Share

Aku Mabuk

Penulis: Shanin.H
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-14 19:17:30

Richelle berulang kali menyiratkan tentang pernikahan yang sesungguhnya. Di benaknya, menaklukkan Daimiro, agar dia memiliki senjata yang tangguh. Ketika pria itu memberinya pilihan, sulit  baginya untuk tidak memikirkan cara yang licik.

Jiwanya berdesir menerima remasan halus di bagian bongkahan pinggulnya, dia menarik dirinya dan seketika aroma alkohol yang tidak terlalu kuat tercium dari tubuh Daimiro.

“Dai? Kau mabuk?”

“Sedikit! Aku masih sadar!” Daimiro  menarik lengan Richelle, mempersempit jarak diantara mereka ketika tubuh Richelle harus condong ke arahnya.  Mendekati aroma maskulin yang bercampur dengan parfum luxury, tidak ini juga sisa minuman yang menepi di sudut bibir Daimiro.

“Katakan, kau siap aku gagahi?”

“A-apa? Kenapa tiba-tiba?” Richelle tersentak. Awalnya dia hanya sekedar mengancam, hatinya belum bisa pulih dari luka itu.

Semenjak Azam mewarnainya, mereka melakukan hubungan itu tiga kali lagi, dan setelah kehamilan dia dicampakkan. Azam selalu melakukan segalanya dengan cepat, terkadang dia memaksa Richelle dengan  kasar, sampai Richell pun tidak tau apa itu kenikmatan bercinta.

Daimiro menepis senyumannya, dia sudah menduga kalau wanita itu menggertaknya. Masalahnya, entah mengapa hasratnya menjadi tidak menentu. Dia hanya meneguk tiga gelas diva vodka. Efek ini agak berbeda dari yang pernah dia rasakan.

Mata Daimiro menjelajahi tubuh Richell, berulang kali dia meyakinkan dirinya untuk rasa jijknya. Gadis yang dia peristri adalah bekas pelacur pria lain. Oh mungkin juga bukan, karena gadis itu dengan rela hati menjual keperawanannnya atas nama cinta.

“Kenapa? nggak mau?” Daimiro menarik perlahan tali pita yang melilit di bagian dada piyama Richelle. Mata wanita itu beralih turun, mengikuti telunjuk Daimiro yang menyusuri lehernya dan berhenti di sela-sela kenyal dadanya.

“Hmmph!” Richelle mengapit bibirnya. Sentuhan ini berbeda dari yang pernah dia rasakan, tapi akal sehatnya masih mampu untuk menamparnya. Dia bergeser mundur ke belakang, menjauh dari sentuhan Richelle.

“Kau mabuk Dai! Mandilah untuk menyegarkan tubuhmu!” Richelle berpendapat

Daimiro merasa tertantang, bukan penolakkan yang dia harapkan, Tidak ada salahnya untuk bermain-main dengan perempuan ini, fikirnya. Dia merasa jijik kalau Richelle bersikap malu-malu. Kenapa dia harus malu untuk melakukan tanggung jawabnya sebagai istri sah?

Sementara karena kebodohannya saja, dia sudah memberikan keistimewaan itu untuk kekasihnya di masa lalu, pemikiran itu membuat Daimiro menggila.

“Kau memintaku, maka harusnya kau sudah siap untuk itu!”

Damiro berdiri, dia menarik kedua kaki Richelle, hingga bagian pantatnya berada di tepian tempat tidur. Richelle mengangkat kepalanya untuk melirik ke bawah, posisi Daimiro langsung menindihnya. Menjadikan tangan kanan sebagai tumpuan tubuhnya.

Tangan kirinya memberikan sedikit tekanan di bagian pundak Richell agar gadis itu tetap telentang. Hanya mata gadis itu yang boleh bergerak untuk membalas tatapan matanya

“Katakan padaku, bagaimana kau bercinta sebelumnya dengan pria yang mencampakkanmu itu?”

Menerima pertanyaan seperti itu, Richelle memalingkan wajahnya. Dia meringis menahan malu. Andaikan saja waktu bisa diputar, dia tidak ingin mengenal Azam. Sungguh segala pengorbanan yang dia anggap cinta, berakhir dengan keinginan membunuh dari pria itu.

