Home / Romansa / OBSESI CINTA TUAN MUDA / Bab 11 Mandi Kadal

Share

Bab 11 Mandi Kadal

last update Last Updated: 2025-09-14 11:04:38

Aku berdiri mematung tak percaya. Apakah aku salah dengar? Apakah lelaki ini sedang bercanda?

“Bapak serius?” tanyaku memastikan.

“Ya, saya serius. Ada pertimbangan yang membuatmu diterima bekerja di sini.”

Tubuh yang lemas seketika berubah terasa segar. Aku diterima kerja? Apakah ini yang namanya keajaiban? Oh my God … terima kasih!

Aku menerima baju seragam itu. Demi apa? Mulai besok aku bekerja? Aku sangat bahagia. Walau pun aku bekerja hanya sebagai office girl, tidak masalah, yang penting aku kerja dan nyaman di kehidupan yang aku pilih ini.

Aku bergegas pulang, tak sabar rasanya aku ingin memberitahu kabar gembira ini pada Alea.

Aku berjalan dengan riangnya. Tak pernah aku sebahagia ini sebelumnya. Dulu posisiku di tempat kerja terbilang cukup enak. Duduk manis di ruang ber-AC di depan komputer. Namun, tak ada ketenangan sedikit pun yang aku rasa.

“Oh Tuhan, terima kasih. Jadikanlah hari ini awal yang indah. Aku hanya ingin merasakan hidup tenang tanpa tekanan,” batinku.

Suasana
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • OBSESI CINTA TUAN MUDA   Bab 50 Ancaman

    Tubuhku terasa melayang, kakiku seakan tidak mampu lagi menopang tubuh ini.Ayah, dia memang bukan ayah yang baik untukku. Namun, dia tetap ayahku walau seburuk apa pun. Aku tidak mungkin tega membiarkan ayahku menggantikan posisi wanita yang ada di dalam foto itu.Aku memang benci ayah. Namun, aku bukan pembunuh seperti Galang.“Bagaimana, Ariana? Kau … masih ingin putus dariku? Semua keputusan ada di tangan kamu. Tinggal pilih saja salah satu, kita menikah atau nyawa ayahmu yang menjadi taruhan,” bisik Galang.Aku bergeming, rasa takut semakin menjadi. Aku menangis sesenggukan, tidak menyangka impian indahku bersama Galang, akan berujung sebuah ancaman yang begitu menakutkan.Entah apa yang akan terjadi jika aku menikah dengannya. Aku tidak bisa memastikan, nyawaku akan bertahan untuk berapa lama lagi.Aku merasa gelisah, napas pun rasanya seakan seperti bom waktu yang akan meledak kapan pun.“Jahat, kamu jahat, Galang!” rutukku.“Sssst! Jangan katakan itu, Ariana, aku tidak suka. K

  • OBSESI CINTA TUAN MUDA   Bab 49 Sisi Buruk

    Aku terkesiap, suara itu begitu dekat. Perlahan aku menolehkan kepalaku, dan … benar saja, Galang, lelaki itu berdiri tepat di sampingku. Bahkan aku tidak tahu sejak kapan dia ada di sini.Spontan aku menjaga jarak dari lelaki itu. Jantungku nyaris melompat dari tempatnya, saat tak sengaja aku melihat sebuah pisau di sebelah tangannya.“A-aku … aku–”“Mau ke mana, Ariana? Apakah kau mau keluar tanpa aku? Hem?” potong Galang. Dia memainkan mata pisau itu. Membuatku semakin ketakutan dibuatnya.Galang melangkah lebih dekat ke arahku. Sementara aku mundur beberapa langkah hingga tubuhku tersudut di daun pintu. Tidak ada jalan lain untuk aku kembali menghindar.“Kenapa, Ariana? Kau … sudah tahu semuanya?” Galang tersenyum kecil.Senyuman itu sebelumnya selalu membuatku berbunga-bunga, merasakan kenyamanan, merasakan arti dicintai. Namun, setelah aku mengetahui sisi buruk Galang, senyuman itu seketika berubah menakutkan. Seakan senyuman tersebut bisa menjadi bom waktu, yang kapan saja dapa

