Dua minggu kemudian ....
Ratna Ellisa Bhaskara, ibu mertua Fiora memutuskan mampir di pagi buta begini. Wanita paruh baya yang terlihat anggun dan cantik itu sengaja ingin menemui sang menantu. Dengan tulus, ia berencana meminta maaf. Meskipun tampaknya tak akan mudah, mengingat seberapa dingin sosok Fiora dan seberapa besar kesalahan Eryon beserta James. Namun setidaknya Ratna harus mencoba. Sedingin apa pun sikap Fiora, Fiora tak pernah sekalipun mengabaikannya. Menantunya itu masih kerap tersenyum dan tunduk santun padanya. "Maafkan Ibu, Fiora. Ibu sudah berusaha mencegah mereka. Tapi kau tahu sendiri bagaimana ayah mertuamu sangat percaya pada ramalan Mister Peramal dari Afrika itu. Dan soal Eryon, Ibu benar-benar malu karena dia masih saja tak dewasa di usianya yang nyaris tiga puluh lima tahun," ucap Ratna pada Fiora yang tengah duduk mematung di hadapannya, di ruang tamu itu. "Ibu sudah berusaha. Sungguh! Tapi susah bahkan Ibu sampai dilarang menemuimu. Untungnya Ibu bisa melipir ke sini, sebelum acara pestanya nanti," tambah Ratna menjelaskan. Fiora menatap Ratna. Mimik wajah ibu mertuanya tampak sendu dan penuh ketulusan. Ia percaya seberapa besar Ratna sangat menyesali apa yang terjadi. Selama ini Ratna bisa menjadi sosok ibu kedua bagi Fiora. Sayangnya, Ratna terlalu lemah. Hanya berperan sebagai istri yang serba manut. Tapi, Fiora juga maklum. Ayah mertua dan suaminya memang agak lain! "Tak apa, Bu. Aku bisa menahan semuanya," ucap Fiora yang akhirnya memberikan jawaban. Ratna menghela napas. "Ibu tak tahu, apakah Ibu mampu berdiri di pergelaran mewah pernikahan kedua anak Ibu, Fiora. Rasanya Ibu tak ingin datang. Ibu ingin menemanimu saja, Sayang." "Datang saja, Ibu. Jangan membuat suami dan anak Ibu merasa geram. Lagi pula, aku juga harus bekerja." Suara ponsel yang berdering dari dalam tas branded milik Ratna cukup mengejutkan kedua wanita itu. Ratna segera mengambil benda pintar tersebut. Namun raut masam seketika tergambar jelas di wajahnya. "Ayah mertuamu menelepon," ucap Ratna. "Berangkat saja, Bu. Aku harus mengurusi Skyla," sahut Fiora. Kemudian ia bangkit dari duduknya. "Aku tak ingin anakku muncul di pernikahan itu." Ratna mengangguk mengerti. "Kau benar, jangan sampai perempuan lancang itu mendekati Skyla, Fiora. Kau harus berhati-hati." Usai bangkit dari duduknya, Ratna berjalan menghampiri Fiora. Ia meraih kedua telapak tangan Fiora sambil menatap sendu. Sejujurnya masih banyak permintaan maaf dan segala kata pendukung yang ingin ia katakan pada Fiora. Namun mulutnya tak mampu bersuara terlalu banyak. Apalagi James terus-terusan membuat ponselnya berdering. "Tenang saja, Ibu, aku baik-baik saja," ucap Fiora dan sedikit mendorong agar Ratna segera berangkat ke tempat pesta sebuah pernikahan menjijikkan. Dorongan Fiora membuat Ratna tak lagi menahan diri terlalu lama. Dengan perasaan yang buruk, ia meninggalkan rumah menantunya. Namun ia berjanji, setelah pernikahan Eryon dan Angel, ia akan terus memihak Fiora. Tak ada kesempatan yang ingin ia berikan pada Angel untuk menjadi menantu idaman. Sepeninggalan Ratna, Fiora menuju kamar putri kecilnya. Berencana untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang