Share

Lakukan Setiap Hari

Author: Risca Amelia
last update Huling Na-update: 2025-01-07 15:32:33
Suri menggeliat pelan di atas tempat tidur, mencoba mengabaikan bunyi alarm yang terus-menerus berdenging dari ponselnya. Tubuhnya masih terlalu berat untuk digerakkan dan perutnya masih terasa sedikit kram.

Ia melirik ke arah Romeo yang masih tertidur pulas di sisinya. Wajahnya tampak tenang, hampir seperti anak kecil saat terlelap. Posisi mereka berhadapan, membuat Suri bisa melihat dengan jelas lekuk hidungnya yang tegas dan garis rahangnya yang maskulin.

Suri menarik napas dalam, lalu perlahan menggoyangkan lengan Romeo. Namun, pria itu hanya bergumam tidak jelas tanpa membuka mata. Suri mengernyit dan kembali memanggil namanya, kali ini sambil menggoyang lengannya sedikit lebih keras.

“Romeo, bangun. Sudah pagi.”

Beberapa kali mencoba, pria itu tetap tak bergerak. Matanya masih terpejam seolah dunia luar tak ada artinya baginya.

Suri menghela napas. Mungkin Romeo enggan bangun akibat terlalu lelah bekerja, ditambah dengan kesalahpahaman di antara mereka semalam.

Dia melirik ja
Risca Amelia

Kalian lebih setuju Suri bersama Romeo atau Sagara? Yuk, berikan komen dan jangan lupa dukung Suri dengan klik vote dan like di setiap chapter. Sambil menunggu update, boleh juga mampir ke novel baru author, judulnya "Istri yang Tergadai". Lope you all.

| 20
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (10)
goodnovel comment avatar
Febe Silviani
Romeo donk kak, Sukak dengan perubahan sikap ke suri, lanjut...
goodnovel comment avatar
Syarifah Ifah
lebih suka suri dengan Romeo seru di tunggu kelanjutan cerita nya
goodnovel comment avatar
Nessa Ness
sagara aja nggk punya masa lalu...romeo ada diva..
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Hukuman Kecil

    Suri hanya bisa menatap punggung Romeo dengan heran. Terkadang, pria itu bertindak impulsif tanpa memikirkan perasaan orang lain, tetapi di lain waktu dia bisa berubah menjadi lembut dan penyayang. Sungguh, menebak jalan pikiran Romeo ibarat menyusun kepingan puzzle yang sulit untuk dirangkai. Tanpa berkata apa-apa lagi, Suri mengunci pintu rumah dan mengikuti Romeo ke mobil. Kendaraan beroda empat itu melaju dengan kecepatan stabil di jalanan yang mulai padat. Romeo duduk di balik kemudi, telinganya terpasang handsfree, perangkat kecil yang nyaris tidak terlihat. Atensi Romeo tetap fokus ke depan, kedua tangannya memegang kemudi penuh kendali. Di sampingnya, Suri duduk diam, tangannya menggenggam tali tas di pangkuan. Dia mencoba menahan diri untuk tidak menatap terlalu lama ke arah Romeo.“Yonas,” suara Romeo terdengar tenang dan tegas, memecah keheningan di dalam mobil. “Sebutkan jadwalku hari ini,” titahnya sambil melirik sekilas ke kaca spion, memastikan jalur di depannya aman.

    Huling Na-update : 2025-01-08
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Menepati Janji

