Gadis itu menarik tangannya sendiri, perlahan. Dia tak bisa berkata apa-apa sementara itu perutnya sudah kaku, mulas dan seolah-olah ada gerombolan serangga yang siap terbang memecah perutnya. Gelenyar aneh yang nyaman ketika merasakan perasaannya berkembang pesat, membentuk kubah sempurna.
Andromeda tentu menyadarinya. Menyadari bagaimana Kejora menarik tangannya yang sudah sedari tadi dia genggam. Dia juga merasakan hal yang sama, ketika dia merasakan bagaimana nyamannya ditemani wanita itu tanpa melakukan apa, tak melakukan hal panas sedikit pun yang bisa berakhir di ranjang. Padahal, itu salah satu yang diharapkannya saat ini. Namun, ternyata memang dirinya tak seberani itu untuk mencoba menyentuh Kejora.
Dia tadi bersandar, menutup mata dan tertidur walau hanya sebentar. Saat dia terbangun, dia melihat k
Pesta topeng. Konsep sederhana yang digagas demi mengikuti trend anak muda, generasi millenial. Kejora dan Kania termasuk salah satunya. Keduanya tengah mengikuti rapat ppersiapan HUT perusahaan.Kejora yang notabene tak suka berpesta ditambah tak memiliki pasangan sudah jelas tak berminat. Dia saja baru putus hubungan, sekarang? Pacar? Pacar siapa yang siap dipinjam untuk menemaninya pesta topeng?“Bagaimana? Sudah setuju untuk anggaran?” tanya salah satu panitia yang mengarahkan untuk mengadakan acara ini.“Setuju.”“Setuju.”Satu yang membuat satu koor untuk memberikan jawabannya. Kejora hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja.“Dan ... setiap peserta yang hadir harus membawa partner ya?”“Yeyyy ....” Prok! Prok! Prok!Suara tepuk tangan riuh di dalam satu ruangan itu. Para kawula muda sudah bersorak kesenangan, bagi yang memiliki
Kejora pulang usai menunggui Kania yang menangis di bawah tangga tadi. Padahal sebelumnya mereka masih bisa bercanda membicarakan soal pesta HUT satu bulan lagi. Namun, rupanya itu adalah misteri. Menilik pada agenda yang terjadi.Wanita itu menuju di mana mobilnya terparkir. Dia tak memikirkan apa pun melainkan ingin segera sampai ke tempat peristirahatan saja. Berkarir memang menghabiskan tenaga dan waktunya.Gadis itu mengendarai mobilnya menuju ke rumah. Baru saja dia turun untuk membuka pintu gerbang rumahnya sendiri, matanya menangkap mobil yang tak asing terparkir di sisi jalan rumahnya.“Andromeda?” gumamnya pada dirinya sendiri.Benar saja, dia tak berniat menghampiri mobil itu. Namun, pemiliknya sudah keluar dan menghampirinya sambil tersenyum. Membuat gadis itu mematung karenanya. Tak habis pikir bahwa Andromeda tengah menunggu kepulangannya.“Sepertinya kau pulang terlalu sore?” ucapny
Malam penuh kecanggungan berakhir dengan adanya pengantar makanan yang menekan bel rumah milik Kejora wanita itu bisa memutuskan rasa canggung dengan bergegas mengambil pesanan. Sementara itu, Andromeda memilih untuk menuju dapur dan mengambil piring bagi mereka berdua. Dia dapat melihat dapur itu rupanya kotor.Sedikit terkekeh dia memandanginya. Dia teringat saat dia menginap secara tak sengaja karena mabuk dan melihat Kejora yang tengah menyiapka sarapan. Gadis itu bisa memasak, tapi kenapa memilih untuk memesan makanan?Dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Melihat bagaimana bahan-bahan masakan di dapur begitu banyak yang instan, dia akhirnya paham kenapa gadis itu sakit. Ah, ya dia mengingatnya. Kejora adalah gadis yang ditolongnya saat dia tak sengaja tengah berkendara di sekitaran kompleks ini.“Rupanya aku sudah jatuh kepadamu sejak saat itu,” gumamnya lirih berbisik pada udara yang dia hirup.Dia kembali dan menata piring.
