Share

Bab 33

Author: Alfylla
last update Last Updated: 2025-08-30 12:57:15

Jam menunjukkan pukul sembilan pagi, dan Alan baru saja sampai di kantor. Vino dan Karina yang sudah tiba sejak tadi memasang wajah bete karena bosan menunggu Alan yang datang terlambat.

"Kemana saja? Kita sudah dari tadi nunggu," ucap Karina kesal. Alan hanya mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh. Dia juga tak memberikan jawaban pada Karina.

"Sedang tidak sibuk kah? Ada yang ingin aku tanyakan. Lebih tepatnya, aku ingin meminta saran," ucap Alan seraya menatap Vino yang duduk berdampingan dengan Karina. Hubungan mereka sudah baik seperti semula karena kesalahpahaman kemarin sudah tuntas.

"Tumben sekali meminta saran dariku," ucap Vino dengan sebelah alia terangkat. Alan sudah dewasa dan dia juga seorang pria. Dia sudah biasa mengambil segala keputusan tergantung diri sendiri.

"Ini ada hubungannya dengan Kak Tiana. Aku hanya ingin melakukan yang terbaik tanpa menimbulkan masalah," jawab Alan. Kening Vino berkerut mendengar itu. Sementara Karina sudah paham apa yang akan dibahas o
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • (Not) One Night   Bab 35

    Setelah menemui Darren dan berhasil mendapatkan tanda tangan pria itu di surat penyerahan wali nikah, kini Alan menemui Vina. Jarak rumah wanita tersebut dari rumah Darren hanya membutuhkan waktu 10 menit saja. Alan tidak tahu siapa yang nasibnya lebih tragis antara Darren atau Vina. Namun yang jelas, kehidupan mereka di masa tua sangat sulit dan jauh dari kata bahagia. Seperti Darren, dia pasti tak enak hati karena terus merepotkan adiknya. Apalagi suami adiknya yang tak pernah ramah padanya dan menganggapnya beban. Itulah hukum tabur tuai. Andai saja dulu dia setia pada Vina dan merawat Evelyn bersama-sama, mungkin hidupnya tak akan sesulit sekarang. Atau mungkin, seharusnya Darren tidak mengkhianati Tiana. Karena pengkhianatan itulah yang membuat hidupnya hancur juga. Alan keluar dari dalam mobil yang terparkir agak jauh dari rumah Vina. Dia meminta izin pada yang punya halaman untuk memarkirkan mobilnya di sana. Setelah itu Alan berjalan menuju rumah Vina yang berada di ujung p

  • (Not) One Night   Bab 34

    Di kantor, Karina sibuk bekerja sekaligus mencari orang yang bisa menggantikan posisinya nanti sebagai sekretaris Alan. Karina sudah meminta rekomendasi beberapa orang pada Ketua HRD, dan ada lima orang yang direkomendasikan. Karina mewawancarai mereka sekaligus memperhatikan sikap mereka dengan jeli. Dari lima orang tersebut, satu orang yang Karina pilih untuk menempati posisinya nanti setelah dia resmi resign. Seorang wanita berusia 35 tahun dengan sikap yang baik dan profesional. Pandai bertutur kata dan menghormati Karina dengan sangat baik. Wanita tersebut juga sudah berkeluarga, yang artinya meminimalkan adanya godaan pada Alan nanti. Saat Karina sibuk di kantor untuk mencari calon penggantinya, Alan sibuk di luar untuk mengurus masalah pernikahannya dan Evelyn. Dia sudah mendapatkan alamat tempat tinggal Darren dan Vina. Tak terlalu susah, karena dua orang tersebut masih satu kota dengannya. Setelah menemukan banyak informasi tentang mereka berdua, Alan pun memutuskan untuk

  • (Not) One Night   Bab 33

    Jam menunjukkan pukul sembilan pagi, dan Alan baru saja sampai di kantor. Vino dan Karina yang sudah tiba sejak tadi memasang wajah bete karena bosan menunggu Alan yang datang terlambat. "Kemana saja? Kita sudah dari tadi nunggu," ucap Karina kesal. Alan hanya mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh. Dia juga tak memberikan jawaban pada Karina. "Sedang tidak sibuk kah? Ada yang ingin aku tanyakan. Lebih tepatnya, aku ingin meminta saran," ucap Alan seraya menatap Vino yang duduk berdampingan dengan Karina. Hubungan mereka sudah baik seperti semula karena kesalahpahaman kemarin sudah tuntas. "Tumben sekali meminta saran dariku," ucap Vino dengan sebelah alia terangkat. Alan sudah dewasa dan dia juga seorang pria. Dia sudah biasa mengambil segala keputusan tergantung diri sendiri. "Ini ada hubungannya dengan Kak Tiana. Aku hanya ingin melakukan yang terbaik tanpa menimbulkan masalah," jawab Alan. Kening Vino berkerut mendengar itu. Sementara Karina sudah paham apa yang akan dibahas o

