แชร์

Bab 39

ผู้เขียน: Alfylla
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-09-03 10:42:31

Zara keluar dari kamarnya pada pukul setengah tujuh pagi. Tubuhnya sekarang terasa lebih sehat dan lebih segar dibanding semalam. Walau begitu, raut wajahnya terlihat sangat masam. Oh jelas dia kesal karena saat bangun, Evelyn tak ada di dalam kamarnya. Tanpa harus bertanya, Zara tahu di mana keberadaan teman baiknya tersebut.

Zara menyeret kakinya menuju kamar sebelah yang memiliki pintu berwarna hitam. Tanpa tahu apa yang sedang terjadi di dalam, Zara langsung menggedornya dengan sangat kuat.

"Om Alan! Mana Evelyn!" Zara berteriak kesal sambil terus menggedor pintu tersebut. Tak lama, pintu tersebut pun dibuka. Terlihat sosok Alan yang sudah siap dengan setelan kerjanya.

"Apaan sih? Pagi-pagi udah berisik," desis Alan kesal. Dia hanya membuka pintu sedikit, membuat Zara sulit melihat ke dalam.

"Mana Evelyn?" Zara bertanya dengan mata memicing tajam. Alan merotasikan kedua matanya mendengar itu. Dia lalu bergeser dan membuka pintu kamarnya lebih lebar. Tangannya menunjuk ke arah
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • (Not) One Night   Bab 46

    Jam menunjukkan pukul lima sore, dan mobil Alan baru saja memasuki halaman rumah. Seharusnya dia sampai sejak satu jam yang lalu, namun Alan harus menjemput Zara lebih dulu yang katanya ketinggalan dompet dan tak memegang uang sepeser pun untuk membayar ongkos. Setelah itu Alan juga menemani Zara membeli laptop baru, dengan alasan laptop lamanya sudah agak rusak. "Kira-kira Evelyn lagi apa ya? Apa dia gak bosan ya seharian hanya diam di rumah sendirian?" Zara bertanya. Mereka keluar dari dalam mobil bersamaan, dengan tangan masing-masing menenteng sebuah paper bag. "Dia bukan orang yang suka mengeluh sepertimu." Alan membalas perkataan Zara, membuat keponakannya tersebut mengerucutkan bibir kesal. Walau begitu, Zara tak membalas perkataan Alan. Dia akan bersikap baik pada Alan malam ini sebagai rasa terima kasih karena sudah dibelikan laptop baru dengan harga yang mahal. Zara mengekori langkah Alan masuk ke dalam rumah. Dia bisa melihat mata Alan yang pasti sedang memcari keberadaa

  • (Not) One Night   Bab 45

    Evelyn masih duduk di pinggir ranjang, dan dia baru saja selesai mengompres luka-luka memar yang ada di tubuh Alan. Dia lalu menarik selimut dan memakaikannya pada Alan yang masih bertelanjang dada. "Aku ke kamar Zara sebentar boleh ya?" Evelyn bertanya, meminta izin. Dia hanya ingin berbicara sebentar pada Zara, memastikan Zara tak marah karena keputusannya yang akan tidur di kamar Alan. "Gak perlu mengkhawatirkan dia. Dia pasti baik-baik saja." Alan menjawab. Tangannya memegang pergelangan tangan Evelyn, melarang wanita muda tersebut untuk pergi. "Aku hanya ingin memastikan saja kalau Zara tidak marah," ucap Evelyn, berusaha memberikan pengertian pada Alan. "Tidak. Jika kamu menemui dia sekarang, dia akan melarang kamu kembali ke sini," balas Alan. Evelyn menghela nafas pelan mendengar itu. Baiklah. Dia tak akan memaksa. "Kemarilah." Alan berucap. Evelyn tersenyum kecil lalu naik ke atas ranjang. Alan langsung bergerak mendekat ke arah Evelyn dan membenamkan wajahnya di ceruk

