Fiora marah. Dadanya terus bergemuruh hebat. Kepergok mesum dan kehamilan! Dua hal yang telah Eryon langgar dari kesepakatan pernikahan. Konyolnya lagi, James juga turut terlibat dalam pengkhianatan menjijikkan itu!
"Bajingan! Semua bedebah itu benar-benar membuatku mual!" ucap Fiora. Merasakan kakinya lemas sekali. Sendirian ia di dalam elevator, berencana untuk pergi dan menenangkan diri. Ia biarkan para staff meninjau kamar mewah lainnya. Kali ini Fiora tidak mampu menahan diri. Betapa jijiknya ia pada Eryon dan Gundik j4lang tersebut. Namun ia lebih jijik pada dirinya sendiri. Dengan bodohnya Fiora masih memberikan nafkah batin pada pria yang sudah jelas-jelas bermain dengan banyak wanita. Bahkan bisa saja Eryon menulari penyakit sksval pada dirinya. "Fiora t0l#l!" Fiora merutuk dirinya sendiri. Wanita itu mengepalkan telapak tangannya, sampai ujung kukunya menembus kulit telapak tangannya. Wajah cantik Fiora memerah. Dirinya masih gemetar hebat. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia sulit meredam emosi. Padahal Fiora yakin, dirinya tak mencintai Eryon. Tapi mengapa pengkhianatan Eryon sangat meluluhlantakkan perasaannya?! Apakah hal itu terjadi karena bentuk rasa kecewanya? Karena meski Fiora membenci pernikahan bisnisnya itu, sesungguhnya ia terus berusaha untuk menjadi istri yang sempurna. Memberikan sesuatu yang memang wajib ia berikan. Berusaha menjadi ibu yang baik untuk Skyla Alarice Bhaskara. Namun semua itu nyatanya tak berguna. Kalau dipikir-pikir usahanya memang tak pernah dihargai. Eryon terus menganggapnya sebagai robot es yang minim ekspresi. "Ugh!" Pusing. Pandangan mata Fiora semakin buram. Sampai akhirnya... Bruk! Tubuh Fiora terhuyung ke depan, bersamaan dengan terbukanya pintu elevator. Untungnya seorang pria berpenampilan serba hitam lengkap dengan topinya reflek menangkap tubuh Fiora. Pria itu berencana memasuki elevator, tapi justru dikejutkan oleh wanita yang nyaris pingsan. "Ah, maafkan saya," ucap Fiora berusaha keras untuk tetap sadar. Pria itu melotot terkejut di balik topinya. "Wanita ini?" Sayangnya, Fiora keburu keluar dari elevator tersebut, sehingga membuat pria berpenampilan serba hitam itu tak lagi bisa menatap. "Fiora Alarice Alvarez. Wanita yang sudah tidak sabar ingin kutemui, sampai aku harus menyelinap seperti ini. Apa dia sedang sakit?" Pria itu bergumam penuh tanya. *** Beberapa saat kemudian.... "Fiora!" Suara Eryon terdengar keras dan menggema di seluruh ruang utama rumah mewah itu. Belum lama ini Eryon memang memilih mengejar Fiora, usai menenangkan Angel yang ketakutan. Tadi, setelah mengaku hamil pada Fiora, Angel bahkan sampai bersujud di kaki Fiora. Gundik gelap itu meminta agar Fiora berbaik hati untuk menerimanya sebagai adik madu. Namun kerelaan Angel yang sampai bersujud justru dibalas sengit oleh Fiora. Telapak tangan Angel diinjak dan dilukai menggunakan ujung high heels istri sah Eryon itu. Bukankah Fiora sangat keterlaluan? "Daddy!" Seruan Skyla membuat langkah Eryon terhenti. Bahkan ia sampai menunda rencananya untuk menaiki tangga