Home / Romansa / Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam / Bab 152. Seorang Teman yang Selalu Ada

Share

Bab 152. Seorang Teman yang Selalu Ada

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-06-06 12:48:29

"Ya ampun, Giselle, badanmu panas seperti ini. Pantas saja kalau Elodie sangat cemas."

Irish yang baru saja datang, wanita itu langsung masuk ke dalam kamar Giselle dan melihat kondisi sahabatnya.

Di sampingnya ada Elodie yang memegangi bagian belakang dress merah muda yang Irish pakai, anak itu sambil memeluk botol susu miliknya yang kosong.

"Tante, Elodie mau minum susu. Boleh minta tolong," pinta Elodie mendongak menatapnya.

"Boleh, Sayang. Sebentar, ya..."

"Heem." Elodie mengangguk patuh.

Irish meletakkan tas yang ia pakai dan mengambil beberapa tablet obat yang baru saja dia beli.

Wanita itu mendekati Giselle lagi.

"Giselle, kau sudah minum obat, belum? Atau aku telfonkan dokter agar datang ke sini memeriksamu, bagaimana?"

Kedua mata Giselle terbuka perlahan, napasnya terdengar begitu berat saat ini.

"Tidak usah repot-repot, Irish. Aku hanya kurang istirahat saja saat ini," jawab Giselle.

"Tapi, Giselle—"

"Sungguh, aku tidak apa-apa." Giselle menggelengkan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Tien Yenni New Gaghiwu
kasihan Elodie Thor bt Gerald sakit hati jga dong.........
goodnovel comment avatar
Nina Nurhayati
knp Gerald gak nyuruh boudigard buat jagain Giselle sm Elodie dirmh kecil nya Giselle,,, tau kan kalo mamahnya sm Laura itu sering jahatin Giselle sm Elodie,,, Gerald GK dibikin gercep kaya CEO² yg Laen ...‍...
goodnovel comment avatar
Danik Nia
min sedih bgt min baca nya ikut nangis....🥲🥲🥲
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 368. S2. Kai dan Elodie Kembali ke Fratz

    Keesokan harinya, Elodie bersiap untuk pergi kembali ke Fratz bersama Kai di petang hari. Gadis itu tampak bersemangat, ia membawa banyak barang-barangnya di dalam koper dan tas. Kini, Gerald dan Giselle mengantarkan mereka berdua di bandara. Martin dan Amara juga ikut serta. "Hati-hati di jalan, ya Sayang ... Nanti kalau sudah sampai di Fratz, telfon Mama," ujar Giselle mengecupi pipi Elodie. "Iya, Mama." Elodie kembali memeluk Mama dan Papanya. "Ingat pesan Papa, kalau butuh apa-apa minta ke Kak Kai," ujar Gerald mengecup pucuk kepala Elodie. Gadis itu menyembunyikan wajahnya dalam pelukan sang Papa. Momen Elodie bersama kedua orang tuanya sangat hangat. Berbeda dengan orang tua Kai yang kini justru mengomeli Kai panjang lebar. Wajah Kai bahkan seolah berbicara ia ingin pergi detik itu juga karena tidak kuat dengan omelan orang tuanya. "Awas kalau kau sampai macam-macam pada Elodie! Awas kau, Kai!" seru Amara mengepalkan tangannya. "Iya, Ma. Aku tahu..." "Jaga Elodie baik-

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 367. S2. Terlalu Lama Menunggu Dua Tahun

    Keesokan paginya, Elodie meminta pada Kal untuk mengantarkannya ke apartemen Kai. Elodie tahu Kai pulang ke apartemennya sejak kemarin. Gadis itu kini berdiri di depan pintu apartemen itu dan menekan bell dengan wajah antusias. "Kak Kai, apa dia belum bangun?" gumamnya lirih. Saat Elodie menekan bell sekali lagi, barulah pintu apartemen itu terbuka dan tampak Kai yang kini menatapnya terkejut. Laki-laki itu terlihat baru saja selesai mandi dengan wajahnya yang masih segar dan rambut hitamnya yang sedikit basah. "Loh, ke sini dengan siapa, Sayang?" tanyanya. Elodie langsung berhambur memeluk Kai saat itu juga. Kai membalas pelukannya dengan senang hati. "Dengan Paman Kal, tapi aku memintanya untuk pulang saja," jawab Elodie mendongak menatapnya, dengan posisi masih memeluk Kai. Gadis itu tersenyum begitu manis pada Kai saat ini. "Kakak, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan." "Ada apa, hm?" Kai melingkarkan kedua tangannya memeluk pinggang Elodie. "Aku ... diterima di universi

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 366. S2. Kabar Gembira Elodie

