Sebastian hanya bisa duduk termenung diam di kamar hotelnya sendirian. Setelah keadaan aman dan Jessica tidak lagi menguntitnya, ia kembali ke hotel untuk berpikir serta beristirahat. Sebastian bahkan melewatkan makan malamnya.
Lefrant yang mengurus semuanya hanya bisa menawarkan makan malam pada Sebastian yang diam saja.
“Apa sudah ada kabar? Cindy menelepon?” tanya Sebastian pada Lefrant yang masuk ke kamarnya. Lefrant menggelengkan kepalanya.
“Aku tidak bisa menemukan nomor telepon yang menghubungimu tadi siang, Pak. Dion Juliandra memang bekerja sama dengan polisi untuk mengambil Cindy,” jawab Lefrant. Sebastian membuang pandangannya ke samping. Ia mengeraskan rahang lalu memejamkan matanya begitu kesal.
“Aku rasa itu mungkin ada hubungannya kenapa Polisi belum menemukan Nona Cindy,” sambungnya lagi.
“Lef, aku harus segera mendapatkan Cindy. Aku harus menikahi Cindy secara hukum dan sah, agar dia gak bi
Dion tersenyum melihat Cindy yang sudah mau makan bersamanya dan Venus. Venus juga terlihat bahagia berkumpul dengan Cindy dan Ayu. Terlebih Ayu yang mengambil tempat di samping Cindy. Sedangkan Peter duduk diapit suami Ayu dan Dion.“Makan yang banyak. Ayu sengaja buat makanan sebanyak ini untuk kamu,” ujar Dion dengan senyuman pada Cindy. Cindy hanya tersenyum sekilas dan meneruskan makan. Ia memang tidak banyak bicara. Peter masih memperhatikan Cindy beberapa saat sambil mengunyah. Ia belum sempat berbicara pada Cindy selama dua hari ini.“Oh iya, penerbangan kita jam berapa, Mas?” tanya Rendi, suami Ayu pada Dion. Cindy lantas menghentikan makan dan menaikkan pandangan pada Dion. Dion yang menyadari pandangan Cindy lalu tersenyum pada Rendi.“Uhm, nanti sore. Kita berangkat pakai pesawat dari Winthrop saja.” Dion lalu melirik pada Cindy yang masih tertegun menatapnya.“Kita mau ke mana?” Cindy pun akhirnya bicara. Venus lalu tersenyum dan menyentuh lengan Cindy sampai ia menoleh p
Lefrant segera memberikan laporannya pada Sebastian begitu ia mendapatkan informasi soal Cindy. Sebastian tidak tidur atau makan dengan baik. Sudah lebih dari tiga hari dan kabar soal Cindy masih simpang siur.“Pak, aku dapat informasi penting.” Sebastian yang sedang melamun langsung berdiri dari kursinya. Ia bergegas mendekati Lefrant yang memperlihatkan tabletnya.“Pesawat Winthrop Corp terlihat di parkiran bandara pribadi The Stone di sebelah utara. Lihat ini!”Lefrant memperlihatkan beberapa gambar dan Sebastian seketika bersemangat. Ia tersenyum dan mengangguk cepat.“Apa ada jejak Cindy?” Lefrant kembali menggeleng.“Belum. Tapi setidaknya kita tahu kalau salah satu keluarga Harristian ada di Las Vegas.” Sebastian sedikit tertegun lalu mengangguk.“Venus Harristian sudah kembali pada Dion Juliandra. Mereka pasti menggunakan fasilitas dari Wintrop untuk datang kemari. Aku rasa mereka
Cindy menatap kaku pada layar ponsel Ayu. Ayu tidak tahan mendengar pengakuan Cindy yang selama ini malah membayarkan pengobatan Melvin. Padahal seharusnya Melvin lah yang bertanggung jawab. Terlebih Melvin ternyata adalah pihak yang mengenalkan Cindy pada Sebastian. Emosi dan kekesalan Ayu makin memuncak.“Mbak ini ...?” Cindy menunjuk pada video hasil rekaman kamera tersembunyi di jaket saat dua anak buah Peter dan Dion datang ke apartemen Melvin dan Cindy.“Mas Dion dan Peter ngirim dua orang polisi ke sana, ke apartemen kamu. Ternyata pas Melvin buka pintu ada perempuan lain keluar dari kamar. Dan rekaman ini diperlihatkan sama Mas Dion ke Mbak,” ujar Ayu mengakui.Cindy terperangah lalu mengalihkan pandangannya kembali ke video tersebut. Matanya berkaca-kaca melihat perilaku Melvin di belakangnya. Ternyata wanita yang diakui sebagai perawat malah berselingkuh dengan Melvin.“Dia,” gumam Cindy pelan.“K
Jessica berhasil masuk ke kasino The Lotus yang merupakan salah satu yang terbesar di Las Vegas. Pusat judi dan hiburan itu adalah tempat yang bisa dikunjungi oleh wanita seperti Jessica. Namun kali ini ia tidak mencari kesenangan. Jessica sedang mencari suaminya Sebastian.“Cari dia!” perintah Jessica pada para pengawal yang ia bawa untuk mengekori Sebastian. Sebastian sudah naik ke lantai 10 untuk bertemu dengan pemilik kasino tersebut. Sedangkan Jessica kehilangan jejak Sebastian di dalam bangunan kasino dan yang juga disatukan dengan klub malam tersebut.Sebastian keluar dari lift bersama Lefrant diikuti oleh dua orang pengawalnya. Lefrant mengangguk pada dua anak buahnya untuk menyebar dan melihat keadaan. Mereka mengangguk lalu berjalan lebih dulu dari Sebastian. Tujuannya adalah untuk membersihkan jalan.Pintu di buka oleh salah satu anak buah Sebastian yang akan berjaga di luar. di dalam seorang pria paruh baya akan menemuinya.“Selamat datang, namaku Juan Del Luca.” Juan meng