    Pipi Suri langsung memerah seperti buah tomat. Ia menggeleng cepat sambil berbisik, “Aku sedang datang bulan. Tidak mungkin Romeo berbuat macam-macam.”Raysa menatap Suri dengan tatapan geli. “Lalu, kenapa masih takut?”Suri menghela napas panjang. “Karena dia bisa saja melakukan hal lain.”Hampir saja Raysa tertawa lebih keras, tetapi ia menahan diri. Akhirnya, dia mengangguk setuju. “Tenanglah, aku akan ke rumahmu begitu pekerjaanku selesai. Siapkan makan malam yang enak untukku,” ujar Raysa mengedipkan mata. Suri tersenyum lega. “Terima kasih, Raysa. Kamu memang sahabat terbaik.”Setelah Raysa menyanggupi untuk datang ke rumahnya, Suri merasa sedikit lebih tenang. Rasa cemas yang sebelumnya menghimpitnya perlahan mereda. Mereka menghabiskan waktu istirahat dengan obrolan ringan yang penuh tawa. Namun, di balik senyumnya, ada satu hal yang masih mengganjal di hati Suri—jas Sagara yang entah bagaimana harus ia kembalikan tanpa menimbulkan masalah.Selesai makan siang, Suri kembali

    Huling Na-update : 2025-01-08
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Model Lukisan

    Hanya butuh satu setengah jam bagi Suri untuk menyelesaikan revisi yang diminta oleh Sagara. Ia memeriksa ulang presentasinya dengan teliti, sebelum akhirnya mengirimkan revisi itu ke email sang CEO.Tepat pukul lima, Suri membereskan meja kerjanya. Namun, ada rasa gugup yang perlahan merayap. Sebentar lagi Romeo akan datang, dan kata-kata pria itu tentang “hukuman kecil” masih terngiang di pikirannya.Benar saja, tak berselang lama terdengar bunyi notifikasi di ponselnya, tanda pesan masuk. [Aku sudah di depan lobi] Tak seperti biasanya, Romeo memberitahukan kedatangannya hanya melalui pesan teks, bukan menelepon secara langsung. Membaca pesan singkat itu, jantung Suri berdebar lebih kencang. Namun, ia mencoba bersikap tenang saat berpamitan kepada rekan-rekannya.“Semoga presentasi besok sukses, Bu Suri. Kita harus menang,” ujar salah satu dari mereka.“Terima kasih. Doakan ya,” balas Suri dengan tulus sebelum melangkah keluar dari ruangan.Dalam perjalanan menuju lift, Suri meng

    Huling Na-update : 2025-01-09
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kehancuran di Depan Mata

    Tanpa menunggu lebih lama, Suri menarik tangan Raysa, mengajaknya masuk ke rumah. Raysa melirik Romeo sekilas, memberikan senyum kecil yang tampak penuh arti, sebelum mengikuti langkah Suri.Romeo hanya berdiri di dekat pintu, mengamati kedua wanita itu dengan tatapan tak percaya. Alis tebalnya semakin melengkung saat Suri membawa Raysa ke ruang makan, di mana meja sudah penuh dengan makanan yang telah disiapkan pelayan.Di meja makan, Raysa memulai percakapan ringan, berpura-pura santai sambil menyantap kudapan kecil. “Suri, siapa yang menyiapkan makanan ini? Rasanya sangat enak,” ucap Raysa sambil mengunyah makanan.“Ada pelayan yang datang ke sini setiap pagi. Mereka membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan memasak,” jawab Suri sambil menyodorkan minuman dingin kepada Raysa“Wah, kalau begitu aku bisa makan malam di rumahmu setiap hari,” canda Raysa sengaja memanaskan suasana. “Aku tahu besok kamu ada presentasi besar untuk proyek kota mandiri. Aku ingin menemanimu, supaya kamu b

    Huling Na-update : 2025-01-09
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Bumerang

    Suri dan Raysa masih duduk di meja makan, mengobrol santai sambil menikmati hidangan. Di tengah kehangatan obrolan mereka, suara air mengalir dari kamar mandi terdengar samar-samar. Romeo sedang mandi, mencoba mendinginkan kepalanya dari rasa jengkel.Tak lama, suara langkah kaki terdengar dari arah kamar mandi. Romeo keluar dengan mengenakan kaos santai, dan langsung berjalan menuju teras rumah. Ia duduk di salah satu kursi sambil memainkan ponsel, wajahnya terlihat masih kesal.Suri melirik ke arah teras, hatinya mulai terusik. Meski ia berusaha menghindari Romeo, tetapi ia tidak tega membiarkan suaminya itu kelaparan. Pada akhirnya, Suri berkata terus terang kepada Raysa.“Aku ajak Romeo makan dulu. Kasihan dia belum makan malam.”Raysa tersenyum sambil mengangguk. “Aku pindah ke ruang tamu saja, sekalian menonton drama di sana.”Suri mengangguk, lalu berjalan pelan ke teras. Ia melihat Romeo masih terpaku pada layar ponselnya, seolah tidak peduli dengan keadaan sekitar. “Romeo, a

