Share

Keluarga Moonstone

Penulis: QuinzeeQ
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-30 12:18:54

“Jangan panggil aku Tuan. Sebut saja namaku,” ujar Glen.

Ashley tak menjawab.

Glen kemudian duduk di Paviliun itu sembari menghisap rokok yang berada ditangannya.

“Apa aku boleh bertanya sesuatu?” tanya Ashley.

“Kemarilah,” ucap Glen kemudian menyuruh Ashley untuk duduk disebelahnya.

Gadis itu langsung mendekat kearah Glen dan duduk disamping Pria itu. “Apa benar kau sudah pernah menikah?” tanya Ashley dengan berhati-hati.

Glen menoleh dan menatap wajah Gadis lugu itu. “Ya,” jawab Glen singkat.

“Apa foto Wanita yang berada didepan kamarku adalah foto mendiang Istrimu?” tanya Ashley.

“Benar,” jawab Glen.

Ashley mengangguk mengerti. Ia memilih untuk tak melanjutkan pertanyaannya karena takut Glen akan marah jika ia mengungkit masalalunya.

Mereka berdua kemudian berada dalam situasi hening. Hanya suara angin yang terdengar saat itu. Tak ada yang membuka suara diantara mereka berdua. Sampai akhirnya Henry datang menghampiri mereka.

“Permisi Tuan. Tuan Besar sudah mendarat pukul 4 tadi,” ujar Henry.

Mendengar itu, Glen langsung mematikan rokoknya dan memperbaiki pakaiannya. “Baiklah,” ujar Glen.

“Ayo,” ucap Glen kemudian beranjak pergi diikuti Henry.

Sementara Ashley, ia masih duduk dan termenung menatap punggung Glen dan Henry yang mulai menjauh. Glen yang sadar kalau Ashley tidak ada dibelakangnya pun menghentikan langkahnya dan menoleh. Henry yang mengerti itu langsung kembali dan memanggil Ashley untuk ikut dengan Glen.

“Kenapa aku harus ikut?” bisik Ashley pada Henry.

Bisikan Ashley itu terdengar oleh Glen.

“Bukannya aku sudah berkata bahwa aku sudah mengatur untuk bertemu dengan Orang Tuaku?” sahut Glen.

“M-maaf,” gugup Ashley.

“Bersiaplah. Kita akan segera berangkat,” ujar Glen pada Ashley.

Ashley kemudian langsung menuju kamarnya. Ia kemudian bersiap dengan mengenakan beberapa Pakaian Wanita yang sudah tersedia dilemari. Tetapi saat sedang bersolek, pintu kamar diketuk. Ashley langsung membukakan pintu kamarnya.

“Ada apa Tuan?” tanya Ashley saat melihat Glen sudah berdiri didepan pintu diikuti oleh Henry.

Henry kemudian memberikan sekotak perhiasan pada Ashley.

“Pakai itu,” ujar Glen.

Glen kemudian memberi kode agar Henry pergi meninggalkan mereka.

“I-ini terlalu berlebihan,” ucap Ashley.

Glen kemudian masuk dan menutup pintu kamar Ashley. Ia membawa gadis itu untuk duduk didepan cermin dan memakaikan kalung yang ia berikan tadi.

“Terimakasih Tuan,” ucap Ashley pelan.

“Bukankah sudah kukatakan? Panggil aku dengan namaku,” ujar Glen dengan penuh penekanan.

“T-terimakasih Glen,” ucap Ashley terbata-bata.

Gadis itu sangat gugup karena ini pertama kalinya ia dekat dengan Pria. Glen tersenyum kecil kemudian mengecup bahu Ashley yang tak tertutup kain itu. Kecupan itu kemudian naik hingga leher dan membuat Ashley mendesah geli dan tanpa sadar menepis Glen agar menjauh.

“Menurutlah,” bisik Glen.

Glen kemudian membalikkan tubuh Ashley dan mengangkat tubuh Gadis itu keatas meja rias. Glen kemudian mendekatkan wajahnya. Deru nafas Pria itu dapat dirasakan oleh Ashley hingga membuat jantung Ashley berdebar lebih cepat. Dengan cepat, Pria itu menarik tengkuk Ashley hingga membuat bibir mereka menyatu.