  • (Not) One Night   Bab 44

    Vino, Karina, dan Zara duduk di sofa panjang bertiga, seraya menatap Alan di depan mereka yang pulang ke rumah dengan sudut bibir berdarah, dan ada lebam juga di rahang dan di sudut matanya. Mereka bertiga yakin sekali kalau Alan dan Evelyn keluar dari rumah tak lebih dari sejam. Namun sangat mengagetkan saat pulang kondisi Alan tak sebaik saat pergi tadi.Evelyn duduk di samping Alan dan berusaha membersihkan sudut bibir Alan dari darah yang sudah mengering. Dia juga mengompres luka lebam di wajah Alan, berharap memarnya bisa cepat hilang."Bisa jelaskan apa yang terjadi?" Vino bertanya dengan penasaran. Sudah jelas dia tahu kalau Alan pasti berkelahi. Namun Vino penasaran siapa yang diajak atau mengajak Alan berkelahi, dan apa juga alasannya."Suami Citra marah pada Mas Alan gara-gara kejadian waktu itu. Saat kami keluar dari apartemen, dia langsung menghajar Mas Alan secara membabi buta," jawab Evelyn. Jujur saja, dia kasihan sekali melihat Alan sekarang. Luka di wajahnya memang ta

  • (Not) One Night   Bab 43

    "Aku harap keponakanku tak pernah melihat adegan langsung seperti ini." Dengan spontan Evelyn mendorong Alan menjauh darinya hingga ciuman mereka terlepas. Evelyn dan Alan melihat berbarengan ke arah belakang, dan ternyata ada Vino juga Karina di sana. Karina menutup wajahnya dengan sebelah tangan, sedangkan Vino hanya geleng-geleng kepala. "Hei, Zara masih polos ya. Jangan kalian racuni dia dengan adegan-adegan dewasa yang kalian lakukan," ujar Vino lagi memperingati. Evelyn langsung menunduk dalam-dalam, merasa sangat malu dan bersalah. Ingin sekali dia menenggelamkan diri sekarang juga agar tak berhadapan dengan Vino. Sementara Alan memasang ekspresi santai walau kepergok sedang ciuman oleh kakaknya sendiri. "Tenang saja. Dia sedang di kamar." Alan membalas dengan tenang. Mata Vino memicing mendengar itu. Sekarang dia percaya dengan apa yang dikatakan istrinya barusan. Alan sudah seperti orang yang tergila-gila pada Evelyn. Belum lagi dia tak pernah ingat tempat maupun waktu saa

  • (Not) One Night   Bab 42

    Malam ini, Karina memutuskan untuk ikut makan malam di rumah mendiang mertuanya. Dia sudah menghubungi Vino, dan katanya Vino juga akan bergabung. "Tunggu, bertahun-tahun kalian berdua tinggal di sini, kalian tak pernah memasak dan mengisi kulkas dengan makanan normal?" Karina bertanya pada Alan dan Zara dengan tatapan tak percaya. Mereka yang dimaksud langsung menggeleng sebagai jawaban. Akhirnya Karina yang geleng-geleng kepala dan menepuk keningnya sendiri. "Kemarin Zara sakit, aku buatin bubur. Beli berasnya juga mendadak loh, Kak." Evelyn berkata, menambahkan fakta di rumah tersebut. Zara dan Alan langsung menoleh pada Evelyn dengan tatapan berbeda, namun mampu membuat Evelyn salah tingkah. "Kalau saja kalian bilang sejak tadi, mungkin aku sudah pergi belanja. Jadi gak bingung seperti ini," keluh Karina. Dia mau masak apa jika dalam kulkas tidak ada apa-apa? Hanya ada mie instan saja yang katanya buat cadangan jika malam lapar. "Pesan saja. Gampang." Alan membalas dengan sant

  • (Not) One Night   Bab 41

    Karina berjalan masuk ke dalam rumah mendiang orang tua Alan, yang sekarang ditempati permanen oleh Zara. Karina membawa semua katalog yang dia serahkan pada Alan tadi, dan berniat akan menunjukkannya pada Evelyn oleh dirinya sendiri. Karina menatap sekeliling, dan rumah terasa sangat sepi. Alan bilang Evelyn masih ada di rumah, sedangkan Zara sudah pergi kuliah. "Evelyn?" Karina memanggil nama Evelyn dengan suara sedikit keras. Matanya menatap ke arah lantai dua, saat mendengar suara pintu terbuka dari atas. "Kak Karina?" Suara Evelyn terdengar disertai dengan suara langkah kaki yang menuruni tangga. Evelyn tersenyum lebar melihat sosok Karina yang sekarang ada di rumah. "Lagi apa? Aku nggak ganggu kamu kan?" Karina bertanya seraya menatap Evelyn yang berjalan mendekat ke arahnya. "Nggak kok, Kak. Barusan cuma beresin meja kerja Mas Alan saja." Evelyn menjawab dengan senyum manis. Kedua alis Karina terangkat mendengar panggilan Evelyn untuk Alan. Terasa geli, tapi wajar sih. "Y

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status