Share

Rumor Mematikan

Aвтор: Risca Amelia
last update Последнее обновление: 2025-01-02 10:58:00

Diva menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. “Baiklah, Tuan Herdi. Saya akan mentransfer pelunasan hari ini juga,” kata Diva pada sang detektif.

Pria itu mengangguk sopan sambil memperhatikan Diva yang sedang mentransfer sejumlah uang melalui ponselnya. Sesudah transaksi selesai, Diva lantas keluar dari mobil dengan dagu terangkat ke atas.

Kembali ke lokasi syuting, Diva menyerahkan dokumen di tangannya kepada Rendy.

“Tunda saja syuting hari ini,” katanya tiba-tiba.

Rendy terkejut. “Aduh, Diva! Kalau ditunda, produser bisa marah. Bisa-bisa kita dituntut dan diperkarakan di pengadilan! Bayangkan kerugian yang harus kita tanggung!”

“Aku tidak peduli, Ren!” bentak Diva. “Aku tidak bisa konsentrasi sekarang! Kak Romeo pasti sedang bersama Suri! Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk menyingkirkan wanita sialan itu!”

Diva mengangkat tangan ke atas kepala, hingga rambut panjangnya yang digelung rapi berantakan karena gerakan itu.

Rendy menatap Diva sambil menutup mu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Заблокированная глава

Related chapter

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Satu Tahun Bersama

    Langkah kaki Suri menuju lift terasa berat. Berdiri sendirian di dalam kotak besi yang dingin, menyebabkan pikirannya melayang ke segala arah. Apa yang sedang ia lakukan? Kesepakatan dengan Romeo terasa seperti mimpi buruk yang sengaja ia pilih sendiri. Namun, ini bukan soal pilihan, melainkan kompromi yang harus ia lakukan demi meraih kebebasan.“Aku bisa melakukannya,” gumam Suri pelan, mencoba berpikir positif. Namun, keyakinan itu hanya bertahan sekejap, sebelum gelombang keraguan kembali menyerangnya.Lift bergerak turun dengan bunyi mekanis yang monoton. Suri berjalan menyusuri lobi tanpa memperhatikan karyawan lain yang berlalu-lalang. Dengan tergesa-gesa, ia menuju pintu utama dan dari kejauhan, ia sudah bisa melihat mobil Romeo yang terparkir di depan.Ketika hampir mencapai mobil, Suri berhenti sejenak, tatapannya memeriksa pemandangan yang tidak biasa. Romeo sedang duduk di balik kemudi, tanpa sopir pribadi yang selalu setia menemaninya. Sungguh, hal ini terasa aneh mengin

    Последнее обновление : 2025-01-02
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Rayakan Malam Ini

    Alunan instrumen bernuansa romantis mengisi seluruh sudut restoran. Romeo segera melambaikan tangan ke arah pelayan, memberikan isyarat agar buku menu dibawakan ke meja mereka. Sementara Suri duduk dengan canggung sambil mendengarkan percakapan antara Tuan Josua dan Tuan Baron. Ia merasa kurang nyaman dengan situasi ini.“Maaf, Tuan Romeo, saya tidak bisa ikut makan malam karena harus kembali ke kantor. Ada klien yang sudah menunggu,” kata Tuan Josua, berdiri sambil merapikan dasinya.“Begitu juga saya,” timpal Tuan Baron dengan senyuman tipis. Sebelum beranjak pergi, Tuan Josua berkata kepada Tuan Baron, “Besok pagi, mohon salinan perjanjian ini dikirimkan ke kantor saya.” Tuan Baron mengangguk ramah. “Tentu saja. Saya akan pastikan salinan itu sampai tepat waktu.” Usai berpamitan, kedua pengacara itu melenggang pergi, meninggalkan Romeo dan Suri berdua di restoran. Keheningan sejenak menyelimuti mereka, hingga pelayan datang membawa buku menu dan meletakkannya di atas meja.“Kita

    Последнее обновление : 2025-01-03
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Saling Merawat

    Setelah kembali ke kamar, Suri meletakkan gelas dan obat lambung yang dibawanya tersebut di atas nakas. Ia menunggu sampai Romeo keluar dari kamar mandi. Ketika pria itu sudah membuka pintu, wajahnya tampak lebih segar. Romeo juga sudah berganti pakaian dengan piyama tidur. Tak bisa menahan diri, Suri langsung bertanya, “Masih sakit?”“Sedikit,” jawab Romeo sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. “Minum obat lambung ini,” Suri menyodorkan obat dan air hangat yang telah ia siapkan. Namun, Romeo menggeleng pelan. “Nanti juga sembuh sendiri. Aku tidak suka minum obat.” Pria itu hanya meneguk sedikit air hangat yang diberikan Suri, kemudian ia berbaring di ranjang dan memejamkan mata. Melihat kondisi Romeo, Suri masih dirundung kekhawatiran. Ia mencoba mencari alternatif untuk membantu meredakan rasa tidak nyaman di perut lelaki itu.“Mau aku gosok pakai minyak angin?” tawarnya sembari mengambil botol minyak angin.Romeo membuka mata dan melirik botol berwarna hijau di tangan Su

