Share

12. Berkejar-Kejaran di Pinggir Kolam

Di tengah malam yang dingin, pria berdarah Eropa itu harus puas dipukuli oleh Kejora yang tak terima karena Mike melihatnya mengenakan bikini.

Meski sekarang gadis itu sudah mengenakan handuk yang menutupi hampir seluruh tubuhnya namun tetap saja, Kejora merasa sudah ternodai oleh Mike.

“You are pervert Mike!!!” Lagi-lagi dia berteriak kencang, memekakkan telinga Mike tanpa ampun.

“Wait! Wait! Wait! Please stop Jora, i am just kidding, au! Stop Jora ... stop ....” Mike menangkap kedua pergelangan tangan Kejora yang terdampar di dadanya.

Kejora terdiam, dia membisu karena pandangan netra biru Mike mengunci matanya saat ini.

Wajah Mike yang tampan dengan tatapan intens miliknya tertuju pada Kejora. Kejora membeku, tubuhnya kaku tak bisa digerakkan. Otaknya menjadi lumpuh hanya karena tatapan misteri yang diberikan oleh sang Dewa Adonis saat ini.

Grep! Srek!

Satu hentakan kuat menarik tubuh mungil Kejora menabrak tubuh jangkung Mike saat itu juga.

“Mi—Mike ...,” cicit Kejora merasa gugup bukan main.

“Hm ....”

Bahkan pria itu hanya memeluknya tak intens, namun degup jantungnya malah semakin tak terkendali seiring tangan Mike yang ada di punggungnya saat ini.

Suara sunyi dan senyap disertai desau angin mengalun merdu di tengah malam yang gelap ini. tak ada purnama yang bersinar dan bintang yang kalah terang dengan lampu-lampu para penghuni Bumi saat ini.

Angin yang saling melaju lembut membelai pipi gadis itu. Mulutnya masih terkunci tak bisa memberikan suara walau hanya satu huruf saat ini.

“Kenapa kau berenang malam-malam?” tanya Mike mulai membuka percakapan.

Kejora masih malu mengingat kejadian tadi. Mike mengejeknya habis-habisan karena mendapati dirinya yang berenang tengha malam dengan bikininya.

Ini semua karena Mike yang bertanya-tanya soal seberapa seksi dirinya!

Kejora ingin memarahi Mike, namun tak mampu jika harus mengamuk pada pria bule yang satu ini.

“Karena ... gerah,” cicit Kejora mencoba memalingkan wajahnya agar tak terus-terusan bertatapan dengan Mike saat ini.

“Gerah? Kau bisa terkena demam,” ujar Mike merasa cemas.

Blush! Mendadak wajah Kejora memanas karena rasa cemas yang diberikan oleh Mike saat ini.

Di bawah sinar lampu, Mike dapat melihat bagaimana gadis itu menjadi begitu pemalu. Dia tak pernah tahu kalau Kejora bisa memerah karena godaannya saat ini.

Dia menjadi ingin semakin mengerjai Kejora saat ini.

“Kau ... seksi babe ...,” bisiknya dengan suara serak.

Kejora semakin menegang, namun setelahnya ....

Plak!!!

Telapak tangannya mengenai kulit lengan pria itu sampai mengaduh kesakitan. “Akh!!!” Mike mengaduh.

“Bilang sekali lagi coba?! Kau sengaja mengejekku ya?!” cecar Kejora penuh rasa kesal.

Melihat wajah cemberut Kejora malah semakin terlihat menggemaskan.

Mike setengah berlari menghindari kejaran gadis itu, mereka beberapa kali memutari kolam renang. Satu dari sekian banyak hal, kenapa dia harus menjadi pemeran film India begini sih?!

Kejora kepalang malu dan kesal, dia tak bisa berkata apa-apa lagi selain ingin menghajar mulut si bule.

“Mike! Berhenti!” teriak Kejora mengejar Mike.

Mike hanya tertawa terbahak-bahak. Di dalam hatinya, dia merasa semakin menyukai Kejora.

Pria itu berbalik, merentangkan tangannya menyambut Kejora yang berlari kencang ke arahnya.

“Mi—Mike! Kenapa kamu berhenti?!” Bug! Sontak tubuh mungil Kejora benar-benar berbenturan dengan Mike.

Kepalanya bahkan berbenturan di dada bidang pria itu.

“Awww!!!” Dia mengaduh kesakitan.

Mike sendiri kehilangan keseimbangan, sampai tangannya spontan memeluk tubuh langsing Kejora dan jatuh terguling.

