Share

Tidak akan Menyerah

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2025-02-10 14:14:05
Suri menatap tajam ke arah Nyonya Valerie, matanya membara dengan keteguhan. Meski tubuhnya lemah dan tangannya dicekal oleh pria berbadan kekar, pantang baginya untuk tunduk pada ancaman sang ibu mertua.

Sekuat tenaga, Suri menahan gemetar yang perlahan menjalari tubuhnya.

"Aku tidak akan menandatangani surat cerai itu," ujar Suri tegas. "Jika Mama berani melakukan sesuatu, aku akan berteriak. Aku akan memanggil para perawat ke sini!"

Nyonya Valerie menyilangkan tangannya di depan dada, ekspresinya tidak berubah sedikit pun. Senyum sinis tersungging di bibirnya.

"Silakan saja. Pintu ruangan ini tertutup, dan di luar sana ada bodyguard yang berjaga. Tidak ada seorang pun yang bisa masuk tanpa seizinku. Tidak akan ada yang bisa menolongmu."

Suri merasakan hawa dingin menjalar ke tulang belakangnya, seiring dengan rasa takut yang mulai merayap. Ia tahu Nyonya Valerie bukan orang yang bisa dianggap remeh. Wanita itu telah mengambil alih kekuasaan di keluarga Albantara, dan ia memiliki pe
Risca Amelia

Kira-kira apa yang akan dilakukan Suri selanjutnya? Jangan lupa berikan gems vote, like, dan hadiah untuk mendukung perjuangan Suri. Terima kasih untuk semua readersku yang cantik dan ganteng.

| 7
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ika Nurpazriani
min kapan masih lama ga tamat y bertele-tele bngt cerita
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Dipaksa Pergi

    Sesudah Axel keluar dari kamarnya, Suri langsung mengambil ponsel dan menghubungi Tuan Josua. Saat ini, ia sangat membutuhkan nasihat dan dukungan dari pengacaranya itu. Suri menempelkan ponsel di telinganya dengan tangan gemetar. Begitu panggilan tersambung, ia menghela napas lega."Paman..."Di seberang, suara berat dan tenang milik Tuan Josua segera menyambutnya. "Suri, aku baru saja akan menghubungimu tentang kecelakaan yang dialami Romeo. Aku ingin tahu bagaimana kronologinya dan bagaimana keadaan kalian berdua sekarang?"Suri menelan ludah, mencoba meredam getaran di suaranya. Ia menarik napas panjang sebelum akhirnya menceritakan semua rentetan peristiwa—tentang mobil yang nyaris menabraknya, Romeo yang tanpa ragu menyelamatkan hidupnya, hingga harus terbaring koma. Sementara, ia sekarang harus berhadapan dengan ancaman dari sang ibu mertua.Hening sesaat. Seolah Tuan Josua sedang mencerna semua informasi yang baru saja disampaikan."Keterlaluan," gumam Tuan Josua, suaranya l

    Last Updated : 2025-02-10
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Segera Kembali

    Suri menatap tajam ke arah Axel, matanya yang masih sembab karena menangis menunjukkan keteguhan hatinya. "Tolong, Xel, bawa aku kembali," pintanya dengan suara bergetar. "Aku tidak mau pergi. Aku ingin tetap berada di sisi Romeo.”Axel menarik napas panjang, menatap Suri dengan kesabaran yang mulai menipis. "Suri, ini bukan tentang keinginanmu saja. Pikirkan keselamatan bayi di dalam rahimmu."Suaranya lebih lembut kali ini, penuh dengan kepedulian yang tulus. "Dokter bilang padaku, kandunganmu lemah. Jika kamu terus mengalami tekanan seperti ini, kamu berisiko mengalami keguguran. Bukankah kamu tidak ingin kehilangan anakmu?"Perlahan, Suri menggigit bibirnya. Hatinya terombang-ambing dalam dilema. Dia ingin tetap menemani Romeo, tetapi dia juga tak bisa mengabaikan kesehatan bayi yang sudah mereka nantikan dengan penuh perjuangan.Axel melanjutkan, "Jika kamu tetap berada di sekitar keluarga Romeo, terutama setelah kepergian Nyonya Miranda, kamu hanya akan dipersalahkan atas semu