    Последнее обновление : 2025-01-03
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Calon Istri Sagara

    Di apartemennya yang luas, Sagara sedang duduk di meja makan, menghadap ke dinding kaca yang memperlihatkan pemandangan kota. Pagi itu, ia mengenakan kaus putih sederhana yang terlihat kontras dengan interior apartemen yang modern. Di hadapannya, sepiring sandwich tuna dan secangkir kopi hitam mengepul, aroma pahitnya memenuhi udara. Sambil mengunyah perlahan, Sagara memandang layar laptopnya, mengecek email yang masuk. Jarinya bergerak cekatan di atas trackpad, membuka pesan-pesan yang berisi laporan, undangan, dan beberapa konfirmasi rapat. Tiba-tiba, dering telepon memecah keheningan. Ia meraih ponsel yang tergeletak di samping cangkir kopinya dan melihat nama yang tertera di layar. "Pagi, Ma," gumamnya pelan, lalu menjawab panggilan itu."Saga," suara lembut ibunya terdengar menyapa. "Kapan kamu akan mengenalkan Mama kepada kekasihmu?"Sagara mendesah, matanya menatap keluar jendela. Ia tahu percakapan ini akan menuju ke arah yang sama seperti minggu-minggu sebelumnya. “Ma, ak

    Последнее обновление : 2025-01-04
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Rekayasa Licik

    Romeo melangkah cepat memasuki kantornya, jas hitamnya bergoyang mengikuti ritme langkahnya yang tegas. Di belakangnya, Yonas sibuk mencatat perintah yang dilemparkan bosnya itu tanpa henti.“Yonas, siapkan semua bahan untuk meeting. Pastikan semua laporan keuangan dan slide presentasi proyek sudah lengkap di meja dalam setengah jam ke depan,” perintah Romeo tanpa menoleh.“Baik, Tuan,” jawab Yonas singkat. Dengan langkah lebar, lelaki berwajah datar itu bergegas menuju ruang kerjanya untuk melaksanakan tugas.Sementara itu, Romeo membuka pintu ruangannya dan melempar jas ke sandaran kursi sebelum duduk. Ia mulai memeriksa dokumen di laptopnya, fokus sepenuhnya pada pekerjaan yang menumpuk. Namun, ketenangan itu segera terganggu oleh suara interkom yang berdering di mejanya.“Selamat pagi, Tuan Romeo, maaf mengganggu. Di luar ada Nona Diva. Dia memaksa ingin bertemu Anda, katanya ada keperluan penting,” ucap sang sekretaris terdengar hati-hati. “Apakah Anda bersedia menemuinya?”Romeo

    Последнее обновление : 2025-01-04
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tertipu

    Aira sedang merias diri di depan cermin, saat ia menerima pesan dari Diva. Senyum puas terbit di wajahnya. Foto-foto sudah didapatkan, dan segalanya berjalan sesuai rencana. Gadis itu beranjak dari tempat tidur dengan semangat, mengambil kunci mobil dan bergegas keluar dari kamar. Menuruni tangga menuju lantai satu, Aira mengenakan blus kasmir lembut berwarna peach dan celana panjang putih yang memancarkan kesan elegan. Rambutnya yang panjang digerai, melambai di setiap langkahnya.Di ruang tengah, ia bertemu dengan Nyonya Valerie, ibunya, yang sedang memeriksa bunga mawar segar dalam vas kristal. Nyonya Valerie tersenyum melihat putrinya yang tampak begitu ceria hari ini.“Mau bimbingan skripsi di kampus, Sayang?” tanya Nyonya Valerie, suaranya lembut tetapi penuh rasa ingin tahu.Aira berhenti sejenak, menatap ibunya dengan mata berbinar. “Aku akan ke kantor Kak Romeo, Ma. Diva baru saja memberitahu kalau dia berhasil menemui Kak Romeo.”Nyonya Valerie mengangkat alis, senyumnya me

    Последнее обновление : 2025-01-05
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Bersama Sang CEO

