Home / Romansa / Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam / Bab 158. Kemarahan Gerald pada Marisa

Share

Bab 158. Kemarahan Gerald pada Marisa

Author: Te Anastasia
last update Huling Na-update: 2025-06-07 19:17:43

Setelah kembali dari tempat Irish, malam ini Gerald mendatangi kediaman kedua orang tuanya. Gerald masuk ke dalam rumah orang tuanya tanpa permisi seperti hari-hari biasanya.

Kedatangannya dengan wajah marah hebat, disambut oleh Mama dan Papanya yang tengah duduk santai berbincang-bincang di ruang keluarga.

"Gerald, Papa pikir siapa, langsung masuk saja," ujar Charles menatap putranya.

Alih-alih mendapatkan jawaban, Gerald justru menatap Mamanya dengan tatapan kesal yang teramat.

Marisa mendongak menatapnya dengan hangat seperti biasa, seolah tidak ada apa-apa yang terjadi.

"Kenapa kau—"

"Apa yang Mama lakukan pada Giselle saat aku pergi ke luar kota?" tanya Gerald menyela cepat.

Tatapan mata Gerald semakin menajam. Sedangkan Marisa hanya berdehem pelan dan mengalihkan tatapannya.

"Mama tidak melakukan apapun," jawab Marisa.

"Apa?" Gerald terkekeh pelan mendengarnya. "Tidak melakukan apa-apa Mama bilang?"

Charles yang duduk di samping istrinya pun tampak bingung den
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Umi Nisalla
Gerald marah tp gc bisa tegas sama mama d Laura sama az bohong bener Giselle pergi sama anaknya
goodnovel comment avatar
Febrianty Izhar M
Marisa ma Laura bikin struk aja Thor ......
goodnovel comment avatar
puji lestari
apa jadinya nanti kalau Gerald sampai tahu kalau yg donorin ginjalnya adalah Giselle.... G sabarrr nunggu bessokk besokk dan besookk upnya banyak banyak please huhu
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 380. S2. Rasa yang Menjalar

    Elodie dan Kai makan malam di sebuah restoran yang berada tak jauh dari rumah sakit sebelum mereka berdua pulang. Elodie yang menikmati makan malamnya, sesekali gadis itu memperhatikan Kai yang masih menikmati makanannya. Tak hanya Elodie, sepertinya Kai juga lapar saat ini. "Kenapa sampai datang ke rumah sakit, hm? Kau bisa menungguku pulang, Sayang," ujar Kai menatapnya. "Awalnya tadi aku ingin bertanya sesuatu pada Kakak," jawab Elodie lirih. "Tanya apa?" Wajah Kai menjadi lebih serius. "Biaya pendaftaran awal kuliah dan biaya pendaftaran kelas memasak, kenapa Kakak yang membayarnya? Kan aku sudah diberi uang oleh Papa untuk biaya-biaya itu semua, Kak." Gadis itu tampak tidak enak hati.Dugaan Kai benar, laki-laki itu tersenyum dan mengulurkan tangannya mengusap pucuk kepala Elodie. "Tidak apa-apa, kebutuhan kuliahmu di sini sangat banyak, Sayang," jawab Kai menatapnya hangat. "Lagipula, juga tidak seberapa. Kalau ada kebutuhan lainnya, bilang saja padaku. Oke?" "Heem." Elod

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 379. S2. Permintaan untuk Manikah

    "Aku ingin menikahi Elodie sebelum akhir tahun ini, Pa." Ucapan Kai sukses membuat Martin hampir menyemburkan kopi hangat yang baru saja ia ia seruput dari dalam cangkirnya. Laki-laki berambut sedikit memutih itu langsung menatapnya. "Menikahi Elodie sebelum akhir tahun ini? Kaivan ... Papa sudah menduga, kau ini! Pasti kau baru saja melakukan hal yang tidak-tidak pada Elodie?! Iya?! Kalian baru menghabiskan malam bersama?!" desak Martin di dalam sebuah ruangan khusus di gedung besar rumah sakit milik Kaivan. Kai mengembuskan napasnya panjang. "Tidak, Pa. Aku tidak berani melakukan hal itu. Tapi aku ingin lebih leluasa menjaga Elodie." Martin meletakkan secangkir kopinya di atas meja. Laki-laki itu mengangguk. "Papa paham. Papa dan Mamamu tidak melarangmu menikah dengan Elodie kapan saja. Tapi sudah jelas Om Gerald berpikir berlipat-lipat untuk hal itu. Elodie itu masih terlalu muda, kondisinya juga lemah seperti itu, Kai, dan dia juga anak semata wayangnya Om Gerald dan Tant

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 378. S2. Semua untuk Elodie

