Share

Hidup Baru

Penulis: QuinzeeQ
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-30 01:45:30

“Semoga aku tidak salah mengambil keputusan,” batinnya.

Mobil kemudian melaju kearah Mansion milik Glen yang terletak dipinggir Kota.

“Mulai hari ini kau akan tinggal disini,” ucap Glen.

Ashley mengangguk tanda mengerti. Pandangannya beredar keseluruh penjuru ruangan dengan interior yang sangat mewah hingga membuat Gadis itu terpukau.

“Apakah aku akan menjadi Nyonya di Mansion ini?” batin Ashley.

“Jangan senang dulu. Banyak hal yang harus kau lakukan untuk melunasi hutang keluargamu. Ingat, ini tidak gratis,” ujar Glen.

“Lalu bagaimana dengan sekolahku? Tempat ini cukup jauh dari sekolahku,” tanya Ashley.

“Home schooling saja,” jawab Glen cepat.

Ashley mengerutkan dahinya.

“Ada apa?” tanya Glen cepat.

Ashley menggeleng. “Apa yang bisa kulakukan disini?” tanya Ashley.

“Belajar dan mengurus dirimu sendiri,” jawab Glen cepat.

“Pernikahan akan dilangsungkan 1 minggu lagi. Beristirahatlah.” ucap Glen.

“Dan satu lagi, kau tidak boleh pergi tanpa izin dariku,” lanjutnya.

Glen kemudian menuju ruang kerjanya dan diikuti oleh Henry. Sementara Ashley, ia mulai berkeliling melihat-lihat tempat tinggalnya yang baru. Gadis itu mulai berjalan menuju halaman belakang. Dihalaman belakang terdapat kolam renang yang sangat luas dan paviliun untuk bersantai.

“Nona Ashley ya?”

Ashley terkejut saat namanya disebut. Ia kemudian menoleh dan mendapati seorang wanita paruh baya berpakaian seperti pelayan sedang tersenyum manis kearahnya.

“Saya pelayan disini. Jangan takut,” jawab Wanita itu.

“M-maaf. Aku sedikit terkejut Bi,” ujar Ashley.

“Saya kiran. Saya sudah 20 tahun bekerja untuk Keluarga Tuan Glen. Kelak jika Nona membutuhkan sesuatu, Nona bisa mencari saya,” jelas Bi Kiran.

“Baik. Terimakasih Bi,” jawab Ashley dengan senyuman manisnya.

Saat Bi Kiran hendak pergi, Ashley menahannya. “Bi, apa Tuan Glen hanya seorang diri disini?” tanya Ashley cepat.

Bi Kiran menoleh memastikan tidak ada yang mendengarnya sebelum ia menjawab pertanyaan Ashley. “Dulu, Mansion ini diberikan untuk Istri Pertama Tuan Glen. Namanya Nyonya Courtney. Tapi, beliau sudah tiada,” ujar Bi Kiran.

Ashley membulatkan matanya. “Berarti aku?”

Bi Kiran mengangguk. “Nona istri kedua Tuan,” ujar Bi Kiran.

“K-kenapa dia tidak memberitahuku sebelumnya?” batin Ashley. Ia melamun dengan berbagai pertanyaan dikepalanya.

“Saya permisi dulu Non,” ucap Bi Kiran dan melenggang pergi meninggalkan Ashley.

Gadis itu mematung. Ia mencoba mencerna perkataan Bi Kiran tadi. “Istri Kedua?” gumam Ashley.

“Siapa Istri pertama nya? aku jadi penasaran,” gumam Ashley.

Ia kemudian masuk kedalam Mansion dan menghampiri ruang kerja Glen. “Permisi Tuan, dimana kamar tidurku?” tanya Ashley dengan wajah polosnya.

Glen membalikkan kursinya dan menatap Ashley. “Kau tidak punya mulut untuk bertanya pada pelayan lain?” ketus Glen.

Henry yang mengerti akan suasana hati bosnya itu langsung mengajak Ashley keluar dan mengantar Ashley menuju kamarnya. “Suasana hati Tuan sedang tidak baik. Sebaiknya kamu jangan membuat masalah,” jelas Henry.

Ashley kemudian mengangguk dan langsung masuk kedalam Kamar barunya itu.

“Wah,” gumam Ashley karena terpukau dengan segala kemewahan itu.

