Share

MALAM MISTERI

Author: VhyDheavy
last update Last Updated: 2025-02-02 11:38:00

Beberapa saat yang lalu ....

Sambungan telepon antara Fiora dan sosok VVIP terjadi, tepat setelah Darwin memutuskan untuk pergi bersama Skyla dan kedua pengasuh lainnya.

"Halo, Nyonya Fiora. Saya sudah menunggu panggilan dari Anda," ucap VVIP itu dari kejauhan yang langsung tahu jika sosok Fiora-lah yang tengah menghubunginya.

Fiora mengernyitkan dahi. Merasa heran. Kata ayahnya, sosok VVIP itu berasal dari Spanyol, dan sama sekali tidak memiliki darah dari negeri ini. Berbeda dengan Fiora yang meski memiliki darah Belanda, darah Indonesia lebih kental berada di tubuhnya. Belum lagi, pria asing itu bisa langsung tahu sosok Fiora-lah yang menghubunginya.

"Halo, Mr. Lorenzo. Sepertinya Anda sudah menduga jika saya akan menghubungi Anda," sahut Fiora tetap tenang dan berusaha tidak menunjukkan rasa herannya.

"Bisakah kita segera ketemu? Anda mendarat di Jakarta pada pukul berapa? Biar kami yang menjemput Anda." Tanpa basa-basi Fiora melanjutkan ucapannya. Langsung ke inti dan seolah tanpa permisi.

Karena selain sudah tak memiliki banyak waktu, Fiora juga merasa sosok Zeyan Lorenzo akan lebih senang jika pembicaraan tak banyak pembahasan basi.

"Sejujurnya saya sudah ada di Jakarta, Nyonya Fiora. Jika detik ini Anda ingin menemui saya, saya dengan senang hati siap melaksanakannya. Anda ingin bertemu di mana?" celetuk Zeyan.

"...."

Beberapa percakapan via ponsel yang akhirnya mengantarkan Fiora di tempat ini. Salah satu kamar VVIP di hotel Alvarion Grand Suites. Lebih awal dari jadwal kedatangan Zeyan Lorenzo yang sebelumnya sudah ditentukan. Masih pukul tujuh pagi, ketika keluarga Eryon masih sibuk dengan pesta resepsi pernikahan kedua suami Fiora tersebut.

Namun meski sudah duduk berhadapan dengan Zeyan, Fiora merasa tidak nyaman. Sudah hampir lima menit pria itu terus bergeming dan menatap dirinya. Seolah Zeyan ingin menelisik semua misteri di dalam diri Fiora. Entah apa yang Zeyan inginkan, karena sebelumnya pria itu juga dikatakan sangat ingin menemui Fiora.

Padahal mereka hanya pernah bertemu sekali di Barcelona. Tak ada kedekatan, tak ada perbincangan masa lalu yang berarti. Apa sebenarnya motif Zeyan yang seolah sudah menargetkan Fiora sejak lama?

"Saya takjub tentang bagaimana Anda begitu fasih berbahasa Indonesia, Mr. Lorenzo," celetuk Fiora yang berangsur meluruhkan ketegangan di dalam dirinya. Ia tak mau menjadi objek pengamatan dalam waktu lebih lama.

Zeyan tersenyum mendengar pujian itu. "Saya belajar bahasa negara ini selama empat tahun demi menemui Anda, Nyonya Fiora," jawabnya apa adanya.

Fiora bergeming sesaat, dengan ekspresi wajah yang konsisten datar.

"Terima kasih atas inisiatif Anda, Mr. Lorenzo. Sehingga saya tak perlu susah payah mencari penerjemah bahasa Spain," ucap Fiora.

Kali ini Zeyan Lorenzo yang terdiam. Namun wajahnya tak sedatar Fiora. Senyum dan tatapan aneh terus ia berikan pada wanita yang dua tahun lebih tua darinya itu. Wanita yang selama ini sangat ingin ia temui karena sesuatu hal.

Sayangnya, Fiora seolah melupakan kejadian empat tahun silam. Malam hari setelah acara amal digelar. Sebuah kejadian yang menyatukan mereka dalam satu kamar. Haruskah Zeyan Lorenzo kecewa karenanya? Atau ia harus lebih mengerti, sebab di malam itu, Fiora selalu enggan untuk menatap wajahnya.

"Saya juga cukup fasih berbahasa Belanda, saya dengar Anda keturunan Belanda juga, 'kan? Mungkin kita bisa mengambil bahasa tersebut sebagai alternatif," celetuk Zeyan Lorenzo memecah keheningan.