Mata Ashley membulat. “Ciuman pertamaku,” batin Ashley.

Glen mulai menyesap pelan bibir Gadis itu. Ashley yang tak pernah berciuman hanya bisa menutup mulutnya tanpa tau harus melakukan apa.

“Buka mulutmu,” ucap Glen.

Ashley mengangguk. Glen kemudian kembali mencium Gadis itu dengan perlahan. Sementara Ashley, ia hanya bisa membuka mulutnya dan mengikuti alur permainan Glen yang semakin ganas. Tangan Glen tak tinggal diam. Pria itu mulai mengerayangi tubuh Gadis dihadapannya itu.

“Eungh,” lenguh Ashley saat Glen menyentuh bagian sensitifnya.

Glen kemudian menghentikan permainannya dan mengecup pucuk kepala Ashley. Ashley yang merasa canggung pun langsung memeluk tubuh Glen dan menenggelamkan wajahnya di tubuh Pria itu karena merasa malu.

“Kau harus terbiasa seperti ini,” ucap Glen.

Ashley mengangkat wajahnya dan menatap Glen. “Baiklah,” ucap Ashley.

Mereka pun kembali berpelukan beberapa saat sebelum akhirnya pergi ke Mansion keluarga Moonstone untuk mengunjungi Ayah Glen yang baru saja kembali dari Luar Negri.

“Ingat untuk bersikap layaknya sepasang kekasih,” ujar Glen.

Ashley mengangguk. Mereka kemudian melangkahkan kaki kedalam Mansion mewah itu dan langsung disambut hangat oleh beberapa Saudara Ipar Glen.

“Kau baru datang?” sapa Flora Istri dari Kakak tertua Glen.

“Ya. Dimana Ayah?” tanya Glen dengan wajah dingin nya itu.

“Aku disini,” sahut Pria Paruh Baya yang sedang menuruni tangga menggunakan tongkatnya.

Glen kemudian menoleh kearah Ashley dan tersenyum sambil mengelus tangan Gadis itu. Glen kemudian membawa Ashley untuk memberi salam kepada Sang Ayah.

“Apa kabar Ayah?” sapa Glen.

“Tidak Baik!” ketus Sang Ayah sembari mencoba duduk di sofa mewah miliknya.

Sang Ayah kemudian melirik kearah Ashley yang berada disamping Glen kemudian kembali melirik Glen.

“Siapa yang kau bawa?” tanya Sang Ayah cepat.

“Jangan ketus seperti itu. Kau menakutinya,” ujar Glen.

Glen kemudian memperkenalkan Ashley pada Ayahnya. “Dia Ashley, calon istriku,” ujar Glen hingga membuat semua orang tercengang karena tak percaya.

Tak terkecuali Sang Ayah, ia juga langsung membulatkan matanya tak percaya. Ashley yang melihat itu pun ikut heran karena ekspresi keluarga Glen yang tak biasa.

“Salam Tuan,” ujar Ashley sambil membungkuk

mencoba memecah suasana hening itu.

Ayah Glen yang lebih sering disebut sebagai Tuan Besar itu langsung tersenyum. Ia menyapa Ashley dengan hangat. Melihat itu, Kakak tertua Glen yang bernama Zico langsung menarik Glen menjauh dari Ashley dan Sang Ayah.

“Kau tidak gila kan?” tanya Zico mencoba memastikan.

Glen menggeleng. “Kau benar-benar sudah melupakan Courtney?” tanya Kakak kedua Glen yang bernama William.

“Ya. Kenapa?” balas Glen singkat.

Kedua Saudaranya itu tak menggubris. Glen kemudian kembali mendekat kearah Ashley dan Ayahnya yang sedang berbincang.

“Aku sangat tidak sabar untuk menimang cucu,” ucap Tuan Besar.

Ashley tersenyum. “Sabar Ayah. Pernikahan akan dilangsungkan minggu depan. Tapi, pernikahan ini private hanya keluarga ini yang tahu,” jelas Glen.

“Kenapa? Aku ingin mengadakan perjamuan besar!” ujar Tuan Besar.

“Tidak. Acara ini akan berlangsung secara Private. Tolong hargai keputusanku dan Ashley,” tukas Glen.

