Share

29.

Author: silent-arl
last update Last Updated: 2025-09-07 10:23:58

Kieran melayangkan pukulan yang bebebrapa kali membuat Fael goyah. Tapi pria itu tidak mundur, Fael tahu kalau ini salah satu cara Kieran melepas emosi. Dan mungkin hanya dia yang bisa mengimbangi kebuasan Keiran.

30 menit setelah sesi sparing yang brutal itu, Keiran dan Fael duduk di tepi ring, napas mereka masih terengah. Dada Keiran naik turun tak beraturan. Fael menuangkan air minum untuk mereka berdua.

"Kieran," kata Fael, suaranya tenang, namun pandangannya tajam menembus Keiran. "Aku tahu ada yang mengganggumu. Aku juga tahu kau itu protektif, bahkan posesif, terhadap hal-hal yang kau anggap penting." Fael berhenti sejenak, menatap Keiran lekat-lekat. "Tapi ingat, keposesifan bisa membuat sesak. Kau harus tahu batasnya. Kau tak ingin menghancurkan apa yang ingin kau lindungi."

Keiran tidak menjawab, hanya menyesap airnya. Kata-kata Fael menusuk, tepat sasaran. Ia tahu Fael benar. Tapi dia bisa apa, ia sebenarnya juga tidak ingin hal ini terjadi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Obsesi Yang Menyelamatkanku   59.

    Beberapa jam kemudian, Keiran kembali ke apartemennya untuk mengambil beberapa berkas penting sebelum kembali ke rumah sakit. Ia mendorong pitnu dan melihat Clara sedang menunggunya di ruang tamu. Wanita itu duduk anggun, dengan senyum manis yang dipaksakan."Keiran," sapa Clara, nadanya manja. "Aku mengkhawatirkanmu. Kudengar ada masalah besar."Keiran melirik sekilas dengan tatapan dingin. "Pergi," perintahnya.Clara tidak gentar. Ia bangkit, mendekati Keiran, memegang sebuah gelas kecil berisi cairan berwarna gelap. "Aku hanya ingin membantumu," katanya, matanya memancarkan kepura-puraan. "Kau pasti lelah. Minumlah ini. Ini bisa menenangkan syarafmu. Resep rahasia, sangat efektif."Ia mengulurkan gelas itu ke Keiran. Senyumnya memang terlihat manis , tapi matanya begitu licik.Keiran menatapnya semakin dalam. “Berani-beraninya kau masuk ke tempatku, Clara.” Pria itu, mendorong tubuh Clara dengan satu jarinya. Ia tahu Clara tidak pern

  • Obsesi Yang Menyelamatkanku   58.

    Setelah penantian yang melelahkan dan menguras emosi. Kondisi Bianca naik turun, kadang sangat stabil kadang juga mengkhawatirkan.Namun ketika mata Bianca perlahan terbuka. Kegelapan dan rasa pening masih menyelimuti, perlahan ia merasakan cahaya samar dan suara alat-alat medis.Bianca melihat sekeliling, bingung. Aroma antiseptik khas rumah sakit langsung memberikan tanda di mana ia berada. Ia mencoba menggerakkan lengannya, tapi terasa kaku dan nyeri.“Bianca.” Suara serak Keiran terdengar begitu menenangkannya.Kieran menekan tombol memanggil dokter dan perawat dengan cepat.Saat pandangan Bianca mulai fokus, ia melihat sosok yang familiar duduk di samping ranjangnya. Pria itu terlihat lelah, dengan bayangan gelap di bawah matanya, rambutnya sedikit berantakan. Tetapi, tatapannya lekat padanya, dipenuhi kelegaan dan sesuatu yang jelas sulit Bianca jelaskan.Bianca menatapnya, dan untuk pertama kalinya, ia begitu lega. Sosok K

  • Obsesi Yang Menyelamatkanku   57.

