Share

Bab 4. Sandiwara

Author: Nychinta
last update Last Updated: 2025-09-15 09:46:52

Ketika tatapan Kevin mengunci padanya, dunia seolah berhenti berputar bagi Vanya. 

Sejak awal dia sudah bertekad untuk tidak terlibat masalah, tapi nyatanya saat ini dia malah menyeret Kevin masuk ke dalam masalahnya!

Kevin menggerakkan tubuhnya perlahan, bahunya sedikit condong ke depan, lalu satu tangannya mulai terangkat ke arah Vanya, membuat gadis itu mengira pria tersebut akan memukulnya, sama persis seperti ibu dan saudara tirinya.

Refleks, Vanya menutup mata, tapi—

Kenapa tidak kunjung ada pukulan yang Vanya terima?

“Kenapa kamu menutup mata?”

Pertanyaan itu membuat Vanya langsung membuka matanya, dan seketika, dia terperangah.

Ternyata, Kevin menyodorkan tangan ke arahnya!

Apa pria yang dirumorkan kejam dan berdarah dingin ini … sedang membantunya untuk berdiri?!

“Tidak mau berdiri?” Suara berat Kevin terdengar, alis pria itu tertaut, menampakkan bingung bercampur sedikit rasa tidak sabar.

Walau ragu, cepat Vanya menerima uluran tangan itu. Jarinya sedikit gemetar saat kehangatan tangan Kevin menggenggam tangannya dan membantunya berdiri.

Namun, karena Kevin menarik tangannya dengan cepat, tubuh Vanya kehilangan keseimbangan. Dia terhuyung, lalu menabrak Kevin dan tanpa sadar memeluk tubuh pria itu. 

Hening. Ruangan seakan membeku menyaksikan adegan itu.

“Astaga …! Nona, kamu terang-terangan sedang mencari kesempatan pada Tuan Kevin?” Wanita yang mendorong Vanya tadi kembali bicara, wajahnya memperlihatkan ekspresi keterkejutan yang berlebihan.

Vanya segera melepaskan tangannya. “M-maaf, saya tidak sengaja ….” Dia membungkuk beberapa kali di depan Kevin.

Tanpa Vanya sadari, Kevin menatap tangannya yang terasa kosong setelah dilepaskan. Hanya untuk sesaat, sebelum kemudian fokus semua orang beralih pada sebuah suara.

“Vanya?” 

Semua orang menoleh. Ternyata, Lesmana dan Febiola muncul dari balik kerumunan, baru menyadari bahwa putri dari keluarga mereka tampak terlibat masalah.

“Apa yang terjadi?” tanya Febiola dengan wajah khawatir yang dibuat-buat, tapi Vanya bisa melihat kekesalan dari pancaran matanya.

Dengan gugup Vanya angkat bicara, “Ini … aku—”

“Tuan Dirgantara,” sebuah suara lain memotong, dan Vanya menyadari itu adalah wanita yang mendorongnya ke arah pelayan. “Bagaimana Anda mendidik putri Anda? Karena iri dan dengki terhadap Nona Amira Darmawangsa, putri Anda berniat mendorongnya! Tapi untung saja langit memang adil, niat jahatnya gagal dan dia malah jatuh sendiri!”

Pernyataan itu membuat sejumlah orang langsung berbisik, merendahkan dan bergosip. Bagaimana bisa tindakan tidak berpendidikan seperti itu dilakukan oleh keturunan Dirgantara? Salah satu keluarga terbesar di negara ini? Sungguh memalukan!

Di sisi lain, mendengar pernyataan itu, Vanya mendapati wajah sang ayah memerah karena marah. Cepat, dia menggelengkan pelan kepalanya sambil melihat ke arah Lesmana. 

“Ayah itu–”

“Minta maaf pada Nona Amira!” potong Lesmana dengan suara yang terdengar sangat tegas.

Hal itu membuat Vanya terkejut. Dia bahkan belum menjelaskan apa pun, tapi sang ayah tidak berniat mendengarkan penjelasannya?

“Tapi ayah, aku—”

“Nona Vanya tidak sedang bersandiwara untuk pura-pura menjadi korban, kan?” Wanita itu kembali memotong. “Nona Amira hampir celaka, jadi sesuai perintah Tuan Dirgantara, sudah seharusnya kamu meminta maaf!”

Semua orang menganggukkan kepala.

“Itu benar ….”

“Ya, dia sudah berniat jahat, harusnya dia malu dan minta maaf ….”

“Dia masih sempat menggoda Tuan Kevin pula. Sungguh menggelikan ….”

Vanya menggigit bibirnya. Air mata mulai menggenang di pelupuknya.

Dia tidak salah, tapi kenapa tidak ada yang mau percaya? Apa sama seperti di rumah, di dunia luar … kebenaran juga sama tidak berharganya di hadapan status dan kedudukan?

Melihat Vanya hanya terdiam, Lesmana menjadi semakin tidak sabar dan membentak, “Vanya! Cepat minta maaf!”