ibu, kendati ada dua pengasuh yang bisa mengurusi. Namun sesampainya di sana, Fiora dikejutkan dengan penampilan Skyla yang begitu rapi dan jelita. Sebuah gaun indah membalut tubuh mungil Skyla. Dua orang pengasuh tampak sibuk mendandani anak itu, berlagak layaknya staff MUA yang disewa. "Apa-apaan kalian, hah?!" Geram, Fiora berkata sambil berjalan tegas ke dalam kamar. Sari dan Suci menoleh. Mereka lekas menundukkan kepala. Takut. "Ma-maafkan kami, Nyonya. Tuan Eryon meminta kami segera mendandani Nona Skyla untuk ikut serta ke pesta pernikahan beliau," ucap Suci menjelaskan. Fiora ingin menampar kedua pengasuh itu. Namun ia sadar, mereka tak bersalah. Mereka hanya mengikuti perintah. "Keluar!" titah Fiora. "Nyonya?" "Keluar!!!" Lebih tegas Fiora memerintah. Kedua pengasuh segera beranjak pergi. Namun Skyla yang sudah secantik anak peri justru menangis. Takut pada Fiora yang membentak kedua pengasuhnya. "Mommy! Don't be angry! You're so scary!" ucap Skyla di sela tangisannya. "Ah .... Forgive Mommy, Skyla," sahut Fiora menyesal. "Skyla mau ikut ke pesta sama Daddy, Mommy!" "No, you can't attend that party!" Fiora duduk berjongkok di hadapan Skyla yang tengah duduk di sebuah kursi rias. "Please. Kamu harus menurut sama Mommy ya, Sayang." "No, Mommy! Skyla mau ikut Daddy dan Bunda!" Mata Fiora melebar. "Bunda?!" "Ya, Mommy. Bunda Angel." "Stop! Don't call that woman 'Mom'! I am your mom, not her, Skyla!" Namun anak itu justru semakin histeris yang membuat Fiora kian geram. Bukan pada putrinya ia merasa marah. Tapi pada Eryon dan Angel, yang ternyata sudah mendoktrin Skyla agar lebih dekat dengan mereka. Entah apa saja yang telah Eryon tanamkan di benak Skyla selama Fiora bekerja. Pria itu sudah pasti banyak mencuri waktu untuk pulang ataupun menemui si J4lang. "Skyla! Dengarkan Mommy! I am your Mom, not her! Tidak ada kata Bunda untuk siapa pun, selain Mommy!" Merasa sangat pusing, Fiora tak mampu mengerem nada suaranya yang meninggi. "Fiora." Suara parau terdengar di tengah kepanikan Fiora dan tangisan Skyla yang berisik. "Sari, Suci, jaga Skyla. Bawa dia ke mobil saya." Sari dan Suci ternyata ikut serta pria itu. Darwin Alvarez, yang mendadak muncul di sana. Mereka segera masuk ke dalam kamar untuk melaksanakan perintah salah satu tuan besar mereka. "Ayah?" Fiora menatap sang ayah kandung dengan mata yang berkaca-kaca. Namun sebisa mungkin ia tidak ingin menangis. "Skyla akan aman di rumah Ayah. Ayah juga tak sudi cucu Ayah datang ke pernikahan itu. Ah, sebenarnya sejak tadi Ayah sudah tiba, tapi ada mobil milik keluarga ayah mertuamu yang masuk duluan. Ayah menunda datang, karena tidak mau memperumit keadaan. Ayah sudah mendengar semuanya dari salah satu sekretarismu, sekaligus meminta penjelasan dari James. Rupanya pria kolot itu masih percaya pada ramalan dukun Afrika itu," ungkap Darwin. Fiora menghela napas. Agak lega. Akhirnya ada solusi yang tidak terlalu menekan Skyla, sehingga anak itu tak perlu merasa terancam. Meski hatinya tetap menyesal karena sampai membentak putrinya sendiri. Andai Eryon lebih tahu batasan dan tidak terus menyerang Fiora, apalagi sampai menggunakan Skyla, mungkin Fiora