    Setelah rapat panjang bersama tim arsiteknya, Suri menghela napas panjang. Mereka baru saja membahas persiapan presentasi Jadera City yang akan diadakan dua hari lagi. Rasa lelah mulai menguasainya. Suri memijat pelipisnya perlahan, berharap bisa meluangkan waktu sejenak untuk bersantai. Namun, teleponnya berbunyi, memberi tanda bahwa ada pesan masuk.Mata Suri berbinar saat membaca pesan dari Raysa.[Suri, bagaimana kalau kita makan pizza? Aku tunggu di parkiran. Jangan lama-lama, ya!]Pesan itu ternyata cukup ampuh untuk mengusir penat yang dirasakan Suri. Senyum tipis menghiasi wajahnya saat ia membereskan meja kerja, lalu melangkah menuju basement.Ketika Suri tiba, Raysa sudah menunggu dengan mobilnya yang diparkir dekat pintu keluar. “Cepat sekali kamu datang!” Raysa terkekeh sambil melambaikan tangan. “Aku kira harus menunggu setengah jam lagi.”Suri tertawa kecil sambil masuk ke mobil. “Aku butuh pelarian setelah rapat panjang tadi. Kamu penyelamatku hari ini.”Mereka pun me

    Последнее обновление : 2025-01-05
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Saya Sudah Menikah

    Ketika Sagara menekan tombol lift, Suri berhenti beberapa meter di belakangnya. Pria itu melirik sekilas, seolah menyadari bahwa Suri sengaja menjaga jarak. Senyum samar pun terbentuk di sudut bibir Sagara, tetapi ia tidak mengatakan apa-apa. Tanpa bicara mereka masuk ke lift yang kosong, dan Sagara langsung menekan tombol ke lantai basement. Suasana terasa sunyi, hanya bunyi dengung mesin lift yang terdengar. Suri menundukkan kepala, menatap ujung sepatunya, sementara Sagara berdiri tegak dengan tangan dimasukkan ke dalam saku jas. Setibanya di basement, Sagara melangkah lebih dulu. Ia melangkah menuju mobil mewahnya, yang terparkir di area khusus CEO. Suri tak menyangka bila Sagara ternyata mengemudikan mobil sendiri. Tanpa sopir, tanpa asisten. Melihat Sagara duduk di kursi kemudi, Suri buru-buru masuk dan menutup pintu dengan cepat. Ia tidak bisa menebak apa yang sedang dipikirkan oleh pria di sampingnya. Sagara selalu tampak tenang, sulit dibaca, dan itu membuat Suri sedikit

    Последнее обновление : 2025-01-06

Latest chapter

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Luka yang Sama

    Dengan langkah perlahan namun pasti, Serin menaiki mobil pengantin yang menunggu di pelataran salon. Suri dan Raysa mendampinginya dengan penuh kesabaran dan ketenangan, memastikan gaun pengantin rancangan Jeandra itu tidak tersangkut. Sementara itu, veil halus yang masih menutupi wajah Serin berkibar tipis karena hembusan angin pagi. Di dalam mobil, atmosfer terasa sunyi dan penuh harap. Serin duduk di kursi tengah, menggenggam buket bunga pernikahannya dengan kedua tangan. Gadis itu mencoba mengalihkan perhatian dari rasa gelisah yang terasa kian menekannya.Suri duduk di samping kiri, sedangkan Raysa di sisi kanan, keduanya menjaga Serin dalam keheningan yang menyelimuti. Membiarkan momen sekali seumur hidup ini meresap perlahan ke dalam batin mereka.Tak berselang lama, pintu mobil terbuka lagi dan Jeandra masuk dengan langkah cepat. Napasnya masih terdengar sedikit memburu.Kali ini, Jeandra telah berganti penampilan sepenuhnya. Gaun panjang berwarna emerald green membalut tubuh

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Menuju Pelaminan

    Langit tampak begitu jernih, seolah turut mendukung momen penting yang akan segera terjadi. Bias cahaya pagi menembus tirai tipis di jendela salon milik Jeandra, menyinari ruangan yang telah dipenuhi aroma bunga lili dan wangi kosmetik mahal. Hari yang dinanti telah tiba. Hari ketika langkah seorang wanita akan berubah untuk selamanya.Serin duduk diam di kursi rias, menanti sentuhan terakhir sebelum ia diantar menuju altar kehidupan barunya. Wajahnya tampak tenang, tetapi mata beningnya menyimpan gelombang kegugupan. Di belakang cermin, Clara dan seorang pegawai salon tengah bersiap untuk merias Serin. Namun belum sempat mereka menyentuhkan kuas pada wajah gadis itu, pintu ruangan rias terbuka.Suara langkah ringan terdengar, dan muncullah Jeandra—mengenakan celana jeans yang dipadukan dengan kemeja berwarna jingga. Rambutnya diikat tinggi dengan gaya sederhana, menandakan bahwa ia akan melakukan sebuah pekerjaan profesional.“Aku sendiri yang akan meriasmu, Serin,” pungkas Jeandra

