Share

98

Di saat harapan sudah mulai sirna dan keinginan untuk menghadapi kenyataan hidup begitu menyakitkan. Terkadang manusia yang memiliki pikiran pendek memilih untuk menyerahkan segalanya. Walau mengetahui bahwa apa yang dilakukannya adalah salah.

Vio sangat panik mendengar kata-kata Vanessa sebelum sahabatnya yang sudah seperti saudara baginya sebelum mengakhiri komunikasi mereka. Berkali-kali dia menelpon ponsel Vanessa, tapi sudah tidak aktif. Rasa cemas dan ketakutan melandanya. Dia khawatir Vanessa benar-benar memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

“Aku harus segera ke rumah Vanessa,” ucapnya.

Dia segera ke rumah Vanessa. Mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.

“Semoga aku ga terlambat.”

Jalanan Ibu Kota begitu padat. Dia sangat kesal harus selalu berjibaku dengan kemacetan yang seakan tidak pernah berakhir.

“Aduuh malah macet sih nih. Ayo dong yang di depan cepetan.” Vio membunyikan klakson mobilnya berkali-kali.

Namun, Vio masih berusaha untuk menelpon Vanes
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status