Tuan Besar kemudian menoleh kearah Ashley yang sedang tersenyum padanya. Ia kemudian pasrah dan membiarkan Glen dan Ashley yang memutuskan urusan pernikahan mereka.

Mereka pun berbincang-bincang hangat diruang keluarga. Terkecuali Glen yang memilih untuk menyendiri dipojok ruangan bersama Henry sembari membicarakan pekerjaan.

“Ashley apa aku boleh bertanya?” ucap Flora.

“Silahkan Kak,” balas Ashley.

“Sejak kapan kalian mulai berhubungan?” tanya Flora to the point.

Semua keluarga yang sedang berkumpul pun langsung menatap Ashley dengan wajah penasaran termasuk Tuan Besar.

“Sejak aku tidak pernah pulang kerumah ini,” sahut Glen yang sudah berada dibelakang Ashley.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Pregnant

    “Segera kirim pada Glen semua bukti ini,” ucap Brave pada Asistennya. Glen yang tengah sibuk berkutat mengurus pekerjaannya pun langsung membulatkan matanya saat melihat pesan masuk yang dikirim oleh Asisten Brave. Ashley yang tersadar dengan sikap Glen pun kebingungan. “Ada apa Glen?” tanya Ashley. “Tidak. Aku hanya terkejut melihat kakakku benar-benar berselingkuh dari istrinya,” ujar Glen. Ashley pun langsung melihat kearah Ipad Glen yang menampakkan foto William bersama seorang wanita lain. “Siapa wanita itu?” tanya Ashley. “Feng Xiyun. Dia adalah Putri dari keluarga Feng. Keluarga terkaya di daratan china setelah keluarga Yi Ze,” jelas Glen. “Cantik sekali. Kenapa dia malah mau menjalin hubungan dengan suami orang? Aneh sekali,” ujar Ashley. Ashley pun kembali bergelayut manja karena terlalu malas mengurusi orang. “Kenapa kau menjadi kesal hm?” tanya Glen. “Hanya terbawa suasana. Apa kau masih lama? Aku ingin beristirahat,” ucap Ashley. Glen pun tersenyum. Ia kemudian

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Perpisahan

    “Eungh, c-cukup George,” lenguh Ashley. Pintu kamar pun kembali diketuk. Kali ini, pintu diketuk lebih keras karena Alfredo semakin khawatir dengan keadaan Ashley. George pun mempercepat gerakannya hingga akhirnya ia tumbang diatas Ashley yang sudah terkulai lemas. “Ada apa?” sahut George dari dalam tanpa membuka pintu. “Tuan, apa Nona baik-baik saja?” tanya Alfredo dari luar. George pun melirik kearah Ashley sebelum kembali membuka suara. “Ya. Tenang saja,” ucap George. Ashley tak bergeming. Gadis itu masih tak bisa menerima apa yang terjadi. Selang beberapa menit, ia beranjak dari ranjang dan langsung menuju kamar mandi. Sementara George, Pria itu tersadar dan langsung merasa sangat bersalah terhadap wanita itu. George pun ikut beranjak dan mengambil bathrobe lalu memakainya. Ia juga membuka pintu untuk mengambil baju yang sudah disiapkan untuk Ashley. “Dimana Nona, Tuan?” tanya Alfredo sembari melirik kedalam. “Dia masih mandi. Kenapa?” tanya George dengan tatapan t

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Pelecehan

    “Jangan khawatir,” ucap Ashley.Louis kembali dan membawakan handuk untuk Ashley juga untuk George. George pun dengan cepat melingkarkan selimut itu di tubuh Ashley karena baju Ashley yang cukup transparan setelah terkena air. Pria itu juga langsung menggendong Ashley masuk.“George, aku bisa jalan sendiri!” ujar Ashley sembari memberontak.“Diamlah,” ucap George sembari terus melangkahkan kakinya menuju kamarnya.“Tuan! Kau membawa Nona kemana?” seru Alfredo yang mengejar dari belakang karena takut nona nya berada dalam bahaya.“Aku akan membawanya berganti pakaian. Louis, minta pelayan membawakan pakaian untuknya!” ujar George.“B-baik Tuan!” sahut Louis kebingungan.Setibanya dikamar George, Pria itu menurunkan Ashley di kamar mandi miliknya.“Basuhlah tubuhmu agar tidak sakit. Aku akan menunggu diluar,” ucap George.“T-terimakasih. T-tapi kau tidak perlu melakukan hal ini,” lirih Ashley.George pun kembali membalikkan tubuhnya. Ia kemudian menghimpit tubuh Ashley hingga tubuhnya

