Beranda / Romansa / Obsessed with You / Bab 145. Pisah

Share

Bab 145. Pisah

Penulis: Nafish Grey
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-18 23:44:24

Ivy berdiri di sisi jalan, tak jauh dari pintu masuk hotel tempat Daniel menginap. Lampu-lampu dari lobi menyinari sebagian wajahnya, memperlihatkan ketegangan. Tangannya gemetar ringan saat menggenggam ponsel, lalu menekan nama yang tersimpan di layar.

Suara dering memenuhi telinganya saat ia melangkah menjauh dari pintu hotel, mencari tempat yang lebih nyaman. Ia berhenti di balik tiang reklame, menunduk.

"Hallo, Nic!"

"Ivy! Kau di mana?" tanya Nicolas cemas.

"Perjalanan, kau di mana Nic?"

"Masih di restoran. Aku jemput ya?"

"Tidak! Tunggu sebentar, aku segera ke sana." Tak ada penjelasan panjang. Nada bicaranya singkat dan tergesa.

Selesai menelepon, Ivy menyelipkan ponsel ke dalam tas, matanya melirik ke arah hotel satu kali lagi. Lalu, tanpa menoleh, ia berjalan cepat menembus keramaian lalu lintas, membawa serta keputusan yang mungkin tak bisa ia tarik kembali.

Nicolas tampak cemas, sesekali menatap ke luar restoran.

"Kenapa kau tak jemput lagi?" Mr. Jacob memarahinya.

"Ivy sen
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Obsessed with You   Bab 146. Terulang

    Namun baru beberapa langkah keluar dari restoran, tangannya tiba-tiba ditarik, tubuhnya dipeluk dan matanya ditutup. Semua terjadi begitu cepat. Dalam sekejap saja Ivy sudah dilemparkan ke dalam mobil.Ia memberontak, berteriak, tapi di dalam mobil, seseorang melakban mulutnya. Mobil segera melaju pergi dengan kecepatan penuh.Tiga jam kemudian Ivy tersadar dalam kondisi terikat di tempat tidur. Matanya mengedip lamat-lamat, menyadari ruangan yang tak asing.Plafon kayu, dinding, juga lemari. Ivy membelalak tak percaya menyadari ranjang yang ia tempati saat ini sama persis dengan rumah Mr. Jacob di desa.Pintu terbuka, Nicolas masuk dengan nampan makanan di tangannya. "Kau ingin memakiku? Lakukanlah.""Kenapa kau lakukan ini?" Lagi, pria ini menculiknya. Tak ada yang bisa Ivy benar-benar percayai di dunia. Baru saja keluar dari kandang singa, sekarang dia malah masuk ke mulut buaya."Kenapa? Aku berani mempertaruhkan hidupku dengan Daniel demi mendapatkanmu. Aku tak akan membiarkan se

  • Obsessed with You   Bab 145. Pisah

    Ivy berdiri di sisi jalan, tak jauh dari pintu masuk hotel tempat Daniel menginap. Lampu-lampu dari lobi menyinari sebagian wajahnya, memperlihatkan ketegangan. Tangannya gemetar ringan saat menggenggam ponsel, lalu menekan nama yang tersimpan di layar.Suara dering memenuhi telinganya saat ia melangkah menjauh dari pintu hotel, mencari tempat yang lebih nyaman. Ia berhenti di balik tiang reklame, menunduk. "Hallo, Nic!""Ivy! Kau di mana?" tanya Nicolas cemas."Perjalanan, kau di mana Nic?""Masih di restoran. Aku jemput ya?""Tidak! Tunggu sebentar, aku segera ke sana." Tak ada penjelasan panjang. Nada bicaranya singkat dan tergesa.Selesai menelepon, Ivy menyelipkan ponsel ke dalam tas, matanya melirik ke arah hotel satu kali lagi. Lalu, tanpa menoleh, ia berjalan cepat menembus keramaian lalu lintas, membawa serta keputusan yang mungkin tak bisa ia tarik kembali.Nicolas tampak cemas, sesekali menatap ke luar restoran."Kenapa kau tak jemput lagi?" Mr. Jacob memarahinya."Ivy sen