    Huling Na-update : 2025-01-10
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kompensasi Tambahan

    Raysa mencoba fokus pada jalan di depannya, berusaha menghilangkan bayangan wajah Kenzo yang tersenyum penuh percaya diri. Kenzo adalah kakak kelas yang ia benci, dan sekarang pria itu kembali muncul dalam hidupnya dengan sikap yang sama.Rasa kesalnya semakin memuncak ketika ia merasa seperti sedang diawasi. Ia melirik kaca spion dan mendapati mobil Kenzo masih berada di belakangnya."Dasar menyebalkan!" gumamnya kesal. Bagaimanapun juga, ia tidak ingin terlibat dengan pria seperti Kenzo.Raysa sengaja mempercepat laju mobilnya, berharap Kenzo akan kehilangan jejak dan berhenti mengikutinya. Sayangnya, upaya itu sia-sia. Kenzo tetap berada di belakang, seolah tidak berniat menyerah begitu saja.Setelah beberapa menit, Raysa akhirnya tiba di apartemen tempat tinggalnya di pusat kota. Ia memarkir mobilnya dan keluar dengan langkah cepat, berharap bisa menghilang sebelum Kenzo sempat mendekat.Sayangnya, Kenzo tidak memberinya kesempatan. Ia turun dari mobilnya dengan santai dan memangg

    Huling Na-update : 2025-01-10
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tatapan Aneh

    Mendengar alasan Romeo, Suri merasa ada yang aneh. Namun, ia enggan memperpanjang pembicaraan karena ingin fokus pada presentasi hari ini. Sebelum Suri sempat berkata apa-apa, Romeo menepuk pundaknya pelan. "Jadera City akan menjadi milik istriku, Dewi Infinity. Aku menunggumu di mobil," katanya.Wajah Suri langsung memerah, tak menyangka Romeo akan memberinya semangat. Ia menunduk sedikit, berusaha menyembunyikan rasa malunya. Romeo, yang jelas menyadari hal itu, tersenyum tipis sebelum beranjak ke pintu. Sendirian di kamar, Suri menghela napas panjang sambil menatap bayangannya di cermin. Ia memeriksa penampilannya sekali lagi, memastikan setiap helai rambut tertata rapi dan riasan di wajahnya tidak terlalu mencolok. Ia tahu presentasi ini sangat penting, dan kegagalannya bisa berarti hilangnya peluang besar untuk perusahaan.Setelah cukup yakin, Suri mengambil tas kerjanya lalu melangkah keluar dari rumah. Ia melihat Romeo sudah menunggu di balik kemudi mobil. Tanpa berkata-kata,

    Huling Na-update : 2025-01-11
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Hati yang Hancur

    Suri menghentikan pekerjaannya untuk menjawab panggilan itu. Sebelum ia sempat menyapa, suara Raysa terdengar dengan nada tergesa-gesa. “Suri, kamu sudah membuka media sosial hari ini?” tanyanya tanpa basa-basi.“Belum,” jawab Suri sambil mengerutkan kening. Tangannya masih sibuk merapikan slide presentasi di laptop. “Aku sedang mempersiapkan dokumen dan slide untuk presentasi. Sekitar satu jam lagi, aku akan berangkat ke Continental Hall bersama Pak Sagara.”Ada jeda sejenak di seberang sana. Suri mendengar Raysa menghela napas panjang, seolah prihatin akan sesuatu.“Nanti saja kamu buka media sosial, setelah selesai presentasi. Jangan pikirkan yang lain. Aku yakin kamu bisa memenangkan tender ini. Semangat, Suri!” ujar Raysa mengubah nada suaranya menjadi ceria. Suri terdiam sejenak, mencoba membaca perubahan intonasi suara sahabatnya yang terdengar janggal. Namun, dia memilih untuk tidak bertanya lebih jauh. “Terima kasih, Raysa. Aku akan melakukan yang terbaik.”Usai telepon te