rumah mewahnya. Ada elevator, tapi dirinya lebih memilih berlari secepat mungkin. Sayangnya Skyla membuat rencana Eryon tertunda. Seulas senyuman terpaksa Eryon lukiskan, sementara gadis kecilnya berlari disertai dua orang pengasuh yang menjaga di belakang. "Hai, Baby. Kamu sama para Bibi dulu ya, Daddy ada urusan dengan Mommy," ucap Eryon lembut seusai menggendong Skyla. "Mommy is sick, Daddy! Tidak boyeh diganggu!" celetuk gadis kecil itu. Eryon yang selalu bangga dengan putrinya memberikan kecupan singkat di bagian dahi Skyla. "Daddy akan merawat Mommy, Sayang! Tapi, Skyla tidak boleh ikut. Takut tertular sakit." Detik berikutnya, Eryon menatap para pengasuh Skyla. "Tolong jangan ke atas. Bawa jauh-jauh Skyla dari kamarku." "Baik, Tuan," jawab para pengasuh secara bersamaan. Lantas mereka mengambil Skyla dari gendongan Eryon. Untungnya anak mungil itu tidak sampai rewel. Eryon kembali melanjutkan tujuannya. Ingin ke kamarnya bersama Fiora, dengan diiringi gunjingan tak penting dari para pengasuh. "Mereka bakal bertengkar lagi, Sari," ucap salah satu pengasuh. "Halah, paling-paling Tuan ketahuan selingkuh lagi. Kadang kasihan sama Nyonya, walaupun berwajah datar, tapi sebagai istri, Nyonya Fiora sudah melakukan yang terbaik. Hmm, orang kaya sangat membingungkan, Suci. Ya sudah, mari bawa Skyla bermain dan stop ikut memikirkan urusan para majikan kita. Hidup kita lebih memprihatinkan," sahut Suci, pengasuh Skyla yang lain. Beralih lagi pada Eryon yang sudah sampai di depan pintu kamar. Konyolnya, ia malah merasa gugup setelah tiba di sana. Perasaannya tak nyaman, seolah akan ada pisau yang siap menghunus dadanya ketika nanti ia membuka pintu. Dan... Brak! Praaaaanggg!!! Perasaan Eryon tak sepenuhnya salah. Meski bukan pisau, tapi botol wine seisinya meluncur bebas ke arahnya. Beruntung Eryon masih bisa menunduk dan botol itu melesat ke belakangnya. "Apa kau sudah gila?! Bagaimana jika aku membawa Skyla, hah?!" ucap Eryon emosional. "Kau boleh saja tak bisa menjadi ibu yang becus, tapi jangan sampai kau melukai anakku, Fiora!" "Aku tahu kau tak akan membawa Skyla jika kita berpotensi bertengkar," ucap Fiora santai. Ia menghela napas dalam-dalam. "Jangan memohon padaku untuk menerima gundikmu, Eryon. Tak sudi! Kita sudah bersepakat, tidak boleh ada yang dilanggar. Kalau perlu gugurkan bayi haram itu!" "Fiora! Kau tak pantas mengatakan hal itu pada calon anakku!" sahut Eryon geram. Sebenarnya Fiora tak sampai hati untuk mengatakannya. Ia tahu bayi di dalam perut Angel tidak bersalah. Namun emosinya sedang dalam keadaan menggila. Ia tidak bisa menahan diri. "Kalau begitu mari kita bercerai!" "Tidak akan, Fiora! Proyek baru saja dibuat!" "Aku bisa melakukannya meski kita bercerai." "Sudahlah, Fiora! Jangan mempersulit keadaan. Ayahmu dan ayahku tak akan setuju jika kita bercerai. Mereka sudah mempertaruhkan segalanya setelah kita menikah. Dua perusahaan akan hancur jika kita—" Brak! Dugh! Semua kosmetik di meja rias menghambur, menerjang tubuh Eryon. Kepalanya langsung benjol karena salah satu botol parfum