    "Kau tidak apa-apa, hm?" Kai mengusap pipi Elodie dengan lembut dan menatapnya dari jarak yang sangat dekat. Gadis itu tersenyum menggeleng-gelengkan kepalanya. Kata-kata yang dilontarkan oleh ketiga temannya tadi tidak seberapa bagi Elodie, di sekolahnya dulu banyak yang mengumpatinya dan menyumpah serapahi Elodie yang padahal tidak melakukan apapun. "Aku tidak apa-apa," jawab gadis itu tertunduk menggenggam tangan Kai. "Jangan khawatir." Sorot kedua mata Kai begitu cemas. Laki-laki itu mengulurkan tangannya dan memeluk Elodie yang kini meletakkan dagunya di pundak Kai. Kedua tangannya merengkuh punggung Kai dengan erat. Tidak ada yang berbicara di antara mereka saat ini. "Kita pulang ke apartemenku, aku ingin membawa barang-barangku yang masih ada di sana," ujar Kai mengelus lembut pipi Elodie dengan ibu jarinya. "Heem. Ayo," ajak Elodie, ia kembali tersenyum. Mereka pun segera bergegas pergi saat itu juga. Sepanjang jalan, Kai mengemudikan mobilnya dan membiarkan Elodie mem

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 365. S2. Tidak Lepas dari Cacian

    "Mama, hari ini Elodie diajak Kak Kai untuk pergi jalan-jalan. Boleh, kan?" Elodie berdiri di samping pintu dan mengintip ke arah kamar Giselle. Wanita cantik itu menoleh dan tersenyum pada putri semata wayangnya. "Boleh, Sayang. Hati-hati di jalan dan jangan membeli makanan yang aneh-aneh." Elodie langsung masuk ke dalam kamar sang Mama, gadis cantik itu memeluk erat tubuh Giselle. Giselle mengusap punggung Elodie dan mereka duduk di tepi ranjang di dalam kamar itu. "Bagaimana, Sayang? Sudah ada hasil dari test ujian kemarin?" tanya Giselle menunduk menatap sang putri. Elodie menggeleng. "Belum, Ma. Mungkin nanti siang, atau mungkin juga bisa jadi besok." Giselle terkekeh, wanita itu mengelus lembut pucuk kepala Elodie dengan penuh kasih sayang. "Kalau Elodie diterima, Elodie nanti kuliah di Fratz. Kata Papa, Elodie tinggal dengan Kak Kai di sana," ujar Giselle menuturi anaknya. "Selama Elodie tinggal di Fratz, Elodie harus patuh pada apapun yang Kak Kai katakan. Elodie tida

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 364. S2. Elodie Adalah Milikmu, Sekarang Maupun Nanti

    "Apa Kakak yakin kalau aku akan diterima di universitas Fratz?" Elodie menatap Kai yang kini membantunya menyiapkan pendaftarannya ke universitas yang ada di Fratz—Krasterberg. Gadis itu duduk menatap Kai yang duduk di belakangnya sambil merangkulnya, dengan pandangan masih tertuju pada laptop milik Elodie. "Aku sangat yakin, Sayang," bisik Kai meletakkan dagunya di pundak Elodie. Mereka berdua kini berada di ruang keluarga di lantai dua. Untuk kali pertama setelah lima hari mengurung diri, Elodie keluar dari dalam kamarnya. Elodie tertunduk meraih satu tangan Kai dan memangku tangan itu, ia memainkan jemarinya dengan pandangannya yang kini menatap ke arah jendela rumahnya yang terbuka. "Di Fratz, peninjauan jauh lebih cepat. Kita tunggu hasilnya untuk beberapa hari ke depan, hm?" Kai mengecup pipi Elodie dengan gemas. Gadis itu mengangguk kecil. Kai meraih berkas-berkas kelulusan milik Elodie. Di sana, Kai melihat nilai-nilai Elodie sangat tinggi, gadisnya itu memang sangat pi

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 363. S2. Aku Datang dan Memelukmu Erat.

    Kai tiba di Lasster pada pukul lima pagi. Ia pulang ke rumah kedua orang tuanya. Kepulangan Kai yang secara tiba-tiba itu membuat Amara dan Martin terkejut. Kini, Kai duduk di kursi ruang makan bersama sang Papa dan Mama. Laki-laki muda itu termenung diam menatap secangkir kopi di hadapannya. "Kalau mau pulang paling tidak kabari Mama dulu, Kai. Biar Mama bisa menyiapkan makanan kesukaanmu," ujar Amara pada putranya. "Tadinya aku juga tidak berniat pulang, Ma," jawab Kai sambil mengusap wajahnya.Martin meliriknya sambil tersenyum. "Kenapa terus pulang? Kesepian di apartemen? Kekasihmu sudah pulang ke sini?!" Kai tidak menjawabnya. Wajahnya terlihat sedih saat ini, karena Kai tidak sabar menunggu matahari segera terbit dan Kai akan pergi ke rumah Elodie. "Elodie ditolak di semua universitas di Lasster, Pa, Ma," ujar Kai pada orang tuanya. "Loh... Elodie 'kan sangat pintar, Kai. Bagaimana bisa ditolak?!" pekik Amara terkejut. "Pasti karena berita waktu itu," sahut Martin. "Negar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status