lebih bisa menahan diri. "Apa kau begitu mencintai Eryon?" tanya Darwin tak terduga. "Sampai kau harus terlihat sehancur itu? Kau tak pernah begini, Fiora." "Tidak, Ayah. Sejak awal aku tak pernah mencintainya, Ayah tahu sendiri tentang itu. Aku hanya kecewa, karena usahaku di pernikahan kami tidak dia hargai. Dan dia melanggar kesepakatan kami," sahut Fiora. Namun Darwin tidak percaya. Ia justru meyakini jika Fiora sudah menaruh hati pada Eryon. Empat tahun pernikahan bukan waktu yang sebentar. Tak mungkin tidak ada satu pun momen manis di antara mereka, meski Fiora begitu kaku. Apalagi sudah ada Skyla di antara mereka, yang artinya romansa malam juga kerap terjadi. "Sebenarnya kejahatan apa yang pernah Ayah lakukan di masa lalu, sampai mertua sialanku itu sampai mengaku bisa menjebloskan Ayah ke penjara?" tanya Fiora. Darwin menatap Fiora lalu menghela napas. "Ayah pernah berselingkuh dengan siapa? Atau Ayah punya skandal apa dengan pemerintah? Atau mungkin organisasi mafia?" lanjut Fiora menuntut penjelasan. "Masa lalu Ayah tak penting bagimu, Fiora," jawab Darwin pada akhirnya. Fiora menatap tajam sang ayah. "Tak penting bagaimana? Jika tidak ada ancaman itu mungkin aku bisa bercerai dengan Eryon!" "Kau tak mungkin bercerai dengannya, Fiora. Sekalipun ancaman yang melibatkan Ayah itu tidak ada. Mana mungkin kau bisa merelakan semua jerih payahmu dan membiarkan orang lain menikmatinya. Angel, gadis itu hanyalah staff biasa yang sering mengikuti Eryon, bukan? Semuanya akan jatuh ke gadis tak becus itu jika kau memilih bercerai. Karena pada kenyataannya, pengaruh James sedang jauh lebih besar." "Lagi pula James akan bersikeras mempertahankan dirimu, Fiora. Mengingat betapa malasnya Eryon. Dan Angel hanya anak kemarin sore, mana mungkin mereka mampu menggantikan peranmu yang begitu luar biasa. Tanpa dirimu, bisnis kita akan hancur. James sadar betul tentang itu." "Makanya dia akan melakukan segala cara untuk membuatmu tetap menjadi menantunya. Tapi, di sisi lain dia juga menghimpun kelemahan kita agar kita berada di bawah kendalinya. Sekalipun berbesan dan menyatukan perusahaan, pada akhirnya kita semua tak bisa saling memercayai." Darwin benar. Dan sejak awal Fiora sudah mempertimbangkan hal-hal itu. Kecuali dirinya mampu merelakan semuanya dan hidup tanpa sepeser pun hasil dari perusahaan. Sekaligus tak memedulikan semua ancaman James. Namun ia tidak bisa kehilangan segalanya. Apalagi kalah dari Gundik itu. "Jantung ibumu juga belum membaik, jika sampai tahu masalah ini, ibumu bisa kembali kritis," ucap Darwin penuh sesal. Fiora memejamkan mata, merasa kesulitan menarik napasnya. Padahal ingin menyerang, tapi rasanya dirinya terus-terusan diserang. Eryon dan James sudah semakin kurang ajar. "Tamu VVIP itu, hubungi dia." Darwin berangsur menyerahkan sebuah kartu nama pada Fiora. "Seorang pengusaha sukses dari Spanyol. Sepertinya kalian pernah bertemu empat tahun lalu, tiga bulan sebelum kau menikah kau ke Barcelona. Ketika kau memutuskan mencari ketenangan di sana, setelah akhirnya kau baru kembali dua minggu sebelum pernikahanmu. Saat kau menawarkan diri untuk mewakili Ayah di acara amal yang pengusaha itu gelar, dengan