  • OBSESI CINTA TUAN MUDA   Bab 48 Melarikan Diri

    Aku membekap mulutku sendiri. Susah payah aku menelan saliva. Perasaanku seketika menjadi tidak tenang.“Da-daging siapa ini?” gumamku.Pikiran buruk seketika berkumpul di dalam kepala. Sontak aku teringat akan ucapan Alea kemarin. Apa mungkin Alea mengetahui sesuatu?Aku menoleh ke arah kotak kecil di atas nakas. Aku meraihnya, mengamati benda tersebut.Aku memantapkan diri untuk membuka kotak tersebut. Entah apa yang Alea masukkan ke dalam kotak tersebut, sehingga dia mendatangiku dan mengirimkannya padaku.Tanganku mulai sibuk membuka kotak itu. Namun, gerakanku terhenti ketika terdengar suara notifikasi di ponsel Galang.Aku melirik ke arah ponsel tersebut. Di atas layar aku melihat seseorang mengirimkan sebuah foto. Aku tidak berani menyentuh ponsel itu apalagi membukanya. Namun, pesan kedua datang. Aku membaca pesan itu di atas layar tanpa membukanya.“Target memberontak sampai barang-barang di sini hancur. Tapi sudah kami bereskan, lalu apa yang harus kami lakukan?”Aku merasa

  • OBSESI CINTA TUAN MUDA   Bab 47 Daging Segar

    “Ariana, ini aku!” bisiknya.Mataku membulat sempurna saat melihat wajah di balik masker itu. Spontan aku berdiri, hendak menjauh darinya.“Mau apa kamu ke sini? Jangan pernah menemuiku lagi, Alea. Hubungan pertemanan kita sudah selesai.”Aku berjalan cepat ke arah tangga. Alea membuntuti, menarik tanganku hingga aku membalikkan badan menghadap ke arahnya.“Apa lagi, Alea?” tanyaku, emosi dibuatnya.“Sssst!” Alea memberikan isyarat untukku diam. Dia menoleh ke sana kemari, seperti takut terlihat oleh orang-orang di rumah ini.Alea telah kembali menutup wajahnya menggunakan masker.“Dengar, Ariana. Waktu kamu tidak banyak, jangan terlena dengan apa yang kamu dapatkan. Kemewahan, perhatian, bahkan cinta yang kamu dapat hanyalah bualan. Kamu pasti bertanya-tanya kenapa aku bisa berbicara seperti ini? Aku akan jelaskan semua, tapi tidak di sini. Ayo kita pergi dari sini!”Aku menggelengkan kepala pelan.“Aku tahu maksud kamu bicara seperti itu karena apa, Alea. Aku tahu, kamu pasti cembur

  • OBSESI CINTA TUAN MUDA   Bab 46 Membuntuti

    Aku mengernyitkan dahiku, lantas menoleh ke belakang.Aku terhenyak, di sana … aku melihat mobil Maurin tengah membuntuti kami.“Bagaimana kau bisa tahu kalau itu mobilnya Maurin?” Tatapanku seketika penuh selidik.Galang mengangkat sebelah alisnya.“Kau … mencurigaiku?” Galang malah balik bertanya.Aku menghembuskan napas kasar.“Segitu detailnya kau mengamati apa yang dimiliki Maurin,” ucapku. lalu aku melipat kedua tanganku di depan dada.Galang terkekeh, selalu begitu di saat aku tengah merasa kesal terhadapnya.“Kenapa kau tidak bisa berpikir jernih tentang diriku, Ariana? Aku calon suamimu, dan kau … masih saja mencurigaiku. Kau takut aku tergoda sama Maurin? Benarkah begitu?” tanya Galang.Aku terdiam, masih melipat kedua tanganku. Jujur, aku memang merasakan hal itu. Aku tidak ingin lagi dan lagi merasa kecewa dalam percintaan.Galang mengusap rambutnya ke belakang.“Lihatlah, apakah ayah atau ibu tirimu suka dengan warna mobil itu? Warna pink, dengan stiker karakter hello Kit

  • OBSESI CINTA TUAN MUDA   Bab 45 Keceplosan

    “Kenapa Ayah berubah pikiran? Bukankah tadi … Ayah tidak merestui pernikahan mereka?” tanya Maurin, seperti tidak terima dengan keputusan ayah.Seketika senyumanku mengembang. Ya, Galang tidak menipuku, dia berkata jujur. Aku terlalu takut, saat ayah berbicara, pikiranku sudah terlalu buruk. Namun, nyatanya ….“Iya, Mas. Kenapa kau berubah pikiran? Kenapa sikapmu menjadi plin-plan seperti ini? Ada apa sebenarnya?” timpal Susan.Tanganku dan tangan Galang saling bertaut. Kini semakin erat genggaman kami. Rasa bahagia kini menyelimuti.“Memangnya apa yang salah, jika Ayah mengizinkan mereka berdua menikah?” tanya ayah.“Em … nggak ada yang salah, sih. Cuman … kok aneh sekali, Ayah ini, nggak persisten dengan ucapan Ayah sendiri. Tiba-tiba merestui mereka, padahal tadi saja Ayah menentang keras hubungan mereka,” jawab Maurin.Aku menautkan kedua alisku.“Tidak perlu marah, Maurin. Kami bahagia dengan keputusan ayah,” timpalku.Maurin hanya melirik sekilas, tanpa menyahut ucapanku sama se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status