Home / Romansa / Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru / Bab 1 Ada Karyawan yang Hamil

Share

Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru
Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru
Author: Jeruk Manis

Bab 1 Ada Karyawan yang Hamil

Author: Jeruk Manis
"Ada yang hamil di lantai kita ini."

"Kenapa kamu tahu?"

"Barusan tadi aku lihat tes kehamilan di toilet!"

Nova Jacklin baru saja masuk kantor langsung mendengar suara bisikan.

Langkah kakinya tertegun, lalu menoleh ke arah dua karyawan magang yang barusan berbicara.

Saat melihat Nova masuk, ekspresi dua karyawan magang itu langsung berubah dan menundukkan kepala untuk melanjutkan pekerjaannya.

Nova menenangkan hati dirinya, lalu masuk ke ruang kantor dirinya.

Ponselnya tidak berdering terus.

Setelah membuka notifikasi, dia baru menyadari ada yang mengirim pesan ke grup.

Gosip adalah hal yang sering terjadi di tempat seperti perusahaan ini.

Nova merasa pelipisnya berdenyut ketika melihat obrolan di dalam grup semakin ramai.

Dia terlalu ceroboh, karena seharusnya membungkus alat tes kehamilan sebelum membuangnya.

Dia tidak berani membayangkan bagaimana jika Brian Frank mengetahuinya.

Asistennya mengetuk pintu, lalu masuk. "Bu Nova, Pak Brian suruh Anda pergi ke kantornya."

Nova agak mengepalkan jari tangan.

"Bu Nova?"

Nova mengiakannya, "Ya, aku tahu."

...

Saat berdiri di depan pintu ruang kantor CEO, Nova tidak tahan menarik napas dalam-dalam.

Dia belum mengetuk pintu, sudah ada orang yang membukanya dari dalam.

Sekretaris umum Brian keluar dari ruangan.

"Bu Nova, CEO sedang menunggu Anda."

Nova tersenyum simpul. "Baik, aku sudah tahu."

Di dalam kantor terdapat asap pengharum ruangan.

Aroma flora yang ringan menguar.

Brian minum bir saat menemui klien di siang hari.

Saat ini dia sedang bersandar di sofa.

Kaki panjangnya ramping dan gayanya sangat santai. Kemeja berwarna hitam yang dikenakannya tampak sangat bertemperamen dan berantakan.

Dia agak memejamkan mata, tetapi tidak bisa menutup kekuasaan di wajahnya.

Nova menghela napas pelan.

Pantas saja selalu terdapat banyak wanita di sisi Brian.

Pria ini memang sangat terampil.

Tidak hanya kekuasaan.

Begitu juga dengan bentuk tubuh dan raut wajahnya.

Tiada wanita yang tidak menyukai pria semacam ini!

Hanya saja Nova tidak tahu betapa dinginnya pria ini.

Justru karena kepribadiannya yang dingin, sehingga belum ada satu pun wanita di sisinya yang berhasil mendekatinya.

Termasuk Nova.

"Ke sini." Terdengar suara datar dari pria itu.

Nova tersentak dan menghampirinya.

"Pak Brian, apa ada masalah?"

Brian tersenyum simpul dan menarik Nova ke pangkuannya, lalu tangannya meluncur meraba ke bawah.

Nova sangat tegang, karena dia terlalu memahami Brian.

Setiap kali mabuk, pria ini pasti menginginkannya.

Meskipun pada siang hari juga tidak terkecuali.

Setiap selesai bermesraan, mabuknya juga sirna.

Ini juga semacam cara unik Brian untuk menghilangkan mabuk.

"Nanti aku masih ada rapat." Nova menahan tangannya.

Brian malah sudah mulai menggigit sisi lehernya. "Kalau begitu, kamu tunggu apa lagi?"

Usai berbicara, dia menggigit sisi leher Nova dengan ringan.

"Jangan meninggalkan jejak."

Brian tersenyum simpul dan meniupkan aroma alkohol ringan.

"Kalau kamu bekerja sama, aku nggak akan meninggalkan jejak."

