah pria brengsek yang sudah menghancurkan kehidupan kakaknya.

“Gadis bodoh itu hanya alat bagiku!”

Daimaro melangkah menaiki tangga, dia belum mabuk tapi tubuhnya yang terasa sangat hangat sudah meningkatkan hasratnya.

“Tuan! Sebaiknya jangan ke kamar mu karena…” Mona berhenti berbicara, Daimaro sudah tidak akan mendengarkan ucapannya lagi. Mona mengigit bibir bawahnya, meringis membayangkan apa yang akan terjadi kalau Daimaro bertemu dengan Richell dalam keadaan setengah mabuk.

Gagang pintu bercorak emas itu, dia tari turun ke bawah dan mata Dai langsung tertuju kepada gadis yang menelungkup di atas tempat tidur. Richelle tengah menikmati membaca majalah, sekedar menghibur dirinya.

Richelle mengangkat setengah kakinya di belakang, bermain-main dengan itu hingga dress tidurnya terangkat memperlihatkan pahanya. Dia terbenam ke dalam katalog tas branded yang tengah dia lihat di majalah, hingga nadinya terasa mengalir hangat karena tangan seorang pria meremas bokongnya.

“Kau ingin menjadi seorang istri kan? Maka biar kutunjukkan caraku memperlakukan seorang istri” Dai menyeringai padanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nona Muda yang Terbuang   Perbaikan Episode

    Rose sedang memulihkan diri di rumah karena patah tulang ringan. Itu hanya seminggu setelah masa-masa indah, karena Sean terstimulasi oleh hasil akhir ujian tengah semesternya dan mengantarnya ke sekolah. Satu-satunya keuntungan adalah dia memiliki sopir untuk menjemput dan mengantarnya selama cedera. Rose belum beradaptasi dengan kehidupan awal. Dia tidur grogi untuk dua kelas. Dalam keadaan linglung, dia samar-samar merasakan seseorang di depan matanya. Ketika dia membuka matanya, ruang kelas kosong. Hanya Matthew dari Kelas 5 yang berdiri di depannya dan menatapnya dengan cemberut. Rose ingat bahwa Matthew dan Andrew menekannya seperti bukit hari itu, hampir sekarat, dan merasakan lengannya sakit lagi. Dia mendongak dan saling menatap miring. "Mengapa kamu di sini?" Matthew memandang rendah Rose, yang cuek dan frustrasi. Senang melihatnya tanpa jalan memutar, tetapi tidak mungkin. Siapa yang membiarkan dirinya memuk

  • Nona Muda yang Terbuang   Dia Bukan Wanita yang Sama

    Richelle berusaha untuk menutupi rasa gemetar di tubuhnya. Dia tidak ingin wartawan menilai keterpaksaan dirinya untuk berdiri disamping Daimiro. Tidak, ini bukan karena dia ketakutan. Dia hanya bingung, mengapa Daimiro bertindak sejauh ini? Waktu berlalu, mereka kembali ke rumah ketika sore. Richella langsung menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Matanya melirik pemandangan langit-langit kamarnya yang terasa sendu. Apa yang salah? Dia gelisah dengan tidak menentu “Kenapa tidak mandi?” Daimiro masuk ke dalam kamar. Ia melepaskan dasinya, dan membuat Richelle tersentak karenanya. Ia mengganti posisinya duduk, menekuk lututnya menyatu dengan dadanya dan menatap Daimiro dengan sayu. Fikirannya hanya dipenuhi dengan pertanyaan yang tidak menentu. Meskipun begitu, mulutnya tidak bisa mengatakan apapun. “Kenapa?” Daimiro menyingsing lengan kemejanya hingga siku. Sorot matanya nampu melelehkan hati Richella. Di depan mereka, kalangan pembisnis, rekan kerja, dan media. Daimiro seperti dew

  • Nona Muda yang Terbuang   Harus Berhenti?