mengenainya. "Bngs4t!!! Aku tidak sudi dimadu! Kau sendiri yang bilang, tidak akan ada wanita yang merusak pernikahan kita, b4jngan! Tapi buktinya apa? Gundikmu hamil, Eryon! Dan menikah?! Kau pikir itu masalah sepele, hah?!" Emosi, Fiora menunjukkan wajah garangnya. Eryon terdiam. Mencermati sikap istrinya yang tak setenang biasanya. "Hei, Fiora? Apa kau cemburu?" tanyanya tanpa dosa. "Apa?! Kau pikir saat ini waktunya untuk cemburu, hah? Kau pikir aku anak SMP yang kekanak-kanakan, hah?! Bisnis sedang dipertaruhkan, Eryon! Kau telah merusak harga diriku, Eryon! Aku bisa memaklumi semua pengkhianatanmu selama ini, tapi jika gundikmu sampai hamil dan kau akan menikah lagi. Hei! Kau kira aku bisa membiarkan wanita lain mendapatkan posisi yang setara denganku, hah?!" Eryon tertawa kecil, kemudian terbahak-bahak. "Egois kau, Fiora. Pada akhirnya kau hanya memedulikan dirimu, nama baikmu, serta martabatmu sendiri. Tapi kau harus sadar, Fiora. Kau bukan ratu, di sini aku rajanya. Keluargaku bisa mengambil semuanya darimu dan keluargamu. Kami lebih besar daripada kalian meskipun bisnis kita bersatu. Fiora, mau tidak mau kau memang harus menerima pernikahan keduaku, demi menjaga nama baikmu dan keluargamu." Eryon berjalan perlahan. Menghampiri Fiora yang tak berdaya. Diangkatnya dagu istrinya itu. "Aku ini pria gila. Aku tak peduli jika nanti pernikahan keduaku ketahuan publik, tapi kau? Bukankah martabatmu akan turun, karena kau kalah dari seorang gundik? Selain itu, menurut ramalan Ayah, anak yang Angel kandung adalah anak laki-laki yang akan membawa kejayaan perusahaan keluarga kita, Fiora. Anak yang paling Ayah inginkan. Oh, tentu saja kami menyayangi Skyla, tapi kami juga membutuhkan seorang pemimpin. Dan kau, kau diramalkan tak akan bisa hamil lagi, Fiora," ucap Eryon. "Oh." Kini giliran Fiora yang tertawa keras. Betapa konyol keluarga Eryon. Masih saja main dukun untuk meramal masa depan. Orang kaya tapi kolot. Itukah alasan James—ayah Eryon—yang akhirnya menyetujui rencana pernikahan kedua Eryon dan si Gundik? Konyol sekali! "Diamlah, Fiora, sebelum kur3m@s mulutmu. Kau boleh menilai kami konyol, tapi tanpa ramalan-ramalan yang Ayah ikuti, perusahaan kita tidak akan berkembang sampai saat ini!" Eryon melempar dagu Fiora, sampai wajah istrinya itu tertoleh ke belakang. "Ingat, Fiora. Kau tak punya kesempatan untuk menolak. Mau tidak mau, Angel akan menjadi adik madumu! Itulah yang harus kau lakukan demi menjaga nama baik sekaligus keluargamu. Sebab kami memiliki banyak bukti yang bisa menghancurkan kalian sekeluarga!" tegas Eryon. Fiora bergeming. Percuma berkoar. Eryon benar, pria itu sangat gila. Sulit untuk diatasi. Sebenarnya sama saja dengan Fiora sendiri. Namun Fiora lebih bisa menepati janji, tidak dengan suaminya. Sejenak berpikir, mata Fiora menatap tajam ke arah pintu yang masih menganga lebar sementara suaminya sudah keluar. "Jika aku dipaksa untuk menerimanya, aku pun akan menghancurkan kalian semua. Termasuk ayahmu, Eryon. Kita lihat apa kejayaan yang dukun ayahmu ramalkan benar-benar akan terjadi setelah anak