    Sementara itu di markas. Semua jaringan Keiran bergerak cepat melacak Robi.Namun, pria itu pintar menghindari. Informasi terakhir yang didapat Fael adalah Robi berhasil melarikan diri ke luar negeri.Fael menatap ponselnya dengan ragu, lalu menekan nomor Kieran.Tak butuh lama sampai Kieran mengangkatnya “Berikan laporan, Fael.”"Dia sudah di luar perbatasan, Keiran," lapor Fael, suaranya tegas langsung kesumbernya. "Melarikan diri menggunakan jalur ilegal."Keiran menggeram, kepalanya menoleh ke arah jendela. Robi telah lolos, untuk saat ini.“Lanjutkan.”"Ada sesuatu yang aneh, Keiran," lanjut Fael, nadanya ragu. "Saat melacak jejaknya, kami menemukan sesuatu. Robi tidak hanya melarikan diri dengan membawa aset-asetnya, tapi juga... dia membawa serta identitas Bianca."Mata Keiran melebar. "Identitas Bianca? Maksudmu apa?""Kami menemukan salinan data pribadi Bianca," jelas Fael. "Kartu identitas, paspor, bahkan

  • Obsesi Yang Menyelamatkanku   56.

    Sebuah pesan kembali masuk ke dalam ponsel Kieran. Pria itu segera membukanya. Matanya membulat ketika melihat foto Bianca yang babak belur, darah Keiran mendidih. Ia sudah tidak bisa berpikir jernih, Kieran sudah mencapai batasnya. Ini semua terlalu berlebihan untuk Kieran. Ia seperti singa yang terluka, mengaum dalam frustrasi. Informasi tentang lokasi terakhir Bianca diculik yang kosong sudah cukup membuatnya gila, kini foto ini adalah pemicu terakhir.Di tengah kegilaannya, Fael baru menyusulnya, wajahnya menunjukkan tanda-tanda kelelahan namun matanya tajam. "Keiran," panggil Fael, mencoba menenangkan pria itu. "Kami punya sesuatu. Ada aktivitas mencurigakan di sebuah gudang tua di daerah ujung kota pagi ini. Sinyal ponsel Robi sempat terdeteksi di sana, sebelum menghilang lagi." Fael menunjukkan koordinat pada tabletnya. "Ini bisa jadi tempat di mana Bianca disekap."Mata Keiran menyala. Ada harapan, meskipun kecil. Ia menatap Fael, napasnya terengah. "Kalau begi

  • Obsesi Yang Menyelamatkanku   55.

    Keiran mondar-mandir di markas yang biasanya tenang kini begitu tegang hanya karena sebuah video, tim Keiran bekerja sangat keras. Lokasi tempat video itu dikirim akhirnya terlacak, namun Robi sudah bergerak. Setiap detik terasa seperti siksaan bagi Keiran. Ia melihat video itu berulang kali, setiap rintihan Bianca menusuk jiwanya. Keiran tidak tidur, tidak makan. Wajahnya dipenuhi bayangan gelap, matanya merah karena kurang istirahat. Ini sudah hampir 24 jam setelah hilangnya Bianca. “Kalian lihat semua detail kecil dari video itu.” Ia memberikan perintah sambil berkacak pinggang. Keiran menatap layar yang terpampang di hadapannya lalu ke Fael dan beberapa anak buahnya yang bersiap “Aku tidak mau tahu, Robi harus segera ditemukan. Entah itu dengan cara legal atau ilegal.” Ia maju lalu melipat kedua tangannya di depan dada. “Kita sudah kalah satu langkah, jangan sampai meleset lagi.” “Baik, boss.” Jawab anak buahnya serentak. Obsesinya pada Bianca telah mencapai puncaknya, beruba

  • Obsesi Yang Menyelamatkanku   54.

    Di sisi lain, ada seorang gadis tak sadarkan diri di atas kursi yang terasa begitu dingin. Namun, sedetik kemudian Bianca tersentak, kesadarannya kembali.Kepalanya terasa pening, dan ia merasakan ikatan di tangan, kaki, dan mulutnya. Matanya perlahan terbuka, namun hanya kegelapan yang menyambutnya. Ia mencoba mencari cahaya, tidak ada sedikit pun celah, nihil.Hidungnya mengendus, tercium aroma yang pengap, dingin, dan menusuk, Bianca benar-benar tak suka hal itu.Rasa panik mulai merayapi dirinya, namun ia berusaha keras untuk mengendalikan diri, mengingat tekadnya untuk tidak menyerah.Tak lama kemudian, sebuah cahaya mulai ia dapatkan, menerangi sebagian kecil ruangan. Cahaya itu berasal dari sebuah senter yang dipegang oleh seseorang. Ketika senter itu bergoyang, Bianca langsung mengenali siapa yang menyorot wajahnya. Dan orang itu adalah Robi. Wajahnya menyeringai dalam kegelapan, matanya berkilat jahat."Sudah bangun, Nona Desainer?" sapa R

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status