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Mempelai yang Tak Bahagia

    Di tengah kesunyian apartemen, Serin duduk sendirian di ruang tamu. Tak ada yang bisa mengalihkan pikirannya dari Jevandro selain musik. Karena itu, Serin memutuskan untuk membuka koper yang sudah lama ia abaikan. Dengan penuh perasaan, gadis itu mengeluarkan celo miliknya yang sedikit berdebu, seolah membebaskan alat musik itu dari penjara panjang yang mengurungnya.Serin meletakkan celo di pangkuannya dengan hati-hati, merasakan beratnya yang familiar. Kemudian, ia memetik busur dengan gerakan lembut.Seiring dengan gesekan pertama pada senar, melodi klasik mulai mengalun di ruang sunyi itu. Nadanya mengalir begitu natural, seolah membawa Serin ke dunia lain—dunia yang hanya ada dalam melodi musik.Ia memainkan bagian pertama dari sebuah lagu yang sudah lama ia kuasai. Membiarkan jari-jarinya menari di atas senar dengan ketelitian yang hanya bisa dicapai oleh pengalaman.Seiring berjalannya waktu, Serin tak bisa menahan konsentrasi yang mulai teralihkan. Tanpa sengaja, wajah Jevand

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kemesraan yang Tak Terduga

    Wangi dari uap teh yang baru diseduh memenuhi dapur apartemen, menyatu dengan harumnya mentega yang mulai meleleh di atas wajan panas. Serin, yang sudah terbangun sejak pukul enam pagi, sedang berdiri di dapur bersama Bi Janti.Meski sudah berulang kali dilarang untuk membantu, gadis itu tetap bersikeras ingin membuat roti panggang. Berdalih agar Bi Janti bisa lebih cepat menyiapkan keperluan Tristan, sebelum berangkat ke sekolah.“Kalau hanya begini, saya masih sanggup, Bi… daripada saya diam saja,” ujar Serin pelan, sambil mengoleskan selai hazelnut ke selembar roti. Gerakannya begitu teratur dan cekatan, menunjukkan bahwa ia sudah terbiasa melakukan pekerjaan dapur. Bi Janti menghela napas, mengalah, walau pandangannya masih khawatir menatap Serin. Perempuan paruh baya itu lantas menuju ke kamar tamu untuk memandikan Tristan.Di tengah kesibukannya, Serin mendengar langkah kaki berat yang mendekat dari arah koridor. Detik berikutnya, sosok Jevandro muncul, masih dalam balutan kaus

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Rasa yang Tumbuh

    Tepat pukul dua belas siang, Jeandra berjalan keluar dari ruang rapat dengan langkah tegap. Ia lebih dulu melangkah menuju lift, tak ingin menoleh ke belakang meski ia tahu dua pria itu—Kenan dan Gavin—masih tertinggal.Jeandra berdiri di dalam lift, merapikan setelan kerja yang tadi sempat kusut karena duduk terlalu lama. Namun, ketika pintu mulai menutup, Kenan dan Gavin masuk menyusul.Jantung Jeandra berdetak lebih kencang ketika Kenan memilih berdiri di sisinya, begitu dekat hingga ia bisa mencium parfum mahal yang biasa digunakan pria itu. Diam-diam, ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan hatinya yang mulai resah.Setiba di lantai kantor eksekutif, Jeandra buru-buru menuju meja kerjanya. Tangannya bergerak membuka wadah makan siangnya, yang sudah disiapkan oleh pelayan mansion sejak pagi. Namun, ia sengaja belum menyentuhnya, menunggu kemungkinan Kenan dan Gavin keluar lagi untuk makan bersama. Tak disangka, hanya Gavin yang keluar—dengan senyum simpul dan ekspresi