gundikmu lahir. Atau kalian yang akan binasa di bawah dendam kesumatku?!" ucap Fiora yang sudah bertekad keras. Tak ada yang boleh meremehkan Fiora lagi! *** Bersambung...."Kalau kita menikah ... kita akan menjalani kehidupan yang bagaimana ya? Lintas negara, bahkan benua?" celetuk Zeyan. Saat ini, kami berada di balkon hotel. Hotel yang dinaungi Golden L.O Holdings, perusahaan milik Zeyan. Lima jam yang lalu kami baru sampai setelah melalui penerbangan sekitar sebelas jam. Anakku sudah tertidur di atas kasur, dari kamar kelas VVIP yang secara gratis diperuntukkan untukku. Dua pengasuh pun diberikan kamar tersendiri, pun dengan Dany. Bukan yang VVIP, tapi cukup mewah untuk mereka. Mereka sendiri yang memilih. Aku menatap Zeyan dan kuabaikan pemandangan malam kota Barcelona. "Aku belum memikirkan soal itu," ucapku. Zeyan menanyakan bibir. "Aku saja belum bertemu pamanmu, bagaimana jika dia tak suka padaku? Aku ini janda dan orang Asia," lanjutku yang sedikit tahu tentang karakter paman Zeyan, yang tidak salah bernama Luis Carlos. Zeyan sendiri yang pernah menceritakannya, bersamaan dengan pengakuannya tentang Mr. Stone. Zeyan menggeleng. "Janga
Aku Fiora. Fiora Alarice Alvarez. Sebuah nama cantik pemberian orang tuaku yang bukan orang sembarangan. Barisan nama dari tiga suku kata yang tak pernah kuubah satu pun menjadi Bhaskara. Tidak pernah sekalipun! Tentu kalian tahu apa yang terjadi padaku selama ini, terhitung sejak suamiku menghamili dan menikahi gundiknya. Bahkan direstui oleh James, ayah mertuaku. Konyolnya atas perkataan dukun. Namun ... ada sebuah fakta yang membuatku merenung cukup lama tentang .... Ah, begini. Terhitung satu setengah tahun sudah berlalu sejak peristiwa penyekapan yang dilakukan oleh Eryon padaku. Atmajaya, ketua parpol paling terkemuka sudah ditetapkan sebagai tersangka, yang juga menyeret nama MANTAN ayah mertuaku sendiri. Bahkan mantan suamiku. Ya, aku dan Eryon sudah resmi bercerai. Untungnya proses cerai kami berjalan cukup lancar, karena sudah banyak bukti yang membuat gugatan resmiku dikabulkan. Namun segudang sidang kasus korupsi, juga turut menyeretku dan Tuan Darwin—ayahku sendiri. K
Cuplikan:Keadaan semakin menegangkan ketika Eryon bersiap menarik pelatuk pistol itu. Ia menyeringai tajam setelahnya. Kepala Zeyan siap diledakkannya! Seruan para polisi tak dihiraukannya.***Seketika negara menjadi gempar. Isu korupsi yang melibatkan Atmajaya sudah beredar luas. Nama James turut melesat menjadi trending topic—dicap sebagai pengusaha licik yang menjadi penampung dana hasil pencucian uang dari Atmajaya.Tak ada lagi celah untuk berkilah. Bukti konkret telah beredar luas di berbagai media.Sebuah video tersembunyi menampilkan percakapan rahasia—rekaman suara Atmajaya dan James. Dengan suara arogan, Atmajaya mengaku sebagai sang 'Pengendali'—orang di balik aliran dana gelap yang dikumpulkan dari kader partainya, yang kini duduk di pemerintahan.Video itu menjadi peluru. Satu tembakan yang membongkar dalang utama di balik sistem yang selama ini terus membusuk! Sementara mereka dibuat sibuk dengan kasus hukum yang sudah pasti menjerat, Zeyan dan Darwin masih terus mel
