Home / Romansa / Oh My Husband / Bukan Perempuan Matre

Share

Bukan Perempuan Matre

Author: Indri Antika
last update Huling Na-update: 2021-01-22 20:31:19

Sepi dan sunyi kini menghiasi ruang tengah di rumah mewah milik Devan, hanya suara televisi menyala yang terdengar menemani malam yang kian larut. Berkali-kali Keysia menguap namun gadis itu tak kunjung mengistirahtkan tubuhnya. Entah sudah keberapa kali mata Keysia melirik kearah jam dinding yang terletak diatas televisi, waktu sudah menunjukkan pukul 01.11 tetapi Devan tak kunjung pulang juga.

Keysia akhirnya memutuskan untuk mematikan televisinya dan gadis itu segera berlalu menuju ke kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Sesampainya dikamar, Key langsung merebahkan tubuhnya kemudian menarik selimut sebatas dada, dan tidak butuh waktu lama, Key pun terlelap menuju kealam mimpinya.

 *********

Keesokan harinya, Key mengerjabkan matanya tatkala silaunya sinar matahari dengan nakal menerobos masuk kedalam kamarnya melalui celah gorden yang sedikit terbuka bersamaan dengan suara burung yang mengiringi sang mentari.

Pagi yang indah, lebih indah lagi jika hal pertama yang dilihat adalah sesuatu yang juga Indah. Seperti sekarang ini, Keysia membuka mata dan hal pertama yang ia lihat adalah sosok suaminya yang masih terlelap disebelahnya dengan posisi menghadap kearahnya yang juga menghadap kearah sang suami.

Sejenak Key memandang wajah tampan Devan, ia seperti enggan untuk meninggalkan tempat tidurnya. Jangankan meninggalkan tempat tidur, merubah posisi saja Keysia sangat enggan.

“Jadi seperti ini rasanya, ketika membuka mata dan hal yang pertama dilihat adalah sosok yang hmm,” Key tidak melanjutkan ucapannya. Ia kemudian beranjak dari tempat tidurnya dan segera berlalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Selang beberapa menit, Key keluar dari dalam kamar mandi dengan pakaian yang sudah lengkap serta sebuah handuk yang bertengger dikepalanya guna melilit rambutnya yang masih basah.

Key berlalu untuk membuka korden dan membiarkan sinar matahari menerobos masuk kedalam kamarnya sehingga membuat Devan yang masih terlelap damai itu seketika membuka matanya.

“Eh, maaf Mas jadi ngebangunin,” Ujar Key saat membalikkan badannya dan mendapati suaminya yang terbangun karena ulahnya.

Devan mendudukkan dirinya bersandar dikepala ranjang.

“Mau aku siapain air buat mandi sekarang?” Tanya Keysia.

“Hm,” Devan berdehem kecil menanggapi perkataan Key.

Lantas, Keysia pun kembali berlalu menuju ke kamar mandi untuk menyiapkan air mandi Devan sekaligus melepaskan handuk yang ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya. Tak berselang lama Key pun kembali keluar dengan rambut yang masih berantakan. Dilihatnya Devan sedang memainkan ponselnya. “Airnya sudah siap,” Ujarnya.

Devan menyimpan gawai yang dimainkannya ditempat yang semula. Lantas, ia beranjak dari tempat dudunya dan berlalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Sedangkan Keysia, ia kemudian merapikan rambutnya setelahnya ia menyiapkan setelan kantor yang akan dikenkan suaminya untuk kerja kemudian turun ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Suasana rumah mewah itu begitu sepi karena memang tidak ada penghuni lain selain Keysia dan Devan tentunya. Tidak ada Art karena Devan memang jarang tinggal dirumah. Namun, sesekali ada orang yang datang untuk membersihkan rumahnya.

*********

Setengah jam kemudian, Key sudah selesai dengan urusan dapurnya. Gadis itu kini menatap sandwich yang baru selesai dibuatnya itu diatas meja kemudian melepaskan apron yang dikenakannya.

Hendak dirinya kembali menuju ke kamarnya untuk memanggil Devan sarapan. Namun, laki-laki itu terlebih dahulu tiba dihadapannya.

“Sarapan dulu, Mas,” Ujar Keysia.

Devan tak menjawab, ia langsung menarik kursi dan mendudukkan dirinya. Dipandanginya Keysia yang kini sedang menyiapkan sarapan untuknya. Ah, Devan sungguh merasa di perhatikan dan diurus sekarang.