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Perasaan George

    “Tuan, anda harus makan walau sedikit,” bujuk Louis. George tak menggubris. Pria itu tetap termenung menatap keluar sembari menghirup udara segar di balkon kamarnya. Sudah 2 hari sejak perbincangan terakhirnya dengan Ashley, ia benar-benar terpuruk. Semangat hidupnya seolah hilang. “Tuan?” panggil Louis lagi saat bosnya itu tak menyahut. “Aku tidak selera. Pergilah,” ucap George. Louis pun menyerah. Ia membiarkan George menenangkan dirinya terlebih dahulu. Tapi ia memutar otak. Ia menghubungi Alfredo dan meminta mereka untuk datang kemari. Louis juga menjelaskan semua detail tentang keseharian George dua hari ini setelah ia bertemu dengan Ashley. Ashley dan Alfredo pun segera menuju Mansion milik George. Sementara Glen, ia tengah berada di luar kota untuk mengurus proyeknya bersama Brave. “Sebenarnya ada apa dengan kalian Nona?” tanya Alfredo pada Ashley. Ashley menghela nafasnya. Gadis itu kemudian memijit pelan dahinya karena frustasi. “Kau tahu kan, George seperti apa?” tan

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Cinta dan rahasia

    “Melihatmu tumbuh seperti ini, itu sudah sangat cukup bagiku, Ashley,” ucap GeorgeMereka kemudian berhadap hadapan dan saling menatap mata satu sama lain. Ashley pun menghela nafasnya. Ia merasa sangat bersalah pada George. Pria itu sudah banyak membantunya selama ini. Tapi ia tidak bisa memberikan feedback lebih padanya.“Kau juga harus bahagia George,” ucap Ashley.“Apa maksudmu?” tanya George sembari mengernyitkan dahinya.“Kau harus bahagia dengan wanita yang kau cintai. Kau tidak bisa terus menerus seperti ini,” ucap Ashley.“Kau adalah wanita yang aku cintai,” batin George.Pria itu kemudian memalingkan wajahnya ke sembarang arah karena tak mampu menatap gadis kecil dihadapannya itu. “Lebih baik aku sendiri Ashley,” ucap George sembari mulai melangkahkan kakinya.Ashley pun ikut menyusul George dan menghadang tubuh Pria itu. “Tidak bisa. Manusia diciptakan untuk hidup berpasang-pasangan. Kau tidak boleh terus menerus seperti ini. Kau juga berhak bahagia George!”“Lalu kau ingi

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Quality Time

    “Bisa kau cari tahu soal dia?” tanya Glen. Brave pun mengerutkan dahinya. Pria itu kemudiaj menyingkirkan laptop dihadapannya dan mendekat kearah telinga Glen dan membisikinya sesuatu. “Kau tidak berniat untuk berselingkuh dari Istrimu kan?” tanya Brave. “Pertanyaan tak masuk akal. Apakah menurutmu aku orang yang seperti itu?” kesal Glen. “Iya,” jawab Brave cepat. “Semakin tua semakin menyebalkan ya?” celetuk Glen. Brave pun terkekeh. “Baiklah aku akan membantumu. Tapi katakan, untuk apa kau mencari tahu soal dia?” tanya Brave penasaran. “Kudengar, Kakakku sedang dekat dengannya. Aku hanya ingin melakukan sedikit pertunjukan,” ucap Glen. “Yang mana?” “Kakak keduaku. William,” ujar Glen. “Bukankah dia masih memiliki Istri?” tanya Brave. “Justru karena itu makanya aku ingin membongkarnya,” ujar Glen.“Calvin, kau mendengarnya kan?” ucap Brave pada Asistennya.“Saya akan segera mencari tau Tuan,” ujar Calvin.Sore pun tiba. Kini, George dan Ashley masih memutari mall untuk be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status