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Diam-diam Jatuh Hati

    Sinar matahari yang mulai condong ke barat, mengiringi langkah Serin keluar dari rumah sakit. Gadis itu memakai pakaian sederhana dan scarf tipis yang menutupi lehernya. Tubuhnya masih sedikit lemah, tetapi rona pucat di pipinya mulai tergantikan dengan semburat lembut kehidupan. Di sisinya, berdiri Jevandro—dengan tatapan penuh kewaspadaan. Gerakan tangan lelaki itu sigap dan kokoh, memberikan semacam ketenangan yang sulit dijelaskan.Jevandro sempat melirik ke arah jalanan, memastikan bahwa mobil yang dikemudikan sopir pribadinya sudah terparkir tepat di depan lobi. Ia menggamit lembut tangan Serin, membimbingnya menuju mobil hitam berkelas yang pintunya telah dibukakan sopir.Sesaat setelah keduanya duduk di dalam mobil, Jevandro memerintahkan sopir untuk menjalankan kendaraan. Namun, baru beberapa blok meninggalkan rumah sakit, pria itu tiba-tiba mengangkat tangan, memberi isyarat kepada sopirnya.“Berhenti di toko buah di depan,” titahnya tegas.Serin menoleh ke arah Jevandro de

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Jatuh pada Pesonanya

    Hampir satu jam setelah kejadian memalukan tadi pagi, Jeandra duduk dengan tenang di balik meja kerjanya. Ia berusaha menenggelamkan diri dalam laporan-laporan dan data pendukung untuk meeting.Ia merasa sedikit lega—paling tidak Kenan belum juga memanggilnya. Tidak ada perintah, tidak ada ketukan pintu, dan tidak ada suara panggilan lewat interkom. Kedamaian itu memberi ruang bagi Jeandra untuk menata kembali hati dan pikiran. Namun, ketika jarum jam menunjukkan pukul sepuluh lewat lima menit, Jeandra mendengar derap langkah kaki yang mendekat, membuatnya mengangkat wajah.Pintu ruang CEO terbuka lebar, dan keluarlah Kenan dengan penampilan rapi dan ekspersi tenang, diikuti Gavin yang berjalan setengah langkah di belakangnya. Tanpa menoleh, Kenan langsung memberi perintah, nadanya pendek tetapi tegas.“Jeandra, ikut saya ke ruang meeting.”Jeandra pun segera berdiri, mengangguk sopan. “Baik, Pak.”Dengan cekatan, ia mengambil iPad-nya, dua berkas presentasi, pena digital, dan buku a

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Pembuktian yang Dinanti

    Tubuh Jeandra tersentak saat menyadari posisinya—ia masih duduk di pangkuan Kenan. Dalam satu gerakan panik, Jeandra segera beranjak dari pangkuan pria itu, berdiri tegak dengan kedua tangan merapikan blazernya.Lekas saja Jeandra menundukkan kepala, enggan bertemu dengan tatapan Gavin yang masih terpaku di ambang pintu. Alhasil, pandangan Gavin beralih pada Kenan, berharap ada penjelasan yang masuk akal dari atasan sekaligus sahabatnya itu. Kenan, dengan sedikit canggung, berdehem pelan sambil pura-pura membetulkan letak dasi yang dipasangkan oleh Jeandra. Ia menggeser kursinya, lalu menatap Gavin dengan wajah datar. “Jangan berpikiran macam-macam,” sangkalnya. “Aku hanya meminta bantuan Jeandra untuk memasangkan dasi. Dia terjatuh karena mendengar kau membuka pintu tiba-tiba.”Nada suaranya seolah ingin mengakhiri spekulasi yang mungkin terlanjur muncul di kepala Gavin.Jeandra mengangguk cepat, membenarkan ucapan Kenan. Kemudian, ia mencari kesempatan untuk bisa pergi dari ruanga

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Jatuh di Pangkuannya

    Di mansion keluarga Albantara, langkah Jeandra terdengar tergesa menuruni tangga. Gaun formal berlapis blazer merah yang ia kenakan, berayun ringan mengikuti gerakan tubuhnya. Wajah cantiknya masih segar, siap untuk kembali menjalani harinya sebagai sekretaris Kenan—dengan identitas palsu yang harus terus dijaga.Begitu tiba di ruang makan, Jeandra melihat kedua orang tuanya sudah duduk di meja panjang, ditemani Rakyan yang tengah sibuk menyendokkan sereal ke dalam mangkuk. Aroma roti panggang memenuhi udara, menambah kehangatan pagi itu.Jeandra segera duduk di kursi, mengambil segelas jus jeruk. Namun, belum sempat ia menyeruputnya, suara Suri menggema di ruangan itu."Serin masuk rumah sakit semalam, Jeandra."Gelas di tangan Jeandra nyaris terjatuh. Ia mendongak dengan sorot mata terkejut. "Apa?" tanyanya buru-buru, menatap sang ibu. "Serin sakit apa, Ma?"Suri menatap putrinya, sambil menyodorkan sepotong sandwich dan semangkuk salad segar.“Jevan bilang mata Serin nyeri dan kep

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status