Home / Romansa / Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam / Bab 24. Apa yang Kau Sembunyikan Dariku, Giselle?

Share

Bab 24. Apa yang Kau Sembunyikan Dariku, Giselle?

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-04-23 09:34:25

Giselle berjalan pelan di lorong rumah sakit, wajahnya sembab dan air matanya masih menetes bila ia teringat perlakukan Gerald padanya.

Ia tidak bisa membayangkan tangisan Elodie sebentar lagi, ini sudah terlalu malam untuk mencari makanan yang Elodie minta tadi.

"Ya Tuhan ... bagaimana kalau anakku marah?" lirih Giselle mengusap wajahnya.

Wanita itu melangkah gontai menuju kamar Elodie. Dari pintu kamar yang terbuka, Giselle berdiri di sana dan terpaku menatap sosok Dean yang berada di dalam bersama Elodie.

Elodie tampak senang, anaknya yang kini memakan cake di tangannya dan terlihat sibuk dengan buku-buku gambar yang kemungkinan Dean bawakan untuknya, sambil tersenyum cerah ceria.

Dean, laki-laki berhati malaikat itu membuat Giselle tidak bisa menghindarinya.

"Mama..." Suara kecil Elodie menyandarkan lamunan Giselle.

Dean pun menoleh ke belakang dan langsung beranjak dari duduknya mendekati Giselle di ambang pintu, berdiri dengan mata sembab berkaca-kaca.

"Giselle, kau dari
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rani putri
kapan nie gerald tau kalu dia punya anak m gisele,next up thor,semangat n perbnyak up nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 25. Gerald dan Dean Memperebutkan Giselle

    Di sela rasa kesal yang kini Gerald rasakan karena Giselle yang tidak datang dan tidak kunjung menjawab panggilannya, tiba-tiba pintu ruangannya pun terbuka. Muncul sosok Dean berjalan masuk ke arah mejanya sambil membawa beberapa berkas yang akan mereka bahas untuk meeting pagi ini. Gerald tak peduli dengan kehadiran Dean saat ini. Ia masih berusaha menghubungi Giselle lagi dan lagi. "Siapa yang kau hubungi? Ada apa dengan ekspresimu yang seperti itu?" tanya Dean. "Bukan urusanmu," jawab Gerald. "Giselle?" Dean langsung menebak dengan tepat. Gerald menatapnya dengan tatapan benci. Ya! Dia tidak suka pada Dean yang terlalu ikut campur, bahkan dia yang beraninya berdebat dengannya hanya karena Giselle. Helaan napas terdengar dari bibir Dean, ia duduk menyilangkan kakinya dan menatap Gerald dengan sama dinginnya. "Apa kau tidak sadar, Gerald? Semua hal yang kau lakukan pada Giselle sangat keterlaluan!" seru Dean jujur. "Tidak ada atasan di luar sana yang memberikan waktu kerja s

    Last Updated : 2025-04-23
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 26. Gerald Mengabaikan Laura

    Hari ini Giselle sudah kembali bekerja setelah seharian kemarin dia mengambil cuti.Giselle juga sudah menjelaskan pada Gerald kalau kemarin ia ada kepentingan yang tidak bisa dtinggalkan. Tapi Gerald tidak mempedulikan hal itu. Di dalam ruangan meeting, Giselle menata beberapa berkas-berkas penting. "Nona Giselle, berkas dari perusahaan saya, saya taruh di sebelah sini," ujar seorang laki-laki berambut putih pada Giselle. "Iya, Tuan Darren. Saya akan merapikannya," ujar Giselle dengan ramah. Giselle meletakkan tumpukan berkas di meja yang berada di hadapan Gerald. "Semuanya sudah saya kumpulkan, Pak," ujarnya. "Letakkan di sini dulu," ujar Gerald dengan dingin seperti biasa. Ruangan itu pun kembali sunyi saat satu persatu anggota meeting berjalan keluar meninggalkan ruangan tersebut. Giselle duduk di hadapan Gerald sambil membuka laptopnya. Baru saja Giselle fokus beberapa menit, deringan ponselnya menyita perhatiannya dan juga Gerald. Panggilan dari rumah sakit itu membuat