    Last Updated : 2025-02-11
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Butuh Kehadiranmu

    Langit malam di kota Belvantis tampak bertabur cahaya, seolah menyambut kedatangan Suri, Axel, dan Nyonya Yasmin. Setelah perjalanan panjang yang melelahkan, mereka akhirnya tiba di apartemen yang telah disewa oleh Axel.Sepanjang malam, hati Suri dilanda kegelisahan. Ia berbaring sendiri di ranjang sementara pikirannya masih melayang pada Romeo. Ia berharap, dalam beberapa hari ke depan kondisi kesehatannya akan membaik, sehingga ia bisa kembali ke kota Velmora. Pagi harinya, Suri terbangun karena suara getar ponsel di atas meja nakas. Dengan mata masih mengantuk, ia melihat nama yang tertera di layar : Sagara."Halo, Pak Sagara, selamat pagi," sapanya dengan suara serak."Suri, di mana kamu sekarang?" suara Sagara terdengar tegas, tetapi ada nada khawatir di dalamnya. "Aku mendengar tentang kecelakaan Romeo. Bagaimana keadaannya?"Suri menarik napas panjang. "Saya minta maaf, Pak Sagara, saya berada di luar negeri. Untuk sementara, saya tidak bisa melanjutkan proyek kota mandiri. S

    Last Updated : 2025-02-11
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Permohonan Seorang Istri

    Suri duduk di sudut kafetaria rumah sakit, menatap kosong ke cangkir teh hangat di hadapannya. Tangannya yang gemetar menggenggam gelas itu, tetapi pikirannya melayang jauh. Rasa rindu dan cemas terhadap Romeo membuat hatinya bergejolak. Suri menghela napas berat. Haruskah ia menghubungi Raysa atau Tuan Joshua untuk mencari tahu kabar tentang Romeo? Namun, Raysa dan Kenzo sedang berbahagia mempersiapkan pertunangan. Ia tak ingin merepotkan mereka dengan bebannya. Namun, seolah alam semesta berpihak padanya, ponsel Suri bergetar di atas meja. Begitu melihat nama Raysa tertera di layar, Suri bergegas menjawab panggilan itu."Halo, Suri, kamu di mana sekarang? Aku dan Kenzo baru saja tiba, dan mendapat kabar bahwa Romeo mengalami kecelakaan," suara Raysa terdengar panik di ujung telepon. "Apa yang sebenarnya terjadi?"Dengan suara bergetar, Suri menceritakan semuanya—bagaimana Romeo sekarang mengalami koma, dan ia yang terpaksa pergi demi keselamatan bayi dalam kandungannya. Mendengar

    Last Updated : 2025-02-12
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Hanya Bayangan

    Nyonya Valerie tersentak. Suara lirih itu, nama yang disebut oleh putranya yang tengah terbaring koma, menggema di telinganya. Suri.Romeo memanggil nama Suri. Jari-jarinya yang sebelumnya hanya bergerak pelan kini tampak semakin aktif. Dengan panik, Nyonya Valerie segera menekan tombol pemanggil perawat di samping ranjang putranya. Sementara Diva yang berdiri di sampingnya tampak menggigit kuku dengan gelisah.Tak lama kemudian, suara langkah kaki terdengar mendekat. Seorang perawat bersama dokter masuk ke dalam ruangan dengan ekspresi siaga. “Mohon keluar sebentar. Kami akan melakukan pemeriksaan,” kata dokter dengan tegas.Nyonya Valerie mengangguk, meski raut wajahnya menunjukkan ketidaksabaran. Dengan berat hati, ia melangkah mundur, lalu meraih tangan Diva agar ikut keluar bersamanya. Di dalam ruangan, dokter dan perawat segera mendekati Romeo. Alat pemantau tanda vital diperiksa, grafik detak jantung yang sebelumnya stabil kini menunjukkan peningkatan. Perawat dengan sigap