Nova mencubit diri dengan kukunya secara ringan, agar menghilangkan reaksi tubuh dirinya akibat tindakan Brian.

"Hari ini aku kurang sehat, apa boleh pakai tangan saja?"

Brian agak menyipitkan mata.

Tatapannya tidak terlihat mabuk, hanya ada hasrat. "Nggak sehat? Datang bulan? Sepertinya belum tanggalnya."

Usai berbicara, dia sudah mengulurkan tangan ke dalam untuk memeriksa apakah dia benar-benar tidak sehat.

Usai berbicara, ekspresinya muram.

"Enggan?"

Nova berkata, "Nanti aku masih perlu rapat dan bernegosiasi dengan Stephen Abbot, sehingga butuh energi."

Brian menopangkan wajah dengan malas ke pundaknya dan tangannya telah melepaskan pakaian dalam Nova secara terlatih.

"Bu Nova, maaf harus merepotkanmu." Meskipun berkata seperti itu, dia tetap saja enggan melepaskan Nova, malahan semakin merajalela.

Nova terdiam sejenak dan mengetahui hari ini tidak bisa terhindar. "Kalau begitu, pelan-pelan."

"Apa pelan-pelan bisa membuatmu nyaman?"

Penampilan Brian tampak dingin, tetapi saat berada di ranjang malah sangat bajingan.

Setiap kali bermesraan, dia akan mengatakan sesuatu yang membuat wajah Nova merah tersipu. Setiap kali bergesekan, selalu membuat area dalamnya kesakitan.

Sekarang Nova dalam kondisi hamil, sehingga dia benar-benar agak khawatir.

"Boleh, aku pelan-pelan, tapi nanti kalau kamu nggak sabar dan memintaku untuk mengerahkan tenaga, jangan salahkan aku."

Wajah Nova sontak merah tersipu.

Wajah kecilnya yang kemerahan adalah rupa yang paling disukai oleh Brian.

Dia menjulurkan lidah untuk menjilat daun telinganya, lalu mengisap perlahan.

Nova merinding karena sentuhan sensasi hangat, lalu terdengar suara senyuman Brian di tepi telinganya.

"Apa kamu begitu sensitif?"

Brian mencubit dagu Nova dan mengisap bibirnya.

Aroma alkohol menguar di dalam mulutnya membuat Nova agak sebal.

Mungkin Brian telah menyadarinya, sehingga tiba-tiba memegang tangannya dengan kuat dan membuat Nova mengerang kesakitan.

"Brian, pelan-pelan."

Brian malah mengerahkan tenaga sekali lagi untuk menyiksanya.

"Nova, turuti aku."

Tubuh Nova menjadi lemas karena arahannya.

Akhirnya Brian merasa puas dan menggendongnya ke arah ruang istirahat.

...

Setelah selesai, satu jam sudah berlalu.

Nova agak lemas karena disiksa olehnya. Dia keringatan dan bersandar di dada Brian.

Tangan Brian tetap meraba-raba di tubuh Nova.

"Kenapa hari ini nggak dalam mood?"

Nova terdiam sejenak, lalu bangkit dengan lemas untuk mengambil bajunya di lantai.

"Brian, apa kamu berencana untuk menikah dan punya anak?"

Brian langsung menyunggingkan tatapan dingin.

"Nggak, kenapa?"

Jawaban terus terang membuat Nova kecewa.

Padahal Nova tahu bahwa dia tidak akan menikah dan punya anak dengan dirinya, tetapi masih ingin mencobanya.

"Nggak apa-apa, hanya tiba-tiba mau tanya seperti itu."

Usai bertanya, dia mengenakan baju dan masuk ke toilet.

Di dalam toilet, Nova mengelus perutnya perlahan.

Seketika tumbuh semacam perasaan yang sulit dijelaskan.

Hanya terasa sedikit kesakitan yang perlahan menjalar.

"Bukannya Bu Nova mau rapat? Kenapa masih termenung?"

Brian sudah mengenakan kemeja dan berdiri di depan pintu toilet sambil mengancingi baju.

