Home / Romansa / Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam / Bab 77. Tangisan Kesedihan Elodie-ku yang Malang

Share

Bab 77. Tangisan Kesedihan Elodie-ku yang Malang

Author: Te Anastasia
last update Huling Na-update: 2025-05-14 09:04:54

Dean mengantarkan Elodie pulang dengan membawa box berisi kue yang tadi Elodie minta. Tetapi, Elodie terlihat sedih dan murung.

Dean menggendong Elodie dan menurunkan Elodie di teras. Laki-laki itu menatap wajah mungil Elodie dengan tatapan kasihan.

"Maafkan Papa, ya, Sayang," ucap Dean mengusap lembut kedua pipi gembil Elodie.

Anak itu diam dan menundukkan kepalanya menyembunyikan wajah sedihnya.

Dari dalam rumah, tampak Giselle berjalan keluar menemui mereka berdua. Wanita cantik itu tersenyum melihat kedatangan Dean dan Elodie.

Dean langsung menyerahkan box kue pada Elodie. "Sudah, kuenya dibawa masuk ke dalam rumah. Makan dengan Mama, oke?"

Anggukan kecil diberikan oleh anak itu meskipun kini dia tetap cemberut. Elodie memeluk box kue dan berlari kecil masuk ke dalam rumah.

Giselle hanya diam memperhatikan putri kecilnya sampai ia kembali menatap Dean.

"Terima kasih ya, Dean, sudah mengajak Elodie jalan-jalan. Padahal dia di rumah saja pun tidak akan rewel," ujar G
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 335. S2. Wanita yang Berdiri di Belakang Kai

    "Jadi kau yang memasak ini semua, hm?" Kai tersenyum manis menatap Elodie yang duduk di hadapannya. Gadis cantik itu menganggukkan kepalanya dengan wajah cantik berseri-seri. "Iya. Mama yang mengajariku dan Mama juga bilang makanan apa saja yang Kakak sukai. Jadi ... sekarang Elodie tahu," ujar gadis itu tersenyum manis hingga lesung pipinya tampak jelas. "Aku juga akan belajar memasak, supaya Kakak tidak perlu repot-repot memasak untukku. Aku saja yang memasak untuk Kakak suatu saat nanti." Kening Kai mengerut sambil menghentikan kunyahannya dan tersenyum lembut. "Suatu saat nanti?" lirihnya bertanya. "Kapan itu?" Elodie sontak terkejut, gadis itu mengerjapkan kedua matanya dan kikuk. "Emmm ... I-itu—""Nanti, kalau sudah menjadi istriku, hm?" sahut Kai sambil tertunduk memakan makanan kesukaannya. Elodie tidak menyahuti lagi. Ia tertunduk dengan wajah memerah malu. Kai hanya tersenyum melihat ekspresi malu-malu Elodie. Diam-diam, Kai mulai memiliki kebiasaan yang membuatnya

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 334. S2. Perhatian yang Membuat Kai Semakin Jatuh Cinta

    Keesokan harinya, Elodie masih berada di kediaman Amara. Sejak gadis itu bangun tidur, ia tidak mendapati Kai di rumah. Amara bilang kalau Kai pergi pagi-pagi sekali dan terburu-buru karena ada pasiennya yang harus melakukan operasi mendadak. Mendengar hal itu, Elodie pun paham bagaimana Kai dan pekerjaannya. Kini, Giselle berada di dapur, ia menemani Amara yang tengah memasak. "Elodie boleh makan seafood?" tanya Amara melirik gadis itu.Elodie menoleh dan gadis itu menggeleng. "Maaf, Ma. Aku tidak bisa memakan seafood. Nanti alergiku kambuh, aku bisa pingsan dan sesak napas." "Hah? Serius?" Amara menoleh sambil terkejut-kejut. Elodie mengangguk. "Iya, Ma. Aku seperti Mamaku, kami sama-sama alergi terhadap udang." "Ya ampun, Sayang ... Kemarin sore saat berbelanja Mama terlanjur membeli udang," ujar Amara. "Tapi tidak apa-apa, Elodie makan dengan sup daging sapi buatan Mama saja, ya..." "Iya, Ma." Elodie tersenyum manis. "Kalau Kak Kai? Apa nanti siang Kakak akan pulang?" "Sep

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 333. S2. Seorang Adik, Atau Lebih dari itu

