# At Mobil, Pukul 15.00 (UTC) Jarak dari Achmelvich, Lairg, Britania Raya ke Inverness, Britania Raya 95,9 mil ( 2 jam 13 menit)
Terlihat dua sejoli sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing di dalam mobil.
Sang gadis masih sibuk dengan handphonenya sedangkan sang Pria masih sibuk menyetir. Mereka berdua tidak mengatakan apapun dari saat mereka memasuki mobil sampai setengah perjalanan. Hingga sampai suara berat Pria memecah keheningan.
''Erina, Kau sudah siap?'' Pertanyaan yang sungguh berhasil membuat Erina tertegun hingga ia mengalihkan pandangan dari handphonenya ke Pria tampan di samping kanannya.
''Ehmm … maksud Oppa bagaimana, Ya?'' Ulang Erina tidak yakin dengan pertanyaan itu dan hanya membuat Arthur melirik tajam gadisnya.
''Ya, Kamu setelah ini bagaimana menyikapi semuanya, Erina? Setelah sampai di Hotel nantinya, Kau akan bersikap bagaimana terhadap mereka, terutama pada Zhafar dan mantanmu itu??'' Tany
Arthur yang mendengar para wanita itu sedang membicarakannya hanya menatapi mereka semua dengan tatapan tajamnya. Arthur bergeming sama sekali. Ia hanya sesekali menolehkan kepalanya ke belakang, memandang Erina dengan diamnya. Ia lalu membuang begitu saja rokok yang masih tersisa seperempat di aspal dan menginjaknya. Saat Pria itu menginjak rokoknya, Erina melihat bahwa Pria itu melirik dirinya dengan pandangan yang sulit diartikan. DEG!!! ''Hahh! Astaga! Dia kenapa? Ya Tuhan, tatapannya benar-benar menakutkan! Tatapan mata itu baru kali ini Aku melihatnya. Aku takut,'' Erina tertegun saat pandangan matanya beradu dengan lirikan tajam Arthur. Erina memberanikan diri untuk mendekati Arthur. Ia keluar dari mobil dan duduk bersandar di samping Arthur namun Arthur tetap bergeming, tidak melirik sama sekali. Hal ini menandakan bahwa Arthur benar-benar di level depresi dan emosi. Arthu
''Erina!'' Arthur menyadarkan Erina karena sikap diamnya gadis ini yang selalu bikin Arthur menahan emosinya.''Akh ... Ne … ehm, Aku … Aku … sebenarnya tanpa Kau tanyakan pun harusnya Kau sudah memahaminya, Oppa. Tapi kenapa masih saja Kau tanyakan padaku? Apa Kau belum mempercayaiku, hem?'' Erina sedikit menahan amarahnya, dan ia menanyakan balik pertanyaannya kepada Arthur.''Hahh, bukan seperti itu, Erina. Aku hanya ingin memastikan saja siapa yang ada di hatimu sekarang dan mungkin selamanya. Mengingat Kau ini seorang primadona dan sangat menawan. Siapa juga yang akan menolakmu, Erina! Hanya orang bodoh saja yang menolakmu! Jadi, apakah Kau mencintaiku, mengasihiku sebagaimana diriku padamu, Erina?'' Arthur terlihat tidak sabaran saat menanyakan hal itu.Arthur menatap Erina dengan sangat intens.''Aahhh … Ne. Apa Oppa masih juga tidak melihat sikapku padamu, Oppa? Aku ‘tuh sama denganmu, Oppa. Hishh, sebel deh,'' Er
Arthur ikut menyanyikan lagu tersebut dengan lancar dan tepat. Sangat merdu dan indah saat didengarkan hingga membuat Erina terdiam saat mendengar Arthur menyanyikan bagian favoritnya. Tanpa sadar Erina tersenyum hangat saat Arthur menatapnya. Playlist Song di pemutar musik mobil ini memainkan lagu dari playlist milik handphone Arthur dan kembali memutar lagu favorit Arthur dari Baekhyun-Every Second. ''Ini juga dalam, Erina artinya. Ini menggambarkan perasaanku padamu, Erina. Ehm, seperti inilah diriku saat Kau mendengarkan dengan seksama lagu ini. Aku tidak akan pernah pergi walaupun seluruh dunia menjauhimu, kalau Kau berlari menjauhiku saat Kau menoleh ke belakangpun, Kau akan mendapati diriku yang selalu mengikutimu, menjagamu,'' Arthur mengungkapkan semua perasaannya kepada Erina hingga mampu membuat Erina terisak pelan. Tidak menyangka seorang Arthur Eryk Shaquile bisa semelow ini. ''Oppa ... '' Lirih Erina terharu. ''Gwenchanay