Nova segera menarik tangan yang mengelus perutnya dan menoleh ke arah Brian. Saat melihat Brian tidak menyadarinya, barulah agak lega.

"Stephen sangat sulit dihadapi, mungkin nanti malam aku perlu kerja lembur."

Brian mengiakannya dengan acuh tak acuh.

Setelah beres-beres, Nova membilas wajahnya dengan air dingin agar merahnya reda baru keluar dari ruangan.

Baru tiba di depan pintu, Brian tiba-tiba memanggilnya.

"Aku dengar ada karyawan di lantai kalian yang hamil, apa mungkin orang itu adalah kamu?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 465

    Ucapan singkat itu menghancurkan ketenangan yang dibuat-buat oleh Nova.Seketika, pertahanan Nova runtuh total.Nova turun dari ranjang dengan kaki telanjang, berjalan ke arah pintu, lalu merebahkan diri di pangkuan Brian dan menangis.Tatapan mata Brian penuh rasa sayang, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa, hanya membiarkan Nova menangis.Sampai ketika tangisan Nova mengecil, Brian menariknya ke atas."Kenapa nggak beri tahu aku?"Nova masih merasa keberatan.Nova menatap Brian dengan matanya yang merah. "Aku kira kamu sibuk."Brian mengangkat alisnya. "Sesibuk apa pun, aku pasti bisa luangkan waktu untuk urusanmu."Nova merapatkan bibirnya. Lama kemudian, dia bertanya, "Wanita tadi calon istri yang dipilihkan oleh keluargamu?"Brian tersenyum seraya mengangkat dagu Nova dan bertanya, "Kamu cemburu?"Nova mengelak dari tangan Brian."Buat apa aku cemburu? Memangnya kita ada hubungan apa?"Brian langsung memeluk Nova.Brian menundukkan kepala dan menggigit leher Nova dengan kuat."Sek

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 464

    Kemudian, terdengar suara Brian."Terserah Kakek, tapi aku juga nggak akan beri ampun lagi.""Brian, kamu benaran pikir kamu sudah dewasa dan Kakek nggak bisa mengontrolmu lagi?"Kemudian, terdengar suara seorang wanita."Kakek Aldo, jangan marah, Kak Brian hanya ngomong begitu saja. Kak Brian, jangan bikin Kakek Aldo marah lagi, oke? Kemarin Kakek Aldo sudah hipertensi karena kamu."Nova tidak kuat lagi mendengar percakapan di dalam.Nova menaruh bubur di ambang jendela depan pintu dan langsung pergi.Sekembalinya ke bangsal, dokter sudah selesai ganti shift.Nova menunggu sebentar di luar ICU. Kemudian, dokter melangkah keluar setelah melakukan pemeriksaan.Dokter tertegun sejenak saat melihat Nova."Bu Nova, kita bicarakan di kantor."Nova menegang.Tangannya yang berada di kedua sisi tubuh juga mengepal.Nova mengikuti dokter ke dalam kantor.Setelah hening sejenak, dokter angkat bicara."Kondisi ibumu nggak terlalu baik."Hati Nova tercekam."Nggak, nggak baik bagaimana?"Dokter m

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 463

    Brian mengangguk. "Telepon aku kalau ada apa-apa."Nova menyahut, lalu meninggalkan bangsal.Ketika Nova baru sampai di depan lift, pintu lift dibuka.Beberapa pengawal berpakaian hitam berjalan keluar, diikuti seorang pria tua berwibawa.Pria tua itu memakai batik dan memegang tongkat.Pria itu adalah Tuan Besar Keluarga Frank, Aldo.Di sampingnya, berdiri seorang wanita.Wanita itu berumur 25 atau 26 tahun, sangat cantik dan menawan.Wanita itu melirik Nova sekilas."Kakek Aldo, apa mungkin Kak Brian nggak suka aku datang?"Tatapan mata Aldo penuh rasa sayang. "Kalau dia berani bilang nggak suka, Kakek pukul dia!"Wanita itu tersenyum manis, tampak sangat imut. "Jangan, aku nggak tega."Seketika, Nova mengetahui siapa wanita itu.Wanita itu adalah pasangan kencan buta yang dicarikan oleh Keluarga Frank untuk Brian.Nova merapatkan bibir dan berdiri di samping. Hatinya terasa perih.Dia seharusnya menduga hal itu sejak dulu.Sudah lama Keluarga Frank ingin mengaturkan pernikahan untuk

