Home / Romansa / OTW Janda! / 45. Mengincar Janda

Share

45. Mengincar Janda

Author: Nadia Styn
last update Last Updated: 2025-10-20 14:05:41

Pria yang mengenakan coat hitam itu menggeleng. “Bukan apa-apa. Kalau begitu, kita makan di luar malam Minggu pekan depan. Hanya makan malam saja dan di akhir pekan, kurasa tak akan menyita banyak waktumu dan tak akan mengganggu persiapan sidangmu.”

“Baiklah. Nanti kukabari lagi,” jawab Emma singkat.

Emma melanjutkan mengurus popok Nancy, sedangkan Andrew beranjak keluar dari kamar tamu rumah Julia Sparks yang ditempati oleh Emma karena tak tahan mendengar suara tangisan Nancy.

Andrew hanya keluar untuk menunggu di depan pintu. Dan dari celah pintu yang terbuka setengah, ia terus memerhatikan Emma di dalam sana, termenung melihat bagaimana wanita itu sibuk sendiri mengurus Nancy yang rewel.

Julia sedang menyiapkan makan malam di dapur. Lagi pula, kalau pun Julia datang dan menawarkan bantuan untuk Emma, Emma tak selalu mau menerimanya.

Emma merasa sudah cukup membebani Julia dengan menumpang di rumah itu. Meski Julia bahkan sudah menganggapnya seperti anak send
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
clrrds
thanks kak nad...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • OTW Janda!   49. Mendatangi Emma

    Begitu tiba di rumah Julia, Andrew langsung berjalan ke lorong di samping bangunan rumah, di mana lorong kecil itu dijadikan tempat menaruh tanaman hias oleh Julia Sparks. Seperti taman kecil. Dan jendela kamar tamu yang ditempati oleh Emma ada di sekitar lorong itu. Andrew tidak ingin membunyikan bel atau mengetuk pintu depan, sebab sudah pasti itu akan membangunkan Julia. Kasihan wanita tua itu. Andrew tak ingin mengganggu waktu istirahatnya. Tapi untungnya, ketika Andrew tiba di jendela kamar Emma, ia mendapati lampu kamar sedang menyala dan Emma tidak tidur. Dapat ia dengar suara Nancy yang menangis, lalu ada pula suara lembut Emma yang seolah mengajak Nancy mengobrol untuk menenangkan Nancy. Ketika Andrew mengetuk jendela, tentu saja Emma agak panik. Pikirnya ada orang jahat yang ingin macam-macam di rumah ini. Namun, Emma juga penasaran dan merasa perlu memeriksa. Begitu sedikit menyingkap tirai yang sudah ia tutup sejak pukul sembilan malam, ia sangat terkej

  • OTW Janda!   48. Mimpi Basah

    Kulit wanita itu sangat bersih dan lembut. Selembut sutra. Andrew tidak pernah membayangkan kalau jemarinya akan terasa senyaman ini saat menyentuh paha mulus seorang dokter bedah yang baru saja resmi menjadi janda dengan buntut anak satu. Ia tidak bisa berkedip melihat bagaimana Emma menggeliat sambil mendesah kenikmatan di bawah belenggunya. Tiap kali ia mencium bibir Emma, di sela ciuman mereka, desahan Emma yang tertahan membuatnya berpikir kalau Emma sangat menikmatinya dan memuji betapa mahirnya ia dalam berciuman. Tiap kali Emma menjerit kenikmatan sambil menyebut, “Andrew ...,” hasrat Andrew semakin menanjak sampai menembus langit. Ia menyukai suara seksi itu. Tiap kali jari-jemari lentik Emma mencoba menyentuh bahu berototnya, ia tidak bisa berhenti tersenyum karena terbuai pada betapa lembut dan menggodanya sentuhan ujung jari wanita itu. Tubuhnya terus bergerak memacu liang kewanitaan Emma, mata cokelatnya yang tajam tak mau kehilangan sedetik pun ke