Kejora menggeliat, tangannya sendiri terangkat keluar dari selimut tebalnya. Matanya terbuka perlahan, mengerjap dan menatap sekelilingnya. Nyawanya yang belum terkumpul sempurna pun kini membuat pemikiran otaknya lemot seketika. Benar-benar biadab kelakuannya jika baru saja terbangun dari mimpinya.“Heum, di mana aku?” tanyanya dengan suara serak akibat bangun tidur.Gadis itu mulai mencari-cari penerangan. Lampu tidurnya yang berada di nakas dinyalakannya. Dapat dilihatnya, memang benar dia berada di kamarnya sendiri saat ini. Benar-benar nampak jelas sekarang saat dia menatap jam di dinding.“Aku tertidur berapa lama?” tanyanya pada dirinya sendiri.Kejora menapakkan kakinya di lantai yang dingin dengan suhu yang dingin terdeteksi oleh hipodermis yang peka terhadap rangsangan. Dia sampai berjengit merasakan dinginnya yang lumayan dari suhu biasanya.Dengan sedikit melupakan soal Andromeda, Kejora pun turun k
Gadis itu menatap bingung dengan pandangan curiga Kania saat ini. Dia masih saja bersikeras tak melakukan hal-hal aneh, dan memang tak melakukan hal aneh sama sekali. Jelas-jelas dia dan Andromeda tak melakukan apa-apa selain makan dan tidur. Hanya tidur! Menutup mata.“Apa maksudnya kau mencurigai aku begitu? Aku tak tidur dengan sembarang pria,” cetus Kejora membela diri.Adam pun sudah memilih pergi meninggalkan Kania dan Kejora. Dia tak mau nantinya dia ikut terlibat dengan perdebatan akibat melihat tanda yang biasa dia tinggalkan kepada sahabat Kejora itu.“Kau tak perlu berbohong. Memangnya aku akan peduli jika kamu memiliki kissmark lebih banyak? Tentu tidak. Tapi, kali ini berbeda. Aku tak pernah menemukan kecerobohan dari sahabatku sebelumnya.”Kejora ikut meradang karenanya. “Ya Tuhan, sudah berapa kali aku bilang kalau aku tak melakukan apa-apa. Meski kami semalam memang berduaan!” pekiknya mera
Kali ini Kejora tak sibuk berdebat dengan Andromeda seperti yang lalu-lalu. Dia memilih bungkam dan tak mengucapkan sepatah kata pun. Melahap makanannya dengan santai dan mencoba untuk menenangkan jantungnya yang kian berdetak cepat.Andromeda kembali melarikan matanya pada Kejora yang masih diam dan makan dengan tenang. Di dalam netranya hanya penuh dengan bayangan gadis itu yang kini duduk di hadapannya. Dia memang melihat banyak orang memandang iri pada Kejora. Wanita dengan dua kewarganeraan yang dimilikinya itu mampu menggaet dua pria penting sekaligus.Begitu gosip yang dia dengan penjelasannya dari sekretarisnya yang selalu tahu hal apa pun untuknya.Kejora sudah berusaha menebalkan telinganya, mengabaikan gosip-gosip tentangnya dan kini ... dia sendiri memilih melahap makanannya cepat dan ... banyak. Pipinya menggembung seiring dengan mulutnya yang mengunyah makanannya. Dia sudah menganggap makanan itu adalah para pekerja yang hobinya bergo
Kejora harus menahan diri untuk tak mengeluarkan kekesalannya pada Andromeda. Dia memilih untuk bungkam dan menyaksikan senyum jumawa milik pria itu yang tak pernah luntur sedikit pun juga. Baginya, melihat wajah Andromeda sama saja mencari gara-gara pada kesehatan jantung dan mentalnya sendiri. Bagaimanapun juga, pria itu memang terlalu berbahaya baginya. “Kenapa kau pakai syal begitu?” tanya Andromeda dengan nada tak suka. Jelas dia tak suka, hasil karya indahnya pada Kejora bahkan tak bisa disaksikan oleh banyak orang. Benar-benar menyebalkan baginya. Memikirkan bagaimana gadis itu seolah-olah menolak keberadaannya. “Ah, ini? Hanya fashion saja, kenapa kau rajin sekali sih berada di rumahku dengan tiba-tiba begini? Tidak mungkin ....” Kejora menatap Andromeda dengan pandangan curiganya. “Apa?” “Kau sedari tadi sengaja menungguku pulang?” Kali ini Kejora memicingkan matanya, mencurigai Andromeda tentu saja. And
Kejora dibuat mematung begitu tangan Andromeda merebut mangkuknya. Dia ternganga dibuatnya, melihat apa yang dilakukan oleh Andromeda. Bagaimana pria itu sengaja menaruhnya di laci dinding yang tingginya hanya bisa dicapai oleh manusia bertubuh tinggi saja.“Ka--kau? Jangan taruh situ! Aku lapar, oh God!” pekik Kejora usai menyadari apa yang dilakukan Andromeda.Kejora buru-buru bangun, menghampiri Andromeda dan berusaha mencapai mangkuk berisi mie instan masakannya itu.Gadis itu berusaha mengangkat tangannya tinggi. Berusaha mencapai mangkuk yang sudah dijauhkan darinya sendiri.Gadis itu berbalik, menatap Andromeda tajam. Andromeda malah masih santai melipir dan membuka kulkas milik wanita itu. Mencari-cari bahan masakan yang dapat dibilang sehat barangkali, sayangnya hanya beberapa bahan makanan yang berasal dari sayur.Saat dirinya berbalik, matanya harus membulat penuh, menatap apa yang sedang ada di hadapannya. Kejo