Share

bab 17

"Dit, kita harus mencari kontrakan segera. Kita kan tinggal di homestay ini sehari bayar seratus ribu. Sekarang sudah tiga hari dan kita belum juga dapat kontrakan baru," ujar Ambar dengan nada cemas pada Dita.

Dita menghela nafas berat sambil menyandarkan punggungnya ke kursi kayu yang ada di kamar homestay nya.

"Ibu benar. Tapi aku juga sedang pusing dan banyak pikiran. Rina baru saja dibully oleh teman-temannya yang mengatainya anak pelakor, aku juga diusir oleh maminya mas Herman yang tidak rela jika aku menjadi menantunya. Aku bingung, Bu."

Ambar mendelik mendengar kata-kata Dita.

"Teman Rina berani mengatai Rina? Padahal masih kelas dua SD! Kur*ng ajar! Kita pindah sekolah saja, Dit. Ibu tidak terima kalau cucu ibu dihina-hina. Kalau perlu ibu akan labrak teman Rina dan orang tuanya sekalian, agar tidak seenaknya pada Rina!"

"Hm, iya Bu. Nanti kita pikirkan hal itu. Aku sungguh bingung kita akan pindah kemana!"

"Kamu minta sama Herman saja. Kamu pernah bilang kan kalau Herman
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status