    Tubuh Richella masih merasakan getaran hebat sisa semalam. Selama ini, untuk mendapatkan sentuhan seperti itu dari Daimiro, ia membutuhkan dorongan alkohol. Pria itu melakukan hubungan itu dengan kesadarannya.“Apa dia benar-benar cemburu?” Richella bergumam, dan fikirannya membayangkan raut wajah Daimiro. Dia begitu seksi ketika bercinta, tubuh gagah nya, dan keringat yang mengalir di tubuh Daimiro. Itu mengkilap seperti tidak akan pernah usai.“Apa yang kau fikirkan Richi?” Mona menghampiri gadis di depannya, ia meletakkan segelas coklat hangat di depan Richella. Tiba-tiba saja Richella ingin meminum minuman manis itu“Hah? Tidak ada!” Richella tersenyum tipisMona merasa sangat puas, melihat Richella mampu mengendalikan diri di lokasi pesta. Meskipun begitu, Daimiro sudah memikirkan banyak hal yang mungkin saja terjadi ke depannya. Sejak awal, Daimiro lebih dulu mengambil resiko untuk Richella, tanpa gadis itu sadari.“Apa kau merasa terbebani dengan situasi ini?” Mona bertanya, se

  • Nona Muda yang Terbuang   Aku Hanya Takut

    “Apa kau tidak menyadari, kalau istrimu ini pembohong tuan Dai?” ucapan terakhir dari Naomi masih tersisa di fikiran Richella. Apa benar dia yang bersalah dalam situasi ini?Kalau saja dia berbohong, maka pernikahan ini juga sebuah kebohongan. Richella merasa gelisah, fikirannya di hantui oleh beberapa hal yang rasanya tidak layak. Apakah jalannya benar? Apa dia harus bertahan? Dia merasa Daimiro tidak akan pernah menjadi suaminya.Ketika segalanya bercampur aduk, dia justru diserang oleh ciuman tiba-tiba dari Daimiro. Suaminya itu bahkan mendorong tubuhnya kasar hingga ia telentang di atas ranjang nya. Matanya membundar begitu melirik Daimiro melepaskan ikat pinggang nya.“Dai? A-ada apa? Kenapa kau marah padaku?”Daimiro mempersempit jarak diantara mereka, hanya 5 cm dalam situasi mereka saling bertatapan.“Apa aku terkesan tidak berguna bagimu?” nada bicara Daimiro lirih, namun matanya menatap dengan putus asa.“Dai? Kau marah kan? Apa kesalahanku? Aku sudah berusaha untuk…”“Kau b

  • Nona Muda yang Terbuang   Rendah tapi dalam Kemarahan

    Menyadari sesuatu yang janggal untuk istrinya, Azam pun mendekat. Awalnya dia berfikir kalau isrtinya hanya sekedar bertegur sapa dengan Daimiro. Wajahnya agak menegang begitu melihat ekspresi Daimiro yang terkesan tidak bersahabat.Dia masih tidak yakin kalau Rihcella sudah kembali, sepengatahuannya Richella sudah di urus oleh ayahnya untuk tidak mengusik dirinya. Dia mencoba membangun benteng dirinya, dan meyakini wanita yang berada di samping Daimiro itu hanya sekedar mirip dengan Richella.“Sayang? Kamu ngobrol banyak ya?” Azam menghampiri istrinya dengan nada bicara yang rendah, ia langsung menyentuh pundak istrinya.Richella merasa getir, dia merasa tidak adil. Di masa lalu, Azam begitu mencintainya, terlihat seperti itu. Lalu sekarang apa?Azam, mengangkat kepalanya. Dia memberanikan diri menatap Daimiro “Senang kau kembali Dai!” lalu dia beralih melihat wanita di samping Daimiro “Dan untukmu istrinya…” Azam terdiamTidak ada yang lebih tau dibandingkan dirinya, bagaimana cara

  • Nona Muda yang Terbuang   Apa yang Harus Aku Lakukan Dengan Lidah Ini

    Richella takut, jika saja dia kembali bertemu dengan masa lalu. Apa mungkin dia sudah mengikis habis orang itu dari memorinya?Azam adalha pria yang pertama kali dia cintai. Pria yang membuat luluh dirinya, bahkan sampai di titik dia memberikan segalanya. Richella berfikir, kelak dia harus bertemu dengan pria yang bisa membuatnya aman, maka dirinya akan terlepas dari genggaman keluarga pamannya.“Kau tunggu disini! Aku akan menemui orang tuaku!”Richella menganggukkan kepalanya, semuanya terjadi begitu cepat. Apalagi pernikahan antara dirinya dan Daimiro. Sesuatu yang terkesan tidak nyata. Dia tidak memiliki keluarga, tapi bagaimana dengan Daimiro?Richella hanya melirik foto keluarga Daimiro, mendengar suara ayah mertuanya dari jauh. Meskipun begitu, dia tidak berniat untuk bertanya sebelum Daimiro mengatakan lebih.“Jangan gemetar! Tuan Daimiro akan menjagamu!” Mona mengelus pundak Richella.Richella menundukkan kepalanya, entah seperti apa nasibnya setelah ini. Katakan saja dia sud

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status