    Last Updated : 2025-02-12
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Butuh Istriku

    Nyonya Valerie meraih tangan Romeo dengan lembut, mengusap punggung tangannya dengan penuh kasih sayang. "Romeo, tenang dulu. Jangan panik. Mama akan memanggil dokter untuk memeriksamu," ucapnya, berusaha menenangkan putranya yang tampak gelisah. Namun, napas Romeo justru terdengar semakin berat dan tersengal."Di mana Suri? Aku butuh dia dalam kegelapan ini," lirih Romeo, suaranya sarat dengan kesedihan dan kegelisahan.Nyonya Valerie menahan napas sejenak, menatap Diva yang berdiri tak jauh dari tempat tidur Romeo. "Suri tidak ada, Sayang. Tapi, Diva ada di sini untuk menemanimu," ujarnya dengan suara lembut.Tanpa disuruh, Diva segera mendekat, wajahnya penuh harapan. "Iya, Kak Romeo. Kakak bisa mengandalkan aku."Romeo menggeleng dengan lemah. "Tidak. Aku ingin istriku. Aku ingin Suri..."Nyonya Valerie menarik napas panjang, mengumpulkan keberanian sebelum mengucapkan kata-kata yang telah ia rancang di kepalanya. "Romeo, dengarkan Mama. Suri benar-benar tidak ada. Sejak kamu d

    Last Updated : 2025-02-13
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tidak Mungkin Berkhianat

    Usai memastikan bahwa ibunya telah tertidur dengan tenang, Axel menoleh ke arah Suri yang masih duduk di kursi samping brankar. "Suri, aku akan mengantarmu pulang ke apartemen," ujar Axel dengan lembut.Suri menggeleng pelan, lalu tersenyum menenangkan. "Tidak usah, Xel. Aku bisa pulang sendiri dengan taksi. Kamu tetap di sini saja untuk menjaga Tante Yasmin. Aku tidak ingin merepotkanmu."Axel menghela napas, tampak ragu. "Aku bisa kembali lagi setelah mengantarmu. Aku tidak ingin kamu pulang sendirian di malam seperti ini."Suri tersenyum kecil dan menepuk lengan Axel dengan lembut. "Aku baik-baik saja, sungguh. Lagi pula, aku sudah terbiasa naik taksi sendiri, kamu tidak perlu khawatir."Tatapan Axel penuh dengan ketidakrelaan, tetapi akhirnya ia mengangguk. "Baiklah. Kabari aku saat kamu sudah sampai di apartemen.""Tentu," jawab Suri seraya berdiri dan mengambil tasnya.Axel menatap Suri sekali lagi sebelum mengantar wanita itu hingga ke lobi rumah sakit.Di lobi yang luas dan t

    Last Updated : 2025-02-13
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Hancur

    Romeo masih menggenggam foto yang diberikan Bi Ranti. Meski tidak bisa melihat, jemarinya meraba setiap sudut kertas itu, seolah berharap bisa menemukan kebenaran hanya dengan sentuhan. Napas Romeo memburu, dadanya naik turun dalam gelombang emosi yang tak terkendali. Ia menggeleng pelan, menolak semua yang dikatakan ibunya tentang Suri."Panggil Yonas," suara Romeo terdengar serak, hampir berbisik. “Biarkan dia yang melihat foto ini untukku. Aku ingin Yonas yang memberitahu aku kebenarannya."Nyonya Valerie memandang putranya dengan tatapan rumit. Ia tahu, Romeo tidak akan begitu saja mempercayainya tanpa bukti yang lebih kuat. Namun, ia juga tidak akan membiarkan putranya bersatu lagi dengan Suri."Yonas tidak ada di sini, Sayang," ucapnya lembut, berusaha menenangkan Romeo.Romeo mengerutkan kening. "Apa maksud Mama?""Kita tidak lagi di Velmora. Yonas tidak ikut bersama kita," jawab Nyonya Valerie dengan nada penuh kehati-hatian.Romeo terdiam sesaat, seolah berusaha memahami kat