“Besok akan ada guru yang datang. Tuan khusus menyewanya untuk mengajarimu,” jelas Henry.

“Sampaikan Terimakasihku padanya,” ucap Ashley.

Henry kemudian pamit dan pergi meninggalkan Ashley. Saat hendak menutup pintu, Ashley melihat sebuah foto yang ditaruh diatas meja tepat didepan kamar Ashley.

“Siapa dia?” gumam Ashley sembari mendekat dan mengambil foto itu kedalam genggamannya.

Mata Ashley membulat saat ia sadar bahwa Wanita difoto itu sangat mirip dengannya. “Apa dia tertarik padaku karena aku mirip dengan mantan Istrinya?” batin Ashley.

Gadis itu kemudian mengembalikan foto itu dan langsung masuk kedalam Kamar mewah miliknya. Ia kemudian memilih untuk bersih-bersih dan berganti pakaian tidur.

Sekitar pukul 8 malam, Ashley turun menuju dapur. Ia melihat Bi Kiran sedang memasak dan ingin membantunya.

“Apa butuh bantuan Bi?” tanya Ashley.

“Tidak Nona. Nona sebaiknya pergi memanggil Tuan untuk makan malam,” ujar Bi Kiran.

Ashley mengangguk mengerti dan langsung menuju ruang kerja Glen.

“Permisi. Tuan waktunya makan malam,” ucap Ashley.

Glen melirik kearah Ashley yang sudah memakai piyama dress sepaha hingga menampilkan kaki mulusnya itu. Pria itu kemudian menghampiri Ashley dan menghimpitnya kedinding.

“Apa kau ingin aku memakanmu?” bisik Glen hingga membuat Ashley sedikit ketakutan.

“B-bukan. M-maksud saya, makan malam sudah siap di meja makan, Tuan!” jelas Ashley cepat.

Pria itu hanya terus menatap wajah Ashley yang lugu sebelum akhirnya pergi meninggalkan Ashley dan menuju ruang makan. Ashley pun mencoba menetralkan nafasnya yang tak karuan lalu menyusul Glen.

“Biar saya bantu Bi,” ujar Ashley sembari membantu Bi Kiran menyiapkan makan malam.

Ashley kemudian mulai melayani Glen. Ia menyendokkan nasi kepiring Glen, dan memberi beberapa lauk.

“Silahkan Tuan,” ujar Ashley.

Karena segan, Gadis itu memilih ikut Bi Kiran Kedapur daripada menemani Glen untuk makan.

“Ashley. Mau kemana?” tanya Glen.

“A-ah aku akan menemani Bibi,” ujar Ashley gugup.

“Kemari,” ujar Glen.

Ia kemudian menarik kursi disebelahnya dan mempersilahkan Gadis itu duduk. Ashley pun semakian canggung dengan sikap Glen. “Duduk,” ujar Glen.

“Aku membawamu kesini untuk menjadi Istriku. Bukan untuk menjadi pelayan,” tegas Glen.

Glen kemudian mulai menyuap makanan kedalam mulutnya. Sementara Ashley, ia makan dalam situasi yang menurutnya sangat canggung.

“Aku sudah mengatur pertemuan mu dengan Orang Tuaku. Jadi belajarlah untuk bersikap selayaknya Pasangan,” jelas Glen.

Ashley tersedak. Ia terkejut karena ini terlalu tiba-tiba. “K-kenapa mendadak sekali?” ujar Ashley.

“Pernikahan kita 1 minggu lagi. Lalu kapan kau akan bertemu Orang tuaku?” tanya Glen.

Gadis itu terdiam. Ia melanjutkan makannya sembari bergelut dengan pikirannya.

Keesokan harinya.

Terlihat Ashley sedang belajar bersama Seorang Pria di Paviliun belakang.

“Aku memberimu tugas untuk membuat artikel mengenai peristiwa Black Death,” ujar Sang Guru bernama Alfredo.

“Besok saya ingin tugas itu sudah selesai,” lanjutnya.

“Baik Mister,” jawab Eve.

Saat ini, Eve sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti Tes kelulusan Sekolah. Ia harus benar-benar serius dalam belajar agar mendapat nilai yang bagus nanti.

Mr. Alfredo kemudian pamit untuk pulang karena jam belajar telah selesai. Sesaat setelah Mr. Alfredo pergi, Glen datang dan menghampiri Ashley yang masih sibuk mengemasi barang-barangnya.