Brugg!! Mereka berdua terjatuh di tanah berumput dan beurntung bagi Kejora yang menimpa tubuh Mike.

“Akh Mike!!”

Kejora mencoba duduk, namun dia lupa kalau dirinya duduk di atas perut Mike.

Mata pria itu membulat penuh, melihat pemandangan yang ada di depannya saat ini. matanya tak lepas barang sedetik pun didampingi dengan tangannya yang malah bertengger manis di pinggang Kejora.

“Sakit tahu Mike!” pekik Kejora merasa kesal dikerjai oleh Mike.

“Ekheum!” Mike berdeham lantas mengalihkan pandangannya.

Ada sekelebat hasrat yang menguar saat matanya melihat handuk kimono yang dipakai Kejora tersibak bersamaan dengan bagaimana buah dada Kejora menyembul di balik bikini hitam yang dipakainya.

“Aku terpaksa bilang ... kau memang seksi, Jora,” lontar Mike sambil tangannya beralih menutupi keningnya sendiri.

Deg!

Kejora terdiam sejenak. Kini dia menyadari kalau dirinya tengah duduk di atas perut sixpack milik pria itu. Handuknya tersibak memperlihatkan paha telanjangnya dan juga ...

Bikininya?!

“Mike!!! Pervert!” buk! Buk! Buk!

Lagi-lagi Kejora memukuli dada Mike, sekuat tenaga meskipun ujungnya Mike tak merasa kesakitan.

“Oke, oke, oke! Sebaiknya kamu kembali ke kamar sebelum terkena demam!” pinta Mike menyudahi bercandaannya.

Meskipun dia harus rela dihantui bayang-bayang keseksian Kejora yang tak pernah ada di tubuh wanita yang pernah dia temui.

“Ah, ya! A—aku harus kembali!”

Kejora membetulkan kimononya dan berlalu, meninggalkan Mike tanpa pamit.

***

Di seberang kolam renang, seorang pria tengah berdiri menonton pertunjukan kejar-kejaran antara pria dan wanita.

Dia seengah berdecih, “cih, konyol sekali,” komentarnya sambil beranjak menarik gorden.

Sayangnya, matanya yang sangat jeli malah melihat jelas sosok Kejora.

“Gadis itu?”

Dia ingat kalau wanita yang tengah duduk di atas perut pacarnya itu adalah wanita yang ada di Baidu? Yang menunggu dijemput sang kekasih di perusahaan miliknya.

“Kejora?” gumamnya mencoba mengingat-ingat jelas.

Buru-buru dia menggulir layar ponselnya, memastikan kembali siapa yang dilihatnya.

“Benar, dia rupanya.”

“Cih! Kenapa kami harus bertemu di sini? Tidak adakah tempat lain yang bisa mereka kunjungi?” Kali ini pria itu kembali mengomel panjang lebar.

Ada rasa tak suka menyaksikan bagaimana wanita itu kesal pada pacarnya sendiri saat ini.

Yang ada di bayangannya kali ini adalah ....

Bahwa dirinya menarik wanita yang mengenakan handuk kimono itu ke atas kasurnya dan menidurinya. Padahal, dia sendiri baru saja selesai menjelajahi dunia hasrat dan menuntaskan nafsunya sendiri bersama wanita cantik. Namun ....

Kenapa dirinya malah ingin sekali mengajak wanita itu tidur dengannya?

“Sudahlah!” desahnya dengan perasaan dongkol.

Pria itu adalah ... Andromeda.

“Sial! Kenapa aku masih memikirkannya sih?!” keluhnya.

Sudah hampir tiga puluh menit dirinya berada di bawah guyuran shower namun otaknya masih saja berpikir tentang Kejora. Seolah ada penyesalan dimana dirinya tak mengajak wanita itu berkenalan saat mereka bertemu di meeting beberapa bulan yang lalu.

Bug!

Bahkan emosinya meningkat seiring mengingat bagaimana aksi kejar-kejaran sepasang kekasih itu di pinggir kolam renang tadi.

Mendadak dia menginginkan wanita itu menjadi salah satu koleksinya. Seperti sebelum-sebelumnya.

Andromeda menyudahi sesi mandinya. Dia segera berbaring tanpa melepaskan handuknya. Mengabaikan kehadiran wanita cantik di dalam selimutnya dan tidur memunggunginya. Matanya mencoba terpejam agar dia bisa tidur, meskipun rasa penasarannya yang semakin tinggi karena seorang Kejora.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status