menghimpun pengusaha lain dari berbagai negara." "Zeyan Lorenzo? Benar juga. Kami pernah bertemu di Barcelona," sahut Fiora sambil menatap kartu nama itu. Darwin menghampiri Fiora. Memegang kedua pundak putri tunggalnya itu, kemudian berkata, "Secara tak terduga, dia menghubungi Ayah setelah gagal menjalin komunikasi denganmu dan entah apa sebabnya, padahal dia calon tamu besarmu. Dia ingin sekali bertemu denganmu, Fiora. Ayah tak mengatakan komunikasi kami pada James. Kau bisa melobinya. Ayah yakin, putri Ayah tahu cara terbaik dengan memanfaatkan momen ini." *** Bersambung....Cuplikan: Tangan Angel gemetar, mencoba meraih meja, apa pun, untuk menahan tubuhnya. Namun matanya sudah buram. Pandangannya menggelap, dan cairan hangat tiba-tiba mengalir di sela pahanya.🥀🥀🥀Mata Angel membidik sebuah pigura besar. Berisi sebuah foto pernikahan Eryon dan Fiora yang kini terpampang nyata di ruang utama rumah itu. Ada sebuah kursi di depan pigura tersebut, seolah menggambarkan diri Eryon tengah duduk sambil memandangi foto besar pernikahannya. Hati Angel terenyak. Kejutan macam apa ini? Dan sejak kapan foto pernikahan mereka berukuran sebesar itu? Bahkan dipajang tepat di tengah-tengah ruangan yang langsung mengarah pada pintu.Mata Angel bergetar, kedua telapak tangannya mengepal. Sebisa mungkin ia berusaha untuk tidak terpengaruh. Namun, ... saat menoleh ke arah lain, Angel menemukan beberapa lukisan gambar diri. Entah siapa yang melukisnya, tapi gambar di dalam lukisan tersebut menunjukkan sepasang kekasih yang mirip sekali dengan Eryon dan Fiora. Mereka dig
"Akhirnya, wanita angkuh itu akan lenyap. Aku ... ah, aku harus segera menemui Tuan Eryon untuk merayakan kemenangan ini. Tapi, yah, aku harus bersandiwara sedih dulu, meski aku yakin Tuan Eryon akan merasa senang, karena dia sendiri pasti sudah muak dengan tingkah laku Fiora!" -Angel, si Gundik. 🥀🥀🥀PRANGGG!!!Vas bunga cantik di atas meja ruang tamu di rumah James, baru saja melayang, membentur lantai marmer hingga pecah berantakan. Emosi yang sudah sampai di ubun-ubun, telah menggerogoti sisa kesabaran Darwin Alvarez yang tak segan untuk melakukan tindakan kasar tersebut.Sementara James yang hari ini tidak ke kantor, lantaran cemas dengan segala tudingan para dewan direksi Bhaskara Corp, sampai terkejut dengan tindakan besan pertamanya tersebut. Pun dengan Ratna yang turut ada di sana, termasuk Angel yang mengintip dari ruangan dapur."Katakan di mana kau membawa putriku pergi, James!" Ucap Darwin sambil menatap tajam ke arah James.James tidak langsung menjawab. Otaknya sedan
"Silakan tampar saya, Tuan! Bahkan jika nyawa saya harus jadi tebusannya, saya rela. Saya gagal melindungi Nyonya Fiora. Ma-maafkan saya," ucap Dany sambil bersimpuh di hadapan Darwin, di dalam ruang utama rumah dari ayah kandung Fiora tersebut.Bohong jika Darwin mengatakan jika dirinya tidak marah. Emosinya malah sudah sampai di ubun-ubun, siap meledak, bahkan mengamuk. Namun melihat Dany yang tampak berantakan, dan bagaimana kusutnya ajudan dari putrinya itu, membuat Darwin perlahan menarik napas dalam-dalam.Melakukan tindakan kasar, tidak akan menjadi solusi sama sekali. Apalagi Dany sudah mencari ke sana-kemari selama semalam suntuk, sampai siang hari ini. Di sisi lain pun, Darwin tahu jika Fiora sendiri yang menjadikan dirinya sebagai umpan. Anak nakalnya itu benar-benar selalu di luar nalar! Lalu di salah satu sofa, tampak Sisca, ibunda Fiora yang berwajah datar. Namun caranya menggigit bibir, dan ketika tangannya terus mengusap jantungnya, siapa pun tahu jika dirinya sedang
