Home / Romansa / Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam / Bab 76. Papa Dean, Bukan Papamu, Elodie!

Share

Bab 76. Papa Dean, Bukan Papamu, Elodie!

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-05-13 17:53:48

Selama Giselle masih sakit, Dean selalu menemaninya dan juga Elodie. Ia meluangkan banyak waktunya yang kosong untuk mereka berdua.

Seperti sekarang ini, Dean mengajak Elodie pergi jalan-jalan bersamanya saat Giselle sedang beristirahat setelah minum obat. Dean sama sekali tidak keberatan membawa Elodie ke mana-mana, karena Dean juga menyayangi balita manis dan lucu itu.

"Papa, jadi beli cake anggur ya, Pa," pinta Elodie, anak itu mendongak menatap Dean.

"Iya, Sayang. Pasti Papa belikan," jawab Dean. "Ayo..."

Elodie menggenggam jari telunjuk Dean dengan tangan kecilnya yang mungil. Berjalan dengan langkah kecilnya dan terburu-buru tidak sabar.

Dean tersenyum melihat Elodie yang sangat bersemangat seperti ini. Menyadari anak ini sangat menyayanginya dan menganggapnya seolah seperti Papa kandungnya sendiri.

Mereka berdua masuk ke dalam cafe, Elodie berlari kecil mendekati etalase kaca yang berisi dengan aneka macam kue seperti yang ia inginkan.

"Wahh ... banyaknya," seru b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 83. Kenapa Kau Tidak Mengatakan Sejak Awal, Giselle

    Hujan kembali turun dengan deras sore ini. Giselle yang baru saja pulang dari kerja, wanita itu mengajak anaknya masuk ke dalam rumah. Elodie sudah memakai baju hangatnya, anak itu tengah bermain sambil duduk di atas ranjang kecil yang berada di depan televisi di dalam ruang keluarga. "Ma, Elodie mau lihat hujan, boleh?" pinta anak itu. "Di lihat dari jendela saja, Sayang. Tidak boleh pergi ke luar, ya," jawab Giselle. "Iya, Mama." Anak itu turun dari atas ranjang, Elodie berdiri di dekat sofa menatap ke arah luar di mana hujan masih turun dengan deras sore ini. Giselle yang tengah sibuk melipat baju-baju kecil milik putrinya, tiba-tiba saja kegiatannya terhenti saat ia mendengar suara bell pintu di depan. "Ma, ada yang datang!" seru Elodie menoleh pada Giselle. "Iya Sayang, Elodie tetap di sini ya, biar Mama yang ke depan," ujarnya. "Heem." Anak itu menganggukkan kepalanya dan mengintip di balik pintu pada Mamanya yang tengah berjalan ke depan. Giselle membuka gord

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 82. Kekecewaan Dean Setelah Mengetahui Siapa Giselle

    Sudah beberapa hari berlalu, semenjak Giselle meminta Dean menjauhinya dengan penuh permohonan. Dean pun melakukan itu meskipun ia diam-diam memperhatikan Giselle dari jauh. Tetapi, Dean tidak bisa membohongi hatinya yang hampa. Pagi ini Dean memutuskan menemui Gerald untuk membahas pekerjaan sekaligus ingin bertemu dengan Giselle. Laki-laki dengan balutan tuxedo berwarna navy itu melangkah mendekati pintu kerja ruangan Gerald. Namun, begitu Dean hendak membuka pintu, kegiatannya terhenti saat ia mendengar suara Mama dari sahabatnya di dalam sana. "Kau tahu, Gerald ... Mama selalu memberi peringatan pada Tante Sania agar Dean tidak dekat-dekat dengan Giselle! Mama tidak mau wanita menyedihkan itu memanfaatkan Dean!" Suara Marisa terdengar jelas di telinga Dean, sukses membuatnya tercekat di depan pintu. Rasa penasaran seperti meronta-ronta dalam hati laki-laki dua puluh sembilan tahun itu. "Kau dan Dean itu setara, laki-laki yang berkualitas seperti kalian tidak cocok dengan

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 81. Berikan Jarak di Antara Kita