    Panggilan sayang yang Kai lontarkan membuat Elodie tercengang. Sudah dua kali ia dipanggil sayang oleh laki-laki itu. Elodie tersipu, ia memeluk boneka beruang yang Kai belikan dan gadis itu meletakkan kembali buket bunga itu di atas meja. "Kakak mau tidur di mana malam ini?" tanya Elodie menatapnya. Kai tersenyum tipis. "Di kamar sebelah saja. Kau tidurlah di sini," jawab laki-laki itu. Elodie mengerjapkan kedua matanya dan memperhatikan Kai yang kini meletakkan jas putihnya di atas sofa. Laki-laki itu berdiri di depan meja rias melepas arloji yang ia pakai. Melihat pemandangan ini, Elodie teringat saat ia masih kecil. Dulu Mamanya sangat sibuk saat Papanya pulang kerja. Bertanya sudah makan atau belum? Bagaimana seharian ini bekerja? Dan masih banyak lagi. Elodie tergerak untuk bertanya meskipun ia ragu dan tidak percaya diri. "Kak," panggilnya pelan. "Hm?" Kai bergumam, laki-laki itu menoleh ke belakang padanya. "Emm ... Kakak sudah makan malam?" tanyanya. Kai berdehem pe

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 332. S2. Sembuhkan Lukamu Bersamaku

    Pukul setengah sepuluh malam Kai baru sampai di rumah. Ia masuk ke dalam rumah dan semua ruangan tampak sunyi. Kai menatap ke arah kamar milik Mama dan Papanya, pintu kamar sudah tertutup, tandanya Mama dan Papanya sudah tidur. Kai menaiki anak tangga menuju ke lantai dua. Ia berjalan sepelan mungkin. Kai membuka pintu kamarnya dan ia melihat Elodie tertidur pulas dengan selimut tebal menutupi tubuhnya. "Dia benar-benar tidur?" gumam Kai pelan. Kai meletakkan buket bunga mawar merah muda berukuran besar itu di atas sebuah nakas. Ia duduk bersandar pada bakas itu dan tersenyum tipis menatap wajah Elodie yang begitu cantik, pulas dalam tidurnya. Cahaya berwarna kuning dari lampu tidur menambah kesan hangat yang menyelimuti. "Enggghh..." Gadis itu tiba-tiba bangun membuka kedua matanya. Pandangannya tampak kosong dan matanya sayu. Kai tercengang, Elodie tertidur, tapi ia juga terbangun. "Ma," lirih gadis itu. "Tutup pintunya. Ma, tidurlah dengan Elodie..." Kai melambai-lambaikan

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 331. S2. Tak Ada Laki-laki Seperti Kai

    Kai mengajak Elodie dan membawa gadis itu ke rumah kedua orang tuanya. Kedatangan Elodie dan Kai membuat Amara dan Martin begitu senang pagi ini. Tampak Amara yang tersenyum manis saat melihat Elodie yang begitu manis. "Begini dong, Elodie sesekali main di rumah Mama. Masa dulu waktu masih kecil sering menginap di sini, sudah besar malah jarang ke rumah Mama," ujar Amara dengan bibir cemberut. "Elodie sibuk sekolah, Ma. Setelah lulus nanti, pasti waktu yang Elodie miliki lebih banyak," jawab gadis itu. "Iya, Sayang. Ayo ikut Mama ke belakang," ajak Amara merangkulnya. Sedangkan Kai bersama Papanya, mereka mengikuti Amara dan Elodie."Itu, kenapa Elodie tidak sekolah?" tanya Martin. "Jam kosong, Pa. Dia baru selesai ujian di sekolahnya," sahut Kai. "Jadi aku mengajaknya ke sini. Om Gerald dan Tante Giselle ada di Krasterberg. Mereka akan satu Minggu di sana." "Bagus! Elodie tinggal sama Mama dan Papa saja di sini!" seru Amara. Kai merotasikan kedua matanya. "Om Gerald menitipka

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 330 S2. Tiada Seseorang yang Sepertimu

    Elodie merasa pegal pada pundaknya, gadis itu beringsut untuk meringkuk. Namun ia merasakan napas yang hangat menyentuh kulit lehernya. Sontak, Elodie langsung terbangun cepat dan membuka kedua matanya lebar-lebar. Gadis itu menoleh ke belakang dan mendapati Kai yang tertidur dengan posisi duduk di sampingnya. Elodie kaget bukan main. 'Astaga! Kenapa Kak Kai ada di belakangku? Apa yang terjadi? Apakah aku ... mengigau?' Elodie terdiam dan ia memperhatikan satu lengan Kai yang menggenggam tangan Elodie dan memeluknya. Elodie terdiam. Gadis itu menatap ke arah jendela apartemen. Dari balik gorden putih itu, terlihat jelas bila hari sudah pagi. Elodie kembali menoleh ke belakang pada Kai yang masih tertidur. "Kak..." Ragu-ragu ia membangunkan Kai. "Kakak tidak ke rumah sakit?" tanyanya. Kai membuka kedua matanya. Ia mengusap wajahnya pelan dan menatap Elodie yang duduk menatapnya dengan wajah pias. Senyuman tipis terukir di bibir Kai. Laki-laki itu menarik lengan Elodie h

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status