    Last Updated : 2025-04-24
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 27. Gerald Terbakar Api Cemburu

    Setelah hasil pemeriksaan keluar, Giselle merasa lega dan senang karena Elodie sudah membaik, meskipun belum seratus persen sembuh dan memerlukan pemeriksaan kesehatan tiap satu minggu sekali. Pagi ini, dokter mengizinkan untuk Elodie dibawa pulang. Elodie sangat gembira, apalagi Dean yang menjemput mereka dan mengajaknya pulang bersama. "Sekarang Elodie sudah sembuh. Anak pintar tidak boleh sakit-sakit lagi ya, Sayang," ujar Dean mengusap pipi gembil Elodie. Anak perempuan itu mengangguk dalam pelukannya dan merengkuh leher Dean dengan erat. Sedangkan Giselle berjalan di samping Dean membawa dua tas berukuran besar dan kecil, berisi pakaian dan beberapa barang-barang milik Elodie. "Sudah tidak ada yang tertinggal, kan?" tanya Dean pada Giselle."Tidak ada, Dean. Semuanya sudah aku rapikan," jawab wanita itu. "Baguslah. Ayo ... aku akan mengantarkan kalian pulang," ujar Dean. Giselle menatapnya sekilas. "Dean, sebenarnya aku dan Elodie bisa pulang dengan taksi. Kau pasti hari i

    Last Updated : 2025-04-24
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 28. Sang Pengadu Domba

    Rasa sakit hati dua hari yang lalu membekas dalam hati Laura setelah ia melihat Gerald dan Giselle bermesraan di kantor. Wanita dua puluh delapan tahun itu tidak segan mendatangi kediaman Keluarga Gilbert pagi ini dengan penuh kekecewaan. Laura mengadukan semuanya pada Marisa, karena ia tahu kalau Mamanya Gerald sangat membenci Giselle. "Saya benar-benar tidak menyangka kalau Gerald terus mengundur waktu pernikahan ternyata karena Giselle, Tante. Saya benar-benar kecewa pada Gerald,” ungkap Laura dengan wajah tertunduk dan air matanya yang mengalir. Marisa menatapnya tajam dan tak percaya. "A-apa?! Karena Giselle?!" pekiknya. "Bagaimana mungkin, Laura?!" Laura semakin tertunduk. "Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri kalau Giselle dan Gerald bermesraan di lorong kantor di lantai lima belas. Giselle memeluk Gerald dengan erat dan ... saat saya ke sana, sepertinya mereka baru saja berciuman." Laura menatap kedua orang tua Gerald yang kini mendengarkannya secara saksama. "B

    Last Updated : 2025-04-25
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 29. Mereka Merenggut Kebahagiaan yang Harusnya Kumiliki

    "Kenapa? Kaget melihatku di sini?!" Marisa menatap tajam pada Giselle yang berdiri mematung di hadapannya. Giselle langsung menundukkan kepalanya. Jemari tangannya terasa kaku dan mengepal meremas rok hitam selutut yang ia pakai. Wanita tua ini, satu-satunya orang yang membuat hidup Giselle menjadi sangat menderita dan kehilangan orang yang sangat ia cintai. "Kenapa Nyonya ingin bertemu dengan saya?" tanya Giselle kembali menatap Marisa. Marisa tersenyum sinis. "Kau masih berani bertanya seperti itu setelah apa yang kau lakukan pada anakku, heh?!" serunya. "Apa maksud Nyonya?" Giselle benar-benar tidak paham. Marisa maju satu langkah mendekati Giselle dan menatapnya dengan tatapan jijik pada Giselle. "Kau berusaha menggoda Gerald lagi, bukan?" tanyanya. "Lancang sekali kau, Giselle! Kau pikir dirimu ini siapa? Kau sudah menjadi sampah di keluargaku, kau sudah dibuang oleh putraku, berhenti menggoda Gerald dan bermimpi kalau aku akan membiarkan wanita miskin dan hina sepertimu