“Jangan memalingkan wajahmu,ketika aku berbicara. Aku ingin mata itu tetap menatapku”  Daimiro menarik pipi Richelle

“Kau menginginkan ini hanya karena mabuk!” Richelle berucap ngilu. Tenaganya untuk mengelak tidak ada bandingnya.

“Kenapa? Harus ada cinta untuk melakukan sex?”

“Apa itu sex? Mereka bilang nikmat kan? Aku hanya mengenal perih yang tidak tertahankan!”

Termenung Daimiro mendengar kalimat gadis itu, sorot mata yang polos tanpa kebohongan. Dia menolak mentah-mentah untuk terpengaruh oleh wanita itu.

“Kau tidak sedang berlatih menjadi jalang benaran kan? Maksudku, kau sudah pernah merasakan itu dan tidak mungkin kau tidak tau sebuah kenikmatan!”

Richelle tersenyum tipis, dia berkata apa adanya. Dia tulus, tapi tidak dengan pria yang dia cintai. Dia diperlakukan hanya sebatas melepaskan hasrat, lalu Azam akan pergi setelah meninggalkan beberapa uang untuk ongkos pulang.

Daimiro merasakan ubun-ubunnya begitu panas, dan hatinya berteriak ketika Richelle mengatup bibirnya dengan getara ketakutan “Apa ini? aku tidak menangkap kelinci  yang kakinya patahkan? Seharusnya dia lihat seperti tupai yang ahli melompat, tidak ada pergerakkan, apa kupancing saja?” batin Daimiro

Dia tidak tenang karena Richelle terkesan menganggap sepele dirinya. Tanpa persetujuan Richelle, dia mendaratkan ciuman di bibir yang masih menyisakan lipstick peach glossy itu. Mata Richelle terpejam, tapi bibirnya tidak bisa mengelak dari sentuhan tebal yang lembut.

“Jangan ditahan!” ucap Daimiro, jemarinya memberikan pancingan dengan mengelus perut di bagian pusar milik Richelle “Buka rongga mulutmu!” Daimiro menyatukan kening mereka. Dia kesal karena Richelle tidak memberikan perlawanan.

“Aku tidak pandai!” ucapnya

Alis Daimiro mengapit, pengakuan apa itu?

“kau sudah pernah melakukan ini kan?” Daimiro mengangkat kepalanya

Richelle hanya diam, fikirannya tidak ingin mengingat masa lalu lagi. Setiap kalia Azam menciumnya, itu hanya ciuman biasa tanpa menuntun. Tidak ada yang istimewa.

“Buka sekarang! Akan aku ajarkan!” Diamiro hilang kesabaran, aroma parfum made paris di leher jenjang Richelle menggodanya.

Richelle menurut saja, dia membuat celah di bibirnya dan langsung digarap habis oleh Daimiro, lidah mereka tiba-tiba saja saling berkelahi dengan Daimiro yang memimpin “Good girl, pintar sekali!” Desahan Daimiro disela-sela ciuman mereka

Rona pipi Richelle sudah terasa sangat merah, dia kepanasan dengan desiran yang tiba-tiba saja naik “Hmmph, hah!” Dia merenggut dalam oksigen yang tertahan.

Diamiro merasa sensasi lain, hati kecilnya mengakui kalau Richelle memang sangat buruk dalam perciuman “Apa ini? Dia benar-benar seperti  gadis polos, apa hanya sandiwara? Akan kubuat dia terpancing lebih” batinnya

Richelle tersentak, kepalanya terangkat ketika dia menyadari jemari Daimiro sudah menyisip dibawah sana, menyentuh langsung hangat dari inti tubuhnya.

“Jangan dulu…” tangannya hendak menghentikan Daimiro, tapi reaksinya membuat Daimiro semakin tak karuan

“Nggak mungkin sakit kan? Kau sudah tidak…” Daimiro menghentikan ucapannya, karena tatapan mata sayu Richelle yang begitu sendu.

Daimiro mengira Richelle masih berpura-pura, dia tidak ingin terhempas jauh jadi dengan cepat jemarinya melepaskan penghalang dari inti milik Richelle, ia langsung berjongkok menantang apa yang ada di depannya

“Dai? Aku belum siap!”