    Last Updated : 2025-02-14

Latest chapter

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Menuju Pelaminan

    Langit tampak begitu jernih, seolah turut mendukung momen penting yang akan segera terjadi. Bias cahaya pagi menembus tirai tipis di jendela salon milik Jeandra, menyinari ruangan yang telah dipenuhi aroma bunga lili dan wangi kosmetik mahal. Hari yang dinanti telah tiba. Hari ketika langkah seorang wanita akan berubah untuk selamanya.Serin duduk diam di kursi rias, menanti sentuhan terakhir sebelum ia diantar menuju altar kehidupan barunya. Wajahnya tampak tenang, tetapi mata beningnya menyimpan gelombang kegugupan. Di belakang cermin, Clara dan seorang pegawai salon tengah bersiap untuk merias Serin. Namun belum sempat mereka menyentuhkan kuas pada wajah gadis itu, pintu ruangan rias terbuka.Suara langkah ringan terdengar, dan muncullah Jeandra—mengenakan celana jeans yang dipadukan dengan kemeja berwarna jingga. Rambutnya diikat tinggi dengan gaya sederhana, menandakan bahwa ia akan melakukan sebuah pekerjaan profesional.“Aku sendiri yang akan meriasmu, Serin,” pungkas Jeandra

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Mempelai yang Tak Bahagia

    Di tengah kesunyian apartemen, Serin duduk sendirian di ruang tamu. Tak ada yang bisa mengalihkan pikirannya dari Jevandro selain musik. Karena itu, Serin memutuskan untuk membuka koper yang sudah lama ia abaikan. Dengan penuh perasaan, gadis itu mengeluarkan celo miliknya yang sedikit berdebu, seolah membebaskan alat musik itu dari penjara panjang yang mengurungnya.Serin meletakkan celo di pangkuannya dengan hati-hati, merasakan beratnya yang familiar. Kemudian, ia memetik busur dengan gerakan lembut.Seiring dengan gesekan pertama pada senar, melodi klasik mulai mengalun di ruang sunyi itu. Nadanya mengalir begitu natural, seolah membawa Serin ke dunia lain—dunia yang hanya ada dalam melodi musik.Ia memainkan bagian pertama dari sebuah lagu yang sudah lama ia kuasai. Membiarkan jari-jarinya menari di atas senar dengan ketelitian yang hanya bisa dicapai oleh pengalaman.Seiring berjalannya waktu, Serin tak bisa menahan konsentrasi yang mulai teralihkan. Tanpa sengaja, wajah Jevand

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kemesraan yang Tak Terduga

    Wangi dari uap teh yang baru diseduh memenuhi dapur apartemen, menyatu dengan harumnya mentega yang mulai meleleh di atas wajan panas. Serin, yang sudah terbangun sejak pukul enam pagi, sedang berdiri di dapur bersama Bi Janti.Meski sudah berulang kali dilarang untuk membantu, gadis itu tetap bersikeras ingin membuat roti panggang. Berdalih agar Bi Janti bisa lebih cepat menyiapkan keperluan Tristan, sebelum berangkat ke sekolah.“Kalau hanya begini, saya masih sanggup, Bi… daripada saya diam saja,” ujar Serin pelan, sambil mengoleskan selai hazelnut ke selembar roti. Gerakannya begitu teratur dan cekatan, menunjukkan bahwa ia sudah terbiasa melakukan pekerjaan dapur. Bi Janti menghela napas, mengalah, walau pandangannya masih khawatir menatap Serin. Perempuan paruh baya itu lantas menuju ke kamar tamu untuk memandikan Tristan.Di tengah kesibukannya, Serin mendengar langkah kaki berat yang mendekat dari arah koridor. Detik berikutnya, sosok Jevandro muncul, masih dalam balutan kaus