Flora melirik ke arah kaca spion tengah yang tergantung di bagian depan mobilnya, kemudian ia bergerak untuk benar-benar menoleh. Memastikan sesuatu yang aneh. Firasatnya memang mengatakan ada sesuatu yang tidak beres. Ada orang yang berusaha menguntitnya sejak ia tiba di basemen beberapa saat yang lalu. Mata Fiora menyipit, memperhatikan sebuah mobil hitam di belakang mobil Dany yang sejak lima menit lalu tak juga mengubah arah. Kini kecemasan mulai melandanya, pun dengan jantungnya yang seketika berpacu keras. Napasnya ikut memburu karena ketegangan dirinya itu. Fiora kemudian menggertakkan giginya. Situasi ini benar-benar tak terduga. Ia lupa bahwa di belakang James, ada sosok yang jauh lebih hebat dan berpengaruh. Ia lupa bahwa lawannya bukan lagi ayah mertuanya maupun suaminya! "Mereka bergerak secepat ini. Mungkinkah ... kecelakaan Ernando tidak hanya untuk menenggelamkan fakta-fakta besar yang disimpan olehnya? Tapi juga untuk mempermainkanku dan Ayah, yang tak sengaja terli
Dalam keadaan tangan masih diborgol, dengan pakaian kemeja putih yang kini agak kusut, Ernando dibawa menuju sebuah mobil tahanan. Sebentar lagi, ia akan menjalani sidang peninjauan kembali—langkah awal untuk membersihkan nama baiknya. Dan tentu saja, untuk membantu tujuan Nyonya Fiora.Langit pagi ini menggantung kelabu, seperti menyimpan firasat buruk. Udara lembab menusuk kulit, membuat hati Ernando semakin tak tenang. Terlalu sunyi. Terlalu sepi untuk sebuah hari penting seperti ini. Ia menatap sekeliling, matanya menyipit curiga.Membuatnya sedikit bertanya-tanya. Apakah pihak James tak ingin menghentikan upayanya yang bisa membahayakan mantan atasan sekaligus pamannya itu sendiri? Atau adakah sebuah rencana besar, yang nantinya akan menyambut kehadiran Ernando di pengadilan? Mengingat kemungkinan itu, rahang Ernando mengeras. Ia memang seharusnya untuk berwaspada. Mobil tahanan itupun dikemudikan. Berjalan melintasi jalanan beraspal. Melaju dengan kecepatan lumayan, seiring de
Di taman dari rumah mewah milik Darwin. Pagi ini, pukul setengah tujuh pagi.Fiora harus rela menerima sajian gurat sendu di wajah Zeyan. Pria yang bahkan sudah berkunjung untuk ikut sarapan. Namun pada kenyataannya ia sedang ingin menemui Fiora, dan rumah Darwin satu-satunya tempat yang aman untuk pertemuan mereka. Sejak diberikan kabar mengenai kekacauan di Spanyol. Yang rupanya muncul gosip "Demi mengejar wanita Asia, Zeyan Lorenzo rela meninggalkan perusahaannya sendiri, bahkan diduga akan mengorbankan banyak bisnisnya demi wanita itu", membuat Zeyan harus lebih berhati-hati. Termasuk dalam hal menemui Fiora, terutama di hotel yang bisa saja diisi oleh sejumlah mata-mata dari pihak lawan. Sementara, dampak besar terjadi setelah gosip itu beredar. Meski tak sepenuhnya salah, tapi tentu tidak tepat. Pastinya banyak protes dari para petinggi Golden L.O Holdings di Spanyol sana, yang membuat Luis Carlos, paman Zeyan, seketika murka. Termasuk Daniel, sekretaris utama Zeyan, yang kala