“Selamat makan,” Ujar Key. Gadis itu terlebih dahulu menikmati sandwich miliknya disusul dengan Devan tentunya.

“Siang nanti apa Mas Devan pulang?” Tanya Key memecah keheningan di meja makan.

“Kenapa?” Bukannya menjawab, Devan justru balik bertanya dengan tatapan mata yang sudah mengarah kearah Keysia.

“Biar nanti aku siapkan makan siang untuk Mas Devan,” Balas Key. Tangannya tergerak untuk mengambil gelas yang berisi susu kemudian meneguknya sedikit.

“Tidak perlu, aku akan makan di luar nanti,” Tolaknya. Tangannya tergerak untuk mengambil tisu guna membersihkan mulutnya tanda ia sudah mengakhiri acara sarapannya.

“Mungkin aku akan pulang larut malam, tidak perlu menunggu!” Ujarnya seraya beranjak dari duduknya. Tangannya tergerak untuk meraih tas kerja yang ia simpan disebelahnya kemudian segera berlalu dari meja makan disusul oleh Keysia yang mengikuti dari belakang.

Keduanya kini telah sampai di depan. “Mas Devan!”

Suara Keysia yang mengintrupsi namanya itu membuat Devan yang hendak melangkah menuju mobilnya mengurungkan niatnya. “Kenapa?” Kelakarnya. Dahinya berkerut dalam.

Keysia mendekat dan mengulurkan tangannya membuat kerutan di dahi Devan semakin tercetak dalam. Sejenak laki-laki itu membisu hingga akhirnya tangannya tergerak untuk mengambil dompet dari dalam saku jasnya dan mengambil salah satu kartu berwarna hitam dari sana.

“Aku bukan meminta itu, Mas!” Seloroh Key dengan cepat membuat Devan yang hendak memberikan kartu itu kepada Key seketika mengurungkan niatnya.

“Lantas apa?” Tanya Devan dingin.

“Aku bukanlah gadis matre!” Tegasnya. Keysia kemudian meraih tangan kanan Devan dan kemudian menciumnya membuat Devan terenyuh akan kelakuan Keysia yang diluar dugannya.

“Hati-hati dijalan, Mas!” Tuturnya kemudian seraya menjauhkan tangannya dari tangan Devan.

Devan masih terpaku, laki-laki itu menatap Keysia tidak percaya. “Ehem,” Lantas dirinya berdehem untuk mentralkan ekspresinya dan Key hanya tersenyum menanggapinya.

“Ya sudah, aku berangkat dulu,” Ujarnya seraya menyimpan kembali dompet juga black card miliknya kedalam saku jas yang dikenakannya.

Keysia mengangguk menanggapinya, Lantas Devan masuk kedalam mobilnya dan melajukan meninggalkan halaman rumahnya.

Selepas kepergian Devan, Keysia menghembuskan nafas bosan. Kini tinggal dirinya sendiri dirumah yang sebesar ini. Bingung hendak melakukan apa, lantas dirinya memutar tubuhnya dan berlalu masuk kedalam rumahnya dan mendaratkan tubuhnya diatas sofa. Punggungnya ia lemaskan disandaran sofa dengan matanya yang menatap kosong plafon rumahnya.

Tanpa terasa, setitik air mata merembes melewati pelupuk mata indahnya. “Ini bukan yang aku harapkan,” Hidup seatap dengan orang yang berstatuskan suaminya namun rasa cinta dan sayangnya bukan untuknya, tentu saja itu begitu terasa sesak bagi Keysia.

********

“Lo yakin kalau dia bukan gadis yang matre?” Kelakar Argan. Laki-laki itu terlihat sedang mendudukkan dirinya di kursi kebesaran milik Devan. Perhatian yang semula difokuskan dengan laptop yang ada dihadapannya kini beralih menatap kearah Devan yang sedang mendudukkan dirinya disofa dengan salah satu tangannya bertumpu di lengan sofa dan jari telunjuknya yang disimpan dibibirnya.

“Barangkali itu hanyalah sebuah permulaan untuk mencari muka saja,” Imbuhnya.

Argan adalah sahabat Devan yang merangkap sebagai asisten pribadi Devan, itu kenapa laki-laki itu bisa bersikap lancang.

Devan beranjak dari tempat duduknya, ia lantas menggidikkan bahunya. “Lihat aja nanti!” Ujarnya.