    Huling Na-update : 2025-01-11

Pinakabagong kabanata

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Bulan Madu yang Tak Diharapkan

    Janji suci itu akhirnya terucap dari bibir Jevandro dengan nada datar. Ia bersikap seolah tengah membaca naskah kewajiban yang harus dituntaskan, bukan ikrar tulus yang lahir dari kedalaman hati. Kalimat-kalimat yang biasanya penuh makna bagi sepasang pengantin, kini hanyalah deretan kata yang kosong tanpa getaran. Meski wajah Jevandro tetap tenang, Serin bisa melihat mata itu menyimpan rasa kecewa yang tak bisa dipadamkan. Ia berdiri di sana, seperti aktor dalam pertunjukan yang tidak ingin ia mainkan. Jevandro menuntaskan tugasnya tanpa benar-benar merasai setiap ikrar yang ia lafalkan.Serin pun menyusul, mengucapkan sumpahnya dengan suara yang sempat tersendat di tengah. Ia buru-buru menyelesaikan kalimat terakhir, seakan takut suaranya akan pecah bila ia diam terlalu lama. Hatinya bergetar saat pendeta menyuruh mereka bertukar cincin. Di tangannya, cincin berlian itu terasa berat. Ia tahu persis, itu adalah cincin yang pernah dibeli Jevandro untuk dikenakan Liora. Cincin yang

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Luka yang Sama

    Dengan langkah perlahan namun pasti, Serin menaiki mobil pengantin yang menunggu di pelataran salon. Suri dan Raysa mendampinginya dengan penuh kesabaran dan ketenangan, memastikan gaun pengantin rancangan Jeandra itu tidak tersangkut. Sementara itu, veil halus yang masih menutupi wajah Serin berkibar tipis karena hembusan angin pagi. Di dalam mobil, atmosfer terasa sunyi dan penuh harap. Serin duduk di kursi tengah, menggenggam buket bunga pernikahannya dengan kedua tangan. Gadis itu mencoba mengalihkan perhatian dari rasa gelisah yang terasa kian menekannya.Suri duduk di samping kiri, sedangkan Raysa di sisi kanan, keduanya menjaga Serin dalam keheningan yang menyelimuti. Membiarkan momen sekali seumur hidup ini meresap perlahan ke dalam batin mereka.Tak berselang lama, pintu mobil terbuka lagi dan Jeandra masuk dengan langkah cepat. Napasnya masih terdengar sedikit memburu.Kali ini, Jeandra telah berganti penampilan sepenuhnya. Gaun panjang berwarna emerald green membalut tubuh

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Menuju Pelaminan

    Langit tampak begitu jernih, seolah turut mendukung momen penting yang akan segera terjadi. Bias cahaya pagi menembus tirai tipis di jendela salon milik Jeandra, menyinari ruangan yang telah dipenuhi aroma bunga lili dan wangi kosmetik mahal. Hari yang dinanti telah tiba. Hari ketika langkah seorang wanita akan berubah untuk selamanya.Serin duduk diam di kursi rias, menanti sentuhan terakhir sebelum ia diantar menuju altar kehidupan barunya. Wajahnya tampak tenang, tetapi mata beningnya menyimpan gelombang kegugupan. Di belakang cermin, Clara dan seorang pegawai salon tengah bersiap untuk merias Serin. Namun belum sempat mereka menyentuhkan kuas pada wajah gadis itu, pintu ruangan rias terbuka.Suara langkah ringan terdengar, dan muncullah Jeandra—mengenakan celana jeans yang dipadukan dengan kemeja berwarna jingga. Rambutnya diikat tinggi dengan gaya sederhana, menandakan bahwa ia akan melakukan sebuah pekerjaan profesional.“Aku sendiri yang akan meriasmu, Serin,” pungkas Jeandra