"Siapkan mental Anda, dan jangan terpengaruh pada apa pun." Zeyan berucap sambil memandang terpidana penggelapan dana di hadapannya. Seorang pria berusia tiga puluh delapan tahun yang sudah menderita selama kurang lebih empat tahun di jeruji besi. Yakni Ernando Bastian. Namun yang membuat Zeyan cukup takjub adalah tubuh Ernando yang masih terjaga kebugarannya. Meski luka baret ada di sana sini, bahkan termasuk pipinya, pria itu tetap terlihat kokoh dan tangguh.Entah sekeras apa kehidupan yang Ernando jalani di dalam penjara, tapi setidaknya Ernando bukan sosok yang mudah dikalahkan. Sekalipun nanti mungkin akan ada bahaya yang datang. Ya, saat ini Zeyan dan Ernando duduk saling berhadapan, setelah Zeyan diperkenalkan sebagai "konsultan hukum" atau "penasihat independen" yang bekerja sama resmi dengan tim kuasa hukum Ernando.Ernando menghela napas. Ia masih memilih diam. Sibuk dengan pikirannya sendiri. Jika sebelumnya hanya para ajudan yang datang, kini Zeyan Lorenzo tidak ragu un
Cuplikan:"Darwin dan putrinya itu, kau tahu seberapa kompetennya mereka, 'kan? Jika bukan karena aku dan atas permintaanmu, di empat tahun yang lalu perusahaan Darwin tidak akan terguncang sampai kesulitan finansial, dan kau akan gagal menjadikan Fiora sebagai babumu untuk menggantikan Ernando!"***Usai Fiora keluar dari rumah itu, Eryon bergegas bangkit dari duduknya. Melalui kaca jendela, ia menatap punggung istri pertamanya. Punggung yang selalu tegak dan tampak proporsional. Punggung yang berulang kali ia usap, sekaligus ia maki secara diam-diam. Berikut seluruh raga Fiora yang seharusnya tidak boleh menjadi milik orang lain. "Fiora ...." Eryon bergumam lalu menggertakkan giginya. Tak lama setelah itu, ingatan Eryon berlari ke beberapa saat yang lalu. Tentang ayahnya yang tiba-tiba datang dengan amarah begitu besar. Namun hanya sekitar lima menit saja James datang, selanjutnya bergegas untuk pergi entah ke mana. Yang tanpa sepengetahuan Eryon, James mencoba mendatangi gedung
"Mohon maaf Tuan Besar, Tuan Darwin sedang rapat penting. Beliau sedang tidak bisa diganggu," ucap orang kepercayaan Darwin sembari berusaha menghalau seseorang. Yakni James yang berniat mendobrak pintu ruang rapat. Ia baru saja datang dengan letupan amarah besar. Di otaknya ada anggapan jika semua yang terjadi, berawal dari Darwin dan Fiora. Namun Fiora tidak akan sampai seberani mungkin. Mengungkit sebuah kasus besar yang tak Fiora ketahui sebelumnya. Jadi, siapa lagi jika bukan Darwin orangnya?"Lepaskan aku!" James berusaha melepaskan cengkeraman tangan dari sekretaris pribadi besannya itu. Hendrik namanya, tertera jelas di id-card yang dipakainya. "Hoe, Cecunguk gila! Keluarlah dan bicara padaku, atau akan kuobrak-abrik perusahaanmu!" lanjut James, geram. Segala sumpah serapah, hinaan, umpatan, dan ancaman terus ia loloskan dari mulutnya. Suasana gaduh. Kini Hendrik sampai memanggil para rekannya, alias mereka yang di bawah perintahnya. Namun James sendiri turut membawa sekret