    Last Updated : 2025-04-25
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 30. Sebuah Ciuman Sebagai Syarat

    Setelah kepergian Marisa beberapa menit yang lalu, Giselle pun masuk ke dalam ruangan kerjanya. Wanita itu duduk di kursi dan tampak diam tidak menyapa Gerald sedikitpun. Sedangkan Gerald merasa ada yang aneh pada Giselle saat ini. Ia pun melirik Giselle yang tampak tertunduk membuka berkas-berkas di pangkuannya dan kedua mata Giselle tampak sedikit sembab. "Giselle," panggil Gerald. Giselle langsung menoleh. "Iya, Pak?" Gerald beranjak dari duduknya dan melangkah mendekati Giselle membawa selembar kertas di tangannya. Laki-laki itu mendekat dan menelisik wajah Giselle. Dugaan Gerald benar, Giselle terlihat seperti baru saja menangis. "Ada apa, Pak?" Giselle menatap Gerald yang berdiri di sampingnya. Kedua iris mata hitam milik Gerald menatapnya tak biasa. Alisnya bahkan menukik tajam. "Apa Mamaku mengatakan sesuatu padamu?" tanyanya dengan suara rendah. Giselle tampak kaget. Ia dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Ti-tidak ada, Pak. Nyonya Marisa tidak mengatakan apapun,"

    Last Updated : 2025-04-26
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 31. Kebahagiaan yang Terus Diusik

    Giselle meninggalkan kantor setelah beberapa menit yang lalu. Wanita itu berjalan menyusuri trotoar jalanan kota Luinz di malam yang ramai ini. Langkah Giselle terhenti saat ia tiba di sebuah halte bus. Di sana, ia duduk diam dengan wajah lelah dan menanti-nanti. "Semoga Elodie tidak rewel," gumam Giselle sambil menggosok kedua telapak tangannya. "Aku lupa tidak membawakan termos air hangat untuknya tadi. Bagaimana kalau nanti Elodie rewel meminta susu saat di dalam bus?" Hati dan pikiran Giselle sepenuhnya hanya mencemaskan putri kecilnya saja. Hingga tak berselang lama, sebuah mobil berwarna putih tiba-tiba saja berhenti di depan Giselle. Giselle masih diam di tempat dan terkejut saat Dean yang ternyata keluar dari dalam mobil. "Dean?" lirih Giselle. Dean menghampiri Giselle dan tersenyum hangat. "Aku barusan berhenti di depan kantor, tapi ruangan di lantai CEO sudah terlihat gelap, artinya kau sudah pulang. Untung saja kita bertemu di sini," ujarnya. "Ya, aku sudah pulang se

    Last Updated : 2025-04-27
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 32. Jauhi Putraku!

    Keesokan harinya...Hari ini, jam kerja Giselle tidak sampai larut malam hingga biasanya. Bahkan Giselle sudah diizinkan pulang siang oleh Gerald. Seperti yang sudah dijanjikan, siang ini Dean mengajak Giselle untuk ikut bersamanya. Dean menjemput Giselle di depan kantor. Giselle tersenyum saat baru saja keluar dan melihat Dean sudah menunggu."Dean," sapa Giselle. "Kau sudah dari tadi?" "Tidak. Baru saja aku sampai," jawab Dean tersenyum manis. "Ayo." Laki-laki itu membuka pintu mobilnya. Giselle pun segera masuk segera dan diikuti oleh Dean. Giselle tidak tahu Dean akan mengajaknya ke mana. Namun, bersama laki-laki ini, Giselle merasa aman dan baik-baik saja. "Sebenarnya kau ingin mengajakku ke mana?" tanya Giselle menatap Dean lekat-lekat. "Ke suatu tempat," jawab Dean. "Kita makan siang di sana sambil menikmati pemandangan yang indah. Dan ... aku ingin mengatakan hal yang penting padamu." "Hal penting?" Giselle menatapnya. "Hmm." Dean tersenyum dan mengangguk. Dean ingin