“Oh yaampun kau ini mengejuti saja!” jerit Ashley saat melihat Glen sudah berdiri dihadapannya.

“Bagaimana? Apakah lancar?” tanya Glen.

Ashley mengangguk cepat. “Tuan bolehkah setelah ini aku melanjutkan pendidikan ku diuniversitas?” tanya Ashley.

Glen melirik kearah Ashley yang bertanya dengan matanya yang berbinar. “Tidak. Kau akan tetap belajar dirumah,” tukas Glen cepat.

Ashley yang mendengar itu langsung mendesah kecewa. “Baik Tuan.”

“Jangan panggil aku Tuan. Sebut saja namaku,” ujar Glen.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Deep talk

    “Jangan menyiksa dirimu. Kau juga manusia yang butuh seorang pendamping.” “Tidak Tuan. Saya sudah memikirkannya dengan baik. Inilah akhir tujuan saya,” ucap Alfredo. George pun menghela nafasnya dan kembali mengingat saat Alfredo mengajarnya dulu. “Saat kau datang untuk mengajariku, kau masih sangat muda. Siapa sangka kita akan bertemu lagi karena gadis itu,” ucap George. George pun tersenyum kecil sembari menepuk pundak Alfredo kemudian pergi dan masuk kedalam mobilnya. Alfredo pun membungkukkan tubuhnya guna memberi hormat pada George. Pria itu kemudian masuk dan berjaga didepan kamar Ashley. Sekitar pukul 2 tengah malam, Glen akhirnya kembali. “Alfredo? Kau belum tidur?” tanya Glen saat melihat Alfredo masih berjaga didepan kamar Ashley. “Belum Tuan. Saya menunggu anda pulang karena takut terjadi sesuatu pada Nona,” ucap Alfredo. Glen kemudian membuka pintu kamarnya dan melihat Ashley yang sudah tertidur pulas diatas ranjangnya dengan tubuh yang tertutup selimit. “Kerja bagu

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Antara George dan Ashley

    Pria itu mencium bibir Ashley untuk kedua kalinya dan membuat Gadis itu membulatkan matanya. Ashley pun mematung. Ia benar benar tak bisa mengontrol dirinya untuk melawan George. Sedangkan George, Pria itu malah menekan tengkuk Ashley dan menggigit bibir bawah Ashley hingga gadis itu terpaksa membuka mulutnya. “Eungh!” lenguh Ashley sembari mencoba mendorong tubuh Pria itu. “Kendalikan dirimu George! Aku sudah memiliki Suami!” ujar Ashley sembari menjauh dari tubuh Pria itu. George pun menghela nafas kasarnya. “Kau baru pulang kerja?” tanya George sembari beranjak dari kursi kerjanya dan berjalan menuju sofa. “Iya. Kenapa kau ingin bertemu denganku?” tanya Ashley sembari ikut menjatuhkan pantatnya di sofa empuk itu. “Aku sedang mengerjakan proyek Ayahku. Dan aku ingin meminta bantuanmu,” ucap George. “Bantuan apa?” “Kudengar kau kemarin mengunjungi temanmu di Paris,” ucap George. “Lalu?” “Dia pewaris Zetian Group kan?” “Kau tahu darimana George?” “Tidak perlu tahu. Aku i

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Sisi lain George

    “Apa kalian bisu? Kenapa kalian diam saja?” seru Tuan Besar kepada ketiga anak laki/lakinya. “Kami tidak memiliki tenaga untuk basa basi seperti mereka, Ayah,” celetuk Zico. “Kau terlalu jujur Kak,” sahut Ashley dengan senyum paksanya. Zico pun hanya menyunggingkan smirk tajamnya kemudian pergi meninggalkan mereka yang masih berkumpul disana. “Kami harus pergi Ayah,” ucap Glen kemudian beranjak dari duduknya sembari membenahi jasnya. “Iya Ayah. Kami harus kembali bekerja,” ucap Ashley. Mereka kemudian berpamitan dan langsung pergi meninggalkan Mansion itu. “Hari ini aku akan pulang larut. Tidurlah duluan dan jangan menungguku,” ucap Glen. “Hm,” balas Ashley yang tengah sibuk bekerja menggunakan Ipad yang berada dipangkuannya. Tak berselang lama, mereka tiba di Cath Company. Ashley pun berpamitan pada Suaminya kemudian turun bersama Alfredo dan langsung menuju ruangannya. “Apa kau sudah mengirim uang dan surat tanahnya?” tanya Ashley pada Alfredo. “Sudah Nona. Tuan Zike