Juan mengeraskan rahangnya kala mendengar pengakuan Dion soal Sebastian. Ia mengernyitkan keningnya dan diam.“Uncle Juan, biar aku yang menyelesaikannya. Aku akan datang ke sana, suruh dia menungguku.” Dion berbicara lagi setelah Juan tidak mengucapkan apa pun.“Untuk apa dia mencarimu?” tanya Juan dengan nada dingin.“Dia mencari sepupuku, Cindy. Aku tidak mungkin menceritakan semuanya di sini. Aku akan ke sana segera.” Juan mengangguk pelan lalu menundukkan kepalanya. Ia menelan pelan sebelum menutup pembicaraan di telepon dengan Dion. Sejenak Juan hanya berdiri saja berpikir tentang tindakannya. Ia baru berbalik setelah beberapa saat. Raut wajahnya masih dingin kala menghadapi Sebastian.“Dion akan datang kemari. Kalian bisa menunggu di luar,” ujar Juan singkat. Wajahnya masih datar dan dingin. Sebastian tidak langsung mengangguk. Ia ikut berdiri masih terus menatap Juan yang kemudian membuang pandangannya ke arah lain.“Terima kasih, Tuan Del Luca. Kami akan menunggu di luar.” Se
Setelah sekian tahun tidak pernah bertemu, Sebastian dan Dion akhirnya saling berhadapan satu sama lain.“Tuan Arson, aku tidak perlu memperkenalkan Dion Juliandra padamu,” ujar Juan berbicara terlebih dahulu. Sebastian tidak memperlihatkan emosi apa pun terhadap Dion.“Akhirnya kita bertemu kembali, Dion Juliandra ... atau harus kupanggil dengan nama Steven?” Sebastian membalas dengan nada datar. Dion menaikkan ujung bibirnya melengkungkan sedikit seringai.“Kamu benar-benar mencari segala cara untuk menemukanku.” Dion pun membalas.“Aku harus bicara berdua saja denganmu.”“Baik, kita akan bicara. tapi Uncle Juan harus ikut.” Dion tidak membiarkan Sebastian sama sekali lolos. Jika terjadi sesuatu, Juan bisa menyaksikannya. Meski Arion juga akan ikut dengannya. Sebastian melepaskan napas panjang dan tampak kesal. Namun, ia tidak bisa menolak.Dion tidak mau menunggu persetujuan Sebastian. Ia langsung pergi meninggalkan Sebastian dan masuk ke ruangan Juan. Lefrany melirik pada Sebastia
Mata Dion seketika melotot. Ia tidak terima dengan perkataan Sebastian tentang hubungannya dan Cindy. Tangannya dengan cepat menunjuk pada Sebastian. Sifat sabar Dion sudah menguap ke udara ketika kini ia berhadapan dengan Sebastian.“Jangan sembarangan jika bicara!” tunjuk Dion menghardik marah. Arion segera memegang lengan Dion untuk menenangkannya meskipun dia juga marah.“Lef, tunjukkan suratnya!” perintah Sebastian masih tenang menyerang. Ia hanya sedikit memiringkan kepala pada Lefrant yang mengangguk. Lefrant mengambil tas kopernya lalu mengambil sertifikat pernikahan antara Sebastian dan Cindy. Ia menunjukkan pada Dion, Arion dan Juan jika Sebastian sudah menikah dengan Cindy.“Ini ada sertifikat asli dan resmi dari negara bagian Nevada tentang pernikahan Tuan Sebastian dan Nona Cindy. Maka, jika Nona Cindy tidak dikembalikan, Tuan Sebastian bisa melaporkan kalian semua atas dasar penculikan,” ujar Lefrant dengan dingi
Dion meminta Arion untuk memeriksakan keaslian dokumen pernikahan Cindy dan Sebastian sementara ia menelepon Cindy untuk mengonfirmasi. Jantung Dion rasanya sudah mau meledak dari tadi. Ia tidak pernah menyangka jika adiknya nekat menikah dengan Sebastian padahal masih terikat pernikahan dengan pria lain.“Aku akan memeriksanya dengan cepat,” ujar Arion yang diberi anggukan oleh Dion. Arion dan Juan berbalik pergi bersama sedangkan Dion mengambil waktunya untuk bicara dengan Cindy.Lama ia menunggu sampai akhirnya telepon itu diangkat. Dion menghubungi Ayu yang sedang menemani Cindy.“Mas?”“Tolong, Yu. Mas harus bicara sama Cindy sekarang.” Dion meminta pada Ayu.“Tapi Mas, Cindy baru saja tidur. Dia kecapean dan uda gak tidur semalaman kan.”Dion mengusap keningnya serta melepaskan napas panjang. Ia tahu jika Cindy pasti kurang istirahat. Tetapi sekarang adalah saat yang genting.&ldqu