Daimiro tidak mendengarkan itu, dia hanya kagum dengan apa yang ada di depannya. Terlihat jelas dari guratan itu, kalau inti milik Richelle terkesan jarang disentuh, dia benar-benar baru saja diwarnai dan bukan seperti sudah terbiasa digauli

“Ada hal yang harus aku uji!”

“Apa maksudmu?”

Daimiro menyeringai, di otaknya rangsangan aneh sudah memuncak “Ini lembut sekali!” Dia menekan puncak dengan telunjuknya

“Arghh, ja-jangan Dai!” Richelle menyipitkan kakinya, entah kemana pergi tenaganya

“Sudah kubilang, aku ingin mengujimu!”

Kepala Richelle terhempas kiri dan kanan, terlebih ketika serangan jemari Daimor berganti menjadi sentuhan lembut yang basah “A-apa itu? Lidahmu?” Richelle mengangkat kepalanya melirik ke bawah

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Nona Muda yang Terbuang   Perbaikan Episode

    Rose sedang memulihkan diri di rumah karena patah tulang ringan. Itu hanya seminggu setelah masa-masa indah, karena Sean terstimulasi oleh hasil akhir ujian tengah semesternya dan mengantarnya ke sekolah. Satu-satunya keuntungan adalah dia memiliki sopir untuk menjemput dan mengantarnya selama cedera. Rose belum beradaptasi dengan kehidupan awal. Dia tidur grogi untuk dua kelas. Dalam keadaan linglung, dia samar-samar merasakan seseorang di depan matanya. Ketika dia membuka matanya, ruang kelas kosong. Hanya Matthew dari Kelas 5 yang berdiri di depannya dan menatapnya dengan cemberut. Rose ingat bahwa Matthew dan Andrew menekannya seperti bukit hari itu, hampir sekarat, dan merasakan lengannya sakit lagi. Dia mendongak dan saling menatap miring. "Mengapa kamu di sini?" Matthew memandang rendah Rose, yang cuek dan frustrasi. Senang melihatnya tanpa jalan memutar, tetapi tidak mungkin. Siapa yang membiarkan dirinya memuk

  • Nona Muda yang Terbuang   Dia Bukan Wanita yang Sama

    Richelle berusaha untuk menutupi rasa gemetar di tubuhnya. Dia tidak ingin wartawan menilai keterpaksaan dirinya untuk berdiri disamping Daimiro. Tidak, ini bukan karena dia ketakutan. Dia hanya bingung, mengapa Daimiro bertindak sejauh ini? Waktu berlalu, mereka kembali ke rumah ketika sore. Richella langsung menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Matanya melirik pemandangan langit-langit kamarnya yang terasa sendu. Apa yang salah? Dia gelisah dengan tidak menentu “Kenapa tidak mandi?” Daimiro masuk ke dalam kamar. Ia melepaskan dasinya, dan membuat Richelle tersentak karenanya. Ia mengganti posisinya duduk, menekuk lututnya menyatu dengan dadanya dan menatap Daimiro dengan sayu. Fikirannya hanya dipenuhi dengan pertanyaan yang tidak menentu. Meskipun begitu, mulutnya tidak bisa mengatakan apapun. “Kenapa?” Daimiro menyingsing lengan kemejanya hingga siku. Sorot matanya nampu melelehkan hati Richella. Di depan mereka, kalangan pembisnis, rekan kerja, dan media. Daimiro seperti dew

  • Nona Muda yang Terbuang   Harus Berhenti?

    Tubuh Richella masih merasakan getaran hebat sisa semalam. Selama ini, untuk mendapatkan sentuhan seperti itu dari Daimiro, ia membutuhkan dorongan alkohol. Pria itu melakukan hubungan itu dengan kesadarannya.“Apa dia benar-benar cemburu?” Richella bergumam, dan fikirannya membayangkan raut wajah Daimiro. Dia begitu seksi ketika bercinta, tubuh gagah nya, dan keringat yang mengalir di tubuh Daimiro. Itu mengkilap seperti tidak akan pernah usai.“Apa yang kau fikirkan Richi?” Mona menghampiri gadis di depannya, ia meletakkan segelas coklat hangat di depan Richella. Tiba-tiba saja Richella ingin meminum minuman manis itu“Hah? Tidak ada!” Richella tersenyum tipisMona merasa sangat puas, melihat Richella mampu mengendalikan diri di lokasi pesta. Meskipun begitu, Daimiro sudah memikirkan banyak hal yang mungkin saja terjadi ke depannya. Sejak awal, Daimiro lebih dulu mengambil resiko untuk Richella, tanpa gadis itu sadari.“Apa kau merasa terbebani dengan situasi ini?” Mona bertanya, se

