Share

Postingan

Tak berselang lama, Gina tiba di ruangan Dewi. Matanya bengkak dan pipinya sembab. Baru berjalan tiga langkah dari pintu, Gina langsung bersimpuh sembari menangis tersedu-sedu.

"Loh, Gin, kamu kenapa?" tanya Dewi yang sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Gina. "Ayo, bangun! Kamu ngapain kayak gini?"

Gina menggeleng. Ia bersikeras untuk tetap bersimpuh di depan Dewi meski Dewi justru ikut bersimpuh di depan adik iparnya itu.

"Kamu cerita, ada apa?" tanya Dewi tidak tega melihat Gina menangis seperti itu. Meski Gina ikut serta menghancurkan hati Dewi, nyatanya Dewi tidak tega melihat Gina dalam kondisi begitu.

"Ibu, Mbak .... Ibu ...." Gina masih sangat sulit untuk berbicara. Dadanya masih terlalu sesak.

Pikiran Dewi jadi kemana-mana. Ia justru berpikir kalau Bu Santi meninggal. "Ibu kamu kenapa, Gin?" tanya Dewi sembari mengguncang bahu Gina.

Namun, Gina masih menangis meraung-raung. Untungnya ruangan Dewi kedap suara. Jadi, raungan Gina tidak terdengar sampai luar dan tidak mengg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status