"Ernando akan aman di sini, Zeyan. Ayah pastikan keamanan dan perawatan yang maksimal, Ayah berhasil membawanya kemari. Ayah pastikan tidak ada yang mengikuti," ucap Darwin dari kejauhan pada Zeyan yang masih berada di dalam mobilnya, meski sudah tengah malam. Zeyan menelan saliva dengan susah-payah. "Terima kasih, Ayah. Tapi, bagaimana kondisi Ibu dan Skyla?" tanyanya, yang memang sudah cukup akrab untuk memanggil kedua orang tua Fiora dengan sebutan ayah dan ibu. Terdengar helaan napas yang Darwin lakukan. Napas yang begitu berat. Bagaimana tidak. Pada akhirnya Sisca, istrinya, berakhir tumbang. Setiap hari sejak menghilangnya Fiora, kondisi Sisca kian menurun. Namun sampai saat ini pun, Sisca selalu enggan jika dirawat di rumah sakit. "Masih lemah. Pikirannya terlalu kusut. Ayah khawatir dengan jantungnya, yang katanya kerap terasa nyeri. Untuk Skyla, sesekali rewel merindukan ayah ibunya. Dia juga sempat demam, tapi sudah membaik. Sebenarnya pun Ayah tak ingin membebanimu, bahk
"Saya terinspirasi dengan budaya di negara ini. Tampaknya, tusuk konde bisa menjadi senjata yang tak mencolok, tapi tetap menusuk. Bawalah ke mana pun benda ini pergi, Nyonyaku. Termasuk kalung yang saya berikan, jangan pernah dilepaskan. Nyonya harus tetap baik-baik saja, sampai saat saya bisa kembali," ucap Zeyan sekian hari yang lalu. Fiora menghela napas pada saat itu. Ia tersenyum sambil menatap kotak berisikan tusuk konde. Sebuah benda yang memiliki ujung tajam. Siapa yang akan mengira, Zeyan sampai sedetail itu dalam memesannya. "Selesaikan urusan di Spanyol, dan kembalilah dengan selamat. Karena aku ingin sekali menghukummu pada saat itu. Ciuman tadi, aku sungguh tak ikhlas ketika kau mencurinya dariku, Mr. Zeyan Lorenzo. Kalau tidak memikirkan perjalananmu yang akan menghabiskan waktu berjam-jam, mungkin aku sudah menamparmu sejak tadi!" sahutnya, ketus. Zeyan tertawa. Sebenarnya ia sempat bingung dan deg-degan, khawatir Fiora akan mengamuk ketika dirinya merenggut ciuman
Kamar itu terasa dingin, lampu sengaja dimatikan. Sepi dan memberikan kesan menyeramkan. Terdengar suara wanita terbatuk-batuk. Di atas karpet, ia terduduk.Penampilannya kusut. Rambutnya berantakan. Tampak rantai panjang yang terpasang di pergelangan kakinya, terjerat di kaki ranjang kayu yang mewah. Tangannya terbogol. Membuatnya tak bisa bergerak leluasa.Wanita itu adalah Fiora, yang kini tersekap menyedihkan di ruangan mewah buatan .... Klik ... krieet!Suara pintu kamar dibuka oleh seseorang. Klik! Lampu kristal mewah yang tergantung di langit-langit kamar seketika menyala. Menampilkan ruangan megah itu dengan sejelas-jelasnya. Entah di daerah mana pastinya letak kamar tersebut, Fiora sungguh tidak mengetahuinya. Namun yang pasti, seorang pria telah masuk ke dalam kamar. Langkahnya terayun pelan. Kedua tangannya sibuk memegang nampan. Aroma makanan menguar. Mata sayu Fiora menatap pria itu. Muak sekali rasanya. Sungguh di luar dugaan. Sangat tega! Yah, sebenarnya sudah tida