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 462

    Nova menjadi gelisah dan segera menghampiri Brian."Kenapa? Lukamu sakit banget?"Brian tiba-tiba menarik Nova dengan kuat ke dalam pelukannya."Nova, jangan gerak. Kalau nggak, mungkin akan kena lukaku," kata Brian dengan suara yang dalam di telinga Nova.Nova pun membeku.Brian menatap bibir Nova dan menelan air liur.Nova menyadari niat Brian sehingga ingin berdiri.Seolah-olah menduga hal itu, Brian langsung memegang belakang kepala Nova."Nova." Brian berkata dengan suara yang rendah dan serak, "Jangan ke mana-mana. Temani aku sebentar."Mereka bertatapan satu sama lain, seolah-olah akan timbul percikan asmara.Udara tiba-tiba menjadi kering. Nova dengan panik menghindari tatapan Brian.Detik berikutnya, Brian memegang Nova dan menciumnya.Ketika bibir bersentuhan dengan bibir, api asmara tersulut. Rasanya sungguh sulit ditahan, bagaikan dahaga yang tak terpuaskan.Brian memegang pinggang Nova menggunakan tangan yang lain untuk mendekatkan Nova dengan dirinya.Lidah Brian menerobo

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 461

    Saat bangun, Nova mendapati dirinya berada di rumah sakit.Melihat Nova sudah siuman, Nabila bergegas bertanya, "Apa ada yang nggak enak badan? Dokter bilang kamu gegar otak ringan. Kamu pusing atau mual nggak?"Nova merasakan sebentar. "Nggak, aku baik-baik saja. Di mana Brian? Di mana ibuku?"Nabila terdiam. Sesaat kemudian, dia menjawab, "Bibi masuk ICU. Brian terluka dan kehilangan banyak darah, belum siuman sampai sekarang."Nova menjadi cemas. "Dia terluka di bagian mana? Di mana dia?"Setelah itu, Nova menyibakkan selimut dan ingin turun dari ranjang.Nabila buru-buru menghentikan Nova. "Jangan banyak gerak dulu. Brian belum siuman, nggak ada gunanya kamu ke sana. Aku suruh dokter ke sini dulu untuk periksa kamu."Selesai bicara, Nabila berjalan ke luar.Dokter melakukan pemeriksaan sederhana dan memastikan Nova sudah baik-baik saja. Baru setelah itu, Nabila membolehkan Nova untuk turun dari ranjang."Kamu tengok Brian dulu saja. Bibi belum boleh dibesuk sekarang. Dokter juga se

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 460

    Nova langsung mendorong Brian ke luar."Keluar!"Namun, Brian memeluk Nova."Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja," bisik Brian di telinga Nova. Lalu, dia berbalik badan dan pergi.Nova dengan bengong menatap pintu kamar mandi yang tertutup. Sesaat kemudian, dia tercerahkan.Brian sepertinya sengaja.Seketika, hati Nova terasa pilu.Setelah beberapa waktu, Nova memaksa diri untuk tersenyum.Ya, pasti akan baik-baik saja.Ibu pasti akan baik-baik saja.Dia harus percaya.Setelah mandi, Nova melangkah ke luar.Brian sedang duduk di samping dan bertelepon dengan suara kecil.Melihat Nova keluar, Brian buru-buru mengatakan sesuatu di telepon dan menutupnya."Kenapa nggak keringkan rambutmu?"Brian masuk ke kamar untuk mengambil alat pengering rambut, lalu duduk di sofa."Sini."Nova berjalan ke arah Brian.Awalnya, Nova ingin duduk di sofa.Namun, Brian menarik Nova hingga duduk di pangkuannya.Nova membeku seketika.Brian terkekeh-kekeh. "Rileks, aku nggak akan lakukan apa-apa. B

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status