  • OTW Janda!   47. Ciuman Pertama

    Emma sudah terang-terangan mengabaikan Chris, tetapi Chris tak jengah. Kala Emma menuruni tangga di depan Gedung Pengadilan Wilayah, Chris mencengkeram lengan kiri Emma dan membuat langkahnya langsung tertahan. Pria yang sudah resmi menjadi mantan suaminya itu kemudian berdiri tepat di hadapannya sembari tetap memegang lengannya kuat-kuat. “Bagaimanapun, mari tetap buat kesepakatan untuk sama-sama mengurus Nancy supaya Nancy tetap dapat peran ayah kandungnya meski kita sudah tidak bersama,” ucap Chris. “Aku tidak akan membiarkan putriku merasakan peran dari seorang pria tukang selingkuh sepertimu. Aku bisa mencarikan ayah baru untuk Nancy yang jauh lebih berguna dan lebih baik daripada dirimu. Jadi, tidak perlu repot-repot ingin menunjukkan peranmu,” tutur Emma. “Jangan egois! Kau tidak dengar apa yang dikatakan hakim tadi? Aku pun tetap harus memberikan nafkah untuk Nancy. Dengan begitu, aku juga tetap punya hak terhadap anakku.” “Menafkahi adalah tanggung

  • OTW Janda!   46. Resmi Bercerai

    Emma baru keluar dari gedung apartemen tempat tinggal Max setelah mengunjungi Jenna dan Landon di sana, sekalian mengantarkan kukis buatan Julia Sparks yang Julia minta diberikan kepada Jenna dan Landon. Saat ini waktu menunjukkan pukul delapan pagi lewat beberapa menit. Emma akan langsung pergi ke gedung pengadilan untuk menghadiri sidang perceraiannya dengan Chris yang akan dimulai tepat pukul sembilan. Mediasi pertama telah dilakukan pekan lalu. Dan karena kompleksitas kasus gugatan perceraiannya cukup tinggi, mediasi gagal dan proses dilanjutkan ke persidangan sesuai estimasi yang sudah dijadwalkan. Emma benar-benar berharap ini adalah sidang pertama dan terakhir kali, di mana dalam sidang hari ini ia dan Chris akan diputuskan resmi bercerai. Beberapa waktu yang lalu, Andrew memintanya memberitahu lokasi dan tanggal untuk sidangnya. Ia sudah memberitahu kemarin lusa lewat pesan singkat ke nomor Andrew, tetapi sampai sekarang pesannya tak dibaca, apalagi dibalas

  • OTW Janda!   45. Mengincar Janda

    Pria yang mengenakan coat hitam itu menggeleng. “Bukan apa-apa. Kalau begitu, kita makan di luar malam Minggu pekan depan. Hanya makan malam saja dan di akhir pekan, kurasa tak akan menyita banyak waktumu dan tak akan mengganggu persiapan sidangmu.” “Baiklah. Nanti kukabari lagi,” jawab Emma singkat. Emma melanjutkan mengurus popok Nancy, sedangkan Andrew beranjak keluar dari kamar tamu rumah Julia Sparks yang ditempati oleh Emma karena tak tahan mendengar suara tangisan Nancy. Andrew hanya keluar untuk menunggu di depan pintu. Dan dari celah pintu yang terbuka setengah, ia terus memerhatikan Emma di dalam sana, termenung melihat bagaimana wanita itu sibuk sendiri mengurus Nancy yang rewel. Julia sedang menyiapkan makan malam di dapur. Lagi pula, kalau pun Julia datang dan menawarkan bantuan untuk Emma, Emma tak selalu mau menerimanya. Emma merasa sudah cukup membebani Julia dengan menumpang di rumah itu. Meski Julia bahkan sudah menganggapnya seperti anak send

  • OTW Janda!   44. Ajakan Kencan

    Emma mengerutkan kening dan menatap Andrew dengan tatapan aneh. “Untuk apa kau tidur di kamar yang sama denganku? Kau mau macam-macam, ya?” “Macam-macam pada wanita yang baru melahirkan?” Andrew tertawa sinis. “Kau tidak semenarik itu.” “Lantas untuk apa kau bicara begitu? Kenapa ingin tidur di kamar yang aku tempati?” Andrew tak langsung menjawab. Dia terdiam sejenak selagi beradu tatap dengan Emma. Seolah sebenarnya pertanyaannya tadi mengharapkan respons persetujuan, Andrew bak kebingungan begitu sadar kalau Emma justru menolak dengan menuding dan memandangnya dengan aneh karena curiga. Dia berdeham pelan dan membasahi bibirnya sekilas, lalu menjawab singkat, “Hanya asal bicara saja. Jangan terlalu serius.” Emma masih mengerutkan kening, bingung pada pria berambut pirang itu. Tapi akhirnya, Andrew benar-benar bermalam di penthouse itu. Dia tidur di kamar utama, sementara sekretaris dan asisten pribadinya tetap tidur di ruang tamu sampai pagi. Dua h

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status