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Mempelai yang Tak Bahagia

    Di tengah kesunyian apartemen, Serin duduk sendirian di ruang tamu. Tak ada yang bisa mengalihkan pikirannya dari Jevandro selain musik. Karena itu, Serin memutuskan untuk membuka koper yang sudah lama ia abaikan. Dengan penuh perasaan, gadis itu mengeluarkan celo miliknya yang sedikit berdebu, seolah membebaskan alat musik itu dari penjara panjang yang mengurungnya.Serin meletakkan celo di pangkuannya dengan hati-hati, merasakan beratnya yang familiar. Kemudian, ia memetik busur dengan gerakan lembut.Seiring dengan gesekan pertama pada senar, melodi klasik mulai mengalun di ruang sunyi itu. Nadanya mengalir begitu natural, seolah membawa Serin ke dunia lain—dunia yang hanya ada dalam melodi musik.Ia memainkan bagian pertama dari sebuah lagu yang sudah lama ia kuasai. Membiarkan jari-jarinya menari di atas senar dengan ketelitian yang hanya bisa dicapai oleh pengalaman.Seiring berjalannya waktu, Serin tak bisa menahan konsentrasi yang mulai teralihkan. Tanpa sengaja, wajah Jevand

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kemesraan yang Tak Terduga

    Wangi dari uap teh yang baru diseduh memenuhi dapur apartemen, menyatu dengan harumnya mentega yang mulai meleleh di atas wajan panas. Serin, yang sudah terbangun sejak pukul enam pagi, sedang berdiri di dapur bersama Bi Janti.Meski sudah berulang kali dilarang untuk membantu, gadis itu tetap bersikeras ingin membuat roti panggang. Berdalih agar Bi Janti bisa lebih cepat menyiapkan keperluan Tristan, sebelum berangkat ke sekolah.“Kalau hanya begini, saya masih sanggup, Bi… daripada saya diam saja,” ujar Serin pelan, sambil mengoleskan selai hazelnut ke selembar roti. Gerakannya begitu teratur dan cekatan, menunjukkan bahwa ia sudah terbiasa melakukan pekerjaan dapur. Bi Janti menghela napas, mengalah, walau pandangannya masih khawatir menatap Serin. Perempuan paruh baya itu lantas menuju ke kamar tamu untuk memandikan Tristan.Di tengah kesibukannya, Serin mendengar langkah kaki berat yang mendekat dari arah koridor. Detik berikutnya, sosok Jevandro muncul, masih dalam balutan kaus

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Rasa yang Tumbuh

    Tepat pukul dua belas siang, Jeandra berjalan keluar dari ruang rapat dengan langkah tegap. Ia lebih dulu melangkah menuju lift, tak ingin menoleh ke belakang meski ia tahu dua pria itu—Kenan dan Gavin—masih tertinggal.Jeandra berdiri di dalam lift, merapikan setelan kerja yang tadi sempat kusut karena duduk terlalu lama. Namun, ketika pintu mulai menutup, Kenan dan Gavin masuk menyusul.Jantung Jeandra berdetak lebih kencang ketika Kenan memilih berdiri di sisinya, begitu dekat hingga ia bisa mencium parfum mahal yang biasa digunakan pria itu. Diam-diam, ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan hatinya yang mulai resah.Setiba di lantai kantor eksekutif, Jeandra buru-buru menuju meja kerjanya. Tangannya bergerak membuka wadah makan siangnya, yang sudah disiapkan oleh pelayan mansion sejak pagi. Namun, ia sengaja belum menyentuhnya, menunggu kemungkinan Kenan dan Gavin keluar lagi untuk makan bersama. Tak disangka, hanya Gavin yang keluar—dengan senyum simpul dan ekspresi