  • Obsessed with You   Bab 144. Menyadari

    Nicolas sudah menelepon puluhan kali. Tak ada jawaban dari Ivy sama sekali."Ke mana Ivy pergi?" tanya Mr. Jacob cemas. "Kenapa kau tak menjemputnya saja? Dia pasti tersesat. Ivy belum mengenal lingkungan di kota ini." "Aku sedang mencoba menghubunginya." Nicolas akhirnya menyerah. "Kita pulang saja.""Tunggu sebentar lagi, siapa tahu dia sudah mau sampai." Mr. Jacob bersikeras.Nicolas mengetuk meja dengan jantung berdebar keras. Perasaannya tidak enak. Apa terjadi sesuatu dengan Ivy?Di lain tempat, Ivy sedang menggendong putranya penuh kerinduan. Air matanya merebak setiap kali ia menanamkan kecupan di kening dan pipi si kecil Dean."Kau merindukan mama tidak? Maaf ya, mama pergi ga bilang-bilang."Dean bergumam tak jelas, tangan mungilnya memegang pipi Ivy, lalu tersenyum menggemaskan."Dean menangis tiap malam Nyonya," ucap Jenna. Pelayan itu mengangsurkan susu formula ke tangan Ivy. Ivy merasa bersalah, ia menerima botol susu dan menyuapi Dean. "Terima kasih Jenna, kau mengur

  • Obsessed with You   Bab 143. Bertemu

    "Permisi, Mam! Saya menawarkan pamflet produk kami." Si pria melambaikan tangan di depan wajah Ivy, membuat wanita itu terkesiap terkejut, menyadari bahwa dia baru saja menyebut pria ini Daniel."So-sorry, aku tak tertarik." Ivy cepat-cepat berbalik dan masuk ke dalam rumahnya. Ia memegang dadanya yang berdenyut menyakitkan.Daniel di sana, Daniel di situ. Semua tentang Daniel. Di otaknya hanya ada Daniel. Ivy merasa akan gila mencintai seseorang sebesar ini."Lupakan! Lupakan! Please, aku harus melupakannya." Air matanya jatuh deras. Ring! Ring!Tiba-tiba teleponnya berdering nyaring. Ivy segera menerimanya. "Hallo.""Iv, kenapa? Suaramu berubah, kau sakit?" tanya Nicolas cemas."Ti-tidak, hanya kehausan saja, tadi baru nyiram tanaman.""Oh, mandilah, Ayah mengajak kita makan malam di mall. Biar kujemput satu jam lagi.""Tidak usah, aku pergi sendiri saja. Tunggu aku di sana.""Kau yakin?""Ya, aku mandi dulu.""Ok. Bye. Love you.""Bye." Ivy menutup telepon tanpa menbalas kalimat c

  • Obsessed with You   Bab 142. Bayangannya

    Ivy kira, lari dari Daniel membuatnya terbebas dari belenggu yang mengungkung kebebasannya. Nyatanya tidak! Tidak! Ivy ... merasa hampa.Cinta memang sesuatu yang ajaib yang membuat orang bisa bertahan di dalam kesulitan. Bersama Nicolas dia mendapat kebebasan, semua yang dia butuhkan, kecuali cinta di hatinya.Ivy tak mengerti dengan hatinya sendiri. Ada yang hilang, yang membuatnya tak bisa fokus melakukan apa pun. Dia juga merindukan Dean. Ternyata sebuah kebebasan tak semanis yang ia kira."Iv, kau dengar apa yang kubilang?" tanya Nicolas sewaktu mereka sedang makan di luar, tepatnya di sebuah taman kota."Hah?! Apa?""Kubilang bagaimana kalau habis ini kita ke pantai?""Oh, boleh." Ivy mengangguk tak bersemangat."Iv, kau tak suka?" Nicolas mendesah sedih."Bukan. Sorry, aku tak fokus tadi.""Kau lelah? Mau pulang saja?" Nicolas tampak khawatir.Ivy nenggeleng kuat. "Tak apa, aku baik-baik saja. Hanya perlu—" Kalimatnya terhenti sewaktu dia melihat sesosok pria di kejauhan. Pria

  • Obsessed with You   Bab 141. Pergi

    Ivy turun dari mobil, meminta sang sopir untuk pulang tanpa menunggu. Setelah memastikan pria itu pergi, Ivy baru berjalan ke arah taxi yang terparkir di depan pusat perbelanjaan."Pak, ke stasiun kereta."Taxinya segera melaju menuju stasiun.Senja mulai jatuh di atas atap stasiun yang tua dan berdebu, mengecat langit dengan warna tembaga yang perlahan menggelap. Di antara deretan bangku besi yang dingin, Nicolas berdiri, tangannya terkepal di saku jaket kulitnya yang lusuh oleh perjalanan.Suara kereta datang dan pergi, disertai hiruk pikuk penumpang yang berlalu-lalang, tapi tak satu pun yang pria itu perhatikan. Tatapannya terpaku pada pintu masuk peron, mengamati setiap langkah, mencari-cari sosok tertentu.Waktu terasa lambat, menusuk sarafnya seperti jarum tak kasatmata. Sepotong tiket lusuh tergenggam erat di tangan Nicolas, tampak lecek karena keringat pria itu.Setiap detik membuat dadanya terasa sesak. Ia tahu taruhannya tinggi, lebih dari sekadar pelarian. Ini tentang hara

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status