"Ya. Kakek buyut saya orang Belanda." Fiora menjawab seadanya. "Sebenarnya, ada sesuatu yang ingin saya katakan kepada Anda, Mr. Lorenzo. Sehingga saya terpaksa harus menganggu waktu Anda yang baru datang ke hotel kami. Mungkin, bisa dikatakan sebagai sebuah keinginan. Sepertinya Anda pun sudah mendengar beberapa hal dari ayah saya."

"Termasuk tentang pernikahan kedua suami Anda?" cetus Zeyan.

Fiora menatap tajam. "Bagaimana Anda tahu tentang hal itu? Seandainya tahu, sepertinya—"

"Bukankah kenyataan itu yang menjadi alasan terbesar di balik keinginan Anda untuk segera menemui saya, Nyonya?"

Pria itu lebih sulit diatasi. Zeyan Lorenzo selalu selangkah lebih maju. Pria berusia tiga puluh satu tahun berasal dari Spanyol. Pewaris muda yang terpaksa diangkat sebagai pimpinan perusahaan keluarganya di kala usianya baru menginjak dua puluh lima tahun, karena kejadian darurat. Sempat diragukan oleh para dewan direksi, sampai pamannya harus turun tangan dalam mendampinginya mengemban jabatan itu.

Pria muda yang kemudian membuktikan potensi dirinya, setelah dua tahun menjabat berbekal pengalaman membantu ayahnya serta pendidikannya yang memang tinggi. Tentu tak melupakan peran penting pamannya yang terus memandu sekaligus melindunginya. Dan dirinya yang mampu melakukan inovasi serta memperluas bisnis, akhirnya mampu mendapatkan kehormatan luar biasa.

Semua cerita tentang Zeyan telah Darwin katakan, tadi di pagi buta sebelum memutuskan pergi. Cerita yang mengharuskan Fiora untuk lebih berhati-hati dalam menentukan langkahnya kendati harus berusaha menjalin hubungan dengan Zeyan. Barangkali pria itu juga bisa menggigitnya layaknya James, dan malah tak mau diajak bekerja sama. Atau mungkin ada harga besar yang harus Fiora bayarkan hanya demi mendapatkan sebuah dukungan.

"Nyonya Fiora, jangan terlalu tegang. Saya tak bermaksud mengusik privasi Anda," celetuk Zeyan yang seolah bisa membaca isi pikiran Fiora. "Saya hanya perlu mendapatkan beberapa informasi, sebelum memutuskan jalinan kerja sama kita. Ayah Anda pun tak keberatan ketika saya mengetahuinya. Tenang saja saya bisa menjaga rahasia."

Fiora menghela napas. Mulai tak nyaman ia mengusap-usap permukaan jam tangannya. "Saya hanya sedikit terkejut, Mr. Lorenzo. Dan cukup malu, karena ketahuan dimadu," jawabnya.

"Kenapa harus malu?" Zeyan tersenyum usil, lalu menyandarkan punggungnya di sandaran sofa mewah itu. "Anda juga bisa melakukannya."

Fiora menatap, tak mengerti.

"Mendua. Memadu kasih dengan pria lain," jelas Zeyan.

"Saya tidak sehina itu," sahut Fiora cepat. "Jika saya melakukannya, sepertinya tak akan ada bedanya antara saya dengan suami saya."

"Percayalah, Nyonya, terkadang kita harus sedikit keluar dari zona nyaman dan menjadi mm... cukup gila untuk mengalahkan seseorang. Apa gunanya untuk terus mempertahankan prinsip, ketika harga diri telah dinodai. Lagi pula, seperti yang Anda katakan di malam empat tahun lalu, bahwa Anda tak menginginkan pernikahan itu," ucap Zeyan.

"Bahkan Anda berani meminta pria yang menemani Anda pada malam itu untuk merenggut kesucian Anda, daripada menyerahkannya pada calon suami yang tak Anda cintai. Tampaknya, Anda harus mengembalikan Fiora kala itu demi misi menyerang yang mungkin telah Anda rencanakan, sampai harus menemui saya lebih awal." Zeyan menambahkan dengan sebuah pernyataan yang tak terduga.

Malam empat tahun lalu? Fiora membatin pertanyaannya.

Deg!