    Last Updated : 2025-04-27

Latest chapter

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 62. Gerald Mulai Mendesak Giselle

    Giselle tidak bisa berlama-lama meninggalkan pekerjaannya. Elodie juga sudah pulih dan sehat saat ini. Jadi, ia bisa memutuskan untuk kembali pergi bekerja. Setelah Giselle menitipkan Elodie di penitipan, wanita itu segera bergegas pergi ke kantor seperti biasanya. Meskipun kedatangan Giselle masih menjadi buah bibir para karyawan yang lain. "Wah, rupanya dia masih punya muka untuk kembali ke kantor ini!" "Rumornya dia ingin mengundurkan diri, tapi kenyataannya dia masih menjadi penjilat di sini." "Wanita tidak tahu malu, gatal sekali dia menggoda Pak Gerald dengan jabatannya hanya menjadi seorang asisten!" Suara bisikan-bisikan gerombolan karyawan perempuan di depan ruangan staf itu tidak menghentikan langkah Giselle. Ia sengaja menulikan pendengarannya dan melewati mereka begitu saja meskipun perasaannya terluka. Sampai akhirnya Giselle masuk ke dalam lift dan menuju lantai paling atas. Begitu pintu lift terbuka, Giselle melangkah menuju ruangan CEO. Giselle membuka pi

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 61. Tak Terima Kau Disukai Pria Lain!

    Beberapa hari kemudian.Memasuki hari ke sepuluh Elodie di rumah sakit, kondisi Elodie terpantau membaik dan anak itu sudah kembali ceria lagi. Lebih tepatnya setelah Giselle membelikan stroller atau kereta dorong yang Elodie inginkan sejak beberapa hari yang lalu. Pagi ini, dokter mengizinkan Elodie untuk dibawa pulang. Selain kondisinya yang sudah berangsur pulih, Elodie juga terus menerus mengajak pulang. Ditemani oleh Dean di sana yang sudah berjanji untuk menjemput mereka pagi ini. Kehadiran Dean semakin membuat Elodie lebih bersemangat. "Pa, Elodie sudah boleh pulang sekarang?" tanya anak itu pada Dean. "Sudah, Sayang. Sebentar lagi pulang dengan Mama dan Papa. Kita tunggu Mama sebentar, oke?" Dean merapikan jaket hangat berwarna biru muda yang Elodie pakai. "Iya, Papa." Anak manis itu duduk di dalam kereta dorongnya.Elodie tersenyum senang, seolah tak ada lagi yang ditakuti olehnya karena apapun yang ia mau akan dituruti, apalagi ia sekarang sudah memiliki seorang Papa ya

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 60. Siapa, Anak itu Sebenarnya?

    Keesokkan harinya, Gerald menepati ucapannya. Laki-laki itu diam-diam pergi ke rumah sakit setelah semalam Sergio menceritakan tentang sosok anak kecil di dalam kamar inap yang Giselle tunggu. Semalam penuh Gerald tersiksa dengan rasa ingin tahunya, dan pagi ini ia ingin membuktikan dan melihat dengan kedua matanya sendiri. "Kamar ini," gumam Gerald, ia ragu saat berdiri di depan sebuah kamar inap, sebelum pintu kamar itu dibukanya perlahan. Pandangan Gerald mengedar ke dalam sana, kamar itu kosong tak berpenghuni dan tampak rapi, tidak seperti yang Sergio ceritakan semalam. Keningnya mengerut tajam. "Tidak ada siapapun di sini?" lirihnya. Di mana anak kecil yang dikatakan Sergio?Gerald kembali keluar dan menatap plang kayu di depan pintu dan memastikan ia tidak salah kamar. "Kamar ini yang jelas-jelas Sergio katakan semalam," katanya. "Tapi bagaimana bisa kosong tidak ada siapapun?”Gerald yakin Sergio tidak mungkin membohonginya.Namun, decakan sebal terdengar dari bibir Gera