Ditengah-tengah percakapan Devan dan Argan, pintu ruang kerja Devan tiba-tiba terbuka dan menampilkan sosok gadis berparas cantik yang kini sedang berjalan dengan melengkak-lengkokkan tubuhnya layaknya seorang model yang sedang berajang kopetensi.

“Dev,” Seru gadis itu.

“Hufttt, gue keluar dulu males kalau harus jadi baygon,” Argan berkelakar. Laki-laki yang memiliki paras tak kalah tampan dengan Devan itu lantas beranjak dari tempat duduknya kemudian berlalu meninggalkan ruang kerja sabahat sekaligus atasannya.

“Jones sih elu,” Ledek Devan sebelum Argan benar-benar menghilang dibalik pintu ruang kerjanya.

“Tumben kamu kesini, sayang?” Ujar Devan. Tangannya terulur untuk menarik tangan seputih salju milik Anna agar mendekat kearahnya yang berdiri tidak jauh dari meja kerjanya.

“Aku merasa bosan, ingin jalan-jalan,” Ujarnya manja. Tangannya bergerak nakal memkainkan pangkal dasi yang bertengger dikerah kemeja yang dikenakan Devan.

“Mau jalan-jalan kemana, hm?” Tangan kekar Devan tergerak untuk mengusap surai pirang bergelombang milik Anna dengan penuh sayang.

“Kemana saja asal sama kamu.”

“Ya udah ayo!” Tangan Devan tergerak untuk meraih kunco mobil yang ia letakkan diatas meja kemudian merangkul mesra pinggul Anna dan segera berlalu keluar dengan kekasihnya itu.

*

*

*

Terimaksih buat yang sudah mampir, jangan lupa tinggalkan jejaknya :)

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fadhilah
Dih ih Devan kok gitu sih jadi cowo gak gentle banget udh punya pacar masih aja nikahin anak org,,
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Oh My Husband   Kejutan = Pengumuman Penikahan

    Devan menghentikan mobilnya tepat didepan restaurant milik istrinya. Buru-buru Devan tutun dari mobilnya dan berjalan masuk kedalam restaurant yang belum terllau ramai pengunjung itu.“Selamat pagi, Tuan,” sapa para pelayan ketika mendapati Devan. Para pelayan yang bekerja bersama dengan Keysia memang sudah tahu kalau majikannya itu adalah istri dari seorang Devano Ristran Aderland, pengusaha muda paling sukses di negara yang ditinggalinya.“Pagi,” balas Devan. Laki-laki itu membalas senyuman para karyawan membuat Nana yang kebetulan melihatnya dibuat terheran-heran.“Tumben banget,” gumam Nana seraya melangkahkan kakinya menghamiri suami dari sahabatnya.“Tuan Dev,” panggil Nana.Mendengar namanya dipanggil, sontak Devan menghentikan langkahnya dan menatap Nana. “Dimana Keysia?” tanyanya.“Diruang kerjanya,” mendengar jawaban dari Nana, Devan kemudian langsung bergegas

  • Oh My Husband   Putus Dengan Anna

    “Kau yakin sudah merasa lebih baik sekarang?” tanya Keysia seraya memasnagkan dasi pada kerah kemeja yang dikenakan oleh suaminya.“Iya, ada pekerjaan penting yang harus aku selesaikan sekarang,” ujarnya.“Baiklah, oh iya siang nanti mau aku antar makan siang ke kantor?” Keysia kini tengah selesai memasangkan dasinya. Tangan gadis itu terulur untuk mengambil jas kerja milik Devan yang tidak jauh dari tempatnya berdiri dan membantu suaminya untuk mengenakan pakaiannya.“Boleh,” Devan tersenyum menanggapi perkataan istrinya.“Baiklah, aku akan memasakkan makanan enak untukmu,” Keysia tersenyum senang. Hari ini, adalah hari pertama ia akan menuju ke tempat suaminya itu bekerja, tentu saja ia tidak boleh membuat kecewa.Keysia meraih tas kerja milik Devan, perempuan itu membantu suaminya untuk membawa tas kerjanya serta mengantarkan sampai ke pintu depan.“Aku berangkat dulu,&rdqu