Ekspresi di wajah Fiora yang sejak tadi datar, kini tampak berubah. Sepasang matanya melebar. Tampaknya ada sesuatu dari masa lalu yang telah ia lupakan. Namun Zeyan Lorenzo? Apakah pria itu pernah memiliki sebuah momen penting dengan dirinya di masa lalu?

Apa yang sebenarnya terjadi kala itu? Fiora bukan seorang pelupa. Ia yakin, ia hanya bertemu dengan Zeyan pada acara amal dan tak banyak berbincang. Selain itu ... tidak pernah!

***

Bersambung....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nyonya Fiora (Akan Kuhancurkan Hidup Suamiku!)    TAMAT-AKAN KUHANCURKAN SIAPA PUN YANG BIKIN PERKARA!

    "Kalau kita menikah ... kita akan menjalani kehidupan yang bagaimana ya? Lintas negara, bahkan benua?" celetuk Zeyan. Saat ini, kami berada di balkon hotel. Hotel yang dinaungi Golden L.O Holdings, perusahaan milik Zeyan. Lima jam yang lalu kami baru sampai setelah melalui penerbangan sekitar sebelas jam. Anakku sudah tertidur di atas kasur, dari kamar kelas VVIP yang secara gratis diperuntukkan untukku. Dua pengasuh pun diberikan kamar tersendiri, pun dengan Dany. Bukan yang VVIP, tapi cukup mewah untuk mereka. Mereka sendiri yang memilih. Aku menatap Zeyan dan kuabaikan pemandangan malam kota Barcelona. "Aku belum memikirkan soal itu," ucapku. Zeyan menanyakan bibir. "Aku saja belum bertemu pamanmu, bagaimana jika dia tak suka padaku? Aku ini janda dan orang Asia," lanjutku yang sedikit tahu tentang karakter paman Zeyan, yang tidak salah bernama Luis Carlos. Zeyan sendiri yang pernah menceritakannya, bersamaan dengan pengakuannya tentang Mr. Stone. Zeyan menggeleng. "Janga

  • Nyonya Fiora (Akan Kuhancurkan Hidup Suamiku!)    AKU FIORA!

    Aku Fiora. Fiora Alarice Alvarez. Sebuah nama cantik pemberian orang tuaku yang bukan orang sembarangan. Barisan nama dari tiga suku kata yang tak pernah kuubah satu pun menjadi Bhaskara. Tidak pernah sekalipun! Tentu kalian tahu apa yang terjadi padaku selama ini, terhitung sejak suamiku menghamili dan menikahi gundiknya. Bahkan direstui oleh James, ayah mertuaku. Konyolnya atas perkataan dukun. Namun ... ada sebuah fakta yang membuatku merenung cukup lama tentang .... Ah, begini. Terhitung satu setengah tahun sudah berlalu sejak peristiwa penyekapan yang dilakukan oleh Eryon padaku. Atmajaya, ketua parpol paling terkemuka sudah ditetapkan sebagai tersangka, yang juga menyeret nama MANTAN ayah mertuaku sendiri. Bahkan mantan suamiku. Ya, aku dan Eryon sudah resmi bercerai. Untungnya proses cerai kami berjalan cukup lancar, karena sudah banyak bukti yang membuat gugatan resmiku dikabulkan. Namun segudang sidang kasus korupsi, juga turut menyeretku dan Tuan Darwin—ayahku sendiri. K

  • Nyonya Fiora (Akan Kuhancurkan Hidup Suamiku!)    MOMEN TEGANG MENUJU PENYELAMATAN FIORA

    Cuplikan:Keadaan semakin menegangkan ketika Eryon bersiap menarik pelatuk pistol itu. Ia menyeringai tajam setelahnya. Kepala Zeyan siap diledakkannya! Seruan para polisi tak dihiraukannya.***Seketika negara menjadi gempar. Isu korupsi yang melibatkan Atmajaya sudah beredar luas. Nama James turut melesat menjadi trending topic—dicap sebagai pengusaha licik yang menjadi penampung dana hasil pencucian uang dari Atmajaya.Tak ada lagi celah untuk berkilah. Bukti konkret telah beredar luas di berbagai media.Sebuah video tersembunyi menampilkan percakapan rahasia—rekaman suara Atmajaya dan James. Dengan suara arogan, Atmajaya mengaku sebagai sang 'Pengendali'—orang di balik aliran dana gelap yang dikumpulkan dari kader partainya, yang kini duduk di pemerintahan.Video itu menjadi peluru. Satu tembakan yang membongkar dalang utama di balik sistem yang selama ini terus membusuk! Sementara mereka dibuat sibuk dengan kasus hukum yang sudah pasti menjerat, Zeyan dan Darwin masih terus mel