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Rasa yang Tumbuh

    Tepat pukul dua belas siang, Jeandra berjalan keluar dari ruang rapat dengan langkah tegap. Ia lebih dulu melangkah menuju lift, tak ingin menoleh ke belakang meski ia tahu dua pria itu—Kenan dan Gavin—masih tertinggal.Jeandra berdiri di dalam lift, merapikan setelan kerja yang tadi sempat kusut karena duduk terlalu lama. Namun, ketika pintu mulai menutup, Kenan dan Gavin masuk menyusul.Jantung Jeandra berdetak lebih kencang ketika Kenan memilih berdiri di sisinya, begitu dekat hingga ia bisa mencium parfum mahal yang biasa digunakan pria itu. Diam-diam, ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan hatinya yang mulai resah.Setiba di lantai kantor eksekutif, Jeandra buru-buru menuju meja kerjanya. Tangannya bergerak membuka wadah makan siangnya, yang sudah disiapkan oleh pelayan mansion sejak pagi. Namun, ia sengaja belum menyentuhnya, menunggu kemungkinan Kenan dan Gavin keluar lagi untuk makan bersama. Tak disangka, hanya Gavin yang keluar—dengan senyum simpul dan ekspresi

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Diam-diam Jatuh Hati

    Sinar matahari yang mulai condong ke barat, mengiringi langkah Serin keluar dari rumah sakit. Gadis itu memakai pakaian sederhana dan scarf tipis yang menutupi lehernya. Tubuhnya masih sedikit lemah, tetapi rona pucat di pipinya mulai tergantikan dengan semburat lembut kehidupan. Di sisinya, berdiri Jevandro—dengan tatapan penuh kewaspadaan. Gerakan tangan lelaki itu sigap dan kokoh, memberikan semacam ketenangan yang sulit dijelaskan.Jevandro sempat melirik ke arah jalanan, memastikan bahwa mobil yang dikemudikan sopir pribadinya sudah terparkir tepat di depan lobi. Ia menggamit lembut tangan Serin, membimbingnya menuju mobil hitam berkelas yang pintunya telah dibukakan sopir.Sesaat setelah keduanya duduk di dalam mobil, Jevandro memerintahkan sopir untuk menjalankan kendaraan. Namun, baru beberapa blok meninggalkan rumah sakit, pria itu tiba-tiba mengangkat tangan, memberi isyarat kepada sopirnya.“Berhenti di toko buah di depan,” titahnya tegas.Serin menoleh ke arah Jevandro de

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Jatuh pada Pesonanya

    Hampir satu jam setelah kejadian memalukan tadi pagi, Jeandra duduk dengan tenang di balik meja kerjanya. Ia berusaha menenggelamkan diri dalam laporan-laporan dan data pendukung untuk meeting.Ia merasa sedikit lega—paling tidak Kenan belum juga memanggilnya. Tidak ada perintah, tidak ada ketukan pintu, dan tidak ada suara panggilan lewat interkom. Kedamaian itu memberi ruang bagi Jeandra untuk menata kembali hati dan pikiran. Namun, ketika jarum jam menunjukkan pukul sepuluh lewat lima menit, Jeandra mendengar derap langkah kaki yang mendekat, membuatnya mengangkat wajah.Pintu ruang CEO terbuka lebar, dan keluarlah Kenan dengan penampilan rapi dan ekspersi tenang, diikuti Gavin yang berjalan setengah langkah di belakangnya. Tanpa menoleh, Kenan langsung memberi perintah, nadanya pendek tetapi tegas.“Jeandra, ikut saya ke ruang meeting.”Jeandra pun segera berdiri, mengangguk sopan. “Baik, Pak.”Dengan cekatan, ia mengambil iPad-nya, dua berkas presentasi, pena digital, dan buku a