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Berkumpul kembali

    Malam itu, adalah malam yang cukup mencengkam. Dengan petir yang menyambar dari segalar arah, angin yang bertiup kencang hingga membuat beberapa pohon tumbang, serta air hujan yang turun dengan sangat deras hingga membuat atap rumah setiap masyarakat seperti akan roboh dalam sekejap. “Kau sudah berhasil,” bisik Glen sembari memeluk Istrinya dari belakang. Ashley yang sedang melamun dibalkon sembari menikmati hujan pun sedikit terkejut dengan kedatangan Glen yang begitu tiba-tiba. “Kau sudah pulang?” ucap Ashley. Glen tak menggubris. Pria itu hanya mengendus wangi tubuh Ashley yang menjadi candu baginya. Pria itu juga mengecupi bahu Ashley yang tak tertutup kain. “Aku merindukanmu,” bisik Glen. Sudah lama sejak kejadian Ashley tertembak, mereka bahkan belum pernah melakukan hubungan intim lagi layaknya suami istri. Glen terlalu takut ia akan melukai Ashley. Bahkan untuk tidur tenang saja ia tidak bisa karena harus terlalu takut ada yang melukai istrinya saat ia tidur. “Aku jadi

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Perang Dingin

    Sekitar pukul 10 malam, Alex tiba di Mansion nya. Ia kemudian langsung masuk kedalam dan mencari istrinya. Ia kemudian mendapati Sang Istri tengah berbincang dengan seorang Wanita yang ia yakini itu adalah Ashley. “Kau sudah pulang?” ujar Yi Ze saat melihat Alex tengah berjalan kearahnya. “Sudah. Pekerjaanku sudah selesai,” ucap Alex. Yi Ze kemudian mengambil tas kerja Alex dan jas yang digunakan oleh Pria itu. “Oh ya, aku lupa bilang, ini teman sekolahku dulu. Ashley, kau pasti tahu dia kan?” ucap Yi Ze. Ashley kemudian berdiri dan tersenyum licik kearah Alex yang juga tengah menatapnya dengan tatapan tajam. “Ashley,” ucap Ashley sembari menyodorkan tangannya. “Alex,” ucap Alex membalas jabatan tangan Ashley. “Kalian berbincanglah dulu. Aku akan menyiapkan air untuk kau mandi,” ucap Yi Ze dengan senyuman manisnya. Melihat ekspresi Yi Ze, Alex pun menghela nafasnya lega. Berarti, Ashley belum memberitahu apapun pada Istrinya. “Kau takut?” celetuk Ashley sembari melipat kedua

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Menjenguk Baby Zishu

    “Tuan, Nona meminta izin untuk terbang ke Paris,” ucap Alfredo.Glen pun langsung mengernyitkan dahinya. “Mau apa dia kesana?”“Dia ingin menjenguk sahabat nya, Nyonya Huang yang baru saja melahirkan anak kedua nya,” ucap Alfredo.“Oh baiklah. Kapan dia akan pergi? Katakan padanya aku masih ada pekerjaan yang harus kuselesaikan. Aku akan menyusul jika semua sudah beres,” ucap Glen.“Sore ini Tuan. Baik Tuan, akan saya sampaikan,” ucap Alfredo.Pria itu kemudian pergi meninggalkan ruangan kerja Glen dan menghampiri Ashley di kamarnya.“Tuan mengizinkan, Nona,” ucap Alfredo.“Baguslah. Aku sudah siap. Kita pergi sekarang,” ucap Ashley.Gadis itu kemudian menghampiri Suaminya yang tengah sibuk diruang kerjanya ditemani oleh Henry.“Aku pergi dulu. Aku akan mengabarimu jika sudah sampai,” ucap Ashley.Glen pun mengecup pucuk kepala serta bibir Sang Istri. “Kabari aku,” ucap Glen.Ashley mengangguk mengerti kemudian pergi menuju bandara bersama Alfredo.“Sebarkan kabar ini di media. Alex p

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status