    "Menikah diam-diam bagaimana, Kak?! Jangan macam-macam, nanti Mama dan Papa bisa marah!" Elodie memukuli lengan Kai hingga laki-laki itu tertawa. Kai memeluknya dengan erat dan menyembunyikan wajahnya dalam ceruk leher Elodie. Jemari tangan Elodie lembut mengusap kepala Kai di sela rambut hitamnya yang tebal. "Kak..." "Hm?" Kai bergumam sambil memejamkan kedua matanya. "Dua hari lagi, aku akan pulang pukul enam sore, tidak apa-apa?" tanya gadis itu. "Kenapa sore sekali? Kau mau ke mana?" Kai mendongakkan kepalanya menatap gadis itu. "Aku dan kedua temanku tadi ikut kelas memasak," ujar Elodie. "Aku sudah daftar tadi siang." Kai memijit pangkal hidungnya. "Ya ampun, Sayang ... berapa kali sudah aku bilang, jangan ikuti banyak kegiatan, Elodie. Kalau kelelahan, bagaimana?" Elodie menggeleng. "Aku ingin pandai memasak. Biar aku bisa memasak makanan yang enak untuk Kakak." Kai tersenyum lembut, ia mengusap pipi Elodie dengan lembut. Menatapnya dengan penuh kasih sayang. "Baikla

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 377. S2. Menikah Diam-diam

    Pukul setengah empat sore, mobil hitam milik Kai berada di depan area kampus. Kai menunggu di dalam mobil setelah beberapa menit yang lalu ia datang. Saat Kai menunggu, tak lama kemudian dari dalam area kampus, muncul seorang gadis cantik berjalan dengan dua temannya dan mereka saling tertawa senang. "Itu, Kakakku sudah menjemput, sampai jumpa besok, Rica, Zelda...!" pekik Elodie melambaikan tangannya. "Iya Elodie. Jangan lupa balas pesanku, ya!" pekik Zelda. "Hati-hati di jalan!" Elodie tersenyum senang, sampai akhirnya gadis itu masuk ke dalam mobil. Kai menyambutnya dengan sebuah senyuman. "Kakak sudah lama?" tanya gadis itu. "Belum, Sayang." Kai menyerah sebotol air mineral pada Elodie. "Bagaimana? Menyenangkan?" "Heem! Aku senang sekali, hari ini aku punya banyak teman, Kak. Dosen-dosenku juga baik hati dan keren!" seru gadis tanpa sadar. "Keren?" "Heem. Namanya Pak Grey, dia masih muda dan keren sekali!" seru Elodie. Mendengar hal itu, Kai langsung mendengk

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 376. S2. Kai yang Sudah Tidak Sabaran

    Pukul setengah tiga dini hari, Elodie terbangun tiba-tiba. Elodie langsung terduduk dan napasnya naik turun dengan berat. Gadis itu menyentuh dadanya pelan. Mimpi kejadian kelam waktu itu masih terus menghantuinya hingga kini. "Kenapa, Sayang?" Kai ikut terbangun. Laki-laki itu tertunduk dan ia menyerahkan segelas air pada Elodie. "Minum dulu..." Elodie meminumnya sedikit dan gadis itu memeluk Kai dengan erat. Wajahnya berkeringat hingga Kai paham apa yang sedang mengganggu tidur pulas Elodie. "Mimpi buruk lagi?" bisik Kai, ia mengelus pipi lembut Elodie. "Heem." Elodie mengangguk dengan mata satu dan sendu. "Sssttt ... itu hanya mimpi saja, Sayang. Tidak usah takut," bisik Kai pelan. Laki-laki itu kembali mengajak Elodie berbaring dan memeluknya dengan hangat, mengusap-usap punggung kecil Elodie, namun kedua mata gadis itu masih terbuka. "Kak, saat aku pulang ke Lasster, aku sangat rindu dengan momen ini," ujar Elodie berkata jujur. Kai menundukkan kepalanya. "M

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 375. S2. Perhatian Kecil yang Berharga

    Jam menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Elodie tampak sibuk di dapur menyiapkan makan malam untuknya dan juga Kai.Gadis itu membuat masakan spesial, ada beberapa menu makanan yang Elodie tata rapi di atas meja. Ia tersenyum manis menatap semua makanan sudah siap. "Sekarang tinggal menyiapkan kopi susu. Sepuluh menit lagi biasanya dia pulang," ujar gadis itu. Elodie membuatkan Kai kopi susu dan meletakkan di meja pantry dapur. Setelah itu, Elodie bergegas membersihkan tubuhnya lagi, memakai baju rumah yang rapi, hingga ia terlihat begitu segar dengan balutan dress sebetis berwarna biru muda. Elodie kembali ke dapur untuk mencuci buah-buahan. Sebelum gadis itu terdengar suara pintu apartemen terbuka. "Wahhh ... aroma masakan siapa ini, perutku langsung keroncongan!" seru seseorang di depan sana. "Tentu saja calon istriku yang sudah menyiapkan makan malam untukku," ujar Kai pada Han dan Chen. "Enak sekali kau, Kai! Tidak mau tukar posisi denganku?" seru Chen. "Mau aku pecat k

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status