Vanya merasakan hatinya seolah hancur mendengar tekanan sang ayah. Tapi … memang nasibnya selalu begini, tidak di dalam maupun di luar rumah, dia selalu menjadi pihak yang salah dan dikambinghitamkan.

Sudah menerima nasibnya, akhirnya Vanya berbalik sebelum kemudian melangkah pelan ke arah Amira. Setiap hentakan sepatunya terdengar seperti beban yang sangat berat.

Saat akhirnya berhadapan dengan Amira, Vanya melihat bagaimana wanita itu memasang ekspresi ketakutan dan khawatir, sebuah kepura-puraan lantaran tadi dia begitu angkuh ketika berbicara dengan Vanya.

Menarik napas panjang, Vanya pun mulai membungkuk. “Nona Amira, aku—”

TAP!

Belum sepenuhnya membungkuk, Vanya bisa merasakan sebuah tangan menahan lengannya.

Vanya refleks menoleh, lalu mematung saat melihat bahwa pelakunya adalah Kevin!

Ekspresi pria itu tampak marah, dan hal itu membuat tubuh Vanya gemetar.

Kesalahan apa lagi yang sudah dia perbuat?

Namun, sebelum Vanya sempat bertanya, pandangan Kevin menyapu seisi ruangan. “Apa aku yang terlalu bodoh untuk mengerti, atau kalian semua yang buta dan tidak melihat apa yang tadi terjadi?”

Pernyataan Kevin membuat semua orang terkejut, terutama Vanya. 

Apa maksud ucapan pria itu?

Seakan membaca pikirannya, Amira memaksakan sebuah senyuman untuk bertanya, “Apa … maksud ucapanmu, Tuan Kevin?”

Kevin menatap Amira untuk sesaat, sebelum kemudian dia mengalihkan pandangan dan menunjuk pada wanita yang tadi mendorong dan juga menekan Vanya untuk meminta maaf pada Amira. 

“Kamu yang sudah mendorong Nona Dirgantara ke arah pelayan sampai dia terjatuh, bukankah seharusnya kamu yang meminta maaf pada Nona Dirgantara?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nona, Tuan Hanya Ingin Menikah Denganmu!   Bab 75. Apa Dia Siap?

    Vanya berjalan meninggalkan Lesmana, tetapi dalam hatinya bertanya-tanya, ‘Apa dirinya sudah terlalu kejam? Bukankah, walau bagaimana juga, Lesmana adalah ayahnya?’Hanya saja bagian dirinya yang lain mempertanyakan hal yang sebaliknya, ‘Setelah semua yang dilakukan Lesmana selama ini, apa dia masih pantas dianggap sebagai seorang ayah?’Rasa ragu itu sedikit mempermainkan hatinya, hingga akhirnya suara lembut terdengar di telinga. “Jangan murung begitu.”Vanya mendongak kaget dan melihat wajah Kevin yang membuatnya merasa tenang.“Apa mereka barusan menyakitimu?” Kevin bertanya dengan nada sedikit meninggi.“Haruskah aku menyuruh orang untuk menyuruh keluargamu pulang sekarang?”Alih-alih marah, Vanya malah tersenyum ringan nyaris terkekeh. Melihat sikap Kevin yang sedikit protektif padanya ini membuatnya merasa tidak perlu lagi memikirkan Keluarga Dirgantara lagi, bukankah sekarang keluarganya adalah Kevin? Sosok yang bersedia melindunginya.“Bukan apa-apa,” jawab Vanya singkat, lalu

  • Nona, Tuan Hanya Ingin Menikah Denganmu!   Bab 74. Tidak Ada Hubungan Lagi

    Setelah acara selesai, tamu dari keluarga dekat dan orang-orang kepercayaan Keluarga Wicaksana sudah berangsur pulang. Di sisi lain, Keluarga Dirgantara perlahan melangkah mendekat ke arah Vanya yang kini berdiri agak jauh dari Kevin. Pria itu masih tampak berbincang ringan dengan beberapa kerabatnya. Orang pertama yang mendekatinya adalah Febiola, ibu tiri, diikuti oleh dua putrinya di belakangnya.Vanya sedikit membungkukkan tubuhnya memberikan penghormatan padanya dan juga kedua kakak tirinya yang hadir, Vira dan Dira,“Terima kasih sudah datang, Ibu, Kakak.” Vanya berkata dengan suara lembutnya.Seperti biasanya, Febiola tentu saja menunjukkan sisi malaikatnya di hadapan keluarga Kevin yang lain, dia tersenyum indah dan memberikan ucapan selamat padanya, lalu setelah itu memeluknya sambil berbisik pelan di telinga Vanya, “Dengar Vanya, kau pikir hidupmu akan aman di bawah pengaruh keluarga Wicaksana? Lihat saja nanti.”Vanya tidak lagi terkejut mendengarkan kalimat ancaman itu, tap