  • Oh My Husband   Devan Demam

    Pagi telah tiba dengan sinar mentari yang menyambutnya ceria. Seperti biasa, Keysia terlebih dahulu terbangun dari suaminya. Gadis itu beranjak dari tempat tidurnya dan membuka korden kamarnya membiarkan sinar matahari menerangi kamarnya.Keysia merenggangkan tubuhnya saat matanya mendapati pemandangan pagi dari kamarnya. Setelahnya, Keysia menuju Devan untuk membangunkan suaminya itu.Keysia menyentuh pipi Devan sontak membuat Keysia membelalakkan matanya. “Astaga, Dev bangun,” seru Keysia saat merasakan tubuh Devan yang sangat panas.“Dev!” Keysia menepuk perlahan pipi Devan sampai pada akhirnya laki-laki itu mulai mengerjabkan matanya hingga terbuka.“Minum dulu,” Keysia memberikan air putih yang baru saja diambilnya dari nakas dan membantu suaminya itu untuk minum.“Kamu demam, kita ke rumah sakit ya,” ujar Keysia namun Devan menggelengkan kepalanya.“Tapi suhu badan kamu panas

  • Oh My Husband   Mogok

    Hujan terdengar begitu lebat diseratai dengan angin hingga menggerakkan korden kamar Keysia yang masih terbuka sepenuhnya. “Apa disana juga hujan selebat ini?” pikir Keysia. Lantaran ia segera turun dari tempat duduknya dan segera menutup pintu kaca penghubung antara kamar dan balkon kamarnya.Sejenak, Keysia menatap keluar, memperhatikan dengan seksama air hujan yang jatuh membasahi tanah. “Semoga Devan baik-baik saja,” gumam Keysia sebelum akhirnya ia menutup pintu juga tirai kamarnya.Keysia kembali mendudukkan dirinya diatas ranjang, tangannya tergerak untuk meraih ponselnya yang diletakkan diatas kasur, waktu kini sudah menunjukkan pukul 23.53 WIB. “Seharusnya Devan sudah hampir sampai,” gumam Keysia.***********“Hujannya lebat sekali,” umpat Devan kesal karena percikan air hujan membuat ia tidak bisa melihat dengan jelas jalanan depan sehingga membuat ia harus mengurangi kecepa

  • Oh My Husband   Nana = Jangan Berharap

    Keysia mendaratkan tubuhnya pada kursi kebesarannya. Pikirannya kini terlempar pada Reyhan yang melamarnya tapi ternyata dirinya telah mempunyai seorang kekasih.“Bagaimana mungkin dia bisa melamar perempuan lain untuk menjadi istrinya kalau dia sendiri mempunyai seorang kekasih?” gumam Keysia.“Itulah manusia, yang terlihat baik belum tentu benar-benar baik. Kenapa para pria itu sangat suka meyakiti hati para wanita? Apakah mereka tidak memikirkan ibunya?” tambahnya.Drtttt…..drttttt….drttttt…..Suara getaran yang berasal dari ponsel Keysia kini membuat gadis itu lantaran mengalihkan atensinya pada benda pipih yang kini tergeletak diatas mej. Nama Devan kini memenuhi laray ponselnya membuat Keysia sontak mengulas senyum manisnya, “Dev, akhirnya dia menghubungi juga,” ujar Keysia seraya mengambil ponselnya dan segera menerima panggilan dari suaminya.“Hallo,” ujar Devan disebrang

  • Oh My Husband   Menjadi Sepasang Teman

    Siang harinya, benar apa yang dikatakan oleh Nana. Reyhan berserta staf kantornya kini tiba diresto dan café milik Keysia yang sekarang akrab dengan nama panggilan Key Resto and Café. Para pelayan kini nampak disibukkan untuk mengantarkan makanan yang telah dipesan oleh para pelanggan sebelumnya.Suasana kini nampak begitu canggung pada salah satu meja yang dimana meja tersebut nampak sedang diduduki oleh Keysia, Reyhan dan juga Nana.“Kalian kenapa diam-diam saja? Ayo makan makanannya nanti keburu dingin,” Nana yang sudah tidak tahan dengan atmosfer dingin yang menyelimuti tepat duduknya lantaran membuka suara.“Iya,” ujar Keysia yang lantas menikmati makan siang miliknya, pun dengan Reyhan. Ketiganya kini sama-sama menikmati makanan yang ada dihadapannya tanpa mengucapkan sepatah kata hingga pada kahirnya Reyhan memutuskan untuk membuka suara.“Menunya oke juga,” ujarnya.“Tentu saj

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status