Bagaimana tidak idaman, Arthur bahkan berani membayar mahal biaya ganti sewa mobil yang disewa Erina berapapun biayanya, Arthur akan lakukan. Karena memang biaya sewa dan parkir di sana sangatlah mahal sekali. Bayangkan berapa uang yang rela dikeluarkan oleh Arthur demi gadisnya ini. Hemmm … ''Hahh, apa Oppa yang membayarkannya untukku? Kenapa, Oppa? Itu, 'kan mahal sekali. Aku akan ganti ya … '' Erina terkejut saat mengetahui bahwa Arthur sudah membereskan masalahnya. Benar-benar top! Arthur hanya menatapi Erina dalam diamnya, entah ada apa dengan Arthur kali ini. Seperti memikirkan sesuatu dan tersirat sekali di wajahnya. '' … '' ''Oppa … Kenapa diam? Yasudah, deh Aku ambil uang dulu di tabunganku. Aku ganti sekarang, jadi jangan marah padaku, ne? Kamu serem kalau marah, uhhh … '' Erina sedikit merajuk manja dan saat ia bersiap untuk membuka pintu mobil, badannya tiba-tiba ditarik paksa oleh Arthur yang mengakibatkan gadis itu terhuy
Arthur terlihat was-was saat Erina hanya terdiam menatapinya. Hanya memandang Arthur dengan pandangan sendu hingga akhirnya Erina menanggapi Arthur dengan lembut. Gadis cantik itu dengan malu-malu menganggukkan kepalanya tanda ia menyetujui semua pertanyaan dari Arthur. Namun dengan bodohnya Arthur hanya terdiam, entah ia yang bodoh atau ia yang masih tidak percaya bahwa Erina menerimanya, menerima lamarannya. Arthur merasa tidak yakin. ''Oppa … kenapa bengong? Apa tidak suka? Yasudah, Aku jual saja nih, cincin,'' Erina sedikit jahil terhadap Arthur. Dan lihat saja muka cengo Arthur saat mendengar bahwa cincin mahalnya akan dijual oleh calonnya begitu saja. ''Whatttt??!!! Belum juga di pake udah mau dijual! Gilakk Kau, Erina! Astaga kenapa bisa Aku jatuh cinta pada gadis ini??! Astaga!'' Gerutu Arthur dalam hati dan menatapi Erina dengan muka kesal. ''Eitss!!! Apa-apaan Kamu ini?!! Haishhh. Kau ini! Astaga bar-bar sekali! Kau
Arthur masih sibuk dengan orang dari persewaan mobil. Ia bercakap-cakap dengan orang itu dan segera menyelesaikan segala sesuatunya dan tidak lupa memberikan uang lebih pada Pria muda itu karena sudah jauh-jauh menjemput mobil yang disewa oleh Erina. Arthur serta Erina juga tidak lupa mengucapkan terima kasih dan permintaan maafnya. Saat Arthur masih sibuk dengan kegiatannya, Erina terlihat duduk di kursi taman. Ia masih mengamati Arthur dan tersenyum tiba-tiba saat Pria itu tersenyum. Pandangan Erina seketika beralih ke cincin Berlian di jari manisnya. Ia mengusap pelan cincin mahal ini. Ia terbengong sendiri. Bahkan Erina juga tidak menyadari saat dirinya terbengong, Arthur juga masih mengawasinya dari jauh. Akan tetapi bukan Arthur saja yang mengawasi gadis cantik ini, ada Pria lain yang juga sedang mengawasi Erina dari tempatnya dan berjalan mendekati Erina. TAP!!! ''Arthur!'' Erina sedikit terkejut
DEG!!! DEG!!! DEG!!!Erina masih saja gugup saat di depannya terdapat dua Pria yang sama-sama menyimpan perasaan cinta untuknya.Bahkan terlihat saling bersaing satu sama lain. Hal itu pula yang membuat Erina sedikit goyah awalnya, namun akhirnya ia lebih memilih Arthur.Mereka semua di mata Erina adalah Pria-Pria sempurna.Keseluruhan sempurna!Erina menunduk tidak percaya diri walaupun ia sekarang menyandang sebagai tunangan dari Arthur, ia tetap saja tidak percaya diri.''Erina … '' Suara berat Pria tinggi ini membuyarkan lamunan Erina.Arthur pun juga mengalihkan perhatiannya pada rivalnya tersebut.''Ne?'' Erina seketika menatap Pria tinggi itu dalam kegugupan hatinya.''Syukurlah, Kau baik-baik saja dan … '' Pria tinggi ini menggantungkan kalimatnya sembari memperhatikan cincin mewah di jari manis Erina. Ia tersenyum miris dan melanjutkan lagi kalimatnya dan berusaha menguatkan hati d
Mereka semua tampak berbisik satu dengan yang lain saat mendapati sang primadona di kantor mereka sedang digoda oleh Pria tampan yang bahkan visualnya mampu menyamai visual dari dua BigBoss mereka.''Ah, iya, kami memang harus segera kembali karena besok ‘kan sudah hari kerja. He … he … ehm, Kau masih di sini? Ah, maksudku Kamu menginap di sini?'' Erina terlihat gugup saat mengatakannya. Bukan apa-apa, bukan berarti Erina masih menyimpan perasaan pada Pria muda ini, sama sekali bukan.Erina hanya tidak sanggup menahan tatapan mengerikan dari dua Pria tampan yang berada di depannya ini.Tatapan yang siap menerjang saat ini juga.''Astaga! Gini amat nasibku, jinjja!!'' Ucap Erina dalam hati sambil memandangi dua Pria di depannya.Namun Erina seketika terdiam saat Arthur melangkahkan kakinya menuju Pria muda itu.''Mau apa dia??? Hishh!!!''Ucap Erina dalam hati dan khawatir mengingat te