  • (Not) One Night   Bab 32

    Jam tujuh pagi, Zara sudah berpenampilan rapi karena kebetulan hari ini dia ada kelas pagi. Senyumnya sangat cerah pagi ini, bahagia mengingat semalam dia bisa banyak bercerita pada Evelyn sebelum tidur. Sebuah impian yang sulit Zara wujudkan sejak dulu, karena dia tak pernah memiliki teman yang benar-benar dekat dengannya."Om berangkat kerja sekarang gak? Anterin dong ke kampus sekalian," ucap Zara. Dia melihat pamannya tersebut yang baru keluar dari kamar dengan rambut yang masih berantakan. Mata Alan menyipit ke arah Zara yang sudah berdiri di depannya sekarang."Nggak. Nanti sejam lagi," jawab Alan acuh tak acuh. Setelah itu dia berjalan menuruni tangga menuju dapur. Zara menghentakkan kakinya dengan kesal mendengar itu. Akhirnya, mau tak mau dia pun memesan taksi online saja."Evelyn mana?" Alan bertanya pada Zara yang baru saja selesai menuruni tangga. Di tangan Alan ada segelas air putih yang sudah dia teguk setengahnya."Di kamar. Lagi ganti baju," jawab Zara tanpa menoleh se

  • (Not) One Night   Bab 31

    Alan berbaring di kamarnya sendirian. Tentu dia sendirian karena Evelyn malam ini tidur di kamar sebelah, bersama dengan Zara. Saking kencangnya suara mereka, Alan bahkan sampai bisa mendengar suara tawa Zara.Alan memegang ponselnya, sedang berbalas pesan dengan Karina. Meminta Karina agar besok mengajak Vino ke kantor jika kakaknya tersebut tidak sedang sibuk. Setelah kejadian kesalahpahaman Vino kemarin, Alan sudah memutuskan untuk mengurangi interaksi atau komunikasi dengan Karina. Karena itu, besok dia ingin bertemu dengan Vino. Meminta saran pada Vino juga Karina. Dan ya, Alan akan menceritakan semuanya tentang Evelyn pada Vino. Alan jadi penasaran Vino akan bereaksi bagaimana saat tahu siapa Evelyn sebenarnya. Apalagi saat tahu kalau Alan sudah ada niat untuk menikahinya.Setelah mendapatkan balasan dari Karina, Alan langsung menyimpan ponselnya di atas laci. Dia melipat kedua tangannya di bawah kepala, dengan mata menatap lurus ke arah langit-langit kamar.Yang sedang Alan pik

  • (Not) One Night   Bab 30

    Hari sudah malam, dan Alan baru saja memesan makanan untuk makan malam mereka di rumah. Dia duduk di ruang keluarga sendirian seraya menonton televisi. Sedangkan Evelyn dan Zara ada di lantai atas, di kamar Zara. Katanya Evelyn akan berganti baju. Dia akan meminjam piyama milik Zara.Alan berdecak kesal mengingat itu. Padahal dia sudah membayangkan akan melihat Evelyn dengan gaun tidurnya yang seksi lagi malam ini. Menyebalkan sekali rasanya karena malam ini dia tak bisa tidur bersama dengan Evelyn. Dan itu semua gara-gara keponakannya sendiri. Walau hanya malam ini saja, Alan tetap merasa keberatan. Dia sudah terbiasa dengan kehadiran Evelyn di setiap malamnya. Dia sudah terbiasa tidur memeluk wanita itu setiap malam. Jelas akan ada yang berbeda saat Evelyn tidak ada di sampingnya ketika malam hari tiba. "Om, makanannya sudah datang kah?" Zara berteriak dari arah tangga pada Alan. Alan mendesis kesal mendengarnya. Dia menatap Zara dengan tajam yang memasang wajah tanpa dosa. Alan me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status