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 59. Gerald Mulai Mengetahuinya

    "Elodie tidak bisa tidur, perut Elodie sakit. Elodie mau digendong! Huwaa ... Mama nakal sekali!" Suara tangisan kecil Elodie memenuhi ruangan kamar rawat inapnya di jam dua belas malam. Elodie terbangun dari tidurnya karena dokter baru saja memeriksa kondisinya lagi dan menyuntikan obat untuk Elodie hingga membuatnya menangis. Anak itu duduk di atas ranjang, sedangkan Giselle buru-buru mencari gendongan milik Elodie. "Sebentar, Sayang. Ayo gendong sini, Nak." Giselle mengangkat tubuh kecil Elodie dan menggendongnya. Ia menyandarkan kepala Elodie di pundak dan mengusap pipi Elodie yang basah. "Ayo mau pulang, Ma! Elodie tidak suka di sini!" pekik anak itu menangis sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Suhu tubuh Elodie sangat panas sehingga menambah rewel anak itu malam ini. Dengan sabar, Giselle berusaha menenangkan putrinya sebisa mungkin. "Ssstttt ... sudah Sayang, tidak boleh menangis lagi. Nanti dokter akan ke sini kalau Elodie menangis," ucap Giselle mengusap wajah Elod

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 58. Aku Ingin Kau, Di Atas Ranjangku!

    "Kita sudah usai, Gerald. Apa lagi yang kau inginkan dariku? Bahkan aku sudah mengembalikan uang yang aku pinjam padamu, tapi apa yang kau lakukan?" Dengan penuh keberanian Giselle memukul dada bidang Gerald dan mendorongnya. Kedua iris biru mata Giselle dipenuhi kabut air mata. Wanita itu menyeka air matanya dan mengusap bibirnya yang baru saja dicium oleh Gerald. "Kau akan menikah dengan Laura. Kenapa kau masih menahanku seperti ini?" tanya Giselle dengan napasnya yang naik turun. Gerald mengepalkan tangannya kuat dan menatap Giselle seolah ingin ia telan bulat-bulat. "Apa kau lupa, perjanjian kita saat kau datang padaku mengemis uang lima ratus juta waktu itu, heh?" Gerald melangkah mendekatinya Giselle lagi. "A-apa?" Gerald dengan cepat menarik tengkuk leher Giselle dan mendekatkan wajah penuh emosi di hadapan Giselle. Bibirnya yang menipis, dan cengkeraman tangan yang terasa erat di tengkuk lehernya menjadi bukti betapa marahnya Gerald saat ini. "Aku tidak menginginkan u

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 57. Sebuah Ciuman dan Amarah yang Tertahan

    Dean mengajak Giselle masuk ke dalam gedung rumah sakit, laki-laki itu menarik lengannya dengan pelan dan membawa Giselle ke lorong yang sunyi.Langkah Dean terhenti. Ia meminta Giselle untuk duduk di sebuah bangku yang berjajar sepanjang lorong dan Dean menekuk lututnya di hadapan Giselle saat ini, menelisik wajah sedih wanita itu. "Giselle..." Dean mengusap punggung tangan Giselle hingga wanita itu tertunduk dan menahan untuk tidak menangis. "Menangislah bila itu membuatmu merasa lega," ujar Dean berbisik. Giselle semakin tertunduk dan punggungnya gemetar. "Aku malu, Dean," lirihnya dengan suara parau. "Aku tidak pernah menggoda Pak Gerald seperti yang Bu Laura katakan." "Ya. Aku percaya padamu, Giselle," jawab Dean mengulurkan tangannya mengusap pucuk kepala Giselle. "Berapa kali aku katakan padamu, kau bisa mengundurkan diri dari perusahaan Gerald agar kau tidak terus terlibat masalah dengan mereka. Mau sampai kapan mereka akan menindas dan menyakitimu?" Ekspresi di wajah Gis