  • Nyonya Fiora (Akan Kuhancurkan Hidup Suamiku!)    HARI BERIKUTNYA

    "Ernando akan aman di sini, Zeyan. Ayah pastikan keamanan dan perawatan yang maksimal, Ayah berhasil membawanya kemari. Ayah pastikan tidak ada yang mengikuti," ucap Darwin dari kejauhan pada Zeyan yang masih berada di dalam mobilnya, meski sudah tengah malam. Zeyan menelan saliva dengan susah-payah. "Terima kasih, Ayah. Tapi, bagaimana kondisi Ibu dan Skyla?" tanyanya, yang memang sudah cukup akrab untuk memanggil kedua orang tua Fiora dengan sebutan ayah dan ibu. Terdengar helaan napas yang Darwin lakukan. Napas yang begitu berat. Bagaimana tidak. Pada akhirnya Sisca, istrinya, berakhir tumbang. Setiap hari sejak menghilangnya Fiora, kondisi Sisca kian menurun. Namun sampai saat ini pun, Sisca selalu enggan jika dirawat di rumah sakit. "Masih lemah. Pikirannya terlalu kusut. Ayah khawatir dengan jantungnya, yang katanya kerap terasa nyeri. Untuk Skyla, sesekali rewel merindukan ayah ibunya. Dia juga sempat demam, tapi sudah membaik. Sebenarnya pun Ayah tak ingin membebanimu, bahk

  • Nyonya Fiora (Akan Kuhancurkan Hidup Suamiku!)    MURKANYA ZEYAN LORENZO

    "Saya terinspirasi dengan budaya di negara ini. Tampaknya, tusuk konde bisa menjadi senjata yang tak mencolok, tapi tetap menusuk. Bawalah ke mana pun benda ini pergi, Nyonyaku. Termasuk kalung yang saya berikan, jangan pernah dilepaskan. Nyonya harus tetap baik-baik saja, sampai saat saya bisa kembali," ucap Zeyan sekian hari yang lalu. Fiora menghela napas pada saat itu. Ia tersenyum sambil menatap kotak berisikan tusuk konde. Sebuah benda yang memiliki ujung tajam. Siapa yang akan mengira, Zeyan sampai sedetail itu dalam memesannya. "Selesaikan urusan di Spanyol, dan kembalilah dengan selamat. Karena aku ingin sekali menghukummu pada saat itu. Ciuman tadi, aku sungguh tak ikhlas ketika kau mencurinya dariku, Mr. Zeyan Lorenzo. Kalau tidak memikirkan perjalananmu yang akan menghabiskan waktu berjam-jam, mungkin aku sudah menamparmu sejak tadi!" sahutnya, ketus. Zeyan tertawa. Sebenarnya ia sempat bingung dan deg-degan, khawatir Fiora akan mengamuk ketika dirinya merenggut ciuman

  • Nyonya Fiora (Akan Kuhancurkan Hidup Suamiku!)    SITUASI MENCEKAM DI TEMPAT PENYEKAPAN, AKANKAH FIORA AMAN?

    Kamar itu terasa dingin, lampu sengaja dimatikan. Sepi dan memberikan kesan menyeramkan. Terdengar suara wanita terbatuk-batuk. Di atas karpet, ia terduduk.Penampilannya kusut. Rambutnya berantakan. Tampak rantai panjang yang terpasang di pergelangan kakinya, terjerat di kaki ranjang kayu yang mewah. Tangannya terbogol. Membuatnya tak bisa bergerak leluasa.Wanita itu adalah Fiora, yang kini tersekap menyedihkan di ruangan mewah buatan .... Klik ... krieet!Suara pintu kamar dibuka oleh seseorang. Klik! Lampu kristal mewah yang tergantung di langit-langit kamar seketika menyala. Menampilkan ruangan megah itu dengan sejelas-jelasnya. Entah di daerah mana pastinya letak kamar tersebut, Fiora sungguh tidak mengetahuinya. Namun yang pasti, seorang pria telah masuk ke dalam kamar. Langkahnya terayun pelan. Kedua tangannya sibuk memegang nampan. Aroma makanan menguar. Mata sayu Fiora menatap pria itu. Muak sekali rasanya. Sungguh di luar dugaan. Sangat tega! Yah, sebenarnya sudah tida

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status