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Pembuktian yang Dinanti

    Tubuh Jeandra tersentak saat menyadari posisinya—ia masih duduk di pangkuan Kenan. Dalam satu gerakan panik, Jeandra segera beranjak dari pangkuan pria itu, berdiri tegak dengan kedua tangan merapikan blazernya.Lekas saja Jeandra menundukkan kepala, enggan bertemu dengan tatapan Gavin yang masih terpaku di ambang pintu. Alhasil, pandangan Gavin beralih pada Kenan, berharap ada penjelasan yang masuk akal dari atasan sekaligus sahabatnya itu. Kenan, dengan sedikit canggung, berdehem pelan sambil pura-pura membetulkan letak dasi yang dipasangkan oleh Jeandra. Ia menggeser kursinya, lalu menatap Gavin dengan wajah datar. “Jangan berpikiran macam-macam,” sangkalnya. “Aku hanya meminta bantuan Jeandra untuk memasangkan dasi. Dia terjatuh karena mendengar kau membuka pintu tiba-tiba.”Nada suaranya seolah ingin mengakhiri spekulasi yang mungkin terlanjur muncul di kepala Gavin.Jeandra mengangguk cepat, membenarkan ucapan Kenan. Kemudian, ia mencari kesempatan untuk bisa pergi dari ruanga

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Jatuh di Pangkuannya

    Di mansion keluarga Albantara, langkah Jeandra terdengar tergesa menuruni tangga. Gaun formal berlapis blazer merah yang ia kenakan, berayun ringan mengikuti gerakan tubuhnya. Wajah cantiknya masih segar, siap untuk kembali menjalani harinya sebagai sekretaris Kenan—dengan identitas palsu yang harus terus dijaga.Begitu tiba di ruang makan, Jeandra melihat kedua orang tuanya sudah duduk di meja panjang, ditemani Rakyan yang tengah sibuk menyendokkan sereal ke dalam mangkuk. Aroma roti panggang memenuhi udara, menambah kehangatan pagi itu.Jeandra segera duduk di kursi, mengambil segelas jus jeruk. Namun, belum sempat ia menyeruputnya, suara Suri menggema di ruangan itu."Serin masuk rumah sakit semalam, Jeandra."Gelas di tangan Jeandra nyaris terjatuh. Ia mendongak dengan sorot mata terkejut. "Apa?" tanyanya buru-buru, menatap sang ibu. "Serin sakit apa, Ma?"Suri menatap putrinya, sambil menyodorkan sepotong sandwich dan semangkuk salad segar.“Jevan bilang mata Serin nyeri dan kep

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tidak Boleh Hamil

    Pukul tujuh tepat, Serin terbangun dari tidurnya. Kelopak matanya yang berat bergetar, sebelum akhirnya terbuka perlahan.Sekilas, Serin melihat bias matahari pagi yang menerobos lewat sela-sela tirai. Di tengah kesadarannya yang masih kabur, ia mendengar suara berat yang familiar—suara Jevandro—tengah berbicara melalui telepon di sudut ruangan.Suaranya terdengar tenang, tetapi dari kata-kata yang meluncur, Serin bisa menebak bahwa pria itu sedang berbicara dengan orangtuanya. Pastilah mereka sedang bertanya mengenai kondisinya di rumah sakit.Serin terdiam sesaat, sengaja tidak bergerak hingga Jevandro selesai berbicara. Namun, pintu kamar rawat itu mendadak terbuka, memperlihatkan seorang petugas rumah sakit yang datang dengan senyum ramah. Ia mendorong troli kecil berisi sarapan pagi. Aroma nasi goreng hangat, serta setangkup roti panggang dengan selai stroberi menyeruak memenuhi udara. Membuat perut Serin yang kosong langsung mengerut lapar.Jevandro segera mengakhiri teleponnya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status