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Diam-diam Jatuh Hati

    Sinar matahari yang mulai condong ke barat, mengiringi langkah Serin keluar dari rumah sakit. Gadis itu memakai pakaian sederhana dan scarf tipis yang menutupi lehernya. Tubuhnya masih sedikit lemah, tetapi rona pucat di pipinya mulai tergantikan dengan semburat lembut kehidupan. Di sisinya, berdiri Jevandro—dengan tatapan penuh kewaspadaan. Gerakan tangan lelaki itu sigap dan kokoh, memberikan semacam ketenangan yang sulit dijelaskan.Jevandro sempat melirik ke arah jalanan, memastikan bahwa mobil yang dikemudikan sopir pribadinya sudah terparkir tepat di depan lobi. Ia menggamit lembut tangan Serin, membimbingnya menuju mobil hitam berkelas yang pintunya telah dibukakan sopir.Sesaat setelah keduanya duduk di dalam mobil, Jevandro memerintahkan sopir untuk menjalankan kendaraan. Namun, baru beberapa blok meninggalkan rumah sakit, pria itu tiba-tiba mengangkat tangan, memberi isyarat kepada sopirnya.“Berhenti di toko buah di depan,” titahnya tegas.Serin menoleh ke arah Jevandro de

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Jatuh pada Pesonanya

    Hampir satu jam setelah kejadian memalukan tadi pagi, Jeandra duduk dengan tenang di balik meja kerjanya. Ia berusaha menenggelamkan diri dalam laporan-laporan dan data pendukung untuk meeting.Ia merasa sedikit lega—paling tidak Kenan belum juga memanggilnya. Tidak ada perintah, tidak ada ketukan pintu, dan tidak ada suara panggilan lewat interkom. Kedamaian itu memberi ruang bagi Jeandra untuk menata kembali hati dan pikiran. Namun, ketika jarum jam menunjukkan pukul sepuluh lewat lima menit, Jeandra mendengar derap langkah kaki yang mendekat, membuatnya mengangkat wajah.Pintu ruang CEO terbuka lebar, dan keluarlah Kenan dengan penampilan rapi dan ekspersi tenang, diikuti Gavin yang berjalan setengah langkah di belakangnya. Tanpa menoleh, Kenan langsung memberi perintah, nadanya pendek tetapi tegas.“Jeandra, ikut saya ke ruang meeting.”Jeandra pun segera berdiri, mengangguk sopan. “Baik, Pak.”Dengan cekatan, ia mengambil iPad-nya, dua berkas presentasi, pena digital, dan buku a

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Pembuktian yang Dinanti

    Tubuh Jeandra tersentak saat menyadari posisinya—ia masih duduk di pangkuan Kenan. Dalam satu gerakan panik, Jeandra segera beranjak dari pangkuan pria itu, berdiri tegak dengan kedua tangan merapikan blazernya.Lekas saja Jeandra menundukkan kepala, enggan bertemu dengan tatapan Gavin yang masih terpaku di ambang pintu. Alhasil, pandangan Gavin beralih pada Kenan, berharap ada penjelasan yang masuk akal dari atasan sekaligus sahabatnya itu. Kenan, dengan sedikit canggung, berdehem pelan sambil pura-pura membetulkan letak dasi yang dipasangkan oleh Jeandra. Ia menggeser kursinya, lalu menatap Gavin dengan wajah datar. “Jangan berpikiran macam-macam,” sangkalnya. “Aku hanya meminta bantuan Jeandra untuk memasangkan dasi. Dia terjatuh karena mendengar kau membuka pintu tiba-tiba.”Nada suaranya seolah ingin mengakhiri spekulasi yang mungkin terlanjur muncul di kepala Gavin.Jeandra mengangguk cepat, membenarkan ucapan Kenan. Kemudian, ia mencari kesempatan untuk bisa pergi dari ruanga

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status