    Gerald merasa kesal bukan main, ia tidak bisa memastikan dengan jelas siapa wanita yang diikutinya tadi. Apalagi setelah suster melarangnya masuk dan mengatakan kalau Gerald salah orang. Meskipun Gerald sudah mencoba beberapa menit menunggu, tetapi wanita itu belum kunjung keluar hingga mau tidak mau ia pun pergi dari sana dan kembali menemui Laura yang sudah menunggunya sejak pagi tadi. Begitu Gerald sampai di kamar inap Laura, wanita itu pun tersenyum manis menyambutnya. "Sayang, kenapa lama sekali?" tanyanya dengan suara manja. "Hm," jawab Gerald singkat. Laki-laki itu menatapnya dengan tatapan dingin dan raut wajah yang datar. "Semua barang-barangku sudah dibawa oleh ajudan Papa. Sekarang kita—" Ucapan Laura terhenti. Kedua matanya menelisik ekspresi dingin Gerald yang tidak biasa. Sepertinya ada yang membuat calon suaminya itu tampak kesal dan geram. "Kenapa?" tanya Laura. "Apa ada masalah? Atau ... kau keberatan menjemputku?" "Tidak. Ayo cepat kita pulang," ujar G

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 80. Gerald Mengejar Giselle dan Elodie

    Hujan deras mengguyur kota Luinz malam ini. Pukul sepuluh malam Giselle keluar dari dalam kamarnya setelah sejak tadi ia menemani Elodie tidur. Giselle berjalan ke arah sofa ruang keluarga. Ia menutup semua gorden dan duduk di sana dengan pencahayaan ruangan yang temaram. Giselle meraih tasnya dan mengambil dompet di dalamnya. "Ada berapa sisa uang tabunganku di bulan ini?" gumamnya lirih. "Apakah cukup untuk biaya cek up Elodie besok?" Perlahan, Giselle membuka dompetnya. Ia mengambil beberapa lembar uang di dalam sana dan mulai menghitungnya dengan perlahan-lahan. Raut wajah Giselle tampak sedikit tenang. "Syukurlah ... setidaknya masih cukup meskipun aku harus jalan kaki setiap hari ke kantor," lirihnya. Wanita itu menatap lembaran kertas admistrasi rumah sakit yang ia kumpulkan. Giselle mengusap wajahnya dan menyandarkan punggungnya di sofa. Dalam keadaan kekurangan seperti saat ini, Giselle merasa hidupnya sangat menyedihkan. Keadaan menekannya dengan kuat. Bagaiman

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 79. Semua Rahasia Ada di Tangan Sergio

    Gerald kembali ke kantornya setelah ia bertemu dengan Elodie di taman beberapa menit yang lalu. Diikuti oleh Sergio di belakangnya, Gerald duduk di sofa ruang kerjanya. Laki-laki itu diam dengan ekspresi sedikit lesu menatap permen rasa anggur berwarna ungu yang kini berada di atas telapak tangannya. Sergio memperhatikan tuannya. "Tuan Gerald baik-baik saja?" "Ya," jawabnya singkat. "Kenapa memandangi permen itu?" tanya Sergio lagi."Aku dan anak itu sepertinya memiliki buah favorit yang sama," ucap Gerald dengan wajah datar tanpa ekspresi sedikitpun. "Anak itu, Elodie..." Gerald menggantung ucapannya, masih terbayang jelas di dalam benaknya tentang wajah Elodie yang menangis tadi, tatapannya yang begitu sendu dan sedih membuat hati Gerald tidak tenang. Mendengar rentetan cerita yang Elodie sampaikan dengan suara kecilnya. Dia jujur bercerita apa adanya seperti anak kecil pada umumnya. "Ternyata selama ini, Elodie tidak punya sosok seorang Papa," lanjut Gerald, ia menundukkan

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 78. Pelukan Seorang Papa Kandung pada Putrinya

    Setelah kejadian kemarin, Elodie terlihat sangat murung dan sedih. Dia tidak bersemangat seperti biasanya saat bersama teman-temannya di penitipan anak. Madam Willow yang mengetahui isi hati Elodie sedang mendung, wanita itu pun mengajaknya jalan-jalan pagi ini. Mereka pergi ke sekitar taman yang berada di dekat sebuah taman kota. Anak kecil itu duduk di bangku taman dan terdiam menatap orang-orang dewasa yang berlalu-lalang di kawasan cafe outdoor milik hotel bintang lima di sebelahnya. "Elodie ... Elodie tidak mau bermain dengan teman-teman?" tanya Madam Willow mengelus pucuk kepala Elodie. Anak itu menggelengkan kepalanya. "Tidak mau, Madam. Elodie mau duduk saja." "Kalau begitu, Madam belikan air minum dulu, ya? Elodie di sini saja, oke?" Madam Willow menyentuh pipi Elodie dan menatapnya lembut. Anak itu pun mengangguk patuh. Madam Willow segera bergegas pergi. Elodie menatap teman-teman yang berlarian di taman dan diasuh oleh pengasuh yang lain. Saat Elodie menoleh