  • Nona Muda yang Terbuang   Aku Hanya Takut

    “Apa kau tidak menyadari, kalau istrimu ini pembohong tuan Dai?” ucapan terakhir dari Naomi masih tersisa di fikiran Richella. Apa benar dia yang bersalah dalam situasi ini?Kalau saja dia berbohong, maka pernikahan ini juga sebuah kebohongan. Richella merasa gelisah, fikirannya di hantui oleh beberapa hal yang rasanya tidak layak. Apakah jalannya benar? Apa dia harus bertahan? Dia merasa Daimiro tidak akan pernah menjadi suaminya.Ketika segalanya bercampur aduk, dia justru diserang oleh ciuman tiba-tiba dari Daimiro. Suaminya itu bahkan mendorong tubuhnya kasar hingga ia telentang di atas ranjang nya. Matanya membundar begitu melirik Daimiro melepaskan ikat pinggang nya.“Dai? A-ada apa? Kenapa kau marah padaku?”Daimiro mempersempit jarak diantara mereka, hanya 5 cm dalam situasi mereka saling bertatapan.“Apa aku terkesan tidak berguna bagimu?” nada bicara Daimiro lirih, namun matanya menatap dengan putus asa.“Dai? Kau marah kan? Apa kesalahanku? Aku sudah berusaha untuk…”“Kau b

  • Nona Muda yang Terbuang   Rendah tapi dalam Kemarahan

    Menyadari sesuatu yang janggal untuk istrinya, Azam pun mendekat. Awalnya dia berfikir kalau isrtinya hanya sekedar bertegur sapa dengan Daimiro. Wajahnya agak menegang begitu melihat ekspresi Daimiro yang terkesan tidak bersahabat.Dia masih tidak yakin kalau Rihcella sudah kembali, sepengatahuannya Richella sudah di urus oleh ayahnya untuk tidak mengusik dirinya. Dia mencoba membangun benteng dirinya, dan meyakini wanita yang berada di samping Daimiro itu hanya sekedar mirip dengan Richella.“Sayang? Kamu ngobrol banyak ya?” Azam menghampiri istrinya dengan nada bicara yang rendah, ia langsung menyentuh pundak istrinya.Richella merasa getir, dia merasa tidak adil. Di masa lalu, Azam begitu mencintainya, terlihat seperti itu. Lalu sekarang apa?Azam, mengangkat kepalanya. Dia memberanikan diri menatap Daimiro “Senang kau kembali Dai!” lalu dia beralih melihat wanita di samping Daimiro “Dan untukmu istrinya…” Azam terdiamTidak ada yang lebih tau dibandingkan dirinya, bagaimana cara

  • Nona Muda yang Terbuang   Apa yang Harus Aku Lakukan Dengan Lidah Ini

    Richella takut, jika saja dia kembali bertemu dengan masa lalu. Apa mungkin dia sudah mengikis habis orang itu dari memorinya?Azam adalha pria yang pertama kali dia cintai. Pria yang membuat luluh dirinya, bahkan sampai di titik dia memberikan segalanya. Richella berfikir, kelak dia harus bertemu dengan pria yang bisa membuatnya aman, maka dirinya akan terlepas dari genggaman keluarga pamannya.“Kau tunggu disini! Aku akan menemui orang tuaku!”Richella menganggukkan kepalanya, semuanya terjadi begitu cepat. Apalagi pernikahan antara dirinya dan Daimiro. Sesuatu yang terkesan tidak nyata. Dia tidak memiliki keluarga, tapi bagaimana dengan Daimiro?Richella hanya melirik foto keluarga Daimiro, mendengar suara ayah mertuanya dari jauh. Meskipun begitu, dia tidak berniat untuk bertanya sebelum Daimiro mengatakan lebih.“Jangan gemetar! Tuan Daimiro akan menjagamu!” Mona mengelus pundak Richella.Richella menundukkan kepalanya, entah seperti apa nasibnya setelah ini. Katakan saja dia sud

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status