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 56. Giselle, Adalah Milikku

    Keesokan harinya, Giselle masih sibuk mengurus Elodie di rumah sakit. Apalagi setelah dokter mengatakan kalau kondisi Elodie benar-benar drop, Giselle tidak punya pikiran untuk kembali ke kantor. Pagi ini, Giselle pergi membeli buah anggur yang diminta oleh si putrinya saat bangun tidur tadi. Giselle tersenyum tipis menatap buah anggur dalam keranjang hias kecil berwarna merah muda sebagai bonus ada dua buah stroberi di dalamnya, yang kini tengah Giselle bawa. "Elodie pasti senang melihat keranjang cantik ini," gumam Giselle, rasanya tidak sabar ingin melihat si kecil kembali tersenyum. Giselle berjalan menyebrangi jalanan menuju ke rumah sakit yang berada di depan sana. Namun, saat ia sudah berada di tepian seberang jalan, tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti di samping Giselle dan membunyikan klaksonnya hingga membuat Gisele menoleh. Kening Giselle mengerut menatap mobil berwarna merah tersebut.Saat ia menepi dan menunggu, dari dalam mobil itu keluar Laura membawa tasnya dan

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 55. Pertengkaran Gerald dan Laura

    Jarum jam menunjuk tepat pukul sebelas malam. Gerald baru saja kembali setelah seharian ia tidak bisa berhenti terus memikirkan dan mencari tahu tentang Giselle. Dan kini Gerald baru saja sampai di kediaman. Laki-laki tampan itu keluar dari dalam mobil dan membawa jas hitamnya sambil berjalan dengan tegas seperti biasa. "Selamat malam, Tuan," sapa Sergio yang kini berdiri di ujung atas tangga teras. "Ada apa?" Gerald menatap ajudannya tersebut. Dia tahu, pasti Sergio ingin mengatakan sesuatu hal. Laki-laki dengan balutan kemeja hitam itu menatapnya lekat. "Nona Laura sudah menunggu Tuan Gerald sejak pukul tujuh tadi, sekarang beliau masih ada di dalam." Mendengar hal itu, Gerald pun langsung menarik napasnya panjang. Ia berdecak lidah dan wajah stress langsung memenuhi parasnya. Gerald menyerahkan tuxedo hitamnya pada Sergio sebelum ia melangkah masuk ke dalam rumah tanpa berkata-kata. Di ruang keluarga, tampak Laura yang kini beranjak dari duduknya saat melihatnya masuk ke dal

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 54. Jujurlah Padaku, Giselle

    "Bukan siapa-siapa! Aku tidak menyembunyikan siapapun darimu. Pergilah dari sini, kumohon...!" Giselle dengan berani mendorong Gerald yang kini berdiri di hadapannya. Meskipun sekujur tubuhnya gemetar, ia tetap akan melindungi keberadaan Elodie, dari Papa kandungnya ini. "Aku tidak akan pergi sebelum aku melihat siapa orang itu!" tegas Gerald lagi. Laki-laki itu hendak melangkah ke arah lorong tempat Elodie dirawat, namun lagi-lagi Giselle menahannya dengan sepenuh tenaganya.Giselle lebih baik bertengkar dan ribut dengan Gerald, daripada Gerald harus bertemu dengan Elodie. "Kubilang pergi…!" Giselle menjerit menangis di hadapan Gerald dengan wajah putus asanya. Giselle membungkukkan badannya dan mencekal tangan Gerald sambil menangis memohon pada mantan suaminya tersebut."Jangan temui dia, aku mohon jangan ... Gerald, aku sangat-sangat memohon padamu," lirih Giselle penuh permohonan. Wanita itu menangis menggenggam erat telapak tangan Gerald hingga terasa gemetar. Giselle menu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status