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 77. Tangisan Kesedihan Elodie-ku yang Malang

    Dean mengantarkan Elodie pulang dengan membawa box berisi kue yang tadi Elodie minta. Tetapi, Elodie terlihat sedih dan murung. Dean menggendong Elodie dan menurunkan Elodie di teras. Laki-laki itu menatap wajah mungil Elodie dengan tatapan kasihan. "Maafkan Papa, ya, Sayang," ucap Dean mengusap lembut kedua pipi gembil Elodie. Anak itu diam dan menundukkan kepalanya menyembunyikan wajah sedihnya. Dari dalam rumah, tampak Giselle berjalan keluar menemui mereka berdua. Wanita cantik itu tersenyum melihat kedatangan Dean dan Elodie. Dean langsung menyerahkan box kue pada Elodie. "Sudah, kuenya dibawa masuk ke dalam rumah. Makan dengan Mama, oke?" Anggukan kecil diberikan oleh anak itu meskipun kini dia tetap cemberut. Elodie memeluk box kue dan berlari kecil masuk ke dalam rumah. Giselle hanya diam memperhatikan putri kecilnya sampai ia kembali menatap Dean. "Terima kasih ya, Dean, sudah mengajak Elodie jalan-jalan. Padahal dia di rumah saja pun tidak akan rewel," ujar G

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 76. Papa Dean, Bukan Papamu, Elodie!

    Selama Giselle masih sakit, Dean selalu menemaninya dan juga Elodie. Ia meluangkan banyak waktunya yang kosong untuk mereka berdua. Seperti sekarang ini, Dean mengajak Elodie pergi jalan-jalan bersamanya saat Giselle sedang beristirahat setelah minum obat. Dean sama sekali tidak keberatan membawa Elodie ke mana-mana, karena Dean juga menyayangi balita manis dan lucu itu. "Papa, jadi beli cake anggur ya, Pa," pinta Elodie, anak itu mendongak menatap Dean. "Iya, Sayang. Pasti Papa belikan," jawab Dean. "Ayo..." Elodie menggenggam jari telunjuk Dean dengan tangan kecilnya yang mungil. Berjalan dengan langkah kecilnya dan terburu-buru tidak sabar. Dean tersenyum melihat Elodie yang sangat bersemangat seperti ini. Menyadari anak ini sangat menyayanginya dan menganggapnya seolah seperti Papa kandungnya sendiri. Mereka berdua masuk ke dalam cafe, Elodie berlari kecil mendekati etalase kaca yang berisi dengan aneka macam kue seperti yang ia inginkan. "Wahh ... banyaknya," seru b

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 75. Hasil Surat Test DNA

    Di rumah sakit ibu kota Luinz. Pagi ini Laura didatangi oleh Suster Kaila—asisten dari Dokter Keil. Dokter yang telah bertanggung jawab atas perintah Gerald untuk melakukan kecocokan DNA antara Gerald dan Elodie. Suster itu membawa sebuah amplop putih di tangannya saat ia menemui Laura. "Selamat pagi, Nona Laura," sapanya sambil tersenyum manis. "Pagi, sus." Laura membalas senyuman wanita itu. "Saya ke sini untuk mengantarkan surat hasil dari tes DNA Tuan Gerald dengan atas nama Elodie. Semua bukti kecocokan atau ketidakcocokan DNA mereka sudah tertulis jelas di dalam surat ini, Nona. Sesuai pesan yang Nona katakan kalau Tuan Gerald meminta menyerahkan pada Nona lebih dulu," ujar suster itu menyerahkan surat tersebut pada Laura. Laura pun berbunga-bunga menerimanya. "Oh ya, tentu. Tentu saja, dia mengatakan padaku agar aku menerimanya," jawabnya. "Terima kasih banyak, suster." "Sama-sama, Nyonya. Kalau begitu saya permisi dulu," pamit wanita dengan seragam rumah sakit berw

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status