  • Nona, Tuan Hanya Ingin Menikah Denganmu!   Bab 73. Acara Pernikahan

    Setelah Kevin dan Vanya tiba di depan altar, Seorang pembawa acara dengan suara lembut memecah keheningan. “Upacara penyatuan kedua mempelai akan segera dimulai.” Lampu kristal yang baru saja menyala terang saat keduanya tiba di depan altar, sekarang kembali meredup perlahan, berganti dengan cahaya hangat lilin-lilin aromatik yang menyala di sekeliling altar kecil di tengah aula. Kemudian, musik lembut perlahan berhenti ketika seorang tetua adat Averland melangkah maju. Suaranya berat namun tenang, mengisi seluruh ruangan yang kini hening. “Dalam adat Averland, sebelum dua jiwa disatukan oleh cahaya, mereka harus terlebih dahulu menghormati keluarga sebagai asal mereka datang ke dunia dan membesarkan mereka. Karena dari sanalah segala restu bermula.” Tetua itu memberi isyarat, dan dua keluarga besar dipersilakan naik ke atas. Dari pihak Wicaksana, Johnson dan Dellia melangkah anggun mendekati altar. Sementara dari pihak Dirgantara, Lesmana dan Febiola berdiri berseberangan. S

  • Nona, Tuan Hanya Ingin Menikah Denganmu!   Bab 72. Tidak Sesuai Harapan

    Di antara decak kagum tamu undangan, Vanya bisa mendengar detak jantungnya sendiri berdentum cepat. Tatapan-tatapan itu menusuk, sebagian memuja, sebagian heran, sebagian lagi ... tidak percaya. Akan tetapi, yang membuatnya paling gugup adalah suara kecil di kepalanya yang terus bertanya, “Apakah ini sungguh aku? Apakah ini nyata?”Musik lembut mulai mengalun. Kamera berputar, para tamu berdiri. Namun di sudut ruangan, keluarga Dirgantara masih terpaku, wajah-wajah mereka campuran antara keterkejutan dan rasa tak percaya tentu saja.Vira, yang sedari tadi selalu berkata penuh ejekan dan merendahkan sekarang malah menahan napas, menggigit bibir bawahnya. “Dia … ternyata sangat tampan,” gumamnya, hampir seperti mengutuk.Sama halnya yang dilakukan Dira, gadis itu tampak tak berkedip melihat Kevin dan Vanya. “Apa itu benar-benar Kevin? Lalu di sebelahnya itu si anak haram?”“Kenapa dia … jadi sangat berbeda?” Dira mendesis.Keduanya yang berekspektasi tinggi untuk kehancuran pernikahan in

  • Nona, Tuan Hanya Ingin Menikah Denganmu!   Bab 71. Itu Benar Mereka?!

    Beberapa waktu sebelumnya di Kediaman Dirgantara.“Kak Lira, kau yakin tidak ingin pergi ke acara itu?” tanya Vira memastikan sekali lagi pada saudaranya itu.Lira melirik sebentar dari ponselnya, lalu menggeleng. “Tidak. Aku ada urusan malam ini. Pastikan saja kau merekam semuanya, terutama wajah si monster itu. Setelahnya, kau tahu apa yang harus dilakukan, kan?”Vira mengangguk. Ia memang terbiasa memegang kamera dan tampil di depan publik. Sebagai influencer di bidang finansial, reputasinya di dunia maya cukup tinggi. Apalagi didukung oleh latar belakang pendidikan dan keluarganya. “Ya, aku tahu. Jujur saja, aku juga penasaran sama tampangnya itu. Sejak muncul di dunia bisnis, tidak ada satu pun foto Kevin Wicaksana yang bocor ke publik. sok misterius sekali, kan?”Lira tertawa pendek, dingin. “Itu karena wajahnya pasti memalukan. Jelek, gendut, pendek, dan menyeramkan. Makanya calon istrinya kabur dan mati sebelum sempat menikah.”Vira ikut terkekeh kecil. “Benar juga, kalau tid

  • Nona, Tuan Hanya Ingin Menikah Denganmu!   Bab 70. Pujian Untuk Vanya

    “Vanya.” Suara itu terdengar begitu lembut di telinganya, namun terasa jauh … seolah datang dari mimpi.“Vanya, bangunlah. Kita akan melangsungkan acara adat pernikahan malam ini.” Nada itu kembali terdengar. Terasa hangat, sabar, mengetuk perlahan gendang telinganya. Sesaat kemudian, sesuatu yang lembut menyentuh keningnya. Sentuhan itu membuat kesadarannya perlahan kembali.Mata Vanya terbuka lebar. Wajah Kevin begitu dekat, hanya berjarak sejengkal. Senyum tipis menghiasi bibirnya, dan untuk sepersekian detik Vanya baru menyadari sepertinya sentuhan lembut dan dingin itu adalah kecupan singkat yang diberikan Kevin untuknya.“Astaga! Aku ketiduran!” serunya terbata, suara seraknya memecah keheningan.Baru saat itu ia sadar, posisinya sudah berubah. Sebelumnya Kevin bersandar di pangkuannya, tapi kini dia malah berada dalam pelukan Kevin dan lengannya sendiri justru melingkar di tubuh pria itu, seolah enggan dilepaskan.Ini